Neuroplanologi - Bahagia Untuk Menjadi Kuat

Kota Bahagia adalah Kota yang mampu memberikan kebahagiaan bagi warganya. Saya ingin memulainya dari defenisi yang sederhana tentang Kota Bahagia, sesederhana yang saya pikirkan tentang jalan kebahagiaan.

Urbanisasi dan Masyarakat Kota

Urbanisasi muncul karena ada kebutuhan, begitupun dengan kota sebagai sebuah peradaban. Kota lahir karena kebutuhan, bukan secara alamiah, melainkan dibentuk dengan sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Neuroplanologi - Jalan Menuju Kota Bahagia / Happy City

Mungkin sudah saatnya sebuah pendekatan baru lahir, dengan memadukan disiplin Planologi dan Neurosains untuk mewujudkan sebuah kota yang bahagia. Dengan kajian yang lebih fokus membahas sebuah perencanaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap saraf otak dan membuat manusia lebih bahagia. Semoga tak terlalu dini, saya ingin menyebutnya sebagai NEURO PLANOLOGI.

Silverqueen - Berhenti Menangis

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu.

Pak Udin, Penjaga Tradisi Suku Bajo Mola di Wakatobi

Pak Udin merupakan seorang Suku Bajo yang berasal dari Mola, pemukiman suku bajo terbesar didunia yang berada di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Layaknya suku bajo yang selalu dikatakan dalam berbagai literatur, pak udin sangat menggantungkan hidupnya pada laut.

Jumat, 21 Juni 2019

Mengurai Benang Kusut Wacana Pemekaran Muna


Ekonomi kita sulit, untuk membangun saja kita masih membutuhkan utang. Daerah sangat tergantung pada utang, karena beban gaji para PNS saja sudah terlalu melambung, dan saat ini ada pada kisaran 80% dari DAU. Maka saat ini kita butuh pemekaran, agar supaya jumlah PNS di Kabupaten Muna dapat terbagi dengan Kota Raha ketika nanti terbentuk. Dengan begitu tanggungannya pun akan dibagi 2 daerah, Kota dan Kab. Induk, sehingga dana yang tersisa untuk pembangunan, kemungkinan masih cukup besar.

Coba lihat, ketika Raha dapat menjadi kota, maka daerah akan lebih maju, lebih banyak dana yang masuk dalam bentuk investasi. Sudah banyak contoh Kota yang berhasil, kata temanku. Dengan ekspresi sangat serius, dia berusaha meyakinkanku yang sedari tadi duduk mendengarkan dengan baik dan serius.

Dari matanya, saya melihat tekad yang sangat kuat untuk membangun daerah menjadi lebih baik. Namun sebagai teman yang baik, saya pun harus mengatakan beberapa hal penting padanya. Terkait pemekaran yang tengah diperjuangkannya, saya menangkap beberapa poin penting yang jadi pokok masalahnya. Yaitu ; Gaji PNS yang terlampau besar, Kurangnya Anggaran Pembangunan daerah, dan Raha yang akan lebih berkembang ketika memisahkan diri untuk menjadi Kota.

Yang pertama mengenai Gaji PNS yang bersumber dari DAU. DAU atau Dana Alokasi Umum merupakan salah satu transfer dana pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk memenuhi kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Alokasi DAU Kabupaten Muna pada tahun ini cukup besar, bahkan di Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan yang ke-2 terbesar setelah Kab. Konawe Selatan. Meskipun penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk pelayanan kepada masyarakat, bukan berarti DAU merupakan dana yang dialokasikan untuk pembangunan, apalagi pembangunan fisik.

Besarnya jumlah DAU yang mencapai ratusan miliar dan tiap tahun masuk ke Muna, masih menimbulkan efek kejut mengenai penggunaannya yang terlalu besar untuk pembayaran gaji PNS. Karenanya muncul anggapan bahwa dana sebesar itu, harusnya sebagian besar dapat dipakai untuk membangun Muna menjadi lebih baik. Sementara ketika berbicara pembangunan fisik daerah, maka dana yang mesti dibicarakan adalah dana DAK atau Dana Alokasi Khusus. DAU dan DAK sama-sama merupakan dana dari APBN yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, namun berbeda dalam pengalokasiannya. DAK dialokasikan khusus untuk pembangunan daerah dari berbagai bidang yang diusulkan,  untuk membantu mendanai kegiatan khusus dan sesuai dengan prioritas nasional.

Dari jumlahnya, mungkin saja DAK tak sebesar DAU, karena dalam DAK, Pemerintah Pusat harus melihat keselarasan cita-cita dengan Pemerintah Daerah. Daerah harus menyeleraskan tujuan dengan Pusat, agar supaya mendapat porsi cukup besar dalam pembangunan nasional hingga mampu masuk kedalam salah satu prioritas pembangunan nasional. Untuk itu, tentu banyak sektor yang harus digenjot, namun apabila melihat konsen Pemerintah Pusat dalam beberapa tahun terakhir, maka Sektor Pariwisata merupakan yang paling mendekati. Hal itu memiliki kemungkinan paling besar untuk dapat menjadi salah satu prioritas nasional, karena selaras dengan visi Pemerintah Pusat yang ingin menciptakan banyak bali baru sebagai destinasi wisata internasional.

Memang sudah seharusnya DAU untuk pembayaran gaji PNS, dan tidak ada yang salah dengan itu semua. Bahwa gaji PNS seluruh daerah di Indonesia, ditanggung oleh Pemerintah Pusat yang pembayarannya melalui daerah, dan bersumber dari APBN yang disalurkan dalam bentuk DAU. Hal itu yang membuat nilai DAU tiap daerah berbeda, karena dalam perhitungannya menggunakan pendekatan celah fiskal, yaitu selisih antara kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah dan alokasi dasar, berupa jumlah gaji PNS daerah. Formulasinya adalah sebagai berikut :

DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF)
AD : Gaji PNS Daerah
CF : Kebutuhan Fiskal - Kapasitas Fiskal
(Sumber : www.djpk.depkeu.go.id)

Yang kedua mengenai kurangnya anggaran pembangunan daerah. Kalau yang dimaksud dengan itu adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan, mungkin yang harus dibicarakan adalah mengenai pembiayaan pembangunan. Membicarakan pembiayaan pembangunan, tidak terbatas hanya pada persoalan besar kecilnya dana, tapi lebih luas membicarakan mengenai bagaimana upaya pemerintah menemukan sumber-sumber pembiayaan lain sebagai solusi. Selama ini, pembiayaan pembangunan Kabupaten Muna bersumber dari DAK Fisik, PAD, DBH (Dana Bagi Hasil), DID (Dana Insentif Daerah) dan Utang.

Ada banyak hal menarik pada poin ini, ketika kurangnya anggaran pembangunan seringkali dijadikan dalih untuk mengajukan pinjaman atau utang pada Bank Swasta. Dimana dana pinjaman nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan beberapa proyek besar yang sedang berjalan agar tidak terbengkalai kemudian mangkrak. Sebagai contoh, saat ini terdapat beberapa proyek besar yang belum rampung 100%, yaitu ; RSUD Muna, Pasar Sentral Laino, Jalan Poros Lohia, Jalan Poros bagian warangga dan yang terakhir Reklamasi Pantai Laino.

Seluruh dana yang dikeluarkan daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan fisik mulai dari perencanaan sampai dengan pembangunan selesai, dinamakan anggaran belanja daerah. Hal itu sebelumnya telah disusun sebagai program tahunan dalam sebuah Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau RAPBD. Rancangan ini kemudian akan dibahas oleh Pemerintah Daerah bersama DPRD, dan ketika telah disetujui maka akan dilegalkan dalam bentuk PERDA atau Peraturan Daerah. Prosesi itu akan dilakukan setiap tahun dan menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam merencanakan dan menjalankan pembangunan daerah. Jadi, semua proyek-proyek besar yang kemudian akan direncanakan dan telah mulai pengerjaannya, sudah pasti akan ada dalam RAPBD dan dibahas oleh Pemda dan DPRD secara bersama.

Ketika RAPBD telah disetujui, kemudian menjadi APBD dan dijadikan peraturan daerah, maka artinya seluruh pembahasan mengenai penganggaran telah selesai. Terkait adanya lebih dari satu proyek besar, darimana sumber pembiayaannya dan berapa lama waktu pelaksanaannya, mestinya telah selesai dibahas ketika RAPBD telah disetujui. Ketika semua itu berjalan sebagaimana mestinya sesuai prosedur, maka munculnya istilah kekurangan anggaran pembangunan disaat pembangunan telah berjalan, tidak akan pernah ada. Karenanya segala hal yang berkenaan dengan kendala teknis maupun administrasi dalam pelaksanaan pembangunan, sebelumnya telah dianalisa dan dicarikan solusinya.

Dana pinjaman atau Utang, bukanlah sesuatu yang negatif, selama penggunaannya untuk sektor produktif dan daerah memiliki kemampuan untuk mengembalikan, serta tidak menumpuk. Meski begitu,  utang bukan satu-satunya sumber pembiayaan, karena masih banyak sumber lain yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai pembangunan. Alternatif lain yang dapat dicoba adalah dapat berupa KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dan PHLN (Pinjaman dan Hibah Luar Negri) dan Kerjasama Antar Daerah.

Yang ketiga, pemekaran Kota Raha yang akan memisahkan diri dari Muna Induk menjadi DOB (Daerah Otonom Baru). Pemekaran Kota Raha akan baik untuk Kota Raha sendiri, ketika nantinya berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa baru di Pulau Muna. Harapan masyarakat agar Kota Raha menjadi salah satu pusat pertumbuhan baru di Sulawesi Tenggara, yang dapat bersaing dengan Kota Baubau dan Kota Kendari begitu besar. Namun semua itu tidak akan terjadi begitu saja dalam waktu singkat, semua butuh usaha dan keseriusan pemerintah kota guna mengejar ketertinggalan dengan 2 kota besar tadi. Sedangkan lahirnya Kota Baru, bukan jaminan utama masuknya anggaran dalam jumlah besar.

Ada beberapa permasalahan utama yang seringkali terjadi pada daerah otonom baru yang memisahkan diri dari daerah induk. Masalah ini merupakan yang paling sering didapati, bahkan ada yang tidak selesai meski telah pisah dari daerah induk setelah beberapa tahun lamanya. Masalah yang dimaksud adalah mengenai aset daerah berupa gedung beserta peralatan, sengketa batas wilayah, pemindahan pegawai serta kualitas sdm pns yang tidak memadai dan dokumen-dokumen daerah yang akan mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan wilayah baru. Berdasarkan data hasil evaluasi Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, menunjukkan bahwa 87,71 % daerah induk belum menyelesaikan penyerahan pembiayaan, personel, peralatan dan dokumen (P3D) kepada daerah otonom baru. Sebanyak 79 % daerah otonom baru belum memiliki batas wilayah yang jelas, 89,48 % daerah induk belum memberi dukungan dana kepada daerah otonom baru sebagaimana yang disyaratkan dalam UU Pembentukan Daerah Baru, 84,2 % PNS sulit dipisahkan dari daerah induk ke daerah otom baru, kemudian 22,8 % pengisian jabatan tidak berdasarkan standar kompetensi, dan 91,23 % daerah otonom baru belum memiliki RTRW atau Rencana Tata Ruang Wilayah.

Yang paling jelas terlihat dilapangan adalah, aset daerah induk berupa sarana dan prasarana yang sebagian besar berada pada wilayah administrasi daerah otonom baru. Sebut saja bangunan kantor dan peralatan dinas lainnya yang menjadi aset Kabupaten Muna. Sebagian besar aset tersebut terdapat di Kota Raha, sedangkan apabila Kota Raha menjadi DOB, maka Ibukota Kabupaten Muna akan dipindahkan kedaerah diluar Wilayah Administrasi Kota Raha. Dari sini kemudian akan muncul banyak permasalahan, apakah aset Pemkab Muna akan tetap menjadi milik Pemkab Muna?, kalau tidak apakah ada skema jual beli yang akan dilakukan 2 Pemda?. Hal tersebut tidak akan selesai begitu saja dalam waktu singkat, karena tarik menarik kepentingan akan sangat mempengaruhi. Sedangkan disisi lain, kebutuhan akan gedung dan peralatan baru untuk menjalankan Pemerintahan di Kabupaten Muna Induk, akan sangat mendesak. Untuk menunggu pembangunan gedung baru beserta pengadaan peralatan barupum, akan sangat memakan waktu lama. Hal ini berbeda dengan pemekaran Muna Barat sebelumnya, yang mana aset Pemda Muna tidak sebanyak yang ada didalam Kota Raha.

Berbeda dengan Kota Raha yang mendapat banyak keuntungan dari pemekaran, Kabupaten Muna sebagai induk, akan mendapat sangat banyak kerugian. Sebagai daerah baru yang memiliki Ibukota Kabupaten baru, Muna seperti habis dirampok oleh Kota Raha, kemudian diasingkan ketempat lain. Tempat yang tidak punya akses air minum baik, tidak punya akses jalan baik dan tidak punya apa-apa selain lahan baru yang hanya siap dibanguni. Entah akan butuh berapa tahun Muna yang baru akan seperti Muna yang sekarang ini.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip tulisan Dian Ratna Sari dalam kolom politik LIPI yang berjudul "Menyoal Moratorium Pemekaran Daerah". Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan proses pemekaran daerah ditumpangi oleh kepentingan elite lokal yang menyaru sebagai aspirasi masyarakat. Diantaranya adalah kasus gagasan pemekaran Imekko, Sorong Selatan, di mana beberapa elite terindikasi memanfaatkan wacana pemekaran untuk kepentingan Pilkada 2014 dan menduduki jabatan di birokrasi. Bahkan, terjadi upaya untuk menggiring jawaban masyarakat di akar rumput agar sesuai dengan kondisi ideal pemekaran daerah.


Jumat, 14 Juni 2019

Tokoh Yang Menginspirasi

Sejak kecil dia sudah meninggalkan tanah kelahiran. Berpindah dari pulau asal ke kepulau seberang, kemudian kembali lagi kepulau asal. Adalah Tujuan pendidikan, yang kemudian menggerakan kakinya menapaki tiap anak tangga kehidupan, hingga mengantarnya menuju Ibukota. Dahulu dia hanya seorang camat diseberang pulau, kemudian takdir memilihnya menduduki jabatan tinggi di negri ini. Dia, Syarifuddin, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri.

Posisi Dirjen bukan hal mudah tuk diraih, bukan pula jabatan politis yang didapat hanya dengan kedekatan dengan penguasa. Syarifuddin memilih melaluinya setapak demi setapak sebagai seorang Aparatur Sipil Negara. Pelan tapi pasti, dengan langkah yang cukup elegan, akhirnya dia sampai pada tingkatan yang orang muna hanya dapat memimpikannya.

Perjalanan hidup Syarifuddin mungkin seperti mimpi bagi sebagian orang. Mungkin juga seperti sinetron tv, yang penuh drama namun kemudian menjadi nyata. Kisah seorang dari daerah terpencil yang pindah ke Ibukota, kemudian sukses menjadi pejabat tinggi negara. Meskipun begitu, dia tetaplah orang muna seperti yang lain, yang masih memiliki niat besar melihat kampung halamannya menjadi lebih baik.

Dalam tingkatan golongan, dia dalah ASN golongan 1, atau pimpinan tinggi madya dengan pangkat Pembina. Hal ini yang membuatnya memenuhi persyaratan pokok, yang kemudian jadi pertimbangan penting dalam terpilihnya menjadi seorang Direktur Jenderal dilingkungan Kementrian.

Dia telah menjadi inspirasi dan panutan banyak ASN di daerah, bagi yang ingin menapaki karir secara vertikal dari daerah menuju Ibukota. Pada sudut yang lain, dia ibarat pisau tajam, yang menusuk sampai kejantung segala manipulasi dan kong kalingkong dalam penyusunan anggaran. Namun Dia juga dapat menjadi lilin, yang dengan cahaya redupnya mampu bedakan baik dan buruk dalam pengelolaan keuangan daerah.

Saya sendiri belum pernah berbincang lama dengannya. Kalaupun ada kesempatan, tentu saja banyak hal yang ingin kutanyakan dan pelajari darinya. Untuk beberapa alasan, saya menganggapnya telah berjasa besar dalam membangun Muna. Saya tak setuju dengan mereka, yang mengatakan, sebagai Dirjen dia tidak memberikan apa-apa untuk Muna. Sepertinya berbuat untuk daerah, hanya dibatasi ketika Dirjen mengikuti apapun keinginan pemerintah daerah.

Tahun ini dia terpilih sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Jakarta. Mungkin dia satu-satunya ketua kerukunan Sultra yang pernah menjabat PJ Gubernur Jawa Tengah. Sebagai ketua, dia memberikan banyak waktunya untuk mengayomi dan menerima segala keluhan masyarakat Sultra di Jakarta. Dia bukan seperti kebanyakan pejabat di daerah, yang mendadak memiliki sifat berbeda ketika dalam genggamannya ada kuasa. Dia juga bukan karakter pencari kenyamanan, yang akan menimbun kekayaan lewat proyek-proyek besar untuk perkaya diri.

Di zaman ini, Syarifuddin adalah simbol keberhasilan pemuda Sultra, yang mampu sampai kepusat dengan melewati jalur eksekutif. Ia mengawalinya dengan kerja keras, kerja bersih dan disiplin tinggi. Dia merupakan salah satu pejuang transparansi dalam pengelolaan keuangan, yang menjunjung tinggi asas partisipatif, efektif, efisien, akuntabel dan kompetitif dalam pengelolaan keuangan.

Sebagai manusia, dia merupakan pribadi yang akan berdiri digaris depan untuk memperjuangkan hak asasi manusia. Namun begitu dia juga memiliki sisi lain, yang kritis terhadap watak pemerintah arogan, tidak toleran dan kerapkali melupakan nilai-nilai kemanusiaan dalam program serta kebijakan yang dijalankan.


Sampai kini dia masih terus menjalankan kerja-kerja kemanusiaan. Menerima keluhan, konsultasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang segala hal. Dalam bidangnya, dia juga terus membantu dan memberi masukan para ASN pusat yang berasal dari Sulawesi Tenggara, khususnya Kabupaten Muna. Dalam waktu yang cukup singkat, dia juga telah berhasil menyelesaikan tugas sebagai PJ Gubernur Jateng dengan rapor sangat memuaskan. Jejaknya tentang itu tentu tak akan mudah hilang, dan senantiasa tersimpan dibenak seluruh masyarakat Muna dengan penuh kebanggan.

Saya akan sangat senang, ketika membayangkan ada banyak putra asli Muna yang mampu mencapai posisi serupa setelahnya. Yang mampu mengambil peran lain untuk mengawal dan memberi solusi demi pembangunan daerah kearah lebih baik. 

Atas prestasi dan popularitasnya ditingkat nasional, kiranya dia sangat pantas menjadi Brand Ambasador Pariwisata Kabupaten Muna. Semoga tulisan ini menjadi pembuka, untuk ulasan mengenai tokoh-tokoh lain asal muna yang menginspirasi masyarakat Kabupaten Muna.

Minggu, 02 Juni 2019

Ozil Bounce


Sering kali membuat assist yang brilian, ternyata kemampuan mencetak golnya sangat unik dan berkelas. Meski tak seperti Ronaldo dan Mesi yang selalu mencetak 2 digit gol dalam semusim, beberapa gol yang lahir dari kakinya merupakan sebuah kreasi yang indah dari seorang seniman lapangan hijau.

Namanya Mesut Ozil dan dia dahulu dikenal sebagai seorang raja assist. Dengan image itulah orang-orang mengenalnya, baik pemain maupun penikmat sepak bola,  sudah terbiasa menyaksikan assist brilian seorang Ozil yang kemudian dapat dikonversi menjadi gol. 

Julukan itu (raja assist) merujuk pada jumlah assist yang ditorehkannya dalam beberapa musim selama membela Real Madrid. Dimana rerata assist yang ditorehkannya kala itu mampu mencapai rasio 0,51 assist dalam setiap pertandingan. Artinya, Ozil hampir dapat membuat 1 assist dalam setiap pertandingan yang dilakoninya di Real Madrid.

Angka itu tidak jauh berbeda dengan torehannya saat bermain di Liga Jerman bersama klub Werder Bremen. Dimana dalam 108 pertandingan yang dimainkannya bersama Werder Bremen, Ozil mampu mencetak 55 assist atau rata-rata 0,51 assist tiap pertandingan.

Mesut Ozil seperti dilahirkan hanya untuk membuat assist bagi para striker dan pencetak gol. Cristiano Ronaldo adalah orang yang paling banyak mendapat pelayanan berkelas dari kaki kirinya.

Namun ada yang berubah pada dirinya selama beberapa tahun memperkuat Arsenal, atau lebih tepatnya dalam tahun-tahun terakhir ketika Arsene Wenger melatih Arsenal. Ozil, yang menurut pengakuannya sendiri lebih merasakan nikmatnya sepak bola ketika mampu memberi assist yang berbuah gol, kemudian oleh wenger diharuskan juga menjadi seorang pencetak gol bagi tim kala itu.

Dan dia tetaplah Mesut Ozil, pemain Nomor 10 profesional yang harus siap mengikuti apapun arahan dan instruksi yang diberikan pelatih padanya. Karenanya, dalam beberapa tahun terakhir kita disuguhi kepiawaian seorang Maestro Assist dalam mencetak gol.

Sejak saat itu pula Ozil kemudian lebih sering mencetak gol dan mendapatkan Hatrick pertamanya dalam sebuah pertandingan Liga Champion (2016/2017), ketika mengalahkan wakil Bulgaria Ludogorets.

Ada beberapa gol unik yang diciptakan Ozil, dengan menggunakan teknik andalannya dia mampu memperdaya beberapa kiper kelas dunia. Sebut saja Manuel Neuer yang merupakan rekannya di timnas jerman, dan Thibaut Courtois, kiper klub rival yang dibuat terlihat bodoh ketika tidak mampu membaca arah bola sepakan Ozil yang berujung gol.

Bounce Shoot, adalah sebuah teknik menendang bola kearah bawah, untuk menghasilkan pantulan berbentuk parabola. Teknik ini seringkali diperlihatkan Ozil dalam beberapa tahun terakhir, bahkan telah menjadi teknik andalannya dalam mencetak gol.

Pada pertandingan terakhir ketika melawan Bournemouth yang berakhir dengan kemenangan 5-1 untuk Arsenal, Ozil lagi-lagi menggunakan teknik Bounce Shoot untuk menaklukan Artur Boruc.


Berbeda dengan chip bola biasa, ini adalah teknik khas yang dengan sengaja dilakukan Ozil untuk mengelabui kiper lawan. Sebagaimana yang ditulis dalam the18.com, dikatakan bahwa dia (Ozil) menembakan bola ke tanah untuk menciptakan gaya angkat yang cukup unik. Itu dilakukan untuk membuatnya tampak seolah-olah ingin menembak rendah, tetap bola kemudian memantul jadi tinggi.

Bukan baru sekarang Ozil memamerkan teknik bouncenya, pada bulan 9 tahun 2016 lalu ozil telah melakukannya ketika Arsenal menaklukan Chelsea dengan skor 3-0. Setelah mendapat umpan crossing Alexis Sanchez, Ozil melakukan Bounce Shoot yang berhasil mengelabui Thibaut Courtois sehingga terlihat bodoh. 


Melihat gerakan kakinya, Courtois mengira Ozil akan melakukan tendangan voli mendatar, namun ternyata Ozil melakukan hal lain dengan menendang bola kearah rumput, kemudian bola melambung melewatinya dan masuk kegawang. 

Tendangan voli yang sama sebelumnya juga pernah dilakukan Ozil ketika Arsenal dikalahkan United 3-2 kala bermain di Old Trafford tahun 2016. Setelah croshing dari kanan tak menemui sasaran, para pemain united mengantisipasi, namun bola bergulir liar didepan gawang United. Ozil yang berdiri bebas melakukan tendangan teknik Bouncenya untuk menaklukan De Gea.

Untuk Bounce yang dilakukan Ozil saat melawan Bournemouth, mendapat perhatian lebih dari para pengamat dan komentator bola. Hal itu tergolong unik, karena dilakukan bukan dalam keadaan voli, tapi ketika bola bergelinding kecil diatas rumput. Setelah lama mengamati diketahui bahwa itu dilakukan Ozil dengan sadar.

Teknik Bounce sebetulnya lebih dikenal dalam permainan bola basket. Bounce Pass adalah operan yang dilakukan dengan cara memantulkan bola ke lapangan sebelum ditangkap kawan. Hal ini dilakukan untuk menghindari lawan ketika melakukan hadangan didepan atau dijalur lari.

Dan istilah ini mulai masuk dalam dunia sepak bola belum lama ini. Yaitu ketika ada fenomena unik yang ditunjukan Mesut Ozil, dimana awalnya banyak yang mengira hal itu adalah suatu kebetulan. Karena Ozil sudah seringkali menggunakannya, hal itu kemudian menjadi perhatian khusus untuk diteliti.

Dan hasilnya menyimpulkan bahwa teknik Bounce dalam sepak bola adalah teknik khas Mesut Ozil. Yang hampir serupa dengan tendangan biasa, namun memiliki ritme lebih unik dalam pantulannya yang seringkali membuat kiper susah mengantisipasi.

Teknik bounce bukanlah teknik yang mudah dilakukan, dibutuhkan ketrampilan dan perhitungan yang baik untuk dapat memantulkan bola dengan kekuatan yang cukup sehingga bola tidak melambung tinggi pada jarak tertentu dengan gawang. Dan hal itu sangat akrab dengan Mesut Ozil.