Neuroplanologi - Bahagia Untuk Menjadi Kuat

Kota Bahagia adalah Kota yang mampu memberikan kebahagiaan bagi warganya. Saya ingin memulainya dari defenisi yang sederhana tentang Kota Bahagia, sesederhana yang saya pikirkan tentang jalan kebahagiaan.

Urbanisasi dan Masyarakat Kota

Urbanisasi muncul karena ada kebutuhan, begitupun dengan kota sebagai sebuah peradaban. Kota lahir karena kebutuhan, bukan secara alamiah, melainkan dibentuk dengan sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Neuroplanologi - Jalan Menuju Kota Bahagia / Happy City

Mungkin sudah saatnya sebuah pendekatan baru lahir, dengan memadukan disiplin Planologi dan Neurosains untuk mewujudkan sebuah kota yang bahagia. Dengan kajian yang lebih fokus membahas sebuah perencanaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap saraf otak dan membuat manusia lebih bahagia. Semoga tak terlalu dini, saya ingin menyebutnya sebagai NEURO PLANOLOGI.

Silverqueen - Berhenti Menangis

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu.

Pak Udin, Penjaga Tradisi Suku Bajo Mola di Wakatobi

Pak Udin merupakan seorang Suku Bajo yang berasal dari Mola, pemukiman suku bajo terbesar didunia yang berada di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Layaknya suku bajo yang selalu dikatakan dalam berbagai literatur, pak udin sangat menggantungkan hidupnya pada laut.

Rabu, 23 Oktober 2019

Pasar vs Penimbunan Laut

Kondisi Pasar Laino, Jalan Menuju Penjual Ikan
Pembangunan sarana wilayah dilakukan untuk menunjang aktifitas sehari-hari warga, karenanya, dalam pembangunannya sangat perlu memperhatikan kebutuhan dasar warga setempat. Pasar sebagai sarana perdagangan dan penimbunan laut, mungkin sama-sama punya manfaat buat masyarakat Muna. Tapi antara keduanya ada perbedaan tingkat kepentingan yang harus dipertimbangkan untuk didahulukan pembangunannya. Memperbaiki pasar dengan melakukan penimbunan laut, manakah diantaranya yang lebih dibutuhkan Muna?.

Pasar merupakan pusat aktifitas wilayah yang tak mengenal strata sosial. Semua manusia didalamnya hanya dibedakan atas 2 jenis, bukan kaya-miskin, bukan juga bangsawan dan jelata, melainkan pembeli dan penjual. Penjual adalah mereka yang menyediakan segala jenis barang yang dibutuhkan, sedang pembeli adalah mereka yang membutuhkan suatu barang yang memiliki nilai tertentu. Dengan kata lain, dalam pasar yang ada hanyalah hubungan saling membutuhkan antara pembeli yang butuh barang, dan penjual yang butuh uang.

Berdasarkan jenis transaksinya, pasar dibedakan atas pasar tradisional dan pasar modern. Ciri utama yang membedakan keduanya adalah, adanya proses tawar menawar harga barang. Di pasar tradisional, penjual masih membuka diri menerima tawaran harga dari pembeli, sedangkan itu tidak didapatkan di pasar modern. Membicarakan pasar modern, berarti membicarakan sebuah tempat dengan barang-barang yang telah diberi label harga. Mengambilnya berarti siap membayar sesuai harga yang tertera pada label, tidak lebih dan tidak kurang.

Pasar Laino sebagai Pasar sentral di Kabupaten Muna, dapat dikategorikan sebagai pasar tradisional, sebagaimana yang terdapat dibanyak Kabupaten dan Kota seluruh Indonesia. Sependek pengetahuan saya, Pasar Sentral Raha sudah 4 kali dipindahkan, dan Laino adalah tempat terakhir saat ini, entah setelah ini akan kembali dipindahkan atau dipertahankan.

Sebagai pasar sentral, Pasar Laino memegang peranan penting dalam memutar roda perekonomian Kabupaten Muna, terutama Kota Raha. Hampir semua kebutuhan sehari-hari masyarakat Kota Raha diperoleh dari pasar laino, karenanya setiap beberapa detik akan terjadi transaksi. Pasar Laino juga merupakan suatu titik yang memiliki arus pergerakan orang paling tinggi di Kabupaten Muna. Arus datang dan pergi hampir selalu sama besar dalam setiap harinya.

Sebagai pusat ekonomi, Pasar Laino memiliki beberapa masalah mendasar yang berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga pergerakan orang didalam kawasan pasar. Kenyamanan dapat membuat orang lebih sering datang belanja, sedangkan apabila pergerakan dalam kawasan baik dan lancar, akan memudahkan dalam menemukan barang yang dicari. Berikut beberapa masalah mendasar yang dimaksud :

1. Kumuh
Kekumuhan Pasar Laino terlihat dari kondisi lingkungan pasar yang kotor dan becek akibat dari pembuangan limbah dan kondisi selokan/drainase yang tidak terencana dengan baik. Pada beberapa titik tak terdapat saluran drainase, padahal merupakan area dengan jenis barang basah dengan penggunaan air cukup tinggi. Kondisi ini telah berlangsung sangat lama, sampai saat ini belum ada perbaikan dan terkesan dibiarkan saja. Air tergenang juga becek yang seringkali terjadi pada jalan-jalan tanah yang belum permanen, lebih memperparah keadaan ketika tiba waktu hujan.

Selain itu, tak ada penanganan limbah yang memadai, padahal kawasan Pasar Laino terletak di pesisir pantai Kota Raha. Limbah yang berasal dari penjual makanan, sayuran busuk dan juga air rendaman ikan, dibuang begitu saja, tanpa selokan langsung ketanah dan seringkali tergenang sampai kejalan.

2. Penataan kawasan
Penataan kawasan Pasar Laino tak dilakukan dengan baik, atau dengan kata lain masih sangat amburadul. Penjual beras dan bumbu yang digolongkan dalam jenis barang kering dan berbau, masih bercampur dengan penjual sayur yang digolongkan pada jenis barang basah dan tidak berbau. Belum ada alokasi ruang khusus yang memisahkan para pedagang berdasarkan jenis barangnya, kecuali penjual pakaian yang terpisah.

Selain itu beberapa prasarana pendukung kawasan juga belum memadai, seperti jalan penghubung antar area yang belum dibuat menjadi permanen (paving, aspal, beton). Juga jalan poros yang tersambung langsung dengan jalan Baypass, sampai sekarang masih belum diaspal masih berupa pengerasan dari batu kapur. Pada saat seperti sekarang ini, debu jalanan seringkali tertiup angin dan masuk ke mata juga hidung, sebagian lain menempel dibaju dan kendaraan. sementara lubang yang ada ditengah jalan justru bertambah besar. Belum adanya tempat parkir, sehingga kendaraan yang datang selalu menggunakan area terminal untuk parkir.

3. Sampah
Masalah sampah pasar perlahan-lahan sudah mulai diperhatikan, sudah tersedia kontainer sebagai TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang diletakan dimedian jalan. Hal ini harusnya tidak terjadi, karena akan menganggu lalu lintas pasar. Sampah yang berbau dan seringkali tumpah kejalan akan menganggu pengendara. Yang paling penting adalah ritasi mobil sampah perlu ditingkatkan, supaya sampah bisa diangkat sekali dalam 2 hari, dan tidak tertimbun agak lama sampai berbau.

4. Pengaturan sistem pergerakan
Pengaturan sistem pergerakan pasar mengatur mengenai arah pergerakan kendaraan dan juga orang. Pengaturan sistem pergerakan atau sirkulasi, akan memudahkan para pembeli menemukan barang yang dicari, dan juga berpindah tempat antar area dalam pasar dengan lebih cepat. 

Yang belum terdapat di Pasar Laino adalah : Pertama, sistem sirkulasi masuk dan keluar kawasan pasar atau yany ditandai dengan pintu masuk dan pintu keluar. Ketika ada pintu masuk dan pintu keluar, maka harus ada jalan utama kawasan yang merupakan jalan poros dan dapat dilalui orang maupun kendaraan. Khusus untuk kendaraan, perlu adanya pembatasan, misalnya hanya kendaraan roda 2 yang boleh masuk, tapi hanya dijalan poros, tak bisa masuk kejalan-jalan lokal kawasan.

Pengaturan itu belum ada di pasar laino, sehingga kendaraan roda 2 bahkan pernah roda 4 masuk sampai kejalan kecil penjual ikan. Padahal lebar jalan hanya 2 meteran, dan disekitarnya terdapat penjual sayur dan penjual ikan yang duduk dipinggir jalan. Paling sering terlihat adalah kendaraan roda 2 yang menerobos kerumunan manusia dengan tujuan yang tak jelas entah kemana. Kadang jalan lokal malah menjadi macet, ketika motor dan gerobak yang berlawanan arah bertemu disatu titik.

5. Sistem Tata Informasi
Sistem informasi dapat digunakan sebagai penunjuk arah ataupun memuat informasi mengenai pelarangan-pelarangan yang diberlakukan dipasar. Seperti kendaraan roda 2 dilarang, atau dilarang parkir, dan sebagainya, yang mana semua itu digunakan untuk menertibkan. Selain berupa larangan, informasi penunjuk arah juga sangat penting, untuk memudahkan pembeli berpindah dari area satu ke area lainnya, seperti dari membeli perabotan dapur dan akan membeli ikan. Dengan adanya sistem informasi penunjuk arah, dapat memudahkan pembeli.

Hal itu belum terdapat di Pasar Laino. Bahkan papan nama Pasar Sentral Laino saja sampai saat ini belum ada. Semoga itu bukan pertanda pasar akan dipindahkan lagi, kedepannya.

***
Bagaimana dengan penimbunan laut?. Reklamasi pantai motewe direncanakan akan menjadi kawasan kota baru Motewe. Penimbunan laut seluas 283 Ha itu, sebagian besar pengelolaannya akan diberikan pada pihak pengembang atau pengusaha. Didalamnya direncanakan akan diisi bangunan-bangunan besar nan megah, seperti Pelabuhan Kontainer, Lapangan Sepak Bola, Mall, Gedung Serbaguna yang rencananya dapat menampung 5000 orang lebih, Hotel Berbintang 5 dan juga Rumah Sakit.

Setidaknya ada beberapa fakta lapangan yang berkaitan langsung dengan penimbunan laut dipesisir pantai motewe. Pertama, penganggaran pengerjaan penimbunan laut kawasan kota motewe telah dimulai tahun 2017, kemudian dilanjutkan pada tahun 2018 secara bertahap. Sampai pada tahap ke-2, penimbunan laut telah menelan anggaran sebesar 25 Miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Muna. Sedangkan untuk jasa konsultansi perencanaan kawasan, juga telah dilakukan sebanyak 2 kali dan menghabiskan anggaran sebesar 450 juta.

Kedua, beberapa bangunan yang direncanakan akan dibangun dikawasan hasil penimbunan laut sudah ada ditempat lain dalam Kota Raha. Muna telah memiliki Lapangan Sepak Bola bernama Stadion Paelangkuta, yang memiliki nilai historis dan seringkali dipergunakan pada acara PORDA (Pekan Olahraga Daerah). Stadion Paelangkuta telah menjadi ikon Kota Raha, yang telah mempersatukan pemuda diseluruh Kota Raha untuk bermain bola.

Muna juga telah memiliki RSUD yang pembangunannya belum rampung hingga saat ini. Beberapa gedung utama masih dalam proses pembangunan, juga halaman RSUD yang masih dalam proses pengerjaan. Sayang kalau harus membangun lagi RS baru, sementara RSUD yang dibiayai dengan APBD Pemda Muna masih belum rampung pembangunan dan pengelolaannya.

Ketiga, Penimbunan laut atau Reklamasi pantai motewe tidak memiliki dokumen penunjang yang lengkap, yaitu tidak memiliki dokumen Faseability Study atau Studi Kelayakan. Sebagaimana amanat UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, pasal 34 poin (3) mengatakan perencanaan dan pelaksanaan reklamasi diatur dengan Peraturan Presiden (Perpres). Perpres 122 tahun 2012 tentang Reklamasi Diwilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 18 mengatakan bahwa permohonan izin pelaksanaan reklamasi wajib memiliki beberapa dokumen, salah satunya adalah Dokumen Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomi Finansial

***
Dari gambaran-gambaran tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, Reklamasi dilakukan ketika sudah tidak adalagi lahan didaratan, atau lahan yang tersedia tidak mencukupi. Hal ini berbeda dengan kondisi eksisting Kota Raha, yang mana masih terdapat banyak lahan kosong. Selain itu, kawasan hasil reklamasi yang dilakukan Bupati sebelumnya Ridwan Bae, masih menyisakan banyak lahan kosong yang daoat dimanfaatkan untuk membangun mall ataupun bangunan monumental lainnya.

Kedua, terkait pembangunan Lapangan Sepak Bola dan Rumah Sakit baru, hal ini tidak cukup mendesak, alangkah lebih baik pabila menyelesaikan dulu RSUD yang saat ini belum rampung. Masih banyak pekerjaan rumah yang dimiliki RSUD saat ini, dari segi pengelolaan SDM, kebersihan ruangan, pengadaan alat-alat kedokteran untuk jenis penyakit keras, kurangnya tenaga kedokteran yang handal, dan juga ruang serta peralatan operasi yang belum memadai. Untuk Lapangan Bola baru, lebih bijak apabila memilih merenovasi Lapangan Paelangkuta, yang memiliki kualitas rumput baik dan tidak tergenang ketika hujan. Hal ini sudah dibuktikan ketika Porda yang dahulu diselenggarakan di Muna.

Ketiga, pembangunan kota motewe yang mengangkat konsep Kota Baru, agaknya masih kurang tepat. Kota Baru dibangun ketika kota yang ada memiliki banyak masalah komplek yang cukup berat untuk diurai. Seperti masalah kepadatan pemukiman dan masalah urbanisasi. Kedua masalah ini yang kemudian menjadi dasar awal membangun Kota Baru. Jadi, Raha masih perlu melihat kondisi saat ini, apakah Kota Raha telah menjadi daerah tujuan urbanisasi?, apakah Kota Raha telah padat oleh pemukiman?, kalau belum, berarti pembangunan Kota Baru masih belum diperlukan.

Keempat, Pasar Sentral Laino lebih membutuhkan perhatian untuk dibangun lebih baik lagi, dengan sarana dan prasarana penunjang yang jauh lebih baik. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pembeli, supaya lebih sering datang dan berbelanja di Pasar Laino. Anggaran besar yang dialokasikan untuk penimbunan laut, mungkin jauh lebih baik apabila dialokasikan untuk perbaikan Pasar Sentral Laino. 

***
Kondisi ini seharusnya jadi perhatian besar Pemerintah untuk menempatkan Pasar Laino sebagai salah satu prioritas pembangunan. Setidaknya tidak ada ketimpangan pembangunan yang dilihat masyarakat, karena Pasar Laino belum diperbaiki sementara penimbunan telah dilakukan. Rencana Pemerintah menggandeng pengusaha merupakan hal yang sangat baik, namun yang lebih penting lagi adalah menjadikan Muna sebagai daerah tujuan bisnis juga tujuan wisata, dan itu tak mudah.

Jumat, 18 Oktober 2019

Menonton Film I Can Only Imagine

Sebelum mendownload film, biasanya saya mencari info atau sinopsis tentang sebuah film, kalau ceritanya bagus menurutku, maka saya putuskan untuk mendownload. Kali ini berbeda, saya hanya melihat judul dan cover depannya, dengan kata lain saya membiarkan instingku berperan dalam menilai bahwa sepertinya ini film bagus.

Judulnya "I Can Only Imagine" atau dalam Bahasa Indonesia "Saya Hanya Bisa Membayangkannya". Film ini menceritakan perjalanan hidup seorang Bart Millard, dari yang semula atlet american footbal, kemudian menjadi seorang vocalis band. Nama bandnya "Mercy Me", yang menjadi sangat terkenal dengan hitsnya berjudul "I Can Only Imagine", ya, judul yang sama dengan film ini.

Saya menyukai Bart sebagai atlet dan juga musisi. Menonton kisahnya, saya langsung membayang diriku ketika masih SMA. Kala itu saya sangat menyukai musik dan sangat serius menekuni gitar. Saya sendiri memiliki 2 guru berbeda, satu yang mengajarkan cara membaca not balok dalam bermain gitar akustik, satunya lagi mengajarkan teknik-teknik bermain gitar elektrik. Selain musik, saya juga sangat menyukai olahraga khususnya sepak bola. Saat SMA, saya pernah ikut berlatih di 2 klub lokal, Handayani dan Sowite Junior.

Ada banyak film yang mengangkat kisah masa lalu seorang tokoh, film dokumenter dan film biografi biasanya mengajarkan banyak pelajaran hidup. Namun sangat sedikit film yang dapat menyentuh sisi emosional terdalam penonton, sehingga dapat menangkap perasaan yang ingin disampaikan seorang tokoh lewat film. Saya sendiri tak percaya, dadaku bergemuruh, rasanya sesak dan sedikit sakit, saya sampai menangis ketika menonton beberapa bagian dalam film ini.

Setidaknya ada beberapa hal yang menarik perhatian saya setelah menonton film ini.

Pertama, I Can Only Imagine menjadi lagu kristiani nomor 1 di amerika. Lagu ini terus berkumandang bukan hanya di gereja, bahkan menjadi lagu yang seringkali digunakan untuk mengenang kepergian orang-orang tercinta. Saat tragedi penyerangan gedung kembar di Amerika pada 9 September 2011, lagu ini menggema sebagai bentuk toleransi dan juga ungkapan kesedihan yang membawa pesan harapan pada semua keluarga korban.

Kedua, Tuhan yang maha kasih selalu menunjukan kasih sayangnya pada mahluknya, karena percikan kasih sayangnya itu hati seseorang tersentuh kemudian berubah sikap. Dari semula keras dan kasar kemudian menjadi pribadi yang baik, pemaaf dan penuh perhatian. 

Apa yang terjadi pada Ayah Bart Millard adalah salah satu contoh nyata. Penyakit kanker yang menggerogotinya membuatnya sadar, bahwa hidupnya sudah takkan lama lagi. Karenanya dalam kondisi sakit parah, dan juga hidup dalam kesendirian akibat ditinggal Bart, dia menemukan tuhan sebagai satu-satunya teman. Kemudian dia menjadi taat beragama dan ikut dalam ritual-ritual keagamaan.

Pada tahap ini kita cenderung mencari sesuatu yang hilang pada diri kita, yaitu sisi spiritual, yang jalannya diterjemahkan dalam bentuk ritual keagamaan. Salah seorang psikolog bernama Karl Gustaf Yung pernah berkata, dari pengalamanku menjadi dokter jiwa, aku menemukan bahwa orang Tidak bisa dikembalikan kepada kehidupannya yang normal sebelum aku kembalikan dia kepada keberagamaan dia, sebelum dia menangkap kembali dimensi spiritual dari hidupnya.

Meski kadang egois, manusia akan selalu mencari tuhan ketika mendapati dirinya dalam keadaan terpuruk dalam hidup. Apa yang dikatakan Yung dan dialami Ayah Bart, adalah tanda bahwa manusia merupakan makhluk rapuh yang butuh sandaran, butuh Tuhan untuk mengembalikannya kejalan yang benar dan kembali hidup normal sebagai manusia.

Ketiga, banyak karya besar lahir dari pengalaman pribadi. Tiap orang punya kisah dan pengalaman hidup yang akan menginspirasi banyak orang pabila diceritakan, hanya saja kita terkadang malu atau takut mengungkapkan. Dalam sebuah kasus, seseorang cenderung lebih berani menceritakan pengalaman yang baik-baik saja, yang dapat memberikan nilai plus ketimbang yang memberikan hal negatif padanya.

Begitu banyak film dan karya berbentuk tulisan yang menceritakan kisah hidup seseorang, kemudian mendapat sambutan hangat dari para penonton dan pembaca. Sebut saja film Bolywood berjudul Padman, banyak cerita tak menyenangkan tentang kehidupan Arunachalam, mulai konflik rumah tangga sampai prasangka buruk masyarakat tentang dirinya. Tanpa kisah itu, mungkin kita tak dapat merasakan begitu emosionalnya ketika dia berhasil merubah mindset warga india karena alat ciptaannya.

Bagi yang pernah membaca buku Chicken Soup, disana ada begitu banyak cerita inspiratif yang diangkat langsung dari kisah pribadi orang-orang. Coba ingat-ingat, kamu pasti punya pengalaman hidup yang menyenangkan dan juga menyakitkan, bagaimana itu terjadi, kenapa itu terjadi dan bagaimana kamu mengatasinya. Jawaban atas 3 pertanyaan itu adalah pelajaran hidup yang dapat memberi pelajaran hidup oada banyak orang. 

Ada begitu banyak kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dalam hidup, kita hanya perlu membaginya pada orang-orang supaya yang lain bisa terhindar atau bangkit ketika mengalami nasib serupa. Kita selalu bisa menjadi orang baik bagi yang lain, mulailah dari membagikan sesuatu yang dapat menyelamatkan, menyemangati atau sekedar menghibur orang-orang supaya bisa tertawa.

Keempat, perilaku buruk seorang ayah dapat merusak mental anak saat mereka dewasa. Lingkungan bukan faktor dominan pembentuk karakter dan perilaku seseorang, sudah banyak penelitian yang membenarkan hal itu. Bahkan lingkungan seringkali jadi tempat pelarian atau pelampiasan seseorang akibat permasalahan dalam rumah. Dalam makna yang positif, lingkungan dapat menjadi tempat bagi anak mengaktualisasikan atau mempraktekan apa yang didapatnya dalam lingkungan keluarga.

Orang tua adalah guru pertama seorang anak, banyak sifat anak turun dari orang tuanya, yang ketika kecil diperlihatkan lewat cara-cara berkomunikasi. Dari komunikasi itu, seorang anak banyak meniru yang dilakukan orang tuanya padanya. Bart yang sejak kecil ditinggal ibunya, kemudian tinggal berdua bersama ayahnya, yang memperlakukannya dengan keras dan kasar.

Menurut penuturan seorang psikolog bernama Paul Golding, anak lelaki di usia 2 tahun sedang memasuki masa "terrible two".  Yang mana Pada usia tersebut, muncul peningkatan testosteron yang membuat perilaku anak jadi lebih agresif dan kerap membuat "sakit kepala" para orang tua. Pada fase ini peran seorang ayah sangat dibutuhkan dan krusial. Bermain penuh energi yang menguras fisik, sangat dibutuhkan anak lelaki di usia tersebut dan orang yang paling pas untuk mendampinginya adalah ayah, kata Paul Golding.

Namun, apabila seorang ayah kerap kesulitan menahan emosi, anak yang dimarahi atau sering melihat orang tuanya cekcok, berisiko mengalami hal-hal seperti :
1. Anak akan dipenuhi rasa ketakutan, merasa tertekan, kurang berpendirian, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
2. Anak suka berbohong atau enggan berterus terang karena ada perasaan takut. Misalnya takut untuk mengakui kesalahan yang dilakukan karena akan dimarahi.
3. Anak memiliki sifat pesimis, sering cemas, dan mudah putus asa.
4. Lebih percaya kepada teman atau orang lain ketimbang orang tuanya.
5. Tidak percaya diri dan tidak berani mengeluarkan pendapat.
6. Adanya rasa dendam dihatinya, sehingga dikemudian hari ia juga akan melakukan hal yang sama, yakni meluapkan amarahnya kepada adik, teman, atau anaknya kelak.

Dari itu semua, dapat disimpulkan bahwa mental anak tidak bagus ketika tumbuh dalam rasa takut pada ayahnya atau ketika tumbuh tanpa adanya sosok ayah disampingnya. Seperti yang dialami Bart, ketika mendapat rintangan besar dalam karir, dia tidak punya cukup keberanian untuk melaluinya. Hal itu diketahui seorang teman yang mengetahui langsung dari Bart bahwa sewaktu kecil dia sering mendapat perlakuan keras dari ayahnya.

Kelima, orang tua mungkin ingin menikmati masa tua dengan ditemani anaknya didekatnya. Salah satu kebahagiaan terbesar para orang tua, yaitu melihat anak kecilnya tumbuh dan bermain. Mungkin pada fase ini naluri orang tua akan bangkit dalam diri setiap orang dan merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga, merawat dan terus membesarkan buah hatinya. Ketika masa tua datang, mereka mungkin akan ditinggal anaknya karena alasan tertentu, saat itu mereka akan membayangkan kembali masa-masa indah ketika anaknya masih kecil dan mereka mengajarkan segala hal.

Saat sendiri atau hanya berdua dan orangtua membayangkan sosok anak, akan muncul rasa kangen yang luar biasa. Kadang mereka menelpon dan menanyakan kabar, hanya untuk mendengar suara anaknya dan ingin tau kalau disana si anak baik-baik saja. Biasanya mereka enggan bertanya kapan pulang, karena takut menurunkan semangat anaknya yang lagi berjuang diluar daerah.

Doa Ayah Bart ketika itu hanya satu, yaitu semoga dirinya masih dipertemukan dengan Bart anaknya didunia, sebelum kankernya bertambah parah dan dia lebih dulu meninggalkan dunia ini. Doanya terkabul, Bart yang sedang ada jadwal konser pun pulang untuk bertemu Ayahnya. Semalam dirumah Bart kaget ketika bangun pagi, diatas meja makan sarapan sudah tersedia dengan lengkap, hal yang tak pernah dilakukan ayahnya selama puluhan tahun. Dalam suasana hati yang kacau karena ada masalah dalam karirnya, Bart tak percaya perubahan yang terjadi pada ayahnya.

Ayahnya lebih perhatian, pandai memasak dan lebih ramah saat berbicara dengannya pagi itu. Bart menjadi marah dengan kejadian itu, dia memprotes keadaan yang tak biasa, meluapkan semua kebencian pada ayahnya yang meninggalkan masalah mental padanya karena perbuatan kasar dimasa lalu. Pertemuan mereka tak berjalan mulus, Bart belum bisa memaafkan Ayahnya yang telah berubah sejak dirinya meninggalkan rumah. Saat sedang tenggelam dalam rasa marah, Bart mendapatkan kertas hasil pemeriksaan kesehatan Ayahnya, diapun tau kalau selama ini Ayahnya menyembunyikan penyakit kanker darinya.

Ah, momen ini cukup menguras emosi, saya tak ingin melanjutkan kisahnya, mungkin kalian akan tau ketika menonton sendiri filmnya.

Keenam, mungkin ada kesalahan antara kau dan salah satu orang tuamu yg pernah terjadi dimasa lalu. Itu akan menjadi beban dlam perjalanan hidupmu dan orang tuamu, bicarakanlah berdua dan mintalah maaf, itu mungkin akan lebih baik.

***
Saat menulis ini, saya sedang bersama anakku Ahmad Sukarno, dan kami (saya dan istri) memanggilnya Tutano. Tutano, kata yang diucapkannya ketika pertama kali menyebut namanya sendiri, dan kamipun memanggilnya seperti itu. Saya membayangkan, kelak dia akan pergi keluar kota bahkan keluar negeri untuk mengejar cita-citanya. Saat itu, mungkin kami akan kesunyian tanpanya, tapi itulah hidup, kedepan teknologi akan semakin maju sehingga jarakpun dapat ditaklukan kalau hanya ingin bertemu muka.

Rabu, 16 Oktober 2019

Film Padman dan Revolusi Pembalut

Arunachalam  Muruganantham dan Mesin Ciptaannya
Entah apa jadinya dunia ini jika pembalut tak pernah ditemukan, mungkin nasib kaum perempuan takkan sebaik hari ini. Tuntutan kesetaraan gender dan persamaan hak perempuan untuk disejajarkan dengan lelaki, mungkin takkan bergema keras seperti saat ini. Bagaimana persamaan disuarakan ketika perempuan merasa memiliki kekurangan, yang membuat mereka akan membatasi diri dari dunia luar, bahkan pergaulan dengan sesama jenisnya.

Sejarah panjang kebersihan kaum perempuan penuh dengan cerita duka, yang membuat mereka seringkali diasingkan dari pergaulan dalam keluarga dan juga di masyarakat. Ada suatu masa ketika para perempuan kedatangan tamu, yang selalu rutin berkunjung selama 5 hari berturut-turut dalam setiap bulan. Tamu tersebut namanya menstruasi, yang kedatangannya saat pertama kali menandakan bahwa si perempuan telah memasuki usia dewasa. Dalam bahasa sehari-hari sering dikatakan datang bulan.

Karenanya pembalut kemudian menjadi jawaban bagi masalah yang dialami para perempuan, bahkan saat ini dapat dikatakan bahwa pembalut merupakan kebutuhan primer bagi perempuan.

Pembalut telah ada sejak abad ke-10, yaitu pada zaman yunani kuno, dalam bentuk pakaian yang berisi kain lap, kapas atau wol dari bulu domba, yang digunakan untuk menghentikan darah menstruasi. Selain itu ada juga yang menggunakan bulu kelinci atau bahkan rumput, sebelum ide awal membuat pembalut sekali pakai dicetuskan seorang perawat. Ide itu muncul seketika dalam sebuah peperangan, untuk menghentikan pendarahan yang berlebihan para prajurit.

Akhirnya seorang perawat prancis membuat pembalut pertama dari bubur kayu, yang terbukti mampu menyerap darah dengan cepat dan dapat langsung dibuang setelah dipakai. Karena harganya yang sangat murah dan bahan dasarnya sangat mudah didapat, produsen komersil kemudian meminjam ide tersebut untuk menjual produk pembalut pertama pada tahun 1988.

Setelah itu harganya kemudian menjadi mahal, para wanita tak sanggup membelinya, akhirnya mereka tetap menggunakan cara tradisional, yaitu dengan kain kotor.

***
Di India, tak pernah ada pembicaraan tentang menstruasi dikalangan perempuan, karena itu merupakan hal yang dianggap sangat memalukan. Meskipun diawal kedatangan tamu tersebut para perempuan mendapat sambutan dalam sebuah perayaan tanda telah dewasa, tapi setelah itu mereka akan dijauhkan dari keluarga. Salah satunya, mereka akan tidur sendirian diluar rumah, karena tak diijinkan untuk tidur dalam rumah bersama keluarga lainnya saat malam. Selain itu, para lelaki dilarang bersentuhan dengan perempuan yang sedang kedatangan tamu, karena mereka dianggap kotor selama datang bulan.

Masih banyak bentuk-bentuk pelarangan lainnya yang dinisbatkan pada perempuan saat sedang datang bulan. Film Padman yang rilis pada tahun 2018 lalu, seolah membuka mata kita bagaimana pembalut perlahan-lahan telah merubah mindset orang india, untuk lebih membuka diri dan berani meninggalkan kebiasaan lama yang sangat membahayakan ketika menstruasi. Meski memiliki jumlah penduduk perempuan sangat besar, rasio perempuan di pedesaan India yang terkena penyakit kebersihan kemudian meninggal, cukup tinggi.

Setiap bulan ada 10-12 perempuan datang ke dokter dengan keluhan beberapa penyakit. Karena selama menstruasi mereka menggunakan kain kotor, dedaunan, bahkan abu sebagai pengalas, dan itu sudah berlangsung sejak lama. Semua itu telah mengundang penyakit, yang karenanya beberapa perempuan tak bisa memiliki anak, beberapa perempuan lainnya bahkan meninggal. Tak adanya pembicaraan mengenai menstruasi, serta bahaya yang ditimbulkan karena menggunakan sesuatu yang tidak higienis, ikut menyebabkan tak ada pula perempuan yang tau akan bahaya yang mengintai mereka.

Film Padman mengangkat kisah nyata seorang Arunachalam Muruganantham, yang diperankan aktor senior bolywood bernama Akhsay Kumar sebagai Lakshmi. Istrinya bernama Gayatri, dan mereka baru saja menikah tapi belum memiliki anak. Film ini bercerita tentang jatuh bangun Arunachalam (Lakshmi), melawan kondisi sosial masyarakat india yang masih menggunakan kain kotor saat menstruasi, dan enggan menggunakan pembalut karena harganya yang sangat mahal.

Setidaknya ada beberapa hal menarik yang dapat dilihat dan direnungkan dalam film Padman ini, antara lain sebagai berikut :

Pertama, terkadang perempuan tak dapat mengerti besarnya kasih sayang seorang lelaki. Hal itu karena apa yang ditunjukan lelaki berbeda dengan apa yang mereka inginkan. Para Perempuan cenderung mengartikan kasih sayang dan perhatian dalam bentuk konkrit, yang hadir dalam bentuk pujian, atau pertanyaan bagaimana kabarmu?, apakah kau baik-baik saja?, dan pertanyaan lain menyangkut kondisi pribadinya.

Sedangkan menurut lelaki, perhatian dan kasih sayang jauh lebih besar daripada hanya pujian dan pertanyaan sehari-hari. Perhatian dan kasih sayang seorang lelaki mewujud dalam bentuk tindakan dan perbuatan untuk melindungi perempuan dari bahaya besar yang sedang mengintainya. Sebagaimana yang ditunjukan Lakshmi dan keseriusannya membuatkan pembalut untuk melindungi sang istri dan semua perempuan desa dari bahaya penyakit dan kematian.

Dalam film ini lagi-lagi kita ditunjukan perbedaan mendasar antara lelaki dan perempuan. Perempuan memiliki rasa malu yang sangat besar, dan cenderung merespon dengan penuh perasaan setiap perubahan di masyarakat atau apa yang dikatakan masyarakat. Sedangkan lelaki tidak seperti itu, Lakshmi sadar bahwa yang dilakukannya itu adalah benar dan besar manfaatnya bagi istrinya dan semua perempuan di India, karenanya dia tak berhenti meski dihujat dan dihina penduduk sekampung, bahkan sampai hampir cerai dari gayatri istrinya.

Kedua, perempuan India pada masa itu masih sangat terbelakang. Setidaknya itu dari segi cara berpikir mereka, yang lebih mempercayai pengalaman empirik ketimbang pendapat medis mengenai kebersihan perempuan saat menstruasi. Dokter telah mengatakan bahwa penggunaan kain kotor adalah tindakan berbahaya yang dapat membawa petaka. Tapi para perempuan india tidak percaya akan hal itu, ketidakpercayaan mereka dilandasi belum adanya informasi yang beredar di masyarakat, bahwa ada seorang wanita meninggal karena penggunaan sesuatu yang tidak steril termasuk kain kotor.

Masalah ini bukan tanpa sebab, karena dilandasi rasa malu teramat besar para perempuan ketika menceritakan masalah menstruasi, sehingga informasi itu tertutup karena terus dirahasiakan bahkan sampai mati. Dari diagnosa yang dilakukan dokter pada beberapa pasien wanita yang terserang penyakit, menunjukan sebab utamanya karena penggunaan kain bekas yang tidak steril. Tapi tetap saja, kalaupun dokter mengatakan, informasi itu hanya si dokter dan pasien yang tau, tak diumumkan didepan orang banyak karena rasa malu tadi. Termasuk suami mereka sendiri tidak akan pernah tau akan hal itu.

Keterbelakangan masyarakat india kala itu, juga digambarkan pada bagaimana masyarakat sangat mudah diperdaya oleh sebuah mesin pemecah kelapa, yang ditanam kedalam patung dewa hanoman. Masyarakat India bahkan rela memberi uang 51 rupe untuk dimasukan kedalam patung dewa, setelah itu patung masuk kedalam box hitam. Ketika keluar, sudah ada 2 biji manisan didalam talang yang diambil oleh yang memberi sedekah tadi.

Masyarakat India di desa itu, termasuk para perempuan, lebih rela mengeluarkan uang 51 rupe kemudian mendapat 2 manisan, daripada membayar sebungkus pembalut dengan harga 55 rupe. Pembalut oleh mereka dianggap barang kotor, yang tidak layak dihargai 55 rupee, dan ketika ada perempuan desa yang membelinya, mereka akan diceritakan atau bahkan di buly oleh perempuan lainnya.

Ketiga, hanya perempuan yang dapat mengerti perasaan perempuan. Lakshmi telah memenangkan penghargaan dari lomba inovasi, namanya dan mesin pembuat pembalut ciptaannya menjadi sangat terkenal. Diapun memberi harga sangat murah untuk tiap pembalut yang dibuatnya, tapi hal itu belum mampu menyelesaikan masalah utama yang dihadapi. Perempuan di Desa belum bisa menerima dia dan hasil ciptaannya, yang secara kualitas setara dengan buatan pabrik namun dengan harga lebih murah.

Ternyata ketenaran dan harga murah belum mampu mengikis sekat pembatas bagi lelaki, untuk ikut serta dalam menyelesaikan masalah perempuan. Dengan capaiannya itu, Lakshmi belum dapat memenangkan hati perempuan didesa. Hal itu berubah ketika dirinya dibantu seorang teman perempuan untuk menjual pembalut ciptaannya dan berkomunikasi langsung pada perempuan di desa. Hasilnya lebih baik, perempuan desa dapat menerima dan memakainya dengan senang dan tenang, tanpa takut malu karena masalah mereka diketahui para lelaki.

Pada fase ini, Lakhsmi belajar teknik pemasaran pada seorang teman yang sejak awal membantunya dan mesin ciptaannya. Dengan bantuan si teman, akhirnya perempuan desa dapat menerima dan membuka diri dari perempuan lain untuk mengatasi masalah menstruasi. Dalam perkara ini, Lakshmi hanya membuka jalan agar supaya pembalut ciptaannya dapat dikenal diseluruh India, dan para perempuan sendiri yang terjun langsung ke masyarakat untuk memperkenalkan, mendistribusikan dan berkomunikasi langsung pada perempuan lainnya tentang pentingnya penggunaan pembalut saat menstruasi.

Keempat, Pembalut telah merubah masyarakat India. Dengan adanya pembalut murah, yang keseluruhan pengerjaan mulai dari produksi, pengemasan sampai distribusi dilakukan sendiri oleh para perempuan, tingkat penerimaan masyarakat menjadi lebih baik. Lakshmi mengadakan alat, melakukan pelatihan dan sosialisasi pada para pekerja perempuan, yang direkrut untuk menjadi pekerja pada perusahaan miliknya. Dari kelompok kecil pekerja ini, informasi mengenai pentingnya pembalut, bagaimana cara membuatnya, sampai pada bagian sterilisasi selembar pembalut, kemudian dikampanyekan oleh perempuan pekerja pada perempuan lainnya dengan cara yang lebih pribadi.

Selain merubah mindset perempuan dan masyarakat desa, alat buatan Lakshmi juga membawa perubahan ekonomi bagi para ibu rumah tangga. Para ibu rumah tangga mendapatkan penghasilan tambahan dengan bekerja dipabrik milik Lakshmi. Dari sini mereka dapat membantu para suami yang bekerja diluar, dan memperbaiki gizi anak-anak dengan sering membeli susu.

Nama Lakshmi makin terkenal diseluruh India, mukanya seringkali muncul dalam pemberitaan di koran dan saluran televisi nasional. Masyarakat desa semakin bangga dengan itu, alat buatannya pun didistribusikan ke desa-desa lain di India hingga perubahan yang terjadi didesanya juga ikut terjadi di desa lain diseluruh India.

Kini pembalut tidak lagi menjadi barang langka, dan penilaian masyarakat sebagai barang kotor tidak lagi melekat padanya. Masyarakat mulai menerima secara terbuka dan mulai merasakan manfaat besar dari pembalut. Berbagai inovasi kemudian dilakukan, untuk lebih memberikan kenyamanan dan keamanan bagi perempuan. Mulai dari pemberian perekat sampai penambahan sayap pada pembalut. Akhirnya para wanita india dapat terlepas dari masa lalu yang buruk, para wanita mulai terhindar dari berbagai penyakit yang mengancam.

Yang paling penting, tentu saja mereka tak lagi diasingkan tuk tidur diluar selama 5 malam. Para anak sekolah tak lagi malu dan berhenti sekolah karena takut tembus. Mereka kemudian dapat berprestasi layaknya para lelaki, dapat menjadi atlet ataupun profesi lainnya tanpa takut ketahuan sedang menstruasi.

Senin, 14 Oktober 2019

Ketika Menulis Mengobatiku

Saya bukan seorang penulis, meski baru memulai aktifitas menulis dalam 3 tahun terakhir ini. Tulisan yang saya buatpun tidak bagus-bagus amat, bahkan mungkin dapat dikatakan sangat biasa bagi seorang pemula.
Selain itu, tema-tema yang saya angkat tidak menentu, dan sangat jarang menggambarkan kondisi saat ini. Atau mungkin lebih tepatnya tidak menggambarkan apa yang sedang tren dan diperhatikan mayoritas pengguna medsos saat ini.
Tapi saya santai saja, itu bukanlah hal yang harus dipikirkan seorang pemula, lagian mendapat banyak like, komentar ataupun kunjungan tidak akan membuat saya menjadi produktif.
Saya menulis atau mulai menulis bukan karena tuntutan, bukan juga karena pesanan, tapi murni karena ingin belajar. Selain itu, mungkin juga untuk mengobati penyakit lupa yang sudah sejak beberapa tahun terakhir ini kian bertambah parah.
Dan ajaibnya, setelah rutin menulis dan membuat tulisan, perlahan-lahan penyakit lupa yang saya selalu alami, mulai sedikit terobati. Ada manfaat lain dari menulis, saya juga jadi lebih mudah dalam mengingat beberapa hal penting dan juga angka-angka. Karena sebelumnya, mengingat angka-angka adalah salah satu kelemahanku.
Mengenai kecenderunganku yang selalu melupakan suatu hal yang belum lama diperbuat, istriku pernah mengatakan bahwa itu terjadi mungkin karena memori jangka pendek terganggu. Saya percaya saja dengan itu, dia tentunya lebih tau mengenai hal itu daripada saya, karena dia seorang perawat yang selalu bersentuhan dengan pelajaran tentang itu.
Dibandingkan saya yang kuliah di Fakultas Teknik, sudah pasti tidak mempelajari mengenai kesehatan ataupun tentang penyakit-penyakit. Pelajaran jurusan saja saya kadang kala masih susah untuk ikuti, apalagi pelajaran jurusan lain.
Mungkin menulis telah banyak mengobati saya, selain itu ada sangat banyak manfaat yang saya dapat dari menulis, diantaranya saya lebih sering berbicara dengan diri sendiri. Ini mungkin agak aneh, berbicara dengan diri sendiri terdengar lebih seperti orang yang mengalami gangguan jiwa, atau gila dalam bahasa kerennya.
Tapi itu yang saya alami ketika sedang menulis, ada sensasi seperti sedang berbicara dengan diri sendiri, bertanya dengan diri sendiri, kemudian menjawab pertanyaan sendiri. Tentu saja ini tidak seperti orang kesurupan yang seakan berbicara dengan makhluk dari dunia lain yang kemudian mengutarakan maksud dan keinginannya.
Sejatinya minatku untuk menulis sudah ada sejak beberapa tahun sebelum mulai menulis. Namun banyak hal yang kemudian selalu kupertimbangkan untuk memulainya, diantaranya adalah rasa takut hasilnya tidak bagus dan kemudian malu tuk ditampilkan didepan umum.
Perasaan-perasaan itu sangat menganggu, seakan menjadi sebuah tembok besar yang dijaga ribuan prajurit pemanah, dan selalu siaga serta siap menyerang tiap musuh yang hendak mendekat. Saya ibarat seorang pejuang, pejuang gagah dan berani yang hendak meruntuhkan tembok besar itu.
Saya sedang membayangkan kisah seorang anak muda gagah dan berani, dengan seorang diri dia meruntuhkan tembok khaibar yang sangat kokoh. Dialah Ali, sepupu Nabi Besar Muhammad Saww yang memiliki banyak kemuliaan, keberaniaannya disebut-sebut sampai keseluruh penjuru dunia.
Diawal upayaku meruntuhkan tembok itu, kurasakan tangan ini sangat berat untuk menganggkat senjata, pula kakiku yang semula kuat, mendadak lemah tak berani melangkah. Sangat susah bagiku untuk maju, apalagi menyerang tembok secara langsung, mendekatinya saja saya akan langsung kalah, tersungkur oleh prajurit pemanah.
Pelan tapi pasti, perjuanganku akhirnya membuahkan hasil, adanya sedikit celah yang dapat kumanfaatkan mengantarku pada kemenangan besar. Akhirnya tembok besar itupun mampu kuruntuhkan dengan semangat dan kekuatanku sendiri.
Setelah itu, bukannya kemenangan meriah yang kuraih, melainkan tantangan baru untuk terus mempertahankan semangat dan berpikir lebih kreatif mencari ide-ide baru untuk tulisan selanjutnya.
Akhirnya kuputuskan membuat sebuah catatan, yang kunamakan catatan ide, dimana setiap ide atau setiap ada gagasan maupun tema yang terlintas dipikiranku, kemudian kucatat.
Dalam catatan tersebut, kuberi nomor dan juga keterangan. Nomor memudahkan dalam memisahkan ide satu dengan lainnya, sedangkan keterangan memudahkan dalam mengecek, ide/tema mana yang sudah menjadi tulisan dan mana yang belum.
Akhirnya catatan ide yang kubuat telah menyentuh angka lima puluhan, namun dari total itu belum ada setengahnya yang telah menjadi tulisan.
Kadangkala semangat memang lebih besar daripada kekuatan untuk memulai dan menyelesaikan suatu perkara. Dengan catatan ide tersebut tiada yang sia-sia, toh suatu saat nanti ketika kubuka kembali catatan ide dan melihat catatan dinomor awal, saya masih bisa mengingat apa yang sedang kupikirkam tentang tema yang kutulis.
Akhirnya saya dapat menyelesaikan tulisan pertama, meski saat itu saya cukup sibuk dengan pekerjaan yang hampir deadline. Setelahnya kurasakan sebuah energi baru mengalir kedalam sel-sel otakku dan memintaku membuat tulisan berikutnya.
Dan begitupu seterusnya, ketika saya mampu menyelesaikan sebuah tulisan, sensasi serupa kembali kurasakan, ada tuntutan dalam diriku untuk kembali mencari ide baru dan membuat tulisan baru. Untuk saat ini, saya hanya bisa menyampaikan dan belum mampu memberi penjelasan tentangnya, mengenai hal itu saya masih sangat kurang referensi.
Setelah membuat beberapa tulisan, saya lebih bersemangat tuk terus menulis, sampai akhirnya saya memutuskan untuk menjadikan seseorang sebagai panutan. Ketika memiliki panutan, mungkin saya bisa mencontek alur tulisannya dan inti kalimat dalam beberapa paragraf.
Saya yakin, setelah membuat banyak tulisan, saya akan mendapatkan sendiri alur tulisanku, saya akan mendapat banyak referensi untuk memilih tiap kata yang kusenangi. Saya yakin proses itu akan terus berjalan, sampai kutemukan hal yang lebih menyenangkan lagi dalam setiap upayaku membuat tulisan dan membaca kembali tulisanku.
Saya selalu mengingat tulisan Yusran Darmawan, menulis adalah proses menajamkan semua insting dan indra kita dalam interaksi dengan semesta. Selain itu diapun mengatakan menulis adalah proses menyatu dengan alam, proses menangkap gerak spontan semesta dan kemudian dilukiskan dalam kata.
Dalam setiap proses yang kulewati, selalu ada upaya untuk menangkap pesan semesta lewat geraknya yang spontan. Semakin sering saya menulis mungkin semakin sering pula alam memperlihatkan geraknya yang unik.
Semakin sering kuamati, akan melatih instingku agar semakin peka dalam menangkap pesan-pesan alam. Akhirnya sejak awal tahun ini, saya jadi rutin menulis, ada tulisan yang selesai namun ada juga yang tidak, setidaknya yang dapay kuselesikan lebih banyak dari tulisanku tahun lalu.
Yang dapat kuselesaikan akan saya posting di blog pribadi, dan yang belum selesai biarlah menjadi arsip dalam folder pribadi. Kuyakin suatu hari nanti saya bisa menyelesaikan tulisan-tulisan itu dalam susunan kata dan kalimat yang baru dan lebih baik dari yang kumiliki saat ini.