Neuroplanologi - Bahagia Untuk Menjadi Kuat

Kota Bahagia adalah Kota yang mampu memberikan kebahagiaan bagi warganya. Saya ingin memulainya dari defenisi yang sederhana tentang Kota Bahagia, sesederhana yang saya pikirkan tentang jalan kebahagiaan.

Urbanisasi dan Masyarakat Kota

Urbanisasi muncul karena ada kebutuhan, begitupun dengan kota sebagai sebuah peradaban. Kota lahir karena kebutuhan, bukan secara alamiah, melainkan dibentuk dengan sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Neuroplanologi - Jalan Menuju Kota Bahagia / Happy City

Mungkin sudah saatnya sebuah pendekatan baru lahir, dengan memadukan disiplin Planologi dan Neurosains untuk mewujudkan sebuah kota yang bahagia. Dengan kajian yang lebih fokus membahas sebuah perencanaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap saraf otak dan membuat manusia lebih bahagia. Semoga tak terlalu dini, saya ingin menyebutnya sebagai NEURO PLANOLOGI.

Silverqueen - Berhenti Menangis

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu.

Pak Udin, Penjaga Tradisi Suku Bajo Mola di Wakatobi

Pak Udin merupakan seorang Suku Bajo yang berasal dari Mola, pemukiman suku bajo terbesar didunia yang berada di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Layaknya suku bajo yang selalu dikatakan dalam berbagai literatur, pak udin sangat menggantungkan hidupnya pada laut.

Senin, 23 Desember 2019

Silverqueen - Berhenti Menangis

(Gambar mungkin miliki hak cipta)
Rintik hujan dimalam sabtu. Tak cukup deras hingga mampu membuat kepala basah kemudian terserang flu dan hidung jadi merah berhari-hari. Disamping rumah, bunga-bunga yang tersusun rapi terlihat berkilap karena tetes-tetes hujan membasahinya. Aku ingin keluar sekedar untuk menenangkan diri.

Kulihat ayunan dibawah pohon mangga yang rindang, tak sedikitpun basah karena tetes hujan. Ingin kutelpon kamu Bara, tapi aku sedikit malu. Kutak ingin kau tau tentang kesedihanku malam ini. Kau tau Bara?, aku barusaja menangis, sedih rasanya. Setelah apa yang telah kulakukan sekuat tenaga, ternyata tak mendapat apresiasi dari ibu. Aku sedikit bingung, malam ini kuhanya ingin bicara denganmu.

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu. 

Kuusap mataku yang masih berkaca-kaca. Dan Kuperbaiki napasku yang sedikit sesak sambil meneguk air putih dari gelas kaca. Setelah itu kutelpon Bara.

Tak seperti biasa, malam ini ceritanya tak begitu menarik. Mungkin juga hatiku yang terlalu kelabu, karena ini adalah bulan november. Aku melanjutkan percakapan dengan pertanyaan ketus.

"Kau pasti tau kalau saya habis nangis"
"Oh ya, bukannya lagi batuk?"
"Kau tak bertanya, kenapa saya menangis?"
"Tidak, maafkan saya"
"Berarti kau tak perhatian"
"Bukan begitu"
"Trus?, kenapa tak bertanya?"
"Tak bertanya bukan berarti tak perhatian kan?"
"Tapi saya mau ditanya"
"Iya, maaf kalau begitu. Seandainya tadi saya bertanya, setelah itu apa yang akan kamu lakukan?"
"Tentu saja saya akan ceritakan keadaanku, supaya kamu mengerti"
"Setelah itu kamu akan menangis tersedu-sedu?"
"Tapi plong rasanya kalau sudah dikeluarkan"
"Kalau besok malam diingat lagi, berarti menangis lagi?"
"Ah, susah bicara sama kamu"
"Tapi kamu sudah lumayan kan?, itu artinya saya sudah menyerap sedikit kesedihanmu"
"Tau ah", dan senyum kecil mulai terbit dari wajahnya yang kelabu beberapa saat lalu.

Bara bukan Dilan. Dia bukan peramal atau pahlawan yang muncul didepan banyak orang untuk memegang tanganku. Katanya dia tak mau membuat cemburu lelaki sekampus. Dia punya pendirian, dan selalu tegas pada hal prinsipil. Misalnya tidak berbohong dan tidak menipu. Kadang Bara terlihat kumal, menurutnya penampilan bukan ukuran seseorang itu baik. Huh, dia cuma berlagak seniman.

Pernah suatu ketika kami sedang duduk berdua, kuharap dia akan menceritakanku hal romantis. Atau paling tidak membacakanku salah satu puisi romantis yang  dibuatnya. Dan tidak satupun dari keduanya dilakukan. Malah dia menceritakan hal lain yang tak ada hubungannya dengan skripsi ataupun kisah romantis. 

Bara berkisah dengan raut serius, "Disuatu kota besar yang sangat padat dan kumuh, hiduplah sepasang suami istri. Hidup mereka pas-pasan, tak kekurangan tapi tak juga berlebihan. Si suami bernama Alam", "hey, itukan nama temanmu Bara", aku memotong. "O begitu, kamu tau darimana?, mungkin saja ini Alam lain yang orang Majene". "Tapi Alam temanmu itu kan memang orang Majene". "Iya juga". Kenapa harus Alam pikirku sambil menahan tawa yang sekali waktu bisa meledak. Kukenal Alam, mengingatnya saja sudah membuatku tertawa. Memang Alam orang yang lucu, hanya melihatnya bercerita bisa membuatku tertawa.

Bara melanjutkan, "sedangkan istrinya bernama Cawang". Dan tawaku meledak seketika, tak mampu kutahan lagi.

Dalam keadaan tertawa geli, aku masih berusaha bicara padanya. "Itu juga kan nama temanmu, dan mereka sama-sama lelaki, kenapa jadi sepasang suami istri". Tak mampu lagi kutahan, kubiarkan tawaku meledak kesegala penjuru dunia.

Cukup lama aku tertawa, sampai kurasakan sesak didadaku dan Bara mengingatkan sambil memberikan botol air mineral. "Minum dulu", katanya. Setelah beberapa saat napasku mulai normal, kurasakan rasa hangat disekujur tubuhku, rasanya segar, seperti aliran darah mengalir lancar tanpa terhambat sedikitpun. "Trus gimana, sudah selesai atau masih berlanjut?, tanyaku kembali. "Ceritanya kan baru mulai, hanya karena lagi ada iklan saja", jawabnya masih dengan ekspresi serius.

Suatu hari si istri sangat capek membersihkan rumah, sedang si suami juga asik menonton bola. Saya sedang membayangkan cawang capek dan alam sedang asik menonton bola. Karena kesal dengan ulah suaminya yang terus-terusan menonton bola, si istri pun bertanya dengan sedikit memprotes.

Istri : “Mas...waktu pacaran kok gak pernah bilang sih kalau Mas itu orang miskin?”
Suami : “Kan aku bilang berkali-kali...Kamulah hartaku satu-satunya...Kamu malah bilang so sweet!”

Tawaku pecah kembali...

Itulah Bara, aku sendiri tak tau jalan pikirannya. Kuingin dia bisa selalu bersikap romantis padaku, tapi tak selalu dilakukannya. Kuingin dia bisa selalu menjadi orang dewasa terhadapku, tapi tak selalu dilakukannya. Akupun tak tau, kapan dia akan jadi romantis, atau menjadi pelawak, atau bahkan menjadi lelaki dewasa dengan gaya bicara yang buatku kagum. Menurutku dia cukup aneh juga misterius, dia dapat membantu mengerjakan skripsiku padahal kita beda jurusan juga beda fakultas.

Saya ingat pernah sangat marah padanya. Hari itu cukup panas, jadi lebih panas karena skripsiku belum di acc dosen pembimbing. Kutemui Bara disebuah warkop di Jalan Abdullah Daeng Sirua yang saat itu tak terlalu ramai, karena tak ada jadwal nonton bareng pertandingan sepak bola eropa. Saya katakan padanya kalau dia unik, karena bisa tau banyak hal. Cerita apapun dengannya selalu nyambung, seperti semua yang kuketahui juga diketahuinya dengan lebih baik. Dia hanya membalas, "begitulah Lelaki Penghibur, harus tau banyak hal supaya selalu bisa menghibur perempuan cengeng seperti kamu". Dan saya sangat marah dengan kata-katanya.

Bukan karena mengatakan saya cengeng, karena memang saya seperti itu. Saya sebenarnya lebih suka dikatakan cengeng olehnya. Didepannya, saya tak ingin menjadi wanita mandiri, saya ingin terus begini adanya, supaya Bara bisa terus memperhatikanku. Saya sangat marah karena dia mengatakan dirinya "Lelaki Penghibur". Buat apa coba, itu kan maknanya negatif dan aku tak ingin dia terlalu merendahkan dirinya padaku. Aku menyanjungnya, aku memujinya karena sikapnya yang sopan, dan kutau tak semua lelaki yang kutemui bisa seperti dia padaku. Tapi dia hanya tertawa, seolah itu biasa saja dan tak mempengaruhinya.

Setelah itu dia kembali menceritakanku sebuah kisah. Entahlah, kali ini kisah apalagi yang ada dalam kepalanya. Kubiarkan dia meniupkan gelembung penasaran ditelingaku, kemudian bercerita dengan ekspresi serius. Kuperhatikan dia, kulihat rambutnya yang kriting yang katanya karena terlalu banyak berpikir. Kulihat wajahnya yang oval, kutatap matanya yang tajam, dan hidung mancungnya yang mirip orang arab kata temanku. Ah, aku membayangkannya mirip sherlock holmes yang sedang serius berpikir untuk memecahkan kasus dan memaparkan analisanya. Bara ku tak peduli dengan itu semua, dengan tatapan wanita atau penilaian orang terhadapnya. Kutau dia sangat fokus pada cerita-ceritanya untukku.

"Disuatu kota besar yang padat dan kumuh". "Kata pembukanya kok itu terus, memangnya nda ada yang lain ya?", potongku. "Masa?, tapi prasaan kemarin bukan seperti ini?", tanyanya padaku. "Kemarin memang tidak, tapi kemarin dulu dan beberapa hari yang lalu masih itu juga", dan sayapun tertawa. "Iya juga, semoga tahun depan ada perubahan", katanya singkat dan cuek. Huh, dia cuma berlagak cuek saja.

"Hidup sepasang suami istri". "Tunggu-tunggu, jangan alam lagi", saya hampir tertawa lagi karenanya. "Bukan, ini memang kisah suami istri". "Oke lanjut". Mereka hidup berdua karena belum punya anak. Karena tak kunjung diberi anak, akhirnya si istri pusing dan minta diantat ke dokter. Tak lama mengantri setelah mendaftar, si istri pun mendapat panggilan dan dia masuk keruang pemeriksaan dokter praktek. Pendek kata, diapun keluar dengan wajah yang berseri-seri. Karena merasa penasaran si suami mendekati si istri yang sedang berjalan keluar dari ruang tunggu.

Suami : "Kata Dokter kamu sakit apa Mah?" 
Istri : "Kata dokter gak apa-apa kok pah, cuma sedikit stress aja. Dia menyarankan supaya kita rileks dengan mengambil liburan ke London, Paris, Hongkong, Turki atau Singapura. Enaknya kita pergi kemana ya Pah? Suami : "Enaknya kita pergi ke Dokter lain aja Mah..."

Bara selalu bisa buatku tertawa dan kagum padanya. Saya jadi lupa caranya bersedih dan menangis, semua itu karenanya. Mungkin betul apa yang dikatakannya, kalau dia Lelaki Penghibur yang dikirim tuhan untukku, untuk menghapus segala sedih pada diriku. Adikku bahkan sampai tertawa cekikikkan ketika kuceritakan cerita-ceritanya dan beberapa hal aneh tentangnya. Dia sangat penasaran ingin ketemu, dan itu tak pernah terjadi.

Setelah ujian meja, Bara menghilang begitu saja. Menghilang dari malam-malamku dan menghilang dari tiap sudut pandanganku. Kucari dia ditempat biasa dan dia tak ada. Handphone nya mati, dan segala jejaknya seakan ingin menghilang dari kehidupanku. Aku rindu bara, tapi bukan dengan kesedihan. Aku mengingatnya tapi bukan dalam tangisan dari atas ayunan ditaman sana. Aku hanya ingin bilang Terimakasih karena telah buatku berhenti menangis.

Sebulan telah berlalu sejak saat itu, dan aku baru saja selesai wisuda. Ingin kuabadikan momen ini bersama keluarga, bapak, mama, saudara saudariku dan juga teman-teman. Kami berfoto diluar ruang auditorium yang digunakan untuk wisuda, sangat ramai dan semua tersenyum bahagia serasa telah berhasil melewati ujian berat. Masih dengan pakaian wisuda lengkap kami berfoto sekeluarga dan saya memeluk mama. Saat akan mencium tangan mama, saya melihat Bara. Dia lewat tak jauh didepanku tanpa menoleh kearahku, aku tau itu dia tak mungkin salah. Rambutnya, hidungnya, wajahnya dan warna khas pakaiannya, itu Bara.

Aku memanggilnya beberapa kali, tapi dia tak menoleh kearahku. Aku hanya ingin berfoto dengannya, berfoto berdua dihadapan keluargaku. Tapi dia hanya berlalu begitu saja. Dia seperti kembali menjadi Bara sebelum kami berkenalan, cuek tapi sedikit rapi dari biasanya. Aku kesal padanya dan tak bisa kusembunyikan lagi. Kutau seorang teman sedang memotret saat aku sedang kesal melihat kearahnya. "Baiklah tuan, Terimakasih untuk malam-malam bahagia yang sudah kau berikan", kataku dalam hati. Huh dia masih saja berlagak cuek, tapi aku rindu. Terimakasih sudah datang dihari wisudaku, Mr. Happiness.
.

Selasa, 17 Desember 2019

Ruang hijau perkotaan dapat mencegah kematian dini

Ringkasan: Sebuah meta-analisis dari sembilan studi longitudinal mengungkapkan ruang hijau perkotaan secara signifikan terkait dengan pengurangan kematian dini. Penurunan 4% dalam kematian dini dikaitkan dengan setiap peningkatan 0,1 dalam skor vegetasi dalam jarak 500 meter dari bangunan tempat tinggal.
Sumber: ISGLOBAL


Greenness perumahan dapat melindungi terhadap kematian karena semua penyebab dini, menurut tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Institut Barcelona untuk Kesehatan Global (ISGlobal), sebuah lembaga yang didukung oleh "la Caixa", bekerja sama dengan Universitas Negeri Colorado dan Dunia. Organisasi Kesehatan (WHO), dan diterbitkan dalamThe Lancet Planetary Health .

Analisis, yang mencakup sembilan studi longitudinal yang melibatkan tujuh negara dan total lebih dari delapan juta orang, memberikan bukti kuat tentang dampak peningkatan area hijau terhadap kematian.

Setengah dari populasi dunia tinggal di kota-kota, di mana sering ada kekurangan ruang hijau. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ruang hijau di kota-kota memiliki efek kesehatan positif, termasuk lebih sedikit stres, peningkatan kesehatan mental, dan risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, dan kematian dini yang lebih rendah. Namun, banyak dari studi ini hanya melihat satu titik waktu tertentu dan menggunakan berbagai cara untuk mengukur paparan terhadap kehijauan.

Inilah sebabnya mengapa tim peneliti memutuskan untuk meringkas bukti yang tersedia dan fokus pada studi yang bersifat longitudinal - yang mengikuti kohort individu yang sama selama beberapa tahun -, menggunakan ukuran sederhana paparan ruang hijau - NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) ) berdasarkan gambar satelit-; dan melihat kematian semua penyebab dini sebagai hasil kesehatan.Mereka mengidentifikasi sembilan studi kohort di seluruh dunia yang mencakup lebih dari delapan juta individu secara total, dari tujuh negara yang berbeda (Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Australia, Swiss dan Cina).

Meta-analisis dari studi-studi ini menemukan bahwa peningkatan dalam kehijauan di sekitar rumah secara signifikan terkait dengan penurunan angka kematian dini.Lebih khusus, penelitian ini memberikan perkiraan untuk efek perlindungan: penurunan 4% dalam kematian dini per setiap peningkatan 0,1 dalam skor vegetasi, dalam jarak 500 meter dari tempat tinggal. 

"Ini adalah sintesis terbesar dan paling komprehensif hingga saat ini pada ruang hijau dan kematian dini", kata David Rojas, peneliti di ISGlobal dan Colorado State University dan penulis pertama studi ini, "dan hasilnya mendukung intervensi dan kebijakan untuk meningkatkan ruang hijau sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat ”. Selain itu, penelitian ini "memberikan informasi penting yang sudah dapat digunakan dalam studi Penilaian Dampak Kesehatan (HIA) di masa depan", jelas Rojas.
Ini menunjukkan orang-orang berjalan di taman kota

Analisis, yang mencakup sembilan studi longitudinal yang melibatkan tujuh negara dan total lebih dari delapan juta orang, memberikan bukti kuat tentang dampak peningkatan area hijau terhadap kematian.Gambar ada dalam domain publik.

Memang, Rojas dan rekannya saat ini menerapkan hasil meta-analisis di atas untuk memperkirakan jumlah kematian dini yang dapat dicegah di kota-kota di seluruh dunia jika kota itu mencapai tujuan ambisiusnya untuk meningkatkan infrastruktur hijau.

"Program penghijauan perkotaan tidak hanya kunci untuk mempromosikan kesehatan masyarakat, tetapi mereka juga meningkatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak perubahan iklim, membuat kota-kota kita lebih berkelanjutan dan layak huni" simpul Mark Nieuwenhuijsen, direktur Perencanaan Kota, Inisiatif Lingkungan dan Kesehatan di ISGlobal .

Sumber: 
Kontak Media: 
Marta Solano - ISGLOBAL 
Sumber Gambar: 
Gambar ada dalam domain publik.
Penelitian Asli: Akses tertutup 
"Ruang hijau dan kematian: tinjauan sistematis dan meta-analisis studi kohort". Rojas-Rueda D, Nieuwenhuijsen M, Gascon M, Perez-Leon D, Mudu P. 
The Lancet Planetary Health doi: 10.1016 / S2542-5196 (19) 30215-3 .

Jumat, 13 Desember 2019

Love Hormon

Sudah hampir sejam mereka berada dalam ruangan, dan pintu belum juga menunjukan tanda-tanda akan terbuka. Seorang pria paruh baya terus menunggu dengan gelisah, karena dari tadi hanya teriakan kecil yang terdengar dari dalam. Dapat ia pastikan kalau itu suara istrinya. Sedangkan tangisan kebebasan dari seorang manusia baru, yang selama 8 bulan terkurung masih belum terdengar juga.

Prosesi itu memakan waktu cukup lama, bagi lelaki tentu takkan sanggup melaluinya. Sedang perempuan?, mereka bahkan rela menukarnya dengan nyawa ketika akan melahirkan seorang bayi yang dikandungnya. Itulah pengaruh Oksitosin, sebuah hormon yang akan membuat manusia merasakan cinta sampai nyawa sendiripun rela dipertaruhkan.

Membicarakan oksitosin, berarti membicarakan suatu hormon yang sangat besar perannya dalam proses melahirkan wanita. Karena pada awalnya hormon ini diketahui lebih banyak diproduksi ketika wanita melahirkan dan saat proses menyusui. Sebagaimana yang diungkapkan Larry Young, seorang ahli saraf perilaku di Emory University di Atlanta, Georgia.

Young mengatakan bahwa Oksitosin adalah peptida yang diproduksi di otak, yang pertama kali dikenal karena perannya dalam proses kelahiran, dan juga dalam menyusui. Sejalan dengan asal katanya yang berasal dari bahasa Yunani yaitu oksis-tokus, artinya kelahiran dengan cepat. 

Cinta itu sangat misteri, tak mampu dijelaskan dengan kata-kata dan hanya mampu dirasakan oleh manusia. Begitu kata orang-orang yang dimabuk asmara. Ada juga yang mengatakan, cinta datang dari mata kemudian turun ke hati, setelah itu lefer. Semoga saja tidak.

Tapi kata-kata seperti itu tidak terlalu familiar dikalangan para pejuang asmara. Ada ungkapan yang lebih terkenal yaitu, Cinta ditolak dukun bertindak. Saya juga bingung bagaimana seorang dukun bisa mengubah perasaan orang untuk menyukai seseorang. Saya cuma teringat kata-kata seorang teman asal mandar saat kajian TOT di Makassar dulu, namanya Bojes.

Dia hendak mengajariku aji mumpung untuk menaklukan gadis-gadis cantik. Katanya karena saya termasuk salah satu teman dekatnya selama kegiatan. Tapi saat itu saya menolak, karena saya masih sangat tampan dan punya banyak fans dikampus. Kalau dipikir-pikir lagi, saya cukup menyesal menolak pemberiannya. Seandainya dulu kuterima saja, mungkin saat itu Nia Rahmadani takkan menikahi anak konglomerat. Huh.

Oksitosin juga dikenal dengan nama Cuddle Hormon atau Hormon Pelukan, merupakan hormon yang diproduksi di bagian otak bernama hipotalamus. Dari situ ia dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis, yang terletak di dasar otak. Pada kasus lain juga dinamakan hormon cinta, karena hormon ini dilepaskan ketika orang sedang merasakan cinta atau terikat secara sosial dan emosional pada seseorang atau sesuatu.

Dalam sebuah jurnal penelitian psikoneuroendokrinologi, yang diterbitkan tahun 2012 oleh perpustakaan kedokteran nasional amerika. Dikatakan bahwa  bahwa, orang-orang pada tahap pertama dari keterikatan romantis memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi, dibandingkan dengan orang lajang yang tidak terikat. Dan ini dapat bertahan setidaknya selama 6 bulan.

Ada beberapa cara alami yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon oksitosin. Yang pertama adalah berpelukan lebih lama. Tapi dengan pasangan sendiri, bukan dengan pasangan orang lain. Berpelukan memiliki fungsi serupa dengan menyusui, yang membuat tubuh melepaskan banyak hormon oksitosin karena perasaan bahagia. Seperti pelukan seorang ibu dan bayi, yang dapat memberikan rasa bahagia. Juga pelukan ayah dan anak, yang dapat menciptakan perasaan aman dan terlindungi.

Yang kedua, keintiman. Para peneliti mengatakan bahwa berhubungan intim dapat meningkatkan produksi oksitosin secara alami. Keintiman yang dimaksud dapat berarti banyak hal, mulai dari yang biasa sampai yang luar biasa. Pijatan dan sentuhan termasuk hubungan intim dalam tegangan rendah, yang dapat memproduksi oksitosin secara alami.

Yang ketiga kegiatan memacu adrenalin. Sudah sering disebutkan bahwa olahraga dapat menyehatkan tubuh manusia, selain itu juga dapat membuat perasaan bahagia. Peneliti dari Universitas of Vermont menemukan bahwa dengan berolahraga hanya 20 menit, dapat membuat suasana hati lebih baik selama 12 jam.

Ketika kita merasakan hal yang mendebarkan dalam olahraga extreme, maka saat itu tubuh akan memproduksi oksitosin secara alamiah. Selain itu kegiatan petualangan juga dapat membuat kita merasa lebih terhubung dengan alam, dan dapat memompa tingkat oksitosin.

Dan tentu masih banyak lagi cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hormon oksitosin secara alami. Selain cara alami, ada juga cara lain untuk meningkatkan hormon cinta pada lawan jenis. Yaitu cara kimia, dengan menggunakan semprotan yang mengandung bentuk sintetis dari hormon cinta.

Beberapa penelitian telah dilakukan dengan menyemprotkan cairan tersebut pada seorang wanita, hasilnya seorang pria dapat memikat wanita. Sedangkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan, dengan semprotan tersebut dapat membuat mereka memiliki gambaran bahwa pasangannya 15% lebih menarik daripada yang lain.

Seperti yang diberitakan jurnal Neuroscience. Telah dilakukan penelitian pada 57 pria untuk mencium cairan oksitosin, sedangkan 29 lainnya diberi plasebo. Kemudian mereka diperkenalkan pada seorang wanita yang lebih atraktif. Para wanita tersebut ditempatkan pada jarak yang ideal dengan mereka , dan kemudian dipindahkan pada posisi yang sedikit tidak nyaman.

Hasilnya, pria dengan hubungan cinta monogami atau satu pasangan, menjaga jarak dari mereka. Terlepas mereka mengadakan kontak mata atau lelaki melihat bagian tubuh wanita tersebut. Tapi hormon tersebut tidak berpengaruh pada lelaki lajang, yang belum memiliki hubungan khusus dengan seorang wanita. Dan ternyata oksitosin dapat meningkatkan kesetiaan seorang pria terhadap pasangannya.

Pada percobaan lain semprotan oksitosin, diceritakan bahwa ada seorang lelaki tampan yang diberikan sebuah semprotan yang tidak berisi oksitosin. Kemudian dia diminta memilih setiap wanita yang lewat, dan mengajaknya kencan, tapi dalam beberapa percobaan dia selalu gagal. Kemudian dia memprotes bahwa ternyata oksitosin ini tak benar bisa menarik wanita. 

Baru setelah itu dia diberikan cairan yang sebenarnya mengandung oksitosin dengan kosentrasi tinggi. Kemudian diminta memilih seorang wanita untuk disemprotkan dan diajak kencan. Pada percobaan terakhir ternyata dia berhasil mengajak seorang wanita berkencan. Saat diwawancarai, wanita tersebut diajukan beberapa pertanyaan tentang pria yang mengajaknya kencan tadi.

Apakah kamu tertarik pada dia?, wanita itu menjawab "iya saya tertarik". Kenapa kamu tertarik pada dia, apakah karena dia pemberani?. "Entahlah, sebenarnya tipe saya lelaki pemalu, bukan seperti dia yang terlalu berani". Apakah kamu mau diajak berkencan?, "iya saya mau", jawab wanita itu lagi. Kenapa kamu mau, apakah karena dia mengajak dengan sopan?. "Tidak, justru dia tidak sopan, karena langsung mengajak kencan tanpa basa basi, dan itu bukan tipe lelaki yang saya suka".

Kemudian wartawan tadi bertanya lagi, lalu kenapa kamu tertarik sama dia?. "Saya juga tak mengerti kenapa bisa tertarik, mungkin ada sesuatu yang lain pada dirinya yang membuat saya tertarik", jawab wanita itu. Baru setelah itu dia diberitau bahwa itu karena efek dari semprotan oksitosin yang disemprotkan lelaki itu padanya beberapa saat lalu.

Ah, saya ingin menceritakan ini pada teman saya tadi. Daripada pergi ke dukun, sekarang sudah ada semprotan cinta yang tanpa menunggu lama langsung dapat bereaksi sesuai keinginan kita. Tapi saya juga ingin mengatakan padanya, ada satu yang lebih dapat membuat para wanita cantik bisa langsung tertarik padanya, tanpa pelet ataupun oksitosin, yaitu Uang.

Senin, 02 Desember 2019

Hai, Namaku Tutano

"Haaccih"
Entah kenapa beberapa saat setiap kali baru bangun tidur saya selalu bersin, bahkan kadang sampai keluar ingus. Tentang itu Bapak dan Mama juga heran, "kenapa tiap bangun tidur kamu selalu saja bersin", kata mereka. Kalau mereka saja tak tau, mana mungkin saya tau, paling sebentar lagi salah satu dari mereka akan bertanya. "Gatal hidungnya kah?", dan sayapun akan menjawab "iya gatal". Hanya dua kata itu yang bisa kukatakan saat ini, saya belum bisa menjelaskan kondisiku sebaik orang dewasa menyampaikan.

Ah, hampir lupa, Bapak selalu bilang sebentar lagi saya akan sekolah. Disekolah nanti saya bisa bermain sepuasnya, ada banyak teman dan permainan baru. Saat bertemu teman baru, saya harus perkenalkan diri dulu, baru kemudian bertanya siapa namanya. Nama saya Tutano, itu nama panggilan yang kubuat untuk diriku sendiri, bukan made in orang dewasa. Demi menghargai kreatifitasku, Bapak dan Mama jadi memanggilku Tutano.

Nama lengkapku, Ahmad Sukarno Halifa, lahir 13 November 2015, dan 3 hari lagi saya akan merayakan ulang tahun yang ke-4. Saya masih seorang balita atau bayi lima tahun, tapi jangan kaget kalau kalian melihat tinggiku, beratku, apalagi tau nomor kakiku. Saya mau kasih bocoran sedikit, ya sedikit saja, jangan banyak-banyak, tapi kalian jangan bilang-bilang kalau sepatuku saat ini nomor 31-32, tahun depan mungkin 32-33. Kalian mau tanya berapa tinggiku?, atau mungkin beratku?, itu rahasia keluarga hanya Bapak dan Mama yang tau.

Saya saja hanya dengar dari mereka, waktu lagi cerita membahas sepatu yang mau saya pakai. Anehnya mereka tak bertanya padaku mau pake sepatu yang mana, atau suka yang mana. Mereka hanya memilih sesuai perasaan mereka, kadang saya menolak, tapi itu takkan lama sebelum mereka memberikan sejumlah puji-pujian yang buatku senang memakai sepatu pilihannya.

Karena 3 hari lagi ulang tahunku, saya mau buat kejutan untuk Bapak. Saya akan menemaninya dirumah, bermain dengannya, nonton dengannya, tidur dan mandi juga dengannya. Saya akan menceritakan apa saja yang kami lakukan dirumah selama 3 hari kedepan, sampai hari ulang tahunku.

Minggu, 01 Desember 2019

Dana Dekonsentrasi & Dana Tugas Pembantuan, Pentingkah Tuk Muna?

Sudah 23 tahun kita hidup dalam aturan otonomi, dimana daerah diserahkan wewenang untuk mengatur sendiri urusannya. Tapi selama masa itu pula banyak daerah-daerah di tanah air belum mampu mandiri secara ekonomi dan mampu mencari uang untuk memenuhi minimal 50% kebutuhannya. Kabupaten Muna, salah satunya.

Ketergantungan Kab. Muna pada pusat ternyata masih sangat tinggi, itu dapat diukur dari berapa prosentase PAD Muna terhadap APBD Muna. APBD Kabupaten Muna tahun 2019 diketahui sebesar 1,24 Triliun, sedangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) nya sebesar 117 Miliar. Artinya PAD hanya mampu menyumbang sebesar 9,44% dari total nilai APBD Muna. Berarti tingkat ketergantungan Pemda Muna terhadap Pusat adalah 90,56%.

Ketergantungan yang tinggi membuat Muna sangat membutuhkan campur tangan Pemerintah Pusat untuk  melakukan pembangunan daerah. Selama ini Pemerintah Daerah hanya mengandalkan utang atau pinjaman untuk membangun, padahal ada sumber lain yang dapat memberikan dana dari pusat tanpa harus mengutang. Apabila ini mampu didapatkan, maka besar kemungkinan Muna tidak akan terlalu kesulitan melakukan pembangunan.

Namun bukan perkara gampang untuk mendapatkannya. Dibutuhkan usaha dan upaya ekstra dan juga kepercayaan Pemerintah Pusat bahwa Pemerintah Daerah Muna mampu mengelola dana tersebut. Saya ingin tetap optimis itu mampu didapatkan, apabila Pemerintah Daerah mampu menunjukan bukti nyata lewat pengelolaan keuangan yang sehat.

Saya teringat yang disampaikan Pak Zakaruddin Saga mantan keuangan di 2 kabupaten Muna dan Muna Barat beberapa waktu lalu. Beliau mengatakan bahwa dibulan 12 ini Muna akan kekurangan uang, karena DAK Muna tak dapat dicairkan 100%. Sebagian ditarik oleh Pemerintah Pusat, dikarenakan Pemerintah Daerah dianggap tak mampu mengelola.

Tentu ini pukulan berat buat Muna yang tengah membangun. Ketidak mampuan mengelola keuangan dapat berimbas pada ketidak mungkinan mendapat dana lain untuk pembangunan. 

Menurut saya Muna harus berbenah, agar mampu mendapat kembali kepercayaan Pemerintah Pusat. Mungkin utang penting, tapi jauh lebih penting lagi untuk tidak berutang manakala itu membebani keuangan daerah kedepan. Karena masih ada 2 sumber lain yang dapat digunakan untuk pembangunan. Namun butuh orang tepat untuk mengurus dan mendapatkannya.

Tahun depan Muna akan melaksanakan Pilkada serentak. Dimana calon kuat mengerucut pada 3 figur, yaitu 2 Bupati dan seorang lagi Dirjen Bina Keuda Kemendagri. Penting bagi masyarakat untuk melihat, manakah dari figur-figur tersebut yang dapat membuat kepercayaan Pemerintah Pusat kembali. Dan mampu mendapat 2 sumber lain dana pembangunan.

Saya ingat pernah membaca bahan seminar pembangunan daerah oleh Bappenas, ketika sedang dalam perjalanan menuju daerah paling timur Indonesia. Disana disebutkan beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melakukan pembangunan dengan memanfaatkan sumber dana lain. Tapi saya kurang fokus saat itu, sehingga tidak tersimpan dengan baik di memoriku.

Gambaran tentang itu muncul kembali beberapa waktu lalu. Muncul ditengah-tengah kerumunan manusia di Kecamatan Napabalano yang berjumlah hampir 3000 orang. Ketika seorang Syarifuddin Udu menjelaskan dengan bahasa sederhana pada masyarakat kecil, dan mereka semua menunjukan ekspresi serius saat mendengarkan.

Selain APBD yang didalamnya ada DAU dan DAK, masih ada 2 sumber dana lain untuk pembangunan daerah. Namun kedua sumber itu selama ini tak pernah dimanfaatkan Pemerintah Daerah, karena tidak mampu mengurus dan tak tau mekanisme pengurusannya. Butuh pertaruhan besar pabila menggunakan jasa broker atau calo untuk mengurusnya.

Yang pertama Dana Dekonsentrasi, adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Kegiatan dekonsentrasi yang dibiayai adalah bersifat nonfisik, antara lain berupa sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian.

Dari dana Dekonsentrasi ini, saya membayangkan akan banyak pelatihan-pelatihan yang mencakup berbagai bidang di Muna. Sebut saja pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan industri. Semua sektor itu akan lebih muda dimaksimalkan apabila Muna dapat membentuk SDM lebih baik dari pelatihan, penyuluhan dan penelitian. Selain itu, untuk kegiatan-kegiatan lain berupa perencanaan dan survey, apabila menggunakan Dana Dekonsentrasi, berarti Muna dapat menghemat pembiayaan dari APBD dan mengalokasikan untuk sektor lain seperti Kesehatan, Pendidikan dan Pemenuhan Gizi masyarakat.

Dengan itu masyarakat tidak lagi bermimpi tentang adanya kesehatan murah atau pendidikan gratis. Karena semua itu sangat mungkin dilakukan apabila Pemerintah Daerah mampu mendapat porsi dari Dana Dekonsentrasi dan APBD Muna tidak menanggung beban pembangunan sangat berat karena perencanaan keuangan yang tidak tepat sasaran.

Yang kedua Dana Tugas Pembantuan, adalah dana yang berasal dari APBN dan digunakan oleh Gubernur/Walikota/Bupati termasuk Kepala Desa untuk membiayai kegiatan fisik dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kepada yang menugaskan.

Untuk kegiatan yang bersifat fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran (output)  berupa penambahan dan pemeliharaan aset pemerintah. Didalam kegiatan fisik tersebut termasuk pendanaan kegiatan non fisik yaitu belanja untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik tersebut, antara lain perencanaan dan pengawasan dalam rangka konstruksi dan pelatihan dalam rangka kegiatan fisik

Coba baca ulang paragraf pertama diatas ini, tentang peruntukan Dana Tugas Pembantuan. Disana ada 2 kata kunci yaitu "Penambahan dan Pemeliharaan", atas aset Pemerintah. Dalam pembangunan, baiknya jangan melupakan pemeliharaan dan pengembangan. Coba liat SoR Muna, tepatnya arena dayung. Disana tanggul bagian timur sudah mulai rubuh, karena tidak dilakukan perawatan dan pemeliharaan aset. Itu tidak dilakukan karena dana Pemda yang terbatas, karen tidak mampu memperoleh Dana Tugas Pembantuan.

Saya membayangkan, apabila Muna peroleh Dana Tugas Pembantuan maka semua aset pemda seperti SoR, Pasar, Lapangan Paelangkuta, Kantor-Kantor atau mungkin juga jalan. Setiap tahun bisa dilakukan pemeliharaan dan tidak cepat rusak atau hancur kemudian tidak terpakai. Tapi bagaimana untuk mendapatkan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan itu?

Saya teringat cerita Pak Syarifuddin Udu disebuah rumah dibagian lain Kota Raha. Orang luar butuh terus menjolo untuk dapatkan mangga. Saat menjolo, kadang dapat mangga muda kadang pula dapat mangga busuk, sehingga energi habis terkuras. Untung kalau dapat mangga masak. Berbeda dengan kami yang di Jakarta, tak perlu menjolo kami tinggal memetik.

Hanya Lewat Whatsapp

Dipinggiran kota, ditempat yang cukup jauh dari bisingnya suara kendaraan, saya bisa melihatnya dari dekat. Cukup dekat, sampai sedikit keringat yang membasahi wajahnya terlihat jelas olehku. Namanya Syarifuddin Udu. Dia salah satu orang penting di Kementrian Dalam Negri Republik Indonesia, yang bertanggung jawab dalam pembinaan pengelolaan keuangan daerah.

Dirinya sangat akrab juga dikenal oleh seluruh kepala daerah dari Sabang sampai Merauke dan dari miangas sampai pulau rote. Sebagai pejabat dengan pangkat pembina, sudah menjadi tugasnya untuk senantiasa melakukan pembinaan dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pada pejabat daerah se Indonesia.

Saya teringat kisruh tentang besaran gaji TGUPP yang dianggarkan Pemprov DKI Jakarta dalam RAPBD tahun 2018. Tapi dicoret Kemendagri. Dalam acara Sapa Indonesia Pagi yang disiarkan langsung oleh Kompas TV, Syarifuddin diundang untuk memberi penjelasan tentang pencoretan itu.

Tugas Syarifuddin adalah menjelaskan dasar hukum dari pencoretan tersebut, dengan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sesuai kewenangan Kementrian Dalam Negeri yaitu melakukan evaluasi atas RAPBD yang telah disepakati oleh Kepala Daerah dan DPRD.

Beberapa tahun belakangan dia kerapkali berhubungan dengan KPK. Seringkali dipanggil oleh KPK, tapi bukan sebagai tersangka kasus korupsi. Melainkan sebagai pembicara dalam seminar pengelolaan keuangan untuk menghindari terjadinya korupsi dalam perencanaan APBD.

Membicarakan APBD dan Korupsi, saya teringat yang dahulu pernah dikatakan mantan ketua tim penyelidik KPK, Wahyu B Siswantono pada sebuah Lokakarya Peningkatan Wawasan Media di Puri Setiabudi Residence, Bandung Jawa Barat.

Beliau mengatakan, dalam penyusunan anggaran terjadi persaingan antar instansi termasuk di dalamnya pemerintah Kecamatan dan Desa. Mereka bersaing untuk menggolkan proyek. Disini biasanya terjadi transaksi ekonomi-politik di belakang meja. Atau bahasa sederhananya adalah win-win solution bagi-bagi proyek.

Perjalanan hidup Pak Syarifuddin penuh kisah inspiratif. Dahulu ia menjabat Camat di salah satu Kecamatan di Kabupaten Muna. Dia kemudian mencoba peruntungan di Jakarta, dengan bergabung di Kementrian Dalam Negeri. Disitulah dia mendapatkan bintangnya, yang kian terang sampai akhirnya menduduki jabatan Dirjen.

Dapat bertemu dengannya malam itu, mungkin pengalaman pertamaku bertemu pejabat bukan dalam kegiatan resmi. Biasanya saya agak malas bertemu pejabat, mungkin karena itu saya tak cukup populer dikalangan pemuda bersepatu mengkilat. Berhadapan dengannya, saya memilih untuk tidak gerogi, dan berpakaian seadanya layaknya anak muda, kaos oblong, celana jeans dan sepatu sneaker. 

Dia orang yang sangat ramah, tak ada kesan arogan apalagi jaim seperti pejabat kebanyakan. Dia banyak bercerita tentang kunjungannya diberbagai daerah dan beberapa negara. Salah satunya Belgia. Disana ada perkebunan jagung, para petani menanam 1 biji jagung tiap lubang, tapi dengan jarak tanam yang lebih kecil dari yang dilakukan di Indonesia.

Hasilnya ternyata lebih baik. Jagung yang dihasilkan dari cara menanam seperti itu, punya biji yang lebih besar dengan tongkol yang lebih panjang. Dia juga bercerita tentang jerman, dengan pengolahan limbah dan sampah yang sangat modern. Juga jepang dengan kebersihan yang sudah membudaya, sehingga orang jepang akan menyimpan bungkus permen atau makanan disaku celananya atau tas sampai mendapatkan tempat sampah.

Saya sedikit terkejut ketika Pak Syarif mengatakan bahwa harapan hidup orang jepang jauh lebih tinggi dari kebanyakan orang Indonesia. Salah seorang yang duduk disudut lain kemudian bertanya tentang itu. Pak Syarif hanya menjawab dengan senyum khasnya. Saya seperti terpanggil ingin menjawab, kalau itu karena orang Indonesia tidak mengutamakan kebersihan.

Kuurungkan niatku karena menghargai Pak Syarif. Seperti dirinya yang menghargai semua orang disini dengan tidak menjawab karena orang Indonesia tidak menjaga kebersihan. Saya sedikit teringat sebuah kalimat yang belakangan diragukan kehadistannya. Yaitu Kebersihan adalah sebagian dari Iman.

Semua yang berada dalam ruangan ini larut dalam cerita-ceritanya. Rasanya memang layak beliau maju sebagai calon bupati dalam Pilkada Muna 2020 nanti. Pengalamannya melihat perkembangan dan kebijakan-kebijakan strategis diberbagai daerah dan negara sangat dibutuhkan seorang pemimpin untuk membangun daerah.

Masih hangat ingatan betapa semua orang Muna bangga dengannya sebelum ini. Karena mampu menjadi Dirjen di Kemendagri dan Pj Gubernur Jawa Tengah. Banyak orang membagikan berita tentangnya di medsos, dengan tulisan bangga dan membawa-bawa ikatan suku. Tapi kini sebagian dari mereka malah berubah, ketika tau dirinya muncul di Muna untuk maju dalam Pilkada Muna tahun 2020.

Berbagai isu dialamatkan padanya, dan yang paling sering digulirkan, selama menjadi Dirjen dia tidak mampu memberikan apa-apa buat kampung halamannya. Beliau menjawab isu itu dihadapan 2000 orang di Kecamatan Napabalano, dalam sebuah acara silaturahmi bersama masyarakat.

Saya mengenang cerita teman tentangnya. Sekitar 2 bulan lalu, Pak Syarif duduk dengan beberapa orang di Raha, kemudian mereka menyampaikan hal itu. Orang Muna baru akan percaya ketika hasil ada didepan matanya. Maka beliau menghubungi salah satu Dirjen di Kementrian Desa lewat pesan Whatsap. Isinya meminta tolong agar 5 desa di Muna diberikan bantuan.

Sekitar beberapa menit kemudian pesannya dibalas. Konon Dirjen tersebut memberikan jawaban positif, dan membuat orang yang bertanya sampai kaget. Sebulan setelah itu, ke 5 Desa yang dimaksud telah menerima bantuan langsung dari Kementrian Desa. Tanpa melalui Pemerintah Daerah.

Desa yang dimaksud diantaranya Liwumetingki, Mantobua, dan tiga  sisanya silahkan cari sendiri. Kadangkala kita akan merasa puas ketika jawaban yang dicari tersembunyi atau terjepit diantara 2 sesuatu. 2 sesuatu. 2 sesuatu. Ucapkan terus sampai itu menggema ditelingamu. Dan. Tidur. Saya yakin itu tidak berhasil.

Mendapat bantuan dari pusat akan lebih cepat apabila yang memintanya orang dari pusat juga. Panjangnya waktu pengurusan dan banyaknya callo akan membuat pengurusan berubah menjadi perjudian. Ketika mata semua orang menunjukan ekspresi serius menatapnya, berharap cerita menarik apalagi yang akan diucapkannya. Pak Syarif malah tertawa dan sedikit bercanda.

Saya membayangkan, apabila semua Desa di Muna dapat peroleh bantuan seperti 5 Desa tadi. Tentu saja geliat pembangunan akan semakin terlihat di Desa. Dan visi Presiden Jokowi untuk membangun Indonesia dari Desa, mungkin semakin dekat untuk terwujud. Sayang malam makin larut, dan Pak Syarif tentu butuh istrahat setelah kegiatan melelahkan dari pagi sampai sore tanpa istrahat.

Saat hendak beranjak, saya memberanikan diri meminta berfoto dengannya. Dan dia menerimanya. Setelah berfoto dia menepuk pundakku dan sedikit berbisik, "Itu baru calon Bupati, belum jadi Bupati".