Neuroplanologi - Bahagia Untuk Menjadi Kuat

Kota Bahagia adalah Kota yang mampu memberikan kebahagiaan bagi warganya. Saya ingin memulainya dari defenisi yang sederhana tentang Kota Bahagia, sesederhana yang saya pikirkan tentang jalan kebahagiaan.

Urbanisasi dan Masyarakat Kota

Urbanisasi muncul karena ada kebutuhan, begitupun dengan kota sebagai sebuah peradaban. Kota lahir karena kebutuhan, bukan secara alamiah, melainkan dibentuk dengan sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Neuroplanologi - Jalan Menuju Kota Bahagia / Happy City

Mungkin sudah saatnya sebuah pendekatan baru lahir, dengan memadukan disiplin Planologi dan Neurosains untuk mewujudkan sebuah kota yang bahagia. Dengan kajian yang lebih fokus membahas sebuah perencanaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap saraf otak dan membuat manusia lebih bahagia. Semoga tak terlalu dini, saya ingin menyebutnya sebagai NEURO PLANOLOGI.

Silverqueen - Berhenti Menangis

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu.

Pak Udin, Penjaga Tradisi Suku Bajo Mola di Wakatobi

Pak Udin merupakan seorang Suku Bajo yang berasal dari Mola, pemukiman suku bajo terbesar didunia yang berada di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Layaknya suku bajo yang selalu dikatakan dalam berbagai literatur, pak udin sangat menggantungkan hidupnya pada laut.

Senin, 23 Desember 2019

Silverqueen - Berhenti Menangis

(Gambar mungkin miliki hak cipta)
Rintik hujan dimalam sabtu. Tak cukup deras hingga mampu membuat kepala basah kemudian terserang flu dan hidung jadi merah berhari-hari. Disamping rumah, bunga-bunga yang tersusun rapi terlihat berkilap karena tetes-tetes hujan membasahinya. Aku ingin keluar sekedar untuk menenangkan diri.

Kulihat ayunan dibawah pohon mangga yang rindang, tak sedikitpun basah karena tetes hujan. Ingin kutelpon kamu Bara, tapi aku sedikit malu. Kutak ingin kau tau tentang kesedihanku malam ini. Kau tau Bara?, aku barusaja menangis, sedih rasanya. Setelah apa yang telah kulakukan sekuat tenaga, ternyata tak mendapat apresiasi dari ibu. Aku sedikit bingung, malam ini kuhanya ingin bicara denganmu.

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu. 

Kuusap mataku yang masih berkaca-kaca. Dan Kuperbaiki napasku yang sedikit sesak sambil meneguk air putih dari gelas kaca. Setelah itu kutelpon Bara.

Tak seperti biasa, malam ini ceritanya tak begitu menarik. Mungkin juga hatiku yang terlalu kelabu, karena ini adalah bulan november. Aku melanjutkan percakapan dengan pertanyaan ketus.

"Kau pasti tau kalau saya habis nangis"
"Oh ya, bukannya lagi batuk?"
"Kau tak bertanya, kenapa saya menangis?"
"Tidak, maafkan saya"
"Berarti kau tak perhatian"
"Bukan begitu"
"Trus?, kenapa tak bertanya?"
"Tak bertanya bukan berarti tak perhatian kan?"
"Tapi saya mau ditanya"
"Iya, maaf kalau begitu. Seandainya tadi saya bertanya, setelah itu apa yang akan kamu lakukan?"
"Tentu saja saya akan ceritakan keadaanku, supaya kamu mengerti"
"Setelah itu kamu akan menangis tersedu-sedu?"
"Tapi plong rasanya kalau sudah dikeluarkan"
"Kalau besok malam diingat lagi, berarti menangis lagi?"
"Ah, susah bicara sama kamu"
"Tapi kamu sudah lumayan kan?, itu artinya saya sudah menyerap sedikit kesedihanmu"
"Tau ah", dan senyum kecil mulai terbit dari wajahnya yang kelabu beberapa saat lalu.

Bara bukan Dilan. Dia bukan peramal atau pahlawan yang muncul didepan banyak orang untuk memegang tanganku. Katanya dia tak mau membuat cemburu lelaki sekampus. Dia punya pendirian, dan selalu tegas pada hal prinsipil. Misalnya tidak berbohong dan tidak menipu. Kadang Bara terlihat kumal, menurutnya penampilan bukan ukuran seseorang itu baik. Huh, dia cuma berlagak seniman.

Pernah suatu ketika kami sedang duduk berdua, kuharap dia akan menceritakanku hal romantis. Atau paling tidak membacakanku salah satu puisi romantis yang  dibuatnya. Dan tidak satupun dari keduanya dilakukan. Malah dia menceritakan hal lain yang tak ada hubungannya dengan skripsi ataupun kisah romantis. 

Bara berkisah dengan raut serius, "Disuatu kota besar yang sangat padat dan kumuh, hiduplah sepasang suami istri. Hidup mereka pas-pasan, tak kekurangan tapi tak juga berlebihan. Si suami bernama Alam", "hey, itukan nama temanmu Bara", aku memotong. "O begitu, kamu tau darimana?, mungkin saja ini Alam lain yang orang Majene". "Tapi Alam temanmu itu kan memang orang Majene". "Iya juga". Kenapa harus Alam pikirku sambil menahan tawa yang sekali waktu bisa meledak. Kukenal Alam, mengingatnya saja sudah membuatku tertawa. Memang Alam orang yang lucu, hanya melihatnya bercerita bisa membuatku tertawa.

Bara melanjutkan, "sedangkan istrinya bernama Cawang". Dan tawaku meledak seketika, tak mampu kutahan lagi.

Dalam keadaan tertawa geli, aku masih berusaha bicara padanya. "Itu juga kan nama temanmu, dan mereka sama-sama lelaki, kenapa jadi sepasang suami istri". Tak mampu lagi kutahan, kubiarkan tawaku meledak kesegala penjuru dunia.

Cukup lama aku tertawa, sampai kurasakan sesak didadaku dan Bara mengingatkan sambil memberikan botol air mineral. "Minum dulu", katanya. Setelah beberapa saat napasku mulai normal, kurasakan rasa hangat disekujur tubuhku, rasanya segar, seperti aliran darah mengalir lancar tanpa terhambat sedikitpun. "Trus gimana, sudah selesai atau masih berlanjut?, tanyaku kembali. "Ceritanya kan baru mulai, hanya karena lagi ada iklan saja", jawabnya masih dengan ekspresi serius.

Suatu hari si istri sangat capek membersihkan rumah, sedang si suami juga asik menonton bola. Saya sedang membayangkan cawang capek dan alam sedang asik menonton bola. Karena kesal dengan ulah suaminya yang terus-terusan menonton bola, si istri pun bertanya dengan sedikit memprotes.

Istri : “Mas...waktu pacaran kok gak pernah bilang sih kalau Mas itu orang miskin?”
Suami : “Kan aku bilang berkali-kali...Kamulah hartaku satu-satunya...Kamu malah bilang so sweet!”

Tawaku pecah kembali...

Itulah Bara, aku sendiri tak tau jalan pikirannya. Kuingin dia bisa selalu bersikap romantis padaku, tapi tak selalu dilakukannya. Kuingin dia bisa selalu menjadi orang dewasa terhadapku, tapi tak selalu dilakukannya. Akupun tak tau, kapan dia akan jadi romantis, atau menjadi pelawak, atau bahkan menjadi lelaki dewasa dengan gaya bicara yang buatku kagum. Menurutku dia cukup aneh juga misterius, dia dapat membantu mengerjakan skripsiku padahal kita beda jurusan juga beda fakultas.

Saya ingat pernah sangat marah padanya. Hari itu cukup panas, jadi lebih panas karena skripsiku belum di acc dosen pembimbing. Kutemui Bara disebuah warkop di Jalan Abdullah Daeng Sirua yang saat itu tak terlalu ramai, karena tak ada jadwal nonton bareng pertandingan sepak bola eropa. Saya katakan padanya kalau dia unik, karena bisa tau banyak hal. Cerita apapun dengannya selalu nyambung, seperti semua yang kuketahui juga diketahuinya dengan lebih baik. Dia hanya membalas, "begitulah Lelaki Penghibur, harus tau banyak hal supaya selalu bisa menghibur perempuan cengeng seperti kamu". Dan saya sangat marah dengan kata-katanya.

Bukan karena mengatakan saya cengeng, karena memang saya seperti itu. Saya sebenarnya lebih suka dikatakan cengeng olehnya. Didepannya, saya tak ingin menjadi wanita mandiri, saya ingin terus begini adanya, supaya Bara bisa terus memperhatikanku. Saya sangat marah karena dia mengatakan dirinya "Lelaki Penghibur". Buat apa coba, itu kan maknanya negatif dan aku tak ingin dia terlalu merendahkan dirinya padaku. Aku menyanjungnya, aku memujinya karena sikapnya yang sopan, dan kutau tak semua lelaki yang kutemui bisa seperti dia padaku. Tapi dia hanya tertawa, seolah itu biasa saja dan tak mempengaruhinya.

Setelah itu dia kembali menceritakanku sebuah kisah. Entahlah, kali ini kisah apalagi yang ada dalam kepalanya. Kubiarkan dia meniupkan gelembung penasaran ditelingaku, kemudian bercerita dengan ekspresi serius. Kuperhatikan dia, kulihat rambutnya yang kriting yang katanya karena terlalu banyak berpikir. Kulihat wajahnya yang oval, kutatap matanya yang tajam, dan hidung mancungnya yang mirip orang arab kata temanku. Ah, aku membayangkannya mirip sherlock holmes yang sedang serius berpikir untuk memecahkan kasus dan memaparkan analisanya. Bara ku tak peduli dengan itu semua, dengan tatapan wanita atau penilaian orang terhadapnya. Kutau dia sangat fokus pada cerita-ceritanya untukku.

"Disuatu kota besar yang padat dan kumuh". "Kata pembukanya kok itu terus, memangnya nda ada yang lain ya?", potongku. "Masa?, tapi prasaan kemarin bukan seperti ini?", tanyanya padaku. "Kemarin memang tidak, tapi kemarin dulu dan beberapa hari yang lalu masih itu juga", dan sayapun tertawa. "Iya juga, semoga tahun depan ada perubahan", katanya singkat dan cuek. Huh, dia cuma berlagak cuek saja.

"Hidup sepasang suami istri". "Tunggu-tunggu, jangan alam lagi", saya hampir tertawa lagi karenanya. "Bukan, ini memang kisah suami istri". "Oke lanjut". Mereka hidup berdua karena belum punya anak. Karena tak kunjung diberi anak, akhirnya si istri pusing dan minta diantat ke dokter. Tak lama mengantri setelah mendaftar, si istri pun mendapat panggilan dan dia masuk keruang pemeriksaan dokter praktek. Pendek kata, diapun keluar dengan wajah yang berseri-seri. Karena merasa penasaran si suami mendekati si istri yang sedang berjalan keluar dari ruang tunggu.

Suami : "Kata Dokter kamu sakit apa Mah?" 
Istri : "Kata dokter gak apa-apa kok pah, cuma sedikit stress aja. Dia menyarankan supaya kita rileks dengan mengambil liburan ke London, Paris, Hongkong, Turki atau Singapura. Enaknya kita pergi kemana ya Pah? Suami : "Enaknya kita pergi ke Dokter lain aja Mah..."

Bara selalu bisa buatku tertawa dan kagum padanya. Saya jadi lupa caranya bersedih dan menangis, semua itu karenanya. Mungkin betul apa yang dikatakannya, kalau dia Lelaki Penghibur yang dikirim tuhan untukku, untuk menghapus segala sedih pada diriku. Adikku bahkan sampai tertawa cekikikkan ketika kuceritakan cerita-ceritanya dan beberapa hal aneh tentangnya. Dia sangat penasaran ingin ketemu, dan itu tak pernah terjadi.

Setelah ujian meja, Bara menghilang begitu saja. Menghilang dari malam-malamku dan menghilang dari tiap sudut pandanganku. Kucari dia ditempat biasa dan dia tak ada. Handphone nya mati, dan segala jejaknya seakan ingin menghilang dari kehidupanku. Aku rindu bara, tapi bukan dengan kesedihan. Aku mengingatnya tapi bukan dalam tangisan dari atas ayunan ditaman sana. Aku hanya ingin bilang Terimakasih karena telah buatku berhenti menangis.

Sebulan telah berlalu sejak saat itu, dan aku baru saja selesai wisuda. Ingin kuabadikan momen ini bersama keluarga, bapak, mama, saudara saudariku dan juga teman-teman. Kami berfoto diluar ruang auditorium yang digunakan untuk wisuda, sangat ramai dan semua tersenyum bahagia serasa telah berhasil melewati ujian berat. Masih dengan pakaian wisuda lengkap kami berfoto sekeluarga dan saya memeluk mama. Saat akan mencium tangan mama, saya melihat Bara. Dia lewat tak jauh didepanku tanpa menoleh kearahku, aku tau itu dia tak mungkin salah. Rambutnya, hidungnya, wajahnya dan warna khas pakaiannya, itu Bara.

Aku memanggilnya beberapa kali, tapi dia tak menoleh kearahku. Aku hanya ingin berfoto dengannya, berfoto berdua dihadapan keluargaku. Tapi dia hanya berlalu begitu saja. Dia seperti kembali menjadi Bara sebelum kami berkenalan, cuek tapi sedikit rapi dari biasanya. Aku kesal padanya dan tak bisa kusembunyikan lagi. Kutau seorang teman sedang memotret saat aku sedang kesal melihat kearahnya. "Baiklah tuan, Terimakasih untuk malam-malam bahagia yang sudah kau berikan", kataku dalam hati. Huh dia masih saja berlagak cuek, tapi aku rindu. Terimakasih sudah datang dihari wisudaku, Mr. Happiness.
.

Selasa, 17 Desember 2019

Ruang hijau perkotaan dapat mencegah kematian dini

Ringkasan: Sebuah meta-analisis dari sembilan studi longitudinal mengungkapkan ruang hijau perkotaan secara signifikan terkait dengan pengurangan kematian dini. Penurunan 4% dalam kematian dini dikaitkan dengan setiap peningkatan 0,1 dalam skor vegetasi dalam jarak 500 meter dari bangunan tempat tinggal.
Sumber: ISGLOBAL


Greenness perumahan dapat melindungi terhadap kematian karena semua penyebab dini, menurut tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal), sebuah lembaga yang didukung oleh "la Caixa", bekerja sama dengan Universitas Negeri Colorado dan Dunia. Organisasi Kesehatan (WHO), dan diterbitkan dalamThe Lancet Planetary Health .

Analisis, yang mencakup sembilan studi longitudinal yang melibatkan tujuh negara dan total lebih dari delapan juta orang, memberikan bukti kuat tentang dampak peningkatan area hijau terhadap kematian.

Setengah dari populasi dunia tinggal di kota-kota, di mana sering ada kekurangan ruang hijau. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ruang hijau di kota-kota memiliki efek kesehatan positif, termasuk lebih sedikit stres, peningkatan kesehatan mental, dan risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, dan kematian dini yang lebih rendah. Namun, banyak dari studi ini hanya melihat satu titik waktu tertentu dan menggunakan berbagai cara untuk mengukur paparan terhadap kehijauan.

Inilah sebabnya mengapa tim peneliti memutuskan untuk meringkas bukti yang tersedia dan fokus pada studi yang bersifat longitudinal - yang mengikuti kohort individu yang sama selama beberapa tahun -, menggunakan ukuran sederhana paparan ruang hijau - NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) ) berdasarkan gambar satelit-; dan melihat kematian semua penyebab dini sebagai hasil kesehatan.Mereka mengidentifikasi sembilan studi kohort di seluruh dunia yang mencakup lebih dari delapan juta individu secara total, dari tujuh negara yang berbeda (Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Australia, Swiss dan Cina).

Meta-analisis dari studi-studi ini menemukan bahwa peningkatan dalam kehijauan di sekitar rumah secara signifikan terkait dengan penurunan angka kematian dini.Lebih khusus, penelitian ini memberikan perkiraan untuk efek perlindungan: penurunan 4% dalam kematian dini per setiap peningkatan 0,1 dalam skor vegetasi, dalam jarak 500 meter dari tempat tinggal. 

"Ini adalah sintesis terbesar dan paling komprehensif hingga saat ini pada ruang hijau dan kematian dini", kata David Rojas, peneliti di ISGlobal dan Colorado State University dan penulis pertama studi ini, "dan hasilnya mendukung intervensi dan kebijakan untuk meningkatkan ruang hijau sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat ”. Selain itu, penelitian ini "memberikan informasi penting yang sudah dapat digunakan dalam studi Penilaian Dampak Kesehatan (HIA) di masa depan", jelas Rojas.
Ini menunjukkan orang-orang berjalan di taman kota

Analisis, yang mencakup sembilan studi longitudinal yang melibatkan tujuh negara dan total lebih dari delapan juta orang, memberikan bukti kuat tentang dampak peningkatan area hijau terhadap kematian.Gambar ada dalam domain publik.

Memang, Rojas dan rekannya saat ini menerapkan hasil meta-analisis di atas untuk memperkirakan jumlah kematian dini yang dapat dicegah di kota-kota di seluruh dunia jika kota itu mencapai tujuan ambisiusnya untuk meningkatkan infrastruktur hijau.

"Program penghijauan perkotaan tidak hanya kunci untuk mempromosikan kesehatan masyarakat, tetapi mereka juga meningkatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak perubahan iklim, membuat kota-kota kita lebih berkelanjutan dan layak huni" simpul Mark Nieuwenhuijsen, direktur Perencanaan Kota, Inisiatif Lingkungan dan Kesehatan di ISGlobal .

Sumber: 
Kontak Media: 
Marta Solano - ISGLOBAL 
Sumber Gambar: 
Gambar ada dalam domain publik.
Penelitian Asli: Akses tertutup 
"Ruang hijau dan kematian: tinjauan sistematis dan meta-analisis studi kohort". Rojas-Rueda D, Nieuwenhuijsen M, Gascon M, Perez-Leon D, Mudu P. 
The Lancet Planetary Health doi: 10.1016 / S2542-5196 (19) 30215-3 .

Jumat, 13 Desember 2019

Love Hormon

Sudah hampir sejam mereka berada dalam ruangan, dan pintu belum juga menunjukan tanda-tanda akan terbuka. Seorang pria paruh baya terus menunggu dengan gelisah, karena dari tadi hanya teriakan kecil yang terdengar dari dalam. Dapat ia pastikan kalau itu suara istrinya. Sedangkan tangisan kebebasan dari seorang manusia baru, yang selama 8 bulan terkurung masih belum terdengar juga.

Prosesi itu memakan waktu cukup lama, bagi lelaki tentu takkan sanggup melaluinya. Sedang perempuan?, mereka bahkan rela menukarnya dengan nyawa ketika akan melahirkan seorang bayi yang dikandungnya. Itulah pengaruh Oksitosin, sebuah hormon yang akan membuat manusia merasakan cinta sampai nyawa sendiripun rela dipertaruhkan.

Membicarakan oksitosin, berarti membicarakan suatu hormon yang sangat besar perannya dalam proses melahirkan wanita. Karena pada awalnya hormon ini diketahui lebih banyak diproduksi ketika wanita melahirkan dan saat proses menyusui. Sebagaimana yang diungkapkan Larry Young, seorang ahli saraf perilaku di Emory University di Atlanta, Georgia.

Young mengatakan bahwa Oksitosin adalah peptida yang diproduksi di otak, yang pertama kali dikenal karena perannya dalam proses kelahiran, dan juga dalam menyusui. Sejalan dengan asal katanya yang berasal dari bahasa Yunani yaitu oksis-tokus, artinya kelahiran dengan cepat. 

Cinta itu sangat misteri, tak mampu dijelaskan dengan kata-kata dan hanya mampu dirasakan oleh manusia. Begitu kata orang-orang yang dimabuk asmara. Ada juga yang mengatakan, cinta datang dari mata kemudian turun ke hati, setelah itu lefer. Semoga saja tidak.

Tapi kata-kata seperti itu tidak terlalu familiar dikalangan para pejuang asmara. Ada ungkapan yang lebih terkenal yaitu, Cinta ditolak dukun bertindak. Saya juga bingung bagaimana seorang dukun bisa mengubah perasaan orang untuk menyukai seseorang. Saya cuma teringat kata-kata seorang teman asal mandar saat kajian TOT di Makassar dulu, namanya Bojes.

Dia hendak mengajariku aji mumpung untuk menaklukan gadis-gadis cantik. Katanya karena saya termasuk salah satu teman dekatnya selama kegiatan. Tapi saat itu saya menolak, karena saya masih sangat tampan dan punya banyak fans dikampus. Kalau dipikir-pikir lagi, saya cukup menyesal menolak pemberiannya. Seandainya dulu kuterima saja, mungkin saat itu Nia Rahmadani takkan menikahi anak konglomerat. Huh.

Oksitosin juga dikenal dengan nama Cuddle Hormon atau Hormon Pelukan, merupakan hormon yang diproduksi di bagian otak bernama hipotalamus. Dari situ ia dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis, yang terletak di dasar otak. Pada kasus lain juga dinamakan hormon cinta, karena hormon ini dilepaskan ketika orang sedang merasakan cinta atau terikat secara sosial dan emosional pada seseorang atau sesuatu.

Dalam sebuah jurnal penelitian psikoneuroendokrinologi, yang diterbitkan tahun 2012 oleh perpustakaan kedokteran nasional amerika. Dikatakan bahwa  bahwa, orang-orang pada tahap pertama dari keterikatan romantis memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi, dibandingkan dengan orang lajang yang tidak terikat. Dan ini dapat bertahan setidaknya selama 6 bulan.

Ada beberapa cara alami yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon oksitosin. Yang pertama adalah berpelukan lebih lama. Tapi dengan pasangan sendiri, bukan dengan pasangan orang lain. Berpelukan memiliki fungsi serupa dengan menyusui, yang membuat tubuh melepaskan banyak hormon oksitosin karena perasaan bahagia. Seperti pelukan seorang ibu dan bayi, yang dapat memberikan rasa bahagia. Juga pelukan ayah dan anak, yang dapat menciptakan perasaan aman dan terlindungi.

Yang kedua, keintiman. Para peneliti mengatakan bahwa berhubungan intim dapat meningkatkan produksi oksitosin secara alami. Keintiman yang dimaksud dapat berarti banyak hal, mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa. Pijatan dan sentuhan termasuk hubungan intim dalam tegangan rendah, yang dapat memproduksi oksitosin secara alami.

Yang ketiga kegiatan memacu adrenalin. Sudah sering disebutkan bahwa olahraga dapat menyehatkan tubuh manusia, selain itu juga dapat membuat perasaan bahagia. Peneliti dari Universitas of Vermont menemukan bahwa dengan berolahraga hanya 20 menit, dapat membuat suasana hati lebih baik selama 12 jam.

Ketika kita merasakan hal yang mendebarkan dalam olahraga extreme, maka saat itu tubuh akan memproduksi oksitosin secara alamiah. Selain itu kegiatan petualangan juga dapat membuat kita merasa lebih terhubung dengan alam, dan dapat memompa tingkat oksitosin.

Dan tentu masih banyak lagi cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon oksitosin secara alami. Selain cara alami, ada juga cara lain untuk meningkatkan hormon cinta pada lawan jenis. Yaitu cara kimia, dengan menggunakan semprotan yang mengandung bentuk sintetis dari hormon cinta.

Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menyemprotkan cairan tersebut pada seorang wanita, hasilnya seorang pria dapat memikat wanita. Sedangkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan, dengan semprotan tersebut dapat membuat mereka memiliki gambaran bahwa pasangannya 15% lebih menarik daripada yang lain.

Seperti yang diberitakan jurnal Neuroscience. Telah dilakukan penelitian pada 57 pria untuk mencium cairan oksitosin, sedangkan 29 lainnya diberi plasebo. Kemudian mereka diperkenalkan pada seorang wanita yang lebih atraktif. Para wanita tersebut ditempatkan pada jarak yang ideal dengan mereka , dan kemudian dipindahkan pada posisi yang sedikit tidak nyaman.

Hasilnya, pria dengan hubungan cinta monogami atau satu pasangan, menjaga jarak dari mereka. Terlepas mereka mengadakan kontak mata atau lelaki melihat bagian tubuh wanita tersebut. Tapi hormon tersebut tidak berpengaruh pada lelaki lajang, yang belum memiliki hubungan khusus dengan seorang wanita. Dan ternyata oksitosin dapat meningkatkan kesetiaan seorang pria terhadap pasangannya.

Pada percobaan lain semprotan oksitosin, diceritakan bahwa ada seorang lelaki tampan yang diberikan sebuah semprotan yang tidak berisi oksitosin. Kemudian dia diminta memilih setiap wanita yang lewat, dan mengajaknya kencan, tapi dalam beberapa percobaan dia selalu gagal. Kemudian dia memprotes bahwa ternyata oksitosin ini tak benar bisa menarik wanita. 

Baru setelah itu dia diberikan cairan yang sebenarnya mengandung oksitosin dengan kosentrasi tinggi. Kemudian diminta memilih seorang wanita untuk disemprotkan dan diajak kencan. Pada percobaan terakhir ternyata dia berhasil mengajak seorang wanita berkencan. Saat diwawancarai, wanita tersebut diajukan beberapa pertanyaan tentang pria yang mengajaknya kencan tadi.

Apakah kamu tertarik pada dia?, wanita itu menjawab "iya saya tertarik". Kenapa kamu tertarik pada dia, apakah karena dia pemberani?. "Entahlah, sebenarnya tipe saya lelaki pemalu, bukan seperti dia yang terlalu berani". Apakah kamu mau diajak berkencan?, "iya saya mau", jawab wanita itu lagi. Kenapa kamu mau, apakah karena dia mengajak dengan sopan?. "Tidak, justru dia tidak sopan, karena langsung mengajak kencan tanpa basa basi, dan itu bukan tipe lelaki yang saya suka".

Kemudian wartawan tadi bertanya lagi, lalu kenapa kamu tertarik sama dia?. "Saya juga tak mengerti kenapa bisa tertarik, mungkin ada sesuatu yang lain pada dirinya yang membuat saya tertarik", jawab wanita itu. Baru setelah itu dia diberitau bahwa itu karena efek dari semprotan oksitosin yang disemprotkan lelaki itu padanya beberapa saat lalu.

Ah, saya ingin menceritakan ini pada teman saya tadi. Daripada pergi ke dukun, sekarang sudah ada semprotan cinta yang tanpa menunggu lama langsung dapat bereaksi sesuai keinginan kita. Tapi saya juga ingin mengatakan padanya, ada satu yang lebih dapat membuat para wanita cantik bisa langsung tertarik padanya, tanpa pelet ataupun oksitosin, yaitu Uang.

Senin, 02 Desember 2019

Hai, Namaku Tutano

"Haaccih"
Entah kenapa beberapa saat setiap kali baru bangun tidur saya selalu bersin, bahkan kadang sampai keluar ingus. Tentang itu Bapak dan Mama juga heran, "kenapa tiap bangun tidur kamu selalu saja bersin", kata mereka. Kalau mereka saja tak tau, mana mungkin saya tau, paling sebentar lagi salah satu dari mereka akan bertanya. "Gatal hidungnya kah?", dan sayapun akan menjawab "iya gatal". Hanya dua kata itu yang bisa kukatakan saat ini, saya belum bisa menjelaskan kondisiku sebaik orang dewasa menyampaikan.

Ah, hampir lupa, Bapak selalu bilang sebentar lagi saya akan sekolah. Disekolah nanti saya bisa bermain sepuasnya, ada banyak teman dan permainan baru. Saat bertemu teman baru, saya harus perkenalkan diri dulu, baru kemudian bertanya siapa namanya. Nama saya Tutano, itu nama panggilan yang kubuat untuk diriku sendiri, bukan made in orang dewasa. Demi menghargai kreatifitasku, Bapak dan Mama jadi memanggilku Tutano.

Nama lengkapku, Ahmad Sukarno Halifa, lahir 13 November 2015, dan 3 hari lagi saya akan merayakan ulang tahun yang ke-4. Saya masih seorang balita atau bayi lima tahun, tapi jangan kaget kalau kalian melihat tinggiku, beratku, apalagi tau nomor kakiku. Saya mau kasih bocoran sedikit, ya sedikit saja, jangan banyak-banyak, tapi kalian jangan bilang-bilang kalau sepatuku saat ini nomor 31-32, tahun depan mungkin 32-33. Kalian mau tanya berapa tinggiku?, atau mungkin beratku?, itu rahasia keluarga hanya Bapak dan Mama yang tau.

Saya saja hanya dengar dari mereka, waktu lagi cerita membahas sepatu yang mau saya pakai. Anehnya mereka tak bertanya padaku mau pake sepatu yang mana, atau suka yang mana. Mereka hanya memilih sesuai perasaan mereka, kadang saya menolak, tapi itu takkan lama sebelum mereka memberikan sejumlah puji-pujian yang buatku senang memakai sepatu pilihannya.

Karena 3 hari lagi ulang tahunku, saya mau buat kejutan untuk Bapak. Saya akan menemaninya dirumah, bermain dengannya, nonton dengannya, tidur dan mandi juga dengannya. Saya akan menceritakan apa saja yang kami lakukan dirumah selama 3 hari kedepan, sampai hari ulang tahunku.

Minggu, 01 Desember 2019

Dana Dekonsentrasi & Dana Tugas Pembantuan, Pentingkah Tuk Muna?

Sudah 23 tahun kita hidup dalam aturan otonomi, dimana daerah diserahkan wewenang untuk mengatur sendiri urusannya. Tapi selama masa itu pula banyak daerah-daerah di tanah air belum mampu mandiri secara ekonomi dan mampu mencari uang untuk memenuhi minimal 50% kebutuhannya. Kabupaten Muna, salah satunya.

Ketergantungan Kab. Muna pada pusat ternyata masih sangat tinggi, itu dapat diukur dari berapa prosentase PAD Muna terhadap APBD Muna. APBD Kabupaten Muna tahun 2019 diketahui sebesar 1,24 Triliun, sedangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya sebesar 117 Miliar. Artinya PAD hanya mampu menyumbang sebesar 9,44% dari total nilai APBD Muna. Berarti tingkat ketergantungan Pemda Muna terhadap Pusat adalah 90,56%.

Ketergantungan yang tinggi membuat Muna sangat membutuhkan campur tangan Pemerintah Pusat untuk  melakukan pembangunan daerah. Selama ini Pemerintah Daerah hanya mengandalkan utang atau pinjaman untuk membangun, padahal ada sumber lain yang dapat memberikan dana dari pusat tanpa harus mengutang. Apabila ini mampu didapatkan, maka besar kemungkinan Muna tidak akan terlalu kesulitan melakukan pembangunan.

Namun bukan perkara gampang untuk mendapatkannya. Dibutuhkan usaha dan upaya ekstra dan juga kepercayaan Pemerintah Pusat bahwa Pemerintah Daerah Muna mampu mengelola dana tersebut. Saya ingin tetap optimis itu mampu didapatkan, apabila Pemerintah Daerah mampu menunjukan bukti nyata lewat pengelolaan keuangan yang sehat.

Saya teringat yang disampaikan Pak Zakaruddin Saga mantan keuangan di 2 kabupaten Muna dan Muna Barat beberapa waktu lalu. Beliau mengatakan bahwa dibulan 12 ini Muna akan kekurangan uang, karena DAK Muna tak dapat dicairkan 100%. Sebagian ditarik oleh Pemerintah Pusat, dikarenakan Pemerintah Daerah dianggap tak mampu mengelola.

Tentu ini pukulan berat buat Muna yang tengah membangun. Ketidak mampuan mengelola keuangan dapat berimbas pada ketidak mungkinan mendapat dana lain untuk pembangunan. 

Menurut saya Muna harus berbenah, agar mampu mendapat kembali kepercayaan Pemerintah Pusat. Mungkin utang penting, tapi jauh lebih penting lagi untuk tidak berutang manakala itu membebani keuangan daerah kedepan. Karena masih ada 2 sumber lain yang dapat digunakan untuk pembangunan. Namun butuh orang tepat untuk mengurus dan mendapatkannya.

Tahun depan Muna akan melaksanakan Pilkada serentak. Dimana calon kuat mengerucut pada 3 figur, yaitu 2 Bupati dan seorang lagi Dirjen Bina Keuda Kemendagri. Penting bagi masyarakat untuk melihat, manakah dari figur-figur tersebut yang dapat membuat kepercayaan Pemerintah Pusat kembali. Dan mampu mendapat 2 sumber lain dana pembangunan.

Saya ingat pernah membaca bahan seminar pembangunan daerah oleh Bappenas, ketika sedang dalam perjalanan menuju daerah paling timur Indonesia. Disana disebutkan beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melakukan pembangunan dengan memanfaatkan sumber dana lain. Tapi saya kurang fokus saat itu, sehingga tidak tersimpan dengan baik di memoriku.

Gambaran tentang itu muncul kembali beberapa waktu lalu. Muncul ditengah-tengah kerumunan manusia di Kecamatan Napabalano yang berjumlah hampir 3000 orang. Ketika seorang Syarifuddin Udu menjelaskan dengan bahasa sederhana pada masyarakat kecil, dan mereka semua menunjukan ekspresi serius saat mendengarkan.

Selain APBD yang didalamnya ada DAU dan DAK, masih ada 2 sumber dana lain untuk pembangunan daerah. Namun kedua sumber itu selama ini tak pernah dimanfaatkan Pemerintah Daerah, karena tidak mampu mengurus dan tak tau mekanisme pengurusannya. Butuh pertaruhan besar pabila menggunakan jasa broker atau calo untuk mengurusnya.

Yang pertama Dana Dekonsentrasi, adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Kegiatan dekonsentrasi yang dibiayai adalah bersifat nonfisik, antara lain berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian.

Dari dana Dekonsentrasi ini, saya membayangkan akan banyak pelatihan-pelatihan yang mencakup berbagai bidang di Muna. Sebut saja pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan industri. Semua sektor itu akan lebih muda dimaksimalkan apabila Muna dapat membentuk SDM lebih baik dari pelatihan, penyuluhan dan penelitian. Selain itu, untuk kegiatan-kegiatan lain berupa perencanaan dan survey, apabila menggunakan Dana Dekonsentrasi, berarti Muna dapat menghemat pembiayaan dari APBD dan mengalokasikan untuk sektor lain seperti Kesehatan, Pendidikan dan Pemenuhan Gizi masyarakat.

Dengan itu masyarakat tidak lagi bermimpi tentang adanya kesehatan murah atau pendidikan gratis. Karena semua itu sangat mungkin dilakukan apabila Pemerintah Daerah mampu mendapat porsi dari Dana Dekonsentrasi dan APBD Muna tidak menanggung beban pembangunan sangat berat karena perencanaan keuangan yang tidak tepat sasaran.

Yang kedua Dana Tugas Pembantuan, adalah dana yang berasal dari APBN dan digunakan oleh Gubernur/Walikota/Bupati termasuk Kepala Desa untuk membiayai kegiatan fisik dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kepada yang menugaskan.

Untuk kegiatan yang bersifat fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran (output)  berupa penambahan dan pemeliharaan aset pemerintah. Didalam kegiatan fisik tersebut termasuk pendanaan kegiatan non fisik yaitu belanja untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik tersebut, antara lain perencanaan dan pengawasan dalam rangka konstruksi dan pelatihan dalam rangka kegiatan fisik

Coba baca ulang paragraf pertama diatas ini, tentang peruntukan Dana Tugas Pembantuan. Disana ada 2 kata kunci yaitu "Penambahan dan Pemeliharaan", atas aset Pemerintah. Dalam pembangunan, baiknya jangan melupakan pemeliharaan dan pengembangan. Coba liat SoR Muna, tepatnya arena dayung. Disana tanggul bagian timur sudah mulai rubuh, karena tidak dilakukan perawatan dan pemeliharaan aset. Itu tidak dilakukan karena dana Pemda yang terbatas, karen tidak mampu memperoleh Dana Tugas Pembantuan.

Saya membayangkan, apabila Muna peroleh Dana Tugas Pembantuan maka semua aset pemda seperti SoR, Pasar, Lapangan Paelangkuta, Kantor-Kantor atau mungkin juga jalan. Setiap tahun bisa dilakukan pemeliharaan dan tidak cepat rusak atau hancur kemudian tidak terpakai. Tapi bagaimana untuk mendapatkan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan itu?

Saya teringat cerita Pak Syarifuddin Udu disebuah rumah dibagian lain Kota Raha. Orang luar butuh terus menjolo untuk dapatkan mangga. Saat menjolo, kadang dapat mangga muda kadang pula dapat mangga busuk, sehingga energi habis terkuras. Untung kalau dapat mangga masak. Berbeda dengan kami yang di Jakarta, tak perlu menjolo kami tinggal memetik.

Hanya Lewat Whatsapp

Dipinggiran kota, ditempat yang cukup jauh dari bisingnya suara kendaraan, saya bisa melihatnya dari dekat. Cukup dekat, sampai sedikit keringat yang membasahi wajahnya terlihat jelas olehku. Namanya Syarifuddin Udu. Dia salah satu orang penting di Kementrian Dalam Negri Republik Indonesia, yang bertanggung jawab dalam pembinaan pengelolaan keuangan daerah.

Dirinya sangat akrab juga dikenal oleh seluruh kepala daerah dari Sabang sampai Merauke dan dari miangas sampai pulau rote. Sebagai pejabat dengan pangkat pembina, sudah menjadi tugasnya untuk senantiasa melakukan pembinaan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pada pejabat daerah se Indonesia.

Saya teringat kisruh tentang besaran gaji TGUPP yang dianggarkan Pemprov DKI Jakarta dalam RAPBD tahun 2018. Tapi dicoret Kemendagri. Dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang disiarkan langsung oleh Kompas TV, Syarifuddin diundang untuk memberi penjelasan tentang pencoretan itu.

Tugas Syarifuddin adalah menjelaskan dasar hukum dari pencoretan tersebut, dengan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sesuai kewenangan Kementrian Dalam Negeri yaitu melakukan evaluasi atas RAPBD yang telah disepakati oleh Kepala Daerah dan DPRD.

Beberapa tahun belakangan dia kerapkali berhubungan dengan KPK. Seringkali dipanggil oleh KPK, tapi bukan sebagai tersangka kasus korupsi. Melainkan sebagai pembicara dalam seminar pengelolaan keuangan untuk menghindari terjadinya korupsi dalam perencanaan APBD.

Membicarakan APBD dan Korupsi, saya teringat yang dahulu pernah dikatakan mantan ketua tim penyelidik KPK, Wahyu B Siswantono pada sebuah Lokakarya Peningkatan Wawasan Media di Puri Setiabudi Residence, Bandung Jawa Barat.

Beliau mengatakan, dalam penyusunan anggaran terjadi persaingan antar instansi termasuk di dalamnya pemerintah Kecamatan dan Desa. Mereka bersaing untuk menggolkan proyek. Disini biasanya terjadi transaksi ekonomi-politik di belakang meja. Atau bahasa sederhananya adalah win-win solution bagi-bagi proyek.

Perjalanan hidup Pak Syarifuddin penuh kisah inspiratif. Dahulu ia menjabat Camat di salah satu Kecamatan di Kabupaten Muna. Dia kemudian mencoba peruntungan di Jakarta, dengan bergabung di Kementrian Dalam Negeri. Disitulah dia mendapatkan bintangnya, yang kian terang sampai akhirnya menduduki jabatan Dirjen.

Dapat bertemu dengannya malam itu, mungkin pengalaman pertamaku bertemu pejabat bukan dalam kegiatan resmi. Biasanya saya agak malas bertemu pejabat, mungkin karena itu saya tak cukup populer dikalangan pemuda bersepatu mengkilat. Berhadapan dengannya, saya memilih untuk tidak gerogi, dan berpakaian seadanya layaknya anak muda, kaos oblong, celana jeans dan sepatu sneaker. 

Dia orang yang sangat ramah, tak ada kesan arogan apalagi jaim seperti pejabat kebanyakan. Dia banyak bercerita tentang kunjungannya diberbagai daerah dan beberapa negara. Salah satunya Belgia. Disana ada perkebunan jagung, para petani menanam 1 biji jagung tiap lubang, tapi dengan jarak tanam yang lebih kecil dari yang dilakukan di Indonesia.

Hasilnya ternyata lebih baik. Jagung yang dihasilkan dari cara menanam seperti itu, punya biji yang lebih besar dengan tongkol yang lebih panjang. Dia juga bercerita tentang jerman, dengan pengolahan limbah dan sampah yang sangat modern. Juga jepang dengan kebersihan yang sudah membudaya, sehingga orang jepang akan menyimpan bungkus permen atau makanan disaku celananya atau tas sampai mendapatkan tempat sampah.

Saya sedikit terkejut ketika Pak Syarif mengatakan bahwa harapan hidup orang jepang jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang Indonesia. Salah seorang yang duduk disudut lain kemudian bertanya tentang itu. Pak Syarif hanya menjawab dengan senyum khasnya. Saya seperti terpanggil ingin menjawab, kalau itu karena orang Indonesia tidak mengutamakan kebersihan.

Kuurungkan niatku karena menghargai Pak Syarif. Seperti dirinya yang menghargai semua orang disini dengan tidak menjawab karena orang Indonesia tidak menjaga kebersihan. Saya sedikit teringat sebuah kalimat yang belakangan diragukan kehadistannya. Yaitu Kebersihan adalah sebagian dari Iman.

Semua yang berada dalam ruangan ini larut dalam cerita-ceritanya. Rasanya memang layak beliau maju sebagai calon bupati dalam Pilkada Muna 2020 nanti. Pengalamannya melihat perkembangan dan kebijakan-kebijakan strategis diberbagai daerah dan negara sangat dibutuhkan seorang pemimpin untuk membangun daerah.

Masih hangat ingatan betapa semua orang Muna bangga dengannya sebelum ini. Karena mampu menjadi Dirjen di Kemendagri dan Pj Gubernur Jawa Tengah. Banyak orang membagikan berita tentangnya di medsos, dengan tulisan bangga dan membawa-bawa ikatan suku. Tapi kini sebagian dari mereka malah berubah, ketika tau dirinya muncul di Muna untuk maju dalam Pilkada Muna tahun 2020.

Berbagai isu dialamatkan padanya, dan yang paling sering digulirkan, selama menjadi Dirjen dia tidak mampu memberikan apa-apa buat kampung halamannya. Beliau menjawab isu itu dihadapan 2000 orang di Kecamatan Napabalano, dalam sebuah acara silaturahmi bersama masyarakat.

Saya mengenang cerita teman tentangnya. Sekitar 2 bulan lalu, Pak Syarif duduk dengan beberapa orang di Raha, kemudian mereka menyampaikan hal itu. Orang Muna baru akan percaya ketika hasil ada didepan matanya. Maka beliau menghubungi salah satu Dirjen di Kementrian Desa lewat pesan Whatsap. Isinya meminta tolong agar 5 desa di Muna diberikan bantuan.

Sekitar beberapa menit kemudian pesannya dibalas. Konon Dirjen tersebut memberikan jawaban positif, dan membuat orang yang bertanya sampai kaget. Sebulan setelah itu, ke 5 Desa yang dimaksud telah menerima bantuan langsung dari Kementrian Desa. Tanpa melalui Pemerintah Daerah.

Desa yang dimaksud diantaranya Liwumetingki, Mantobua, dan tiga  sisanya silahkan cari sendiri. Kadangkala kita akan merasa puas ketika jawaban yang dicari tersembunyi atau terjepit diantara 2 sesuatu. 2 sesuatu. 2 sesuatu. Ucapkan terus sampai itu menggema ditelingamu. Dan. Tidur. Saya yakin itu tidak berhasil.

Mendapat bantuan dari pusat akan lebih cepat apabila yang memintanya orang dari pusat juga. Panjangnya waktu pengurusan dan banyaknya callo akan membuat pengurusan berubah menjadi perjudian. Ketika mata semua orang menunjukan ekspresi serius menatapnya, berharap cerita menarik apalagi yang akan diucapkannya. Pak Syarif malah tertawa dan sedikit bercanda.

Saya membayangkan, apabila semua Desa di Muna dapat peroleh bantuan seperti 5 Desa tadi. Tentu saja geliat pembangunan akan semakin terlihat di Desa. Dan visi Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dari Desa, mungkin semakin dekat untuk terwujud. Sayang malam makin larut, dan Pak Syarif tentu butuh istrahat setelah kegiatan melelahkan dari pagi sampai sore tanpa istrahat.

Saat hendak beranjak, saya memberanikan diri meminta berfoto dengannya. Dan dia menerimanya. Setelah berfoto dia menepuk pundakku dan sedikit berbisik, "Itu baru calon Bupati, belum jadi Bupati".

Sabtu, 23 November 2019

Tugas Berat Kepala Daerah namanya SDGs

Saat itu tahun 2017, saya dan partner seorang senior sedang menggarap sebuah kerjaan dibagian utara sulawesi. Jari jemariku sedang asik bercengkrama dengan laptop, dan menghasilkan bunyi khas dengan tempo yang naik turun. Bunyi keyboard yang sangat halus tapi cepat, terdengar seperti sedang mengikuti lagu Under Glass Moon milik Dream Theater.

Kuisap rokok Dje Sam Soe kretek dalam-dalam, biarkan semua orang tau bahwa ada harapan besar pada asap yang mengepul itu, semoga pipiku bisa kembali seperti dahulu. Pak Dir muncul dengan tiba-tiba dari depan pintu, menyapa kami berdua dengan ekspresi yang tidak biasa.

Benar saja, dia menawarkan 3 kerjaan baru dan kami harus memilih untuk menggarap salah satunya. Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Korupsi, Rencana Aksi Daerah SDGs dan Masterplan Kawasan Sentra Sapi Potong. "Kamu pilih yang mana Zis?", tanyanya padaku. "Semuanya menantang, tapi hanya 2 yang buatku sangat tertarik, Korupsi dan SDGs", jawabku.

Saya memilih SDGs, itu hal baru buatku, dan sepertinya saya akan lebih banyak membaca dan berpikir ekstra untuk memahami dengan cepat dan menyelesaikan kerjaan ini. Sayapun mulai berselancar dan memulai pencarian tentang SDGs di google. Ternyata ini memang sangat menantang dan memiliki cakupan sangat luas yang melibatkan semua SKPD di daerah.

SDGs adalah singkatan dari Sustainable Development Goals, atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dalam bahasa muna nya. SDGs sendiri merupakan lanjutan dari MDGs yang sebelumnya tak cukup berhasil memenuhi target capaian atau goals yang telah ditentukan.

Berbeda dengan MDGs, SDGs memiliki 17 Goals atau target capaian, yang mana hal itu telah disepakati oleh 159 Kepala Negara untuk dapat diwujudkan pada tahun 2030. Karenanya, SDGs merupakan cita-cita bersama antar Kepala Negara, dan Kepala Daerah harus mampu melaksanakan dan menjadikannya sebagai rujukan dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Jangka Panjang.

17 Goals SDGs, adalah sebagai berikut : 1. Tanpa Kemiskinan, 2. Tanpa Kelaparan, 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera, 4. Pendidikan Berkualitas, 5. Kesetaraan Gender, 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak, 7. Energi Bersih dan Terjangkau, 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, 9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur, 10. Berkurangnya Kesenjangan.

11. Kota dan Pemukiman Yang Berkelanjutan, 12. Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung Jawab, 13. Penanganan Perubahan Iklim, 14. Ekosistem Lautan, 15. Ekosistem Daratan, 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh, 17. Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.

17 Goals itu dapat dikelompokan kedalam 4 pilar besar pembangunan Nasional. Yaitu Pilar Hukum dan Tata Kelola dalam Goals 16, Pilar Sosial mencakup Goals 1-2-3-4-5, Pilar Lingkungan mencakup Goals 6-11-12-13-14-15 dan Pilar Ekonomi mencakup Goals 7-8-9-10-17.

Ada cita-cita besar yang ingin dicapai dalam SDGs, juga untuk menghindari terjadinya bencana besar akibat pemanasan global. Pemerintah Daerah harus ikut terlibat dalam hal itu, untuk ikut menjaga lingkungan dengan merumuskan program yang sesuai dengan target serta indikator dalam SDGs.

Sebentar lagi akan digelar Pemilihan Umum untuk memilih Kepala Daerah Kab. Muna. Tentu akan sangat menarik menyimak visi misi yang akan ditawarkan tiap kandidat yang akan berkompetisi. Disana akan terlihat siapa calon kepala daerah yang paham akan kondisi global dengan tidak. Bagi yang paham, tentu akan menjadikan 17 Goal SDGs sebagai rujukan utama merumuskan visi misi nya.

Visi misi yang selaras dengan Goals SDGs adalah salah satu bentuk komitmen Kepala Daerah dalam menjaga bumi dari bencana besar akibat pemanasan global. Apakah itu terlalu berlebihan?, saya kira tidak, karena dampak pemanasan global mulai kita rasakan sejak 2 tahun belakangan, yaitu suhu panas yang cukup tinggi. Puncaknya terjadi di tahun 2019 ini, dimana suhu panas di Kota Raha menyentuh angka 37° Celcius.

Mengikuti SDGs tentu saja bukan hanya berkewajiban menjaga lingkungan, tapi tetap memperhatikan pembangunan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Artinya kesesuaian dengan 17 Goals SDGs, dapat dijadikan dasar bagi kita dalam menilai figur mana yang betul-betul akan membawa masyarakat kearah lebih baik, bukan membawa pada kehancuran.

SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan memiliki dasar hukum kuat, yang mengharuskan setiap daerah untuk mengikuti. Hal itu tertuang dalam Perpres Nomor 59 tahun 2017, tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Oleh karena itu, TPB/SDGs menjadi salah satu acuan dalam pembangunan nasional dan daerah, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

Dalam sebuah diskusi tim, saya menceritakan tentang SDGs pada teman-teman yang mengerjakan RAD Korupsi dan MP Kawasan Sapi Potong. Salah seorang dari mereka berpendapat, bahwa indikator dan program SDGs seharusnya bisa digunakan untuk merumuskan visi misi Calon Kepala Daerah. Dan orang yang menyelesaikan kerjaan SDGs, sudah layak menjadi tim perumus visi misi Calon Kepala Daerah.

Tentu saja dia sedang bercanda ketika mengatakan itu. Saya hanya sedang memikirkan, seorang Kepala Daerah akan berhadapan dengan tugas yang sangat berat. Selain memastikan pembangunan ekonomi dan manusia tetap berjalan dengan baik, dia juga harus mampu merumuskan program strategis untuk terus menjaga kualitas lingkungan.

Sepertinya kita harus menetapkan sebuah standar tinggi bagi calon kepala daerah. Salah satunya mungkin ketika seseorang telah selesai dengan dirinya, artinya tidak adalagi kepentingan pribadi yang ingin dikejar. Seperti jabatan atau kekayaan, karena 2 hal itu akan membuat mereka tak bisa fokus membangun daerah. Sedangkan kita sedang diperhadapkan pada sebuah kondisi, dimana perubahan lingkungan akan sangat mengancam kehidupan kita kedepan.

Yang saya kurang sepakat dari SDGs, karena posisi Dokumen SDGs dalam perencanaan sistem pembangunan di Indonesia. Dokumen SDGs diposisikan berada setelah RPJM dan setelah Renstra SKPD, artinya SDGs baru digunakan sebagai acuan ketika akan menyusun RKPD di daerah. Menurut saya, mungkin SDGs akan lebih mempengaruhi arah perencanaan didaerah ketika diposisikan setelah RPJMD atau sebelum Renstra.

Dengan begitu, beberapa Rencana Aksi/RA seperti ; RA penurunan emisi gas rumah kaca, RA adaptasi perubahan iklim, Kebijakan dan strategi penanggulangan bencana, RA pangan dan gizi, RA pencegahan korupsi, dan beberapa Rencana Aksi lainnya, akan menjadi keharusan bagi daerah untuk menyusunnya. Karena dokumen-dokumen itu yang kemudian akan menjabarkan secara rinci mengenai aksi nyata dalam memenuhi target 17 Goals SDGs.

Dari 17 Goals dalam SDGs, saya sangat tertarik pada yang terakhir, Goal 17 tentang Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan. Poin ini seperti memberi jawaban bagaimana dan apa cara yang bisa ditempuh untuk dapat mewujudkan tujuan atau Goals dalam SDGs. Menurut saya, tanpa poin ini dokumen SDGs akan terasa hambar, dimana daerah hanya diajak untuk bermimpi menyelamatkan dunia tanpa tau bagaimana cara mewujudkannya.

Yang juga membuat menarik, karena ada kata Kemitraan didalamnya. Hal ini memberi penegasan, bahwa untuk melakukan pembangunan dan menjaga kualitas lingkungan, Pemerintah Daerah harus saling bekerjasama. Membentuk hubungan kemitraan dengan daerah lain maupun dengan pihak swasta, untuk melakukan kerjasama diberbagai bidang.

Kemitraan dapat diartikan sebagai strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih, dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan.

Saya teringat bagaimana Basuki Tjahaya Purnama ketika memimpin Provinsi DKI Jakarta. Saat itu produksi sampah DKI mencapai angka 7000 ton. DKI yang tidak punya TPA Sampah, harus membuang sampah di TPST Bantargebang Yang terletak di Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat. Akhirnya Basuki membangun kemitraan dengan Kota Bekasi yang akan menampung sampah Provinsi DKI.

Hasilnya, Kota Bekasi mendapat dana hibah sekitar 200an miliar dari Pemprov DKI Jakarta, yang dibayarkan setiap awal tahun.

Saya sedang membawakan Seminar Akhir RAD SDGs Kabupaten



Jumat, 22 November 2019

Menonton Film 2040

Hai kawan, apakah kalian merasa ada yang lain dengan cuaca akhir-akhir ini?, seperti hawa panas yang dipancarkan matahari lebih terasa belakangan ini, dan kalianpun gerah berada dalam ruangan tanpa pendingin.

Saya pun merasakannya, kondisi akan semakin panas apabila sinar matahari dipantulkan oleh tembok ataupun atap seng, dan kitapun berkeringat. Kawan, itu artinya telah terjadi perubahan iklim di bumi kita, diplanet yang kita huni saat ini.

Kita mungkin pernah mendengar Pemanasan Global, atau Global Warming dalam bahasa Muna nya, itulah yang saat ini sedang terjadi. Baru 2 tahun belakangan kita mulai merasakan dampak yang sangat nyata dalam kehidupan kita. Yaitu suhu yang sangat panas terjadi pada bulan Agustus sampai saat ini.

Di TV hampir setiap hari kita disuguhkan berita kekeringan di Jawa sana, mata air yang mengering, sungai yang hampir kering, orang-orang mulai kesulitan air, dan lain sebagainya.

Dihadapan saya ada satu film bagus, judulnya 2040. Ketika pertama melihat judul dan cover depannya,  saya membayangkan film tentang teknologi informasi yang diramalkan akan ada ditahun 2040 mendatang. Atau film tentang Artificial Inteligen (Kecerdasan Buatan) yang akan diciptakan tahun 2040 nanti.

Film ini tak kalah menarik dari perkembangan teknologi, juga tak kalah penting dari kabar teroris bom bunuh diri yang saat ini lagi rame pengen cepat-cepat kesurga bertemu bidadari. Saya dan mungkin juga kita semua penyuka film, sepertinya harus berterimakasih pada pemilik indoxxi. Berkat jasanya kita dapat menikmati setiap film baru dan film lawas dengan berbagai kualitas, juga subtitle/ terjemahan yang baik.

Film 2040 mengangkat tema lingkungan, tentang perubahan iklim yang sedang terjadi dalam beberapa tahun terakhir sejak revolusi industri. Selama jutaan tahun planet kita telah menjadi bagian dari siklus karbon alami, beberapa dilepaskan, beberapa disimpan. Tapi sejak memasuki revolusi industri, keseimbangan yang dilepaskan dan yang disimpan pun rusak, dan atmosfer lebih banyak menyimpan karbon.

Sampai saat ini jumlah Karbon Dioksida (CO2) yang terperangkap di atmosfer kita mencapai 400 bagian per juta CO2. Angka ini telah naik 40% sejak terjadinya revolusi industri, dari yang sebelumnya hanya 180-280 bagian per juta CO2 di atmosfer. Lebih dari 90% kelebihan panas itu diserap oleh laut, dan itu akan sangat berdampak bagi kehidupan berbagai biota laut didalamnya.

Saya suka bagian awal film ini, yang dibuat lebih edukatif, dimana Damon yang menjadi pemeran utama dalam film ini memiliki anak. Untuk menyiapkan anaknya menghadapi perubahan lingkungan yang berbeda di tahun 2040 mendatang, ia keliling ke beberapa negara untuk menemukan solusi dari permasalahan yang akan dihadapi kedepan.

Yang juga menarik, Damon mengunjungi sekolah dasar, bercengkrama dengan anak-anak dan meminta mereka berbagi cerita serta harapan yang ingin mereka lihat dimasa depan nanti. Saya membayangkan ketika anak-anak Sekolah Dasar di Indonesia seperti mereka, mampu berpikir dan berani menceritakan apa yang ingin mereka lihat dimasa depan nanti.

Anak-anak saat ini adalah penghuni masa depan, mereka harus dibekali informasi tentang apa yang saat ini terjadi, dan apa yang nanti akan terjadi. Saya juga senang bagian lain dari film ini, dimana anak-anak dari beragam negara dan ras mengungkapkan isi hatinya dengan jujur, tentang bagaimana mereka akan menyelesaikan beberapa masalah lingkungan dimasa akan datang.

Mulai saat ini, sepertinya kita harus lebih menghargai pendapat para anak-anak. Apa yang mereka pikirkan dan katakan saat ini, boleh jadi hasil daya hayalnya, tapi bukan berarti itu tak dapat menjadi nyata dimasa depan. Seperti pada bagian ketika seorang anak yang sangat fasih berbicara tentang sampah dan luar angkasa. Wow, luar biasa.

Menurut laporan PBB, tahun 2019 merupakan tahun dengan suhu panas tertinggi sejak 2015, dimana hal tersebut menjadi pengingat bagi masyarakat dunia untuk lebih menjaga bumi dari perubahan iklim. Karenanya PBB kemudian mengeluarkan sebuah peringatan kepada penduduk bumi, bahwa kurang dari 10 tahun untuk melakukan mitigasi bencana terbesar yang dapat disebabkan oleh pemanasan global.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka para anggota PBB kemudian sepakat untuk bersama-sama mendorong negara-negara meningkatkan target pengurangan gas rumah kaca.

Setidaknya ada beberapa masalah yang akan dihadapi dunia ketika pemanasan global tak terkendali. Dalam film ini Damon mencoba mencari solusinya pada beberapa negara yang dikunjunginya. Masalah pertama yaitu energi listrik, dan Bangladesh menjadi percontohan dengan sistem Microgridnya sebagai salah satu yang terbesar didunia. 

Sistem ini merupakan rangkaian pengguna listrik tenaga surya yang dapat saling berhubungan setiap rumah. Sebuah rumah yang memiliki panel surya dan baterei, dapat menyimpan, membeli dan menjual listrik pada rumah lain, dengan bantuan sebuah alat kecil. Neel Tamhane adalah seorang lelaki keren Bangladesh yang membantu masyarakat menyelesaikan masalah listrik, dengan sistem Microgrid.

Alih-alih membangun grid besar atau PLTS terpusat skala besar, membangun grid dari bawah keatas atau sistem dari rumah, dapat lebih membantu ekonomi masyarakat. Masyarakat hanya perlue mengeluarkan uamg sekali untuk membeli peralatan, setelah itu mereka dapat menghasilkan uang dengan alat itu.

Wow, itu kata pertama yang dihasilkan pikiranku ketika menonton bagian awal dari film ini. Tentu saja ini penemuan besar, yang kalau digunakan dapat menyelesaikan permasalahan listrik mahal di negara ini. Saya dan seorang teman, dahulu pernah membincangkan bahwa masyarakat dapat menghasilkan sendiri listrik kemudian dijual untuk kebutuhan rumah tangga.

Tapi bukam sistem seperti ini yang kami maksudkan. Kami sedang membicarakan bagaimana mengolah sampah menjadi listrik, kemudian dijual dan hasilnya dapat digunakan untuk merawat dan mengelola alat pembangkit listrik yang ramah lingkungan.

Saya kemudian membayangkan, apabila sistem Microgrid terkoneksi keseluruh negara, maka masyarakat kecil akan mampu menjual listrik ke perusahaan besar. Mungkin ini takkan berlaku setahun penuh, karena masih harus berhadapan dengan musim penghujan yang terjadi dalam beberapa bulan.

Saya juga membayangkan, ada berapa pembangkit listrik besar yang kemudian istrahat atau berhenti bekerja. Mereka akan menghemat penggunaan solar, batu bara dan bahan bakar lain untuk kebutuhan mesin-mesinnya, dan rakyat tak perlu mengeluh karena ada pengumuman kenaikan tarif listrik yang datang tiba-tiba.

Sepertinya saya harus menonton film ini sampai akhir untuk melanjutkan ceritaku. Saat ini saya masih berada pada menit 14.03, artinya saya masih berada pada bagian awal. Tentu masih banyak hal menarik dalam film berdurasi 1.31.43 ini, semoga kita dapat peroleh banyak manfaat darinya.

Saya teringat ucapan Damon dibagian awal tadi. "Bumi adalah rumah kita bersama, tapi kita sebenarnya hanya sedang menyewanya dari generasi masa depan. Jadi kita jangan hanya mengurangi emisi dengan cepat, tapi harus mampu menemukan cara untuk dapat menarik kelebihan karbon dioksida untuk dimasukan kedalam sistem dibumi. Banyak ilmuwan percaya, apabila karbon yang terperangkap di atmosfer dapat turun sampai 350 ppm, kita akan dapat menghindari bencana besar dari pemanasan global.

Dapatkan informasi terbaru tentang oemanasan global dan isu terbaru di https://whatsyour2040.com/ 

Rabu, 23 Oktober 2019

Pasar vs Penimbunan Laut

Kondisi Pasar Laino, Jalan Menuju Penjual Ikan
Pembangunan sarana wilayah dilakukan untuk menunjang aktifitas sehari-hari warga, karenanya, dalam pembangunannya sangat perlu memperhatikan kebutuhan dasar warga setempat. Pasar sebagai sarana perdagangan dan penimbunan laut, mungkin sama-sama punya manfaat buat masyarakat Muna. Tapi antara keduanya ada perbedaan tingkat kepentingan yang harus dipertimbangkan untuk didahulukan pembangunannya. Memperbaiki pasar dengan melakukan penimbunan laut, manakah diantaranya yang lebih dibutuhkan Muna?.

Pasar merupakan pusat aktifitas wilayah yang tak mengenal strata sosial. Semua manusia didalamnya hanya dibedakan atas 2 jenis, bukan kaya-miskin, bukan juga bangsawan dan jelata, melainkan pembeli dan penjual. Penjual adalah mereka yang menyediakan segala jenis barang yang dibutuhkan, sedang pembeli adalah mereka yang membutuhkan suatu barang yang memiliki nilai tertentu. Dengan kata lain, dalam pasar yang ada hanyalah hubungan saling membutuhkan antara pembeli yang butuh barang, dan penjual yang butuh uang.

Berdasarkan jenis transaksinya, pasar dibedakan atas pasar tradisional dan pasar modern. Ciri utama yang membedakan keduanya adalah, adanya proses tawar menawar harga barang. Di pasar tradisional, penjual masih membuka diri menerima tawaran harga dari pembeli, sedangkan itu tidak didapatkan di pasar modern. Membicarakan pasar modern, berarti membicarakan sebuah tempat dengan barang-barang yang telah diberi label harga. Mengambilnya berarti siap membayar sesuai harga yang tertera pada label, tidak lebih dan tidak kurang.

Pasar Laino sebagai Pasar sentral di Kabupaten Muna, dapat dikategorikan sebagai pasar tradisional, sebagaimana yang terdapat dibanyak Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia. Sependek pengetahuan saya, Pasar Sentral Raha sudah 4 kali dipindahkan, dan Laino adalah tempat terakhir saat ini, entah setelah ini akan kembali dipindahkan atau dipertahankan.

Sebagai pasar sentral, Pasar Laino memegang peranan penting dalam memutar roda perekonomian Kabupaten Muna, terutama Kota Raha. Hampir semua kebutuhan sehari-hari masyarakat Kota Raha diperoleh dari pasar laino, karenanya setiap beberapa detik akan terjadi transaksi. Pasar Laino juga merupakan suatu titik yang memiliki arus pergerakan orang paling tinggi di Kabupaten Muna. Arus datang dan pergi hampir selalu sama besar dalam setiap harinya.

Sebagai pusat ekonomi, Pasar Laino memiliki beberapa masalah mendasar yang berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga pergerakan orang didalam kawasan pasar. Kenyamanan dapat membuat orang lebih sering datang belanja, sedangkan apabila pergerakan dalam kawasan baik dan lancar, akan memudahkan dalam menemukan barang yang dicari. Berikut beberapa masalah mendasar yang dimaksud :

1. Kumuh
Kekumuhan Pasar Laino terlihat dari kondisi lingkungan pasar yang kotor dan becek akibat dari pembuangan limbah dan kondisi selokan/drainase yang tidak terencana dengan baik. Pada beberapa titik tak terdapat saluran drainase, padahal merupakan area dengan jenis barang basah dengan penggunaan air cukup tinggi. Kondisi ini telah berlangsung sangat lama, sampai saat ini belum ada perbaikan dan terkesan dibiarkan saja. Air tergenang juga becek yang seringkali terjadi pada jalan-jalan tanah yang belum permanen, lebih memperparah keadaan ketika tiba waktu hujan.

Selain itu, tak ada penanganan limbah yang memadai, padahal kawasan Pasar Laino terletak di pesisir pantai Kota Raha. Limbah yang berasal dari penjual makanan, sayuran busuk dan juga air rendaman ikan, dibuang begitu saja, tanpa selokan langsung ketanah dan seringkali tergenang sampai kejalan.

2. Penataan kawasan
Penataan kawasan Pasar Laino tak dilakukan dengan baik, atau dengan kata lain masih sangat amburadul. Penjual beras dan bumbu yang digolongkan dalam jenis barang kering dan berbau, masih bercampur dengan penjual sayur yang digolongkan pada jenis barang basah dan tidak berbau. Belum ada alokasi ruang khusus yang memisahkan para pedagang berdasarkan jenis barangnya, kecuali penjual pakaian yang terpisah.

Selain itu beberapa prasarana pendukung kawasan juga belum memadai, seperti jalan penghubung antar area yang belum dibuat menjadi permanen (paving, aspal, beton). Juga jalan poros yang tersambung langsung dengan jalan Baypass, sampai sekarang masih belum diaspal masih berupa pengerasan dari batu kapur. Pada saat seperti sekarang ini, debu jalanan seringkali tertiup angin dan masuk ke mata juga hidung, sebagian lain menempel dibaju dan kendaraan. sementara lubang yang ada ditengah jalan justru bertambah besar. Belum adanya tempat parkir, sehingga kendaraan yang datang selalu menggunakan area terminal untuk parkir.

3. Sampah
Masalah sampah pasar perlahan-lahan sudah mulai diperhatikan, sudah tersedia kontainer sebagai TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang diletakan dimedian jalan. Hal ini harusnya tidak terjadi, karena akan menganggu lalu lintas pasar. Sampah yang berbau dan seringkali tumpah kejalan akan menganggu pengendara. Yang paling penting adalah ritasi mobil sampah perlu ditingkatkan, supaya sampah bisa diangkat sekali dalam 2 hari, dan tidak tertimbun agak lama sampai berbau.

4. Pengaturan sistem pergerakan
Pengaturan sistem pergerakan pasar mengatur mengenai arah pergerakan kendaraan dan juga orang. Pengaturan sistem pergerakan atau sirkulasi, akan memudahkan para pembeli menemukan barang yang dicari, dan juga berpindah tempat antar area dalam pasar dengan lebih cepat. 

Yang belum terdapat di Pasar Laino adalah : Pertama, sistem sirkulasi masuk dan keluar kawasan pasar atau yany ditandai dengan pintu masuk dan pintu keluar. Ketika ada pintu masuk dan pintu keluar, maka harus ada jalan utama kawasan yang merupakan jalan poros dan dapat dilalui orang maupun kendaraan. Khusus untuk kendaraan, perlu adanya pembatasan, misalnya hanya kendaraan roda 2 yang boleh masuk, tapi hanya dijalan poros, tak bisa masuk kejalan-jalan lokal kawasan.

Pengaturan itu belum ada di pasar laino, sehingga kendaraan roda 2 bahkan pernah roda 4 masuk sampai kejalan kecil penjual ikan. Padahal lebar jalan hanya 2 meteran, dan disekitarnya terdapat penjual sayur dan penjual ikan yang duduk dipinggir jalan. Paling sering terlihat adalah kendaraan roda 2 yang menerobos kerumunan manusia dengan tujuan yang tak jelas entah kemana. Kadang jalan lokal malah menjadi macet, ketika motor dan gerobak yang berlawanan arah bertemu disatu titik.

5. Sistem Tata Informasi
Sistem informasi dapat digunakan sebagai penunjuk arah ataupun memuat informasi mengenai pelarangan-pelarangan yang diberlakukan dipasar. Seperti kendaraan roda 2 dilarang, atau dilarang parkir, dan sebagainya, yang mana semua itu digunakan untuk menertibkan. Selain berupa larangan, informasi penunjuk arah juga sangat penting, untuk memudahkan pembeli berpindah dari area satu ke area lainnya, seperti dari membeli perabotan dapur dan akan membeli ikan. Dengan adanya sistem informasi penunjuk arah, dapat memudahkan pembeli.

Hal itu belum terdapat di Pasar Laino. Bahkan papan nama Pasar Sentral Laino saja sampai saat ini belum ada. Semoga itu bukan pertanda pasar akan dipindahkan lagi, kedepannya.

***
Bagaimana dengan penimbunan laut?. Reklamasi pantai motewe direncanakan akan menjadi kawasan kota baru Motewe. Penimbunan laut seluas 283 Ha itu, sebagian besar pengelolaannya akan diberikan pada pihak pengembang atau pengusaha. Didalamnya direncanakan akan diisi bangunan-bangunan besar nan megah, seperti Pelabuhan Kontainer, Lapangan Sepak Bola, Mall, Gedung Serbaguna yang rencananya dapat menampung 5000 orang lebih, Hotel Berbintang 5 dan juga Rumah Sakit.

Setidaknya ada beberapa fakta lapangan yang berkaitan langsung dengan penimbunan laut dipesisir pantai motewe. Pertama, penganggaran pengerjaan penimbunan laut kawasan kota motewe telah dimulai tahun 2017, kemudian dilanjutkan pada tahun 2018 secara bertahap. Sampai pada tahap ke-2, penimbunan laut telah menelan anggaran sebesar 25 Miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Muna. Sedangkan untuk jasa konsultansi perencanaan kawasan, juga telah dilakukan sebanyak 2 kali dan menghabiskan anggaran sebesar 450 juta.

Kedua, beberapa bangunan yang direncanakan akan dibangun dikawasan hasil penimbunan laut sudah ada ditempat lain dalam Kota Raha. Muna telah memiliki Lapangan Sepak Bola bernama Stadion Paelangkuta, yang memiliki nilai historis dan seringkali dipergunakan pada acara PORDA (Pekan Olahraga Daerah). Stadion Paelangkuta telah menjadi ikon Kota Raha, yang telah mempersatukan pemuda diseluruh Kota Raha untuk bermain bola.

Muna juga telah memiliki RSUD yang pembangunannya belum rampung hingga saat ini. Beberapa gedung utama masih dalam proses pembangunan, juga halaman RSUD yang masih dalam proses pengerjaan. Sayang kalau harus membangun lagi RS baru, sementara RSUD yang dibiayai dengan APBD Pemda Muna masih belum rampung pembangunan dan pengelolaannya.

Ketiga, Penimbunan laut atau Reklamasi pantai motewe tidak memiliki dokumen penunjang yang lengkap, yaitu tidak memiliki dokumen Faseability Study atau Studi Kelayakan. Sebagaimana amanat UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, pasal 34 poin (3) mengatakan perencanaan dan pelaksanaan reklamasi diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres). Perpres 122 tahun 2012 tentang Reklamasi Diwilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 18 mengatakan bahwa permohonan izin pelaksanaan reklamasi wajib memiliki beberapa dokumen, salah satunya adalah Dokumen Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi Finansial

***
Dari gambaran-gambaran tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, Reklamasi dilakukan ketika sudah tidak adalagi lahan didaratan, atau lahan yang tersedia tidak mencukupi. Hal ini berbeda dengan kondisi eksisting Kota Raha, yang mana masih terdapat banyak lahan kosong. Selain itu, kawasan hasil reklamasi yang dilakukan Bupati sebelumnya Ridwan Bae, masih menyisakan banyak lahan kosong yang daoat dimanfaatkan untuk membangun mall ataupun bangunan monumental lainnya.

Kedua, terkait pembangunan Lapangan Sepak Bola dan Rumah Sakit baru, hal ini tidak cukup mendesak, alangkah lebih baik pabila menyelesaikan dulu RSUD yang saat ini belum rampung. Masih banyak pekerjaan rumah yang dimiliki RSUD saat ini, dari segi pengelolaan SDM, kebersihan ruangan, pengadaan alat-alat kedokteran untuk jenis penyakit keras, kurangnya tenaga kedokteran yang handal, dan juga ruang serta peralatan operasi yang belum memadai. Untuk Lapangan Bola baru, lebih bijak apabila memilih merenovasi Lapangan Paelangkuta, yang memiliki kualitas rumput baik dan tidak tergenang ketika hujan. Hal ini sudah dibuktikan ketika Porda yang dahulu diselenggarakan di Muna.

Ketiga, pembangunan kota motewe yang mengangkat konsep Kota Baru, agaknya masih kurang tepat. Kota Baru dibangun ketika kota yang ada memiliki banyak masalah komplek yang cukup berat untuk diurai. Seperti masalah kepadatan pemukiman dan masalah urbanisasi. Kedua masalah ini yang kemudian menjadi dasar awal membangun Kota Baru. Jadi, Raha masih perlu melihat kondisi saat ini, apakah Kota Raha telah menjadi daerah tujuan urbanisasi?, apakah Kota Raha telah padat oleh pemukiman?, kalau belum, berarti pembangunan Kota Baru masih belum diperlukan.

Keempat, Pasar Sentral Laino lebih membutuhkan perhatian untuk dibangun lebih baik lagi, dengan sarana dan prasarana penunjang yang jauh lebih baik. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pembeli, supaya lebih sering datang dan berbelanja di Pasar Laino. Anggaran besar yang dialokasikan untuk penimbunan laut, mungkin jauh lebih baik apabila dialokasikan untuk perbaikan Pasar Sentral Laino. 

***
Kondisi ini seharusnya jadi perhatian besar Pemerintah untuk menempatkan Pasar Laino sebagai salah satu prioritas pembangunan. Setidaknya tidak ada ketimpangan pembangunan yang dilihat masyarakat, karena Pasar Laino belum diperbaiki sementara penimbunan telah dilakukan. Rencana Pemerintah menggandeng pengusaha merupakan hal yang sangat baik, namun yang lebih penting lagi adalah menjadikan Muna sebagai daerah tujuan bisnis juga tujuan wisata, dan itu tak mudah.