Sejak kecil dia sudah
meninggalkan tanah kelahiran. Berpindah dari pulau asal ke kepulau seberang,
kemudian kembali lagi kepulau asal. Adalah Tujuan pendidikan, yang kemudian
menggerakan kakinya menapaki tiap anak tangga kehidupan, hingga mengantarnya menuju
Ibukota. Dahulu dia hanya seorang camat diseberang pulau, kemudian takdir
memilihnya menduduki jabatan tinggi di negri ini. Dia, Syarifuddin, Direktur
Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementrian Dalam Negeri.
Posisi Dirjen bukan hal
mudah tuk diraih, bukan pula jabatan politis yang didapat hanya dengan
kedekatan dengan penguasa. Syarifuddin memilih melaluinya setapak demi setapak
sebagai seorang Aparatur Sipil Negara. Pelan tapi pasti, dengan langkah yang
cukup elegan, akhirnya dia sampai pada tingkatan yang orang muna hanya dapat
memimpikannya.
Perjalanan hidup
Syarifuddin mungkin seperti mimpi bagi sebagian orang. Mungkin juga seperti
sinetron tv, yang penuh drama namun kemudian menjadi nyata. Kisah seorang dari
daerah terpencil yang pindah ke Ibukota, kemudian sukses menjadi pejabat tinggi
negara. Meskipun begitu, dia tetaplah orang muna seperti yang lain, yang masih
memiliki niat besar melihat kampung halamannya menjadi lebih baik.
Dalam tingkatan
golongan, dia dalah ASN golongan 1, atau pimpinan tinggi madya dengan pangkat
Pembina. Hal ini yang membuatnya memenuhi persyaratan pokok, yang kemudian jadi
pertimbangan penting dalam terpilihnya menjadi seorang Direktur Jenderal
dilingkungan Kementrian.
Dia telah menjadi
inspirasi dan panutan banyak ASN di daerah, bagi yang ingin menapaki karir
secara vertikal dari daerah menuju Ibukota. Pada sudut yang lain, dia ibarat
pisau tajam, yang menusuk sampai kejantung segala manipulasi dan kong
kalingkong dalam penyusunan anggaran. Namun Dia juga dapat menjadi lilin, yang
dengan cahaya redupnya mampu bedakan baik dan buruk dalam pengelolaan keuangan
daerah.
Saya sendiri belum
pernah berbincang lama dengannya. Kalaupun ada kesempatan, tentu saja banyak
hal yang ingin kutanyakan dan pelajari darinya. Untuk beberapa alasan, saya
menganggapnya telah berjasa besar dalam membangun Muna. Saya tak setuju dengan
mereka, yang mengatakan, sebagai Dirjen dia tidak memberikan apa-apa untuk
Muna. Sepertinya berbuat untuk daerah, hanya dibatasi ketika Dirjen mengikuti
apapun keinginan pemerintah daerah.
Tahun ini dia terpilih
sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara di Jakarta. Mungkin dia
satu-satunya ketua kerukunan Sultra yang pernah menjabat PJ Gubernur Jawa
Tengah. Sebagai ketua, dia memberikan banyak waktunya untuk mengayomi dan
menerima segala keluhan masyarakat Sultra di Jakarta. Dia bukan seperti
kebanyakan pejabat di daerah, yang mendadak memiliki sifat berbeda ketika dalam
genggamannya ada kuasa. Dia juga bukan karakter pencari kenyamanan, yang akan
menimbun kekayaan lewat proyek-proyek besar untuk perkaya diri.
Di zaman ini,
Syarifuddin adalah simbol keberhasilan pemuda Sultra, yang mampu sampai kepusat
dengan melewati jalur eksekutif. Ia mengawalinya dengan kerja keras, kerja
bersih dan disiplin tinggi. Dia merupakan salah satu pejuang transparansi dalam
pengelolaan keuangan, yang menjunjung tinggi asas partisipatif, efektif,
efisien, akuntabel dan kompetitif dalam pengelolaan keuangan.
Sebagai manusia, dia
merupakan pribadi yang akan berdiri digaris depan untuk memperjuangkan hak
asasi manusia. Namun begitu dia juga memiliki sisi lain, yang kritis terhadap
watak pemerintah arogan, tidak toleran dan kerapkali melupakan nilai-nilai
kemanusiaan dalam program serta kebijakan yang dijalankan.
Sampai kini dia masih
terus menjalankan kerja-kerja kemanusiaan. Menerima keluhan, konsultasi dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat tentang segala hal. Dalam bidangnya,
dia juga terus membantu dan memberi masukan para ASN pusat yang berasal dari
Sulawesi Tenggara, khususnya Kabupaten Muna. Dalam waktu yang cukup singkat,
dia juga telah berhasil menyelesaikan tugas sebagai PJ Gubernur Jateng dengan
rapor sangat memuaskan. Jejaknya tentang itu tentu tak akan mudah hilang, dan
senantiasa tersimpan dibenak seluruh masyarakat Muna dengan penuh kebanggan.
Saya akan sangat senang,
ketika membayangkan ada banyak putra asli Muna yang mampu mencapai posisi
serupa setelahnya. Yang mampu mengambil peran lain untuk mengawal dan memberi
solusi demi pembangunan daerah kearah lebih baik.
Atas prestasi dan
popularitasnya ditingkat nasional, kiranya dia sangat pantas menjadi Brand
Ambasador Pariwisata Kabupaten Muna. Semoga tulisan ini menjadi pembuka, untuk
ulasan mengenai tokoh-tokoh lain asal muna yang menginspirasi masyarakat
Kabupaten Muna.
0 comments:
Posting Komentar