Senin, 03 Desember 2012

Teori Spasial Pengembangan Wilayah


Teori Kutub Pertumbuhan (Francois Perroux, 1995)

Menurut Perroux, pertumbuhan tidaklah terjadi secara bersamaan setiap waktu, tetapi dimulai pada beberapa titik atau kutub tertentu, dengan tingkat intensitas yang berbeda dan selanjutnya menyebar ke berbagai arah.
Teori ini dikenal dengan “pole de croissance atau growth pole”,yang menyatakan bahwa:
  1. Pertumbuhan/ pembangunan tidak terjadi di segala tempat pada ruang {space}
  2. Lebih dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi sehingga bersifat non spasial


Kutub pertumbuhan adalah suatu kelompok yang mempunyai kemampuan untuk mengiduksikan pertumbuhan pada kelompok lain.

Suatu perusahaan yang dinamis menghasilkan pengaruh induksi terhadap perusahaan lain dalam suatu lingkup tertentu untuk jangka waktu tertentu. Pengaruh induksi itu terdiri dari dimension effect dan an inovation efect.

Penggerak utama perkembangan ekonomi adalah kemajuan teknologi dan inovasi yang cenderung terdapat pada perusahaan tertentu yang dinamakan industri  pendorong. Apabila sebuah industri pendorong atau kompleks industri pendorong terbangun pada sebuah lokasi, maka industri tersebut akan berkembang dengan pesat dan unit-unit ekonomi lainnya cenderung untuk mengambil lokasi yang berdekatan karena faktor pengaruh aglomerasi ekonomi yang terdiri dari berbagai bentuk, yaitu: keuntungan intern perusahaan, keuntungan ekstern bagi perusahaan tapi intern bagi industri, dan keuntungan ekstern bagi industri tapi intern bagi kegiatan perkotaan. Untuk menerapkan teori kutub perumbuhan ini, yang perlu diketahui adalah:
  1. Jenis sumber daya alam dan wilayah yang hendak dikembangkan, agar disesuaikan jenis industrinya.
  2. Jenis keahlian sumber daya manusia, agar dapat disesuaikan dengan program training dari sumber daya manusia itu.
  3. Kondisi jaringan transportasi dari wilayah yang ditinjau untuk dapat menetapkan lokasi industri atau pusat pelayanan dengan cermat.


Teori kutub pertumbuhan menjelaskan interaksi antara kutub-kutub pertumbuhan  dengan wilayah pengaruhnya. Beberapa aspek interaksi tersebut, antara lain :
  1. Interaksi menimbulkan ketidakseimbangan struktural di wilayah tsb.
  2. Industri-industri pendorong {propulsive industry } dan industri-industri kecil{key industry} berlokasi di kutub pertumbuhan yang letaknya  terpencar di wilayah pengaruh.
  3. Tempat sentral  dan kutub pertumbuhan biasanya merupakan pusat industri konsentrasi penduduk yang substansial.

Teori Inti Dan Pinggiran {Friedman ;1964}

Dalam suatu wilayah terdapat perbedaan yang prinsip diantara daerah inti {center} dengan daerah pinggiran {peri-phery} disekitarnya yang disebut daerah belakang,hinterland {pedalaman}
Hubungan antara daerah inti dengan daerah pinggiran mempunyai karakter yang spesifik karena adanya pengaruh-pengaruh kuat dari daerah pusat terhadap daerah pinggirannya yaitu: pengaruh dominasi, informasi, psikologis, mata rantai, produksi.



Regional Cluster
Integrasi Fungsional Spasial
Konsep sistem: Sistem yg terintegrasi dari berbagai pusat pelayanan {growth center} dari berbagai tingkatan serta mpy fungsi karakteristik yg berperan penting dlm memfasilitasi pengembangan wilayah yg lebih merata.

Integrasi Teritorial
Pemusatan hubungan antara desa kota secara hierarkis akan memperlemah dan mematikan usaha-usaha kecil dan jaringan perdagangan serta jaringan organisasi pekerja yang dibentuk di kota kecil dan pedesaan.

Sumber : Publish By Dokter Kota

0 comments: