Neuroplanologi - Bahagia Untuk Menjadi Kuat

Kota Bahagia adalah Kota yang mampu memberikan kebahagiaan bagi warganya. Saya ingin memulainya dari defenisi yang sederhana tentang Kota Bahagia, sesederhana yang saya pikirkan tentang jalan kebahagiaan.

Urbanisasi dan Masyarakat Kota

Urbanisasi muncul karena ada kebutuhan, begitupun dengan kota sebagai sebuah peradaban. Kota lahir karena kebutuhan, bukan secara alamiah, melainkan dibentuk dengan sengaja oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya.

Neuroplanologi - Jalan Menuju Kota Bahagia / Happy City

Mungkin sudah saatnya sebuah pendekatan baru lahir, dengan memadukan disiplin Planologi dan Neurosains untuk mewujudkan sebuah kota yang bahagia. Dengan kajian yang lebih fokus membahas sebuah perencanaan yang lebih memberikan pengaruh terhadap saraf otak dan membuat manusia lebih bahagia. Semoga tak terlalu dini, saya ingin menyebutnya sebagai NEURO PLANOLOGI.

Silverqueen - Berhenti Menangis

Selalu ada kisah haru pada malam-malam disaat musim hujan yang pernah kita lalui bersama. Kau disana, dan aku disini, hanya kita berdua. Belum cukup setahun kita kenalan, tapi rasanya sudah bertahun-tahun kita berteman. Sangat akrab, dan kau selalu saja buatku rindu.

Pak Udin, Penjaga Tradisi Suku Bajo Mola di Wakatobi

Pak Udin merupakan seorang Suku Bajo yang berasal dari Mola, pemukiman suku bajo terbesar didunia yang berada di Pulau Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi. Layaknya suku bajo yang selalu dikatakan dalam berbagai literatur, pak udin sangat menggantungkan hidupnya pada laut.

Jumat, 27 Maret 2020

Membaca The Geography Of Genius

Selalu menyenangkan membaca perjalanan seorang traveller atau backpacker  yang telah dibukukan. Mereka mampu menceritakan dengan detail tempat-tempat yang dikunjungi, keindahan yang disaksikan, dan kebahagiaan yang dirasakan kala itu. Membacanya seperti sedang merasakan sendiri pengalaman bepergian bersama mereka.

Perasaan itu kembali muncul ketika sedang membaca buku The Geography Of Genius karya Eric Weiner. Untuk menyelesaikan buku setebal 575 halaman ini, tentu akan butuh waktu berhari-hari buatku. Atau mungkin juga tak bisa kuselesaikan, seperti buku-buku tebal lain yang pernah kubaca dan akhirnya berhenti ditengah jalan.

Buku ini menceritakan kunjungan Weiner ke tempat-tempat paling kreatif didunia.  Dari peradaban Yunani kuno sampai peradaban modern di Silicon Valley Amerika. Mencari jejak-jejak kejeniusan disetiap tempat, di Desa, Kota maupun Pasar, karena mereka semua memiliki roh penguasa yang terus menerus menggerakannya, yaitu lokus genius.  

Jenius merupakan bentuk kreatifitas tertinggi, produk dari makhluk ciptaan tuhan paling sempurna bernama manusia, berupa gagasan dan karya. Margaret Boden menyebutnya Jenius Kreatif, yang dapat dipahami sebagai seseorang dengan kemampuan menelurkan ide-ide yang baru, mengejutkan dan bernilai.

Jenius seharusnya dimaknai demikian bukan hanya dibatasi hasil tes IQ seseorang. Karena banyak orang ber-IQ tinggi yang tidak punya banyak prestasi. Sebaliknya, banyak orang dengan kecerdasan "rata-rata" yang melakukan hal besar dan melahirkan karya besar.

Apakah kamu termasuk orang jenius?, cobalah menggunakan defenisi Boden untuk menilainya. Pertama, apakah kamu memiliki ide-ide baru?. Kedua, apakah Ide itu mengejutkan orang banyak?, dan ketiga, apakah itu memiliki nilai positif bagi orang banyak?. Kamu bisa menjawabnya dalam hati, dan ketika kamu memiliki semuanya, yakinlah bahwa kamu itu jenius.

Aristoteles salah satu contoh orang jenius, takan ada yang menyangkalnya. Dia adalah simbol kejeniusan bangsa Yunani dan umat manusia, yang mengajarkan sebuah sistem berpikir bernama Logika dan sangat bermanfaat bagi umat manusia hingga kini. Sebelum nama Aristoteles, peradaban yunani telah melahirkan banyak manusia jenius.

Nama pertama yang layak disebut adalah Thales. Dia dikenal sebagai Filsuf pertama yang mampu menjelaskan asal mula alam semesta dan gejala-gejalanya dengan pemikiran rasional, bukan mitos. Dia juga yang mengawali sejarah pemikiran filsafat dalam peradaban Yunani kuno pada abad ke-6 sebelum masehi. 

Setelah Thales ikut bermunculan para filsuf di Yunani, ada Parmanides, Georgias, Zeno. Tapi ada 3 nama yang akan selalu dikenal berkat pemikirannya yang gemilang, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka ikut menentukan masa keemasan bangsa Yunani dalam perkembangan ilmu pengetahuan, dan mempengaruhi perkembangan dunia kearah seperti sekarang ini.

Bolehlah sedikit kita bertanya, mengapa Yunani kuno memiliki banyak orang jenius?, apakah itu karena mereka memiliki gen lebih unggul?. Ataukah karena memiliki lingkungan yang unik, yang ikut mempengaruhi kebiasaan dan pola pikir manusia Yunani zaman itu?. 

***
Pagi ini jalanan Athena sangat lengang, tentu ini bukan karena virus corona yang sedang melanda kota. Orang Yunani abad ini yang terlihat lebih modern, sepertinya tak punya kebiasaan bangun pagi. Sementara mataku menangkap waktu yang mewujud sebagai angka pada  arloji menunjukan pukul 08.00 pagi. Disana sini hanya para penjual toko yang terlihat. 

Mereka sedang berjuang mengusir kantuk dari mata mereka. Sedang sekelompok kecil polisi anti huru-hara dengan pakaian mirip robocop seperti mengingatkan kalau Athena adalah kota yang tegang. Mungkin ini imbas dari krisis besar yang terjadi sekitar tahun 2008 lalu. Yang melumpuhkan sendi-sendi perekonomian negara ini dan hampir membuatnya bubar.

Bridge, tempat hebat yang cukup menyenangkan disudut kota Athena. Sebuah kafe kecil yang menyediakan secangkir ekspreso hangat dan nikmat pagi ini. Disini hanya ada beberapa meja, tanpa kursi, dan para tamu akan dengan senang hati duduk ditrotoar sambil menghadap jalan. Ini salah satu ciri bangsa yunani, senang duduk dan berkumpul.

Melihat pemandangan ini saya membayangkan seorang filsuf Yunani yang sangat bijak, Socrates. Dia sedang berjalan melingkari para murid disekitarnya yang juga duduk melingkar, menyimak setiap hikmah yang keluar dari mulutnya. Dan dari situlah sebuah aliran filsafat baru lahir, Filsafat Peripatetik.

Dari sini, apa yang dapat kita ingat tentang Yunani, kita akan dibawa pada sejarah panjang dewa-dewa dengan kekuatan supernatural. Tentang sebuah bangsa tangguh, yaitu Sparta, yang belakangan menjadi terkenal karena film berjudul 300. Dan sebuah coloseum yang menjadi tempat pertarungan para gladiator bertubuh kekar dan berminyak.

Nyatanya kebiasaan itu masih berlanjut hingga kini. Para pemuda Yunani senang membaluri tubuh mereka dengan minyak zaitun sebelum berolahraga. Karena bau minyak zaitun yang menyebar didalam gimnasium membuat kesan lebih jantan, dan dianggap lebih manis ketimbang bau parfum.

Telah berlalu ribuan tahun, jejak-jejak Yunani kuno belum sepenuhnya hilang dari kebiasaan penduduk Yunani di era modern. Banyak film-film tentang Yunani diproduksi di Amerika, yang menunjukan bagaimana orang Yunani dimasa lalu. Entahlah, apakah penggambaran itu betul-betul menyerupai Yunani kuno atau perilaku Yunani modern yang didiktekan pada kehidupan Yunani kuno.

Keraguan seperti itu bisa saja muncul, karena dilandasi sebuah pemikiran dari seorang antropolog asal Austria. Yang membawa sebuah pertanyaan baru bagi bangsa Yunani modern, dengan mengatakan bahwa bangsa Yunani modern bukanlah anak cucu Plato. Melainkan keturunan bangsa Slavia dan Albania yang bermigrasi ke Yunani berabad-abad kemudian.

Cukup lama jiwaku tenggelam kedalam buku ini, kubaca tiap kalimat dengan perlahan sambil menikmati kisah tentang Yunani kuno dan modern yang disajikan dalam sebuah piring makanan. Makin lama semakin kudapati diriku menjadi seorang traveller dan Eric Weiner seorang pemandunya. 

Weiner menggali sangat dalam detail-detail kecil tentang bangsa Yunani. Seperti mereka yang menyukai memelihara seekor belalang, tapi disisi lain mereka juga menyukainya sebagai makanan pembuka. Dan bagi seorang perempuan Yunani, alis yang menyatu akan dianggap sebagai tanda kecantikan. Karenanya jangan heran ketika menonton film Yunani, gadis cantik atau seorang ratu, alisnya terlihat menyatu.

Ah, saya ingin melanjutkan membaca buku ini, tapi anakku sepertinya sudah bosan bermain sendiri. Sebagai Ayah yang baik saya harus menemaninya bermain, tapi saya juga harus membuat tanda pada bacaan terakhir dibuku ini. Untuk lebih memudahkan, saya memilih untuk menandai bacaanku pada bagian ini "Bangsa yunani tidak mengenakan pakaian dalam".

Seremoni Olimpiade Oleh Wanita Yunani
Kita dan mungkin juga semua manusia bumi saat ini, harus lebih berterimakasih pada bangsa Yunani. Mereka telah mewariskan begitu banyak hal pada kita semua, dari sistem pemerintahan, ilmu politik dan juga berpikir kritis. Jadi kalau ada orang yang hari ini dapat berpikir kritis, mungkin itu adalah peninggalan bangsa Yunani yang telah dicontohkan oleh para Filsuf ribuan tahun lalu.

Sebagai penutup, tentu saja saya ingin mengucapkan kata penutup yang indah dengan bahasa Yunani yang kukutip langsung dari buku ini. "Kalimera", artinya selamat pagi.

Selasa, 03 Maret 2020

Milennial Power dan Kiat Sukses Tanpa Sekolah

Anehnya langit disini, tak begitu gelap meski hampir tengah malam. Saat waktu menunjukan pukul 22.00 malam, dari atas sini langit terlihat masih cukup terang, seperti sebentar lagi akan tiba waktu subuh. Sementara mataku mulai terasa berat, rasanya  ingin kutiduri kasur empuk beralas selimut biru didalam sana. 

Kuangkat gelas kaca dari atas meja kecil disamping kiriku. Syukurlah masih tersisa sedikit kopi susu yang telah dingin, cukup untuk melapisi mulutku dari rasa rokok yang semakin hambar. Saya tak begitu suka mengisap rokok tanpa meminum kopi, atau minuman lain yang berasa manis, asam maupun asin. Kalau tidak, permen dan segelas air putih juga cukup.

Kubuka ebook kiriman dokter muda beberapa waktu lalu, Judulnya "Milennial Power". Dicover depannya ada foto seorang pesulap yang telah pensiun, yang beberapa tahun lalu mempopulerkan jenis diet baru. Saya sempat mengikuti dietnya, dan belum berhasil sampai saya menyerah karena asam lambungku tiba-tiba kambuh.

Sepertinya ini buku motivasi, yang ditujukan buat para milennial untuk mandiri kemudian sukses. Tapi tanpa melalui jalur sekolah, karena sekolah hanya akan membuatmu menjadi pesuruh. Buku ini juga sebagai upaya promosi Milennialpower.id untuk menjadi sebuah platform masa kini yang membantu para Milennial untuk sukses.

Bagian pertama buku ini menggugat sekolah dan sistem pendidikan, yang cenderung membentuk milennial menjadi pesuruh orang yang lebih berkuasa. Sekolah hanya dirancang untuk membuat kamu (para milennial) menjadi seorang pekerja, karyawan atau buruh kantor. 

Kenyataannya tidak semua orang punya motivasi sama dalam bersekolah. Menurut saya buku ini berusaha menggambarkan salah satu tipe orang dengan motivasi itu. Karena tidak semua orang yang bersekolah ingin sukses dan menjadi bos. Meskipun menjadi bos dan memiliki banyak bawahan adalah impian banyak orang.

Ada juga tipikal orang yang belum punya cita-cita ingin menjadi apa saat pertama bersekolah. Setelah dipertengahan atau mendekati akhir sekolah, barulah mereka memikirkan ingin menjadi apa, atau berkarir seperti apa setelah tamat atau lulus. 

Kebanyakan dari mereka hanya ingin menikmati kebebasan berkuliah. Punya banyak teman, hidup sendiri dinegri orang dan mengunjungi banyak tempat tanpa ada yang melarang. Periode kuliah merupakan suatu masa dimana kehidupan para anak milennial memasuki dunia baru penuh kebebasan bertindak dan berekspresi.

Sebelum mengkritik sistem pendidikan, buku ini terlebih dahulu memulai dengan pernyataan bahwa dengan bersekolah ataupun kuliah, itu tidak akan menjamin kamu akan sukses nantinya. Mungkin pendapat itu ada benarnya, tapi apakah itu 100% benar mungkin juga tidak.

Mari kita coba belajar dari orang tersukses didunia dan Indonesia saat ini. Pertama saya ingin menyebut nama Jeffrey Preston Bezos, pengusaha terkaya di dunia sepanjang sejarah modern. Ia adalah pendiri, chairman, CEO, presiden dan pemilik saham mayoritas Amazon.com, e-commerce terbesar di dunia saat ini. 

Jeff Bezos merupakan lulusan Universitas Princeton, dia pernah menjadi kariawan dan bekerja sebagai analis keuangan untuk D. E. Shaw & Co. sebelum mendirikan Amazon pada tahun 1994.

Bill Gates dan Paul Allen pendiri Microsoft tahun 1975, yang sistem operasinya, Windows, terpasang di mayoritas komputer di dunia. Gates lulus dari Lakeside School tahun 1973. Setelah itu ia mengambil tes SAT dan mendapatkan skor yang sangat tinggi, yaitu 1590 dari 1600. Dengan nilai itu, ia diterima di Harvard College di mana ia bertemu dengan Steve Ballmer yang kelak menggantikan Gates sebagai CEO Microsoft.

Amancio Ortega orang terkaya ke-3 didunia atau yang pertama di eropa. Jika anda seorang penggemar fashion, pasti telinga anda sudah tidak asing lagi dengan merk fashion terkenal ‘Zara’. Merk fashion yang satu ini sangat terkenal di dunia internasional. Sejak usia 13 tahun Ortega putus sekolah karena masalah ekonomi.

Mark Zuckerberg pendiri media sosial terbesar didunia, yaitu Facebook yang didirikan pada tahun 2004 saat ia masih menjadi mahasiswa tingkat dua di Universitas Harvard. Meski tidak pernah lulus kuliah, Mark merupakan orang termuda dalam daftar orang terkaya di dunia saat berusia 33 tahun, sekaligus menjadi pemimpin dan CEO Facebook.

Setelah Mark, saya ingin menyebut seseorang yang oleh presiden RI ditunjuk sebagai penasehat e-Comerse, yaitu Jack Ma, seorang pebisnis berkebangsaan Tionghoa. Dia merupakan pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok. 

Setelah menamatkan sekolah menengah, dia mendaftar ke Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan. Disini dia belajar menjadi guru sekolah menengah. Selulus dari Universitas, dengan gelar Sarjana di bidang bahasa Inggris, dia ditugaskan mengajar di universitas.

Di Indonesia sendiri ada nama Nadiem Makarim, di tengah-tengah lompat dari satu perusahaan ke perusahaan lain, pada 2010 ia mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris. 

Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration. Dengan ijazahnya, Nadiem kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta, sebelum mendirikan Gojek.

Selain Nadiem yang telah diangkat menjadi Mentri Pendidikan RI, ada juga nama Ferry Unardi yang merupakan salah satu pendiri Traveloka.com, yaitu sebuah perusahaan e-commerce yang menyediakan kebutuhan untuk perjalanan seperti tiket pesawat dan hotel. 

Ferry merupakan lulusan Computer Science and Engineering di Purdue University dengan gelar Bachelor Science. Setelah menyelesaikan studi strata pertamanya, Ferry sempat bekerja sebagai Software Engineer di Microsoft, Seattle, Amerika Serikat (AS), selama kurang lebih 3 tahun.

Ferry memutuskan untuk keluar dari Microsoft dan melanjutkan kuliah untuk memperoleh gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. Namun, sayangnya ia hanya kuliah selama 1 semester.

Dari semua nama diatas hanya Ortega yang putus sekolah, namun karena alasan kesulitan ekonomi. Sedangkan semua orang sukses diatas yang saat ini masuk dalam daftar terkaya dunia dan Indonesia, memiliki sebuah riwayat yang sama. Yaitu pernah kuliah dan pernah menjadi kariawan sebelum akhirnya sukses dan menjadi pemimpin di perusahaan.

Menjadi sukses tanpa sekolah dan kuliah mungkin saja terjadi, tapi menganggap sekolah dan kuliah menghambat kesuksesan itu juga kurang tepat. Karena dilingkungan kampus tempat kuliah, ada banyak faktor yang akan membuat seseorang sukses. Misalnya berteman dengan anak seorang bos atau pejabat, juga bisa membuka jalan menuju sukses.

Selain itu mengikuti dosen atau senior yang telah sukses, juga bisa membuka jalan untuk sukses. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang kan didapati dilingkungan kuliah, yang mana itu dapat merubah karakter dan perilaku seseorang dari biasa menjadi luar biasa. 

Mungkin saya sependapat dengan buku itu kalau kuliah tidak menjamin kesuksesan, tapi pada orang yang hanya kuliah tanpa bergaul dan mengamati perkembangan. Untuk seseorang yang kuliah dan mengamati setiap perkembangan untuk mencari peluang, dan punya pergaulan luas, sepertinya itu kurang tepat.