Minggu, 02 November 2014

Analisa VCR (Volume, Cpacity, Ratio) untuk menghitung Kinerja Jalan/Lalu Lintas

Menurut Salter (1989), hubungan antara lalu-lintas dengan tata guna lahan dapat dikembangkan melalui suatu proses perencanaan transportasi yang saling terkait, terdiri dari :

  1. Bangkitan / Tarikan perjalanan, untuk menentukan hubungan antara pelaku perjalanan dan faktor guna lahan yang dicatat dalam inventaris perencanaan.
  2. Penyebaran perjalanan, yang menentukan pola perjalanan antar zona.
  3. Pembebanan lalu-lintas, yang menentukan jalur transportasi publik atau jaringan jalan suatu perjalanan yang akan dibuat.
  4. Pemilihan moda, suatu keputusan yang dibuat untuk memilih moda perjalanan yang akan digunakan oleh pelaku perjalanan.


Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota, Volume lalu-lintas ruas jalan adalah jumlah atau banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada ruas jalan dalam suatu satuan waktu tertentu. Volume lalu-lintas dua arah pada jam paling sibuk dalam sehari dipakai sebagai dasar untuk analisa unjuk kerja ruas jalan dan persimpangan yang ada. Untuk kepentingan analisis, kendaran yang disurvai dikasifikasikan atas :
  1. Kendaraan Ringan (Light Vehicle/LV) yang terdiri dari Jeep, Station Wagon, Colt, Sedan, Bis mini, Combi, Pick Up, Dll;
  2. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), terdiri dari Bus dan Truk;
  3. Sepeda motor (Motorcycle/MC);

Data hasil survai per-jenis kendaraan tersebut selanjutnya dikonversikan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) guna menyamakan tingkat penggunaan ruang keseluruhan jenis kendaraan. Untuk keperluan ini, MKJI (1997) telah merekomendasikan nilai konversi untuk masing-masing klasifikasi kendaraan sebagaimana dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.


Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (EMP)
Tipe Jalan
Lebar Jalur (m)
Tot Arus (Km/Jam)
Faktor EMP
HV
MC
4/2 UD
4/2 UD

> 3.700
≥ 3.700
1,3
1,2
0,40
0,25
2/2 UD
> 6
> 1.800
≥ 1.800
1,3
1,2
0,40
0,25
2/2 UD
≤ 6
> 1.800
≥ 1.800
1,3
1,2
0,5
0,35
  Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Jenis Kendaraan
Faktor EMP Untuk Tipe Pendekat
Terlindung
Terlawan
Kendaraan Ringan (LV)
1,0
1,0
Kendaraan Berat (HV)
1,3
1,3
Sepeda Motor (MC)
0,2
0,4
  Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

Menurut MKJI (1997), kinerja ruas jalan dapat diukur berdasarkan beberapa parameter, diantaranya :
  1. Derajad Kejenuhan (DS), yakni rasio arus lalu-lintas (smp/jam) terhadap kapasitas (smp/jam) pada bagian jalan tertentu.
  2. Kecepatan tempuh (V), yakni kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu-lintas dihitung dari panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata yang melalui segmen.

Berdasarkan hal tersebut maka karakteristik lalu-lintas dapat dihitung dengan pendekatan sebagai berikut :
A.      Kecepatan Arus Bebas
Dalam MKJI (1997) kecepatan arus bebas kendaraan ringan (FV) dinyatakan dengan persamaan :

FV = (FVo+ FVw) X FFVST X FFVcs
Dimana :      FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam)
                       FVW = Penyesuaian lebar jalur lalu-lintas efektif (km/jam)
FFVST = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

B.      Kapasitas jalan perkotaan
Kapasitas jalan perkotaan dihitung dari kapasitas dasar. Kapasitas dasar adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada suatu jalur atau jalan selama 1 (satu) jam, Dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati ideal dapat dicapai. Besarnya kapasitas jalan dapat dijabarkan sebagai berikut :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
dimana :       C             = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)
           Co           = kapasitas dasar
           FCw        = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas
           FCsp      = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah
FCsf       = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping
FCcs       = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.

1)      Kapasitas Dasar
Besarnya kapasitas dasar jalan kota yang dijadikan acuan adalah sebagai Berikut :
Tipe Jalan
Kapasitas Dasar (SMP/Jam)
Keterangan
4 Jalur dipisah atau jalan satu arah
1.650
Tiap Lajur
4 Lajur tidak dipisah
1.500
Tiap Lajur
2 lajur tidak dipisah
2.900
Kedua Lajur
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

2)      Faktor penyesuaian lebar jalur (FCw)
Faktor penyesuaian lebar jalan seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tipe Jalan
Lebar Jalan Efektif
Cw
Keterangan
4 Jalur dipisah atau jalan satu arah
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
0,92
0,96
1,00
1,04
1,08
Tiap Lajur
4 Lajur tidak dipisah
3,00
3,25
3,50
3,75
4,00
0,91
0,95
1,00
1,05
1,09
Tiap Lajur
2 lajur tidak dipisah
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
11,00
0,56
0,87
1,00
1,14
1,25
1,29
1,34
Kedua Arah
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
3)      Faktor penyesuaian arah lalu-lintas ( FCsp )
Besarnya faktor penyesuaian pada jalan tanpa menggunakan pemisah tergantung kepada besarnya split kedua arah seperti tabel berikut :
Split Arah % - %
50 - 50
55 - 45
60 - 40
65 - 35
70 - 30
Fsp
2/2
1,00
0,97
0,94
0,91
0,88
4/2 Tidak Dipisah
1,00
0,985
0,97
0,955
0,94
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

4)      Faktor penyesuaian kerb dan bahu jalan ( FCsf )
Faktor penyesuaian kapasitas jalan antar kota terhadap lebar jalan dihitung dengan menggunakan tabel berikut :
Tipe Jalan
Kelas Hambatan Samping
Faktor Penyesuaian Untuk Hambatan Samping dan Lebar Bahu
Lebar Bahu Efektif (Ws)
≤ 0,5
1,0
1,5
≥ 2,0
4/2 D
VL
L
M
H
VH
0,96
0,94
0,92
0,88
0,84
0,98
0,97
0,95
0,92
0,88
1,01
1,00
0,98
0,95
0,92
1,03
1,02
1,00
0,98
0,96
4/2 UD
VL
L
M
H
VH
0,96
0,94
0,92
0,87
0,80
0,99
0,97
0,95
0,91
0,86
1,01
1,00
0,98
0,94
0,90
1,03
1,02
1,00
0,98
0,96
2/2 UD atau Jalan Satu Arah
VL
L
M
H
VH
0,94
0,92
0,89
0,82
0,73
0,96
0,94
0,92
0,86
0,79
0,99
0,97
0,95
0,90
0,85
1,01
1,00
0,98
0,95
0,91
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
Catatan :
  • Tabel tersebut di atas menganggap bahwa lebar bahu di kiri dan kanan jalan sama, bila lebar bahu kiri dan kanan berbeda maka digunakan nilai rata-ratanya.
  • Lebar efektif bahu adalah lebar yang bebas dari segala rintangan, bila di tengah terdapat pohon, maka lebar efektifnya adalah setengahnya.

5)      Faktor Ukuran Kota ( Fcs )
Berdasarkan hasil penelitian ternyata ukuran kota mempengaruhi kapasitas seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :
Ukuran Kota (Juta Orang)
Factor Ukuran Kota (Fcs)
< 0,1
0,86
0,1 – 0,5
0,90
0,5 – 1,0
0,94
1,0 – 3,0
1,00
3,0
1,01
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

6)      Ekivalen mobil Penumpang
Tipe Jalan :
Jalan Tak Terbagi
Arus lalu lintas Total dua Arah (Kend/ jam)
emp
HV
MC
Lebar Jalur Lalu Lintas
< 6
> 6
Dua Lajur tak terbagi (2/2 UD)
0
> 1.800
1,3
1,2
0,5
0,35
0,4
0,25
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
0
> 3.700
1,3
1,2
0,4
0,25
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997

C.      Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus lalu lintas Q (smp/jam) terhadap kapasitas C (smp/jam) digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja segmen jalan. Nilai DS menunjukan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat kejenuhan dirumuskan sebagai berikut ;

DS = Q/C
dibawah ini menunjukkan beberapa batas lingkup V/C Ratio untuk masing-masing tingkat pelayanan beserta karakteristik-karakteristiknya.

Tingkat Pelayanan
Factor Ukuran Kota (Fcs)
Batas Lingkup V/C
A
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah
0,00 – 0,20
B
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas
0,20 – 0,44
C
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan
0,45 – 0,74
D
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat dikendalikan. V/C masih dapat ditolerir
0,75 – 0,84
E
Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti, permintaan sudah mendekati kapasitas
0,85 – 1,00
F
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume diatas kapasitas, antrian panjang (macet)
1,00

Sumber : Traffic Planning and Engineering, snd Edition Pergamon Press Oxword, 1979



Berikut contoh dari hasil analisa VCR yang pernah dilakukan dalam kegiatan : Kajian Lingkungan Pengembangan Jalur Busway Trans JAKARTA-BEKASI










Oleh : Azis Syahban. H

0 comments: