Ini telah berlangsung sekian lama, mungkin juga sejak masa penjajahan belanda, karena masih terdapat beberapa peninggalan berupa bak penampungan, mesin air dan bangunan pendukung lainnya, serta pipa besar yang melintang dari bak penampungan sampai ke pdam.
Kata orang-orang tua itu dibuat pada zaman belanda, karena pipa yang digunakan merupakan pipa yang tidak berkarat dan juga sangat tebal sehingga tidak patah meskipun seringkali diinjak karena menjadi tempat lewat orang-orang menuju kebagian atas kearah mata air dan beberapa spot permandian lainnya.
Salah satu bukti nyata bahwa jompi merupakan peninggalan belanda, selain terdapat prasarana air bersih, dibagian kanan jalur masuk kawasannya terdapat sebuah fila yang dilengkapi dengan kolam renang dan juga lapangan tenis. Posisinya sangat bagus karena merupakan daerah perbuktikan, sehingga dari tempat tersebut dapat langsung melihat kearah air terjun serta dapat menyaksikan langsung para pengunjung yang datang dan juga pulang.
Saat memasuki kawasan jompi, pengunjung disambut oleh air terjun dan bangunan mesin pompa air jaman belanda. Air yang jernih dan dingin serta beberapa batuan cukup besar menghiasi sekitar kolam air terjun. Untuk menikmati air terjun, kami biasanya melompat dari atas dengan tinggian ± 10 meter atau turun melewati permukaan batu besar yang cukup miring dan terkadang licin.
Sekedar informasi, untuk bagian lompat-melompat tadi, itu masa lalu dan terakhir saat SMA, tapi untuk saat ini, sepertinya saya harus berpikir 10…X untuk melakukan lompatan itu. Air terjun tersebut sepertinya memiliki kedalaman sekitar 5-7 meter.
Apabila pengunjung ingin menikmati hutan dengan beragam jenis pohon, maka disarankan melewati jalur atas yang mana diujungnya terdapat batuan terjal namun menantang untuk sampai ke mata 2. Apabila ingin menikmati indahnya sungai, pengunjung boleh melewati jalur bawah yang mana pengunjung akan melewati sebuah titik pada sungai dengan air berwarna biru (Air Biru) yg terdapat tebing batu dengan tinggi ± 20 meter. Dan diujungnya pengunjung akan mendapati mata air yang sangat bersih, jernih dan dingin.
Apabila ingin berendam maka spot ini merupakan salah satu yang paling direkomendasikan. Pada dasarnya 2 jalur ini sama-sama dapat memberikan pengalaman berwisata yang sama baiknya hanya tinggal memilih jalur mana yg akan dilalui saat datang dan yang akan dilalui saat pulang. Setelah sampai di mata 2 kontur lokasi masih cenderung sama dengan mata 1, hanya saja tingkat kejernihan air sungai yang membedakan serta view kearah langit.
Di mata 1 pohon sangat rapat dan banyak terdapat pohon besar disekitar sungai, sehingga membuat area terlindung dari sinar matahari, sedangkan di mata 2 lebih terbuka sehingga dapat dengan leluasa melihat kelangit saat berenang. Dibagian tengah sungai mata 2 terdapat batu besar yang biasanya digunakan sebagai tempat rehat atau berpose saat berenang dengan kedalaman air kira-kira mencapai 1,5 - 2 meter dan dipenuhi kerikil kecil pada dasar sungai.
Selain batu juga terdapat 2 buah pipa besar yang melintang dari mata 3 sampai mata 1 yang biasa digunakan sebagai tempat duduk atau jalur pejalan kaki menuju mata 3.
Beberapa waktu lalu saya menyempatkan diri untuk berkunjung, hanya untuk melihat-lihat, tak adalagi orang yg dahulu biasa menjunjung keranjang pakaian, tak adalagi anak-anak yg berjalan bergerombol dan tak mengenakan baju, tak adalagi penjual gorengan yang dahulu berjualan di mata 1 dan tak banyak lagi kendaraan roda 2 yang ramai keluar masuk. Padahal saat itu sedang bulan puasa, biasanya saat bulan puasa jompi sangat ramai dengan orang-orang yang asik berenang tuk menghilangkan panas atau menyejukan badan.
Seketika kuhanya menarik napas agak dalam, dan melepaskannya dengan berat, tempat yang saat itu ramai dan menjadi tujuan orang-orang, tempat yang apabila orang bosan mencuci dirumah, dapat mencuci disini bahkan 5 karpet skalipun lewat. Kondisi jompi saat ini sangat memprihatinkan, sungai yg dulu jernih kini kotor. Hutan yang dulu rimbun kini hampir gundul semoga tidak menjadi kenangan dalam 5 tahun kedepan.