Amal
Sejati itu milik Lelaki yang mengidamkan Dia,
dan demi kepentingan amal dari sisi-Nya,
telah diceraikannya semua amal yang lain.
Mereka yang tidak seperti dia, tak lebih bagaikan kanak-kanak,
yang bermain-bersama, di beberapa hari yang singkat,
sampai malam menjelang, dan mereka mangkat.
dan demi kepentingan amal dari sisi-Nya,
telah diceraikannya semua amal yang lain.
Mereka yang tidak seperti dia, tak lebih bagaikan kanak-kanak,
yang bermain-bersama, di beberapa hari yang singkat,
sampai malam menjelang, dan mereka mangkat.
Atau bagaikan orang yang baru terbangun,
lalu bangkit, sambil masih mengantuk,
tapi dibujuk untuk tidur kembali,
oleh rayuan si perawat jahat;
yang berbisik: "tidurlah kembali, sayangku,
tak kan kubiarkan seorang pun mengganggu tidur nyenyakmu."
Jika engkau bijak, maka engkau,
engkau sedirilah, yang akan mencabut tidurmu
sampai ke akar-akarnya; bagaikan orang kehausan
yang mendengar gemericik suara air.
Tuhan berkata kepadamu,
"Akulah gemericik suara air di telinga mereka yang haus;
Akulah hujan yang tercurah dari langit,
bangkitlah pecinta: tunjukkan gairahmu!
Jangan sampai engkau kembali tertidur,
ketika telah kau dengar gemericik suara air."
Sumber : (Rumi: Matsnavi, VI no 586 - 592, terjemahan ke Bahasa Inggris oleh Nicholson)
Catatan:
- Lelaki," disini maksudnya "pencari Tuhan." Dari "rijal," yaitu yang memiliki "arjul," (= kaki, jamak); yang dengan kaki-kaki itu mereka bergerak di jalan pencarian.
- "Amal Sejati," suatu hal unik yang telah diperjanjikan setiap jiwa kepada Rabb-nya untuk diabdikan kepada-Nya.
- "Mengidamkan Dia," setidaknya dapat dirujukkan kepada QS [18]: 110, "... Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya, maka hendaklah beramal amal yang shaleh dan janganlah menyekutukan sesuatupun dalam mengabdi kepada Rabb-nya."
- "Kanak-kanak," di sini menunjukkan tingkat kecerdasan mereka yang terlalaikan oleh keaneka-ragaman kesibukan di alam-dunia, sehingga lupa dari menyiapkan keperluan perjalanan ke alam-alam paska-alam-dunia.
- "Si perawat jahat," adalah unsur-unsur belum-terahmati dari diri seseorang, yang selalu membujuk kepada hal-hal yang rendah. Lihat QS [12]: 53.
- (Jiwa) kebanyakan manusia tertidur ketika jasmaninya hidup di alam-dunia, dan baru terbangun ketika mereka mati (periksa Hadits Rasulullah SAW yang berkenaan dengan hal ini).
0 comments:
Posting Komentar