PARADIGMA PERENCANAAN
Mengenai Paradigma
dan Model Perencanaan, dimana masing-masing paradigma dan model
perencanaan ini dapat dijadikan dasar dalam perencanaan suatu kota
atau wilayah.Paradigma dapat berarti cara kita untuk
melihat, memahami dan menafsirkan sesuatu. Paradigma tentang sesuatu (misalnya
: perencanaan) dapat mewarnai dan bahkan mengaburkan pandangan manusia tentang
sesuatu itu. Paradigma yang tidak tepat dapat membahayakan kehidupan manusia
itu sendiri atau lingkungan sekitarnya.
1. Positivistik
Inti/ Konsep :
a)
Ilmu
pengetahuan harus nyata tidak bersifat abstrak, bermanfaat dan diarahkan untuk
mencapai kemajuan;
b)
Membatasi
pada hukum-hukum yang bersifat obyektif;
c)
Menolak
metafisik dan teologik;
d)
Menuju
generalisasi fakta dengan acuan pada pengetahuan nyata dan pandangan ilmiah.
Ciri
:
a)
Perencanaan
dengan perumusan program-program untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah
ditetapkan;
b)
Lebih
terarah keteknikan (penerapan standar teknis), pendekatan masterplan dan
pedoman penggunaan lahan;
c)
Perencanaan
harus memiliki kapasitas sosial;
d)
Perencanaan
harus memiliki citra pasti.
Contoh : Perencanaan dengan Standar
yang berlaku
2.
Rasionalis
Inti/Konsep :
a)
Sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal
b)
Pengalaman
(empiris) berfungsi meneguhkan pengetahuan
c)
Yang
diinderawi harus disikapi ragu-ragu karena bersifat tidak pasti, relative
berubah-ubah dan menyesatkan
Ciri :
a)
Perencanaannya
merupakan kegiatan publik, dimana masyarakat memutuskan dan mengontrol pembangunan
sendiri dengan cara rasional;
b)
Program-program
disusun untuk dievaluasi dan memberikan peluang bagi adanya tindakan pemecahan
masalah;
c)
Perencanaan
merupakan suatu pola umum dalam berpikir dan bertindak;
d)
Esensi
perencanaan adalah rasionalitas/penerapan akal sehat untuk keperluan
manusia;
e)
Perencanaan
harus mencerminkan dan mengarahkan pada cara kerja ilmiah;
f)
Memiliki
cara holistik atas kemungkinan yang ada;
g)
Mensyaratkan
lembaga perencanaan yang serba tahu dan serba bisa;
h)
Mensyaratkan
SDM berkualitas tinggi dan berpandangan luas;
i)
Berorientasi
jangka panjang;
j)
Menganalisis
sistem dan masalahnya dengan membuat alternative-alternatif;
Contoh
Teori perencanaannya :
Sistem Perencanaan, pemrograman dan
penganggaran (the Planning, programming, budgeting system - PPBS); metode
lintasan kritis (the critical method - CPM); dan program evaluasi dan teknik
penelahan (the program evaluation and review technique - PERT), benefit cost
model; model pohon keputusan; rational comprehensive planning; strategic
planning.
3.
Utopia
Inti/Konsep :
a)
Lebih
berupa cita-cita, dan penolakan terhadap suatu kondisi yang ada;
b)
Khayalan/impian
sesuatu di masa depan;
c)
Pandangan
ini berusaha untuk menghidupkan imajinasi masyarakat;
d)
Perencanaan
gabungan antara humanis dan naturalis;
e)
Utopia
adalah ide tentang bentuk masyarakat di masa datang yang akan membutuhkan
ruang, sehingga utopia sering dipakai sebagai hipotetik dalam perencanaan kota.
Ciri
:
a)
Munculnya
utopianis pada saat kelompok yang berbeda telah terbentuk dengan jelas tetapi
dengan tujuan yang berlawanan;
b)
Utopianis
berusaha memecahkan permasalahan dengan cara pendekatan baru ke dalam sistem
organisasi dan operasi;
c)
Secara
sosial utopia manusia akan lebih baik, bahagia, produktif, religius bila
tatanan kemastarakatan diubah
Contoh Teori Perencanaannya : Konsep
Kota Taman (Garden City)
4.
Fenomenologis
Inti/Konsep
:
a)
Pengamatan
pada yang nampak/menampakkan diri dengan tujuan menampakan hakekat;
b)
menghubungkan
kesadaran subyek dengan obyek;
c)
Manusia
merupakan bagian yang menyatu dari seluruh aspek kehidupan;
d)
Untuk
menemukan hakekat harus dilakukan tiga tingkatan reduksi yaitu reduksi
fenomenologis, reduksi eidetis (budaya dan etika), reduksi transedential;
e)
Menolak
bentuk penyeragaman.
Ciri
:
a)
Tidak
percaya pada perencanaan yang bersifat dan berlaku umum;
b)
perencanaannya
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan diarahkan pada tindakan nyata;
c)
Perencanaannya
responsif dan mendukung terbentuknya konsensus-konsensus baru atas dasar
hubungan individu;
d)
Perencana
mengambil peran sebagai agen perubahan, fasilitator, organisatoris dan pelatih;
e)
Tidak
berawal dari tujuan maupun sasaran, melainkan dari kritik tentang keadaan
sosial sekarang;
f)
Tujuan
dirumuskan ditengah perjalanan bersama masyarakat;
g)
Mendasarkan
diri pada gerakan arus bawah;
h)
Gagasan
harus datang dari masyarakat sendiri, dimana perencana hanya berperan sebagai
pendidik, membuka kesadaran, melatih keterampilan dan meningkatkan kepercayaan
diri masyarakat;
i)
Dengan
bimbingan perencana, masyarakat merumuskan kebijaksanaannya, strategi,
program-program, desain kegiatan, dan anggaran biaya sendiri.
Contoh
Teori Perencanaannya : participatory planning, advocacy planning
MODEL-MODEL
PERENCANAAN
1.
Blue
Print, tujuan-tujuan ditetapkan secara
pasti untuk dilaksanakan
2.
Process, mengikuti dinamika perkembangan
sehingga lebih fleksibel dan adaptif
3.
Rational
Comprehensive, berorientasi jangka panjang dan
serba ideal
4.
Incremental, berorientasi pada pemecahan masalah,
tidak ada arahan jangka panjang
5.
Normative, didasarkan pada aturan-aturan atau
norma-norma yang berlaku, lebih memperhatikan keseimbangan antar sistem
6.
Functional, dibuat untuk memecahkan
masalah-masalah khusus secara rasional
Sumber : Publish By Dokter Kota
0 comments:
Posting Komentar