Masalah yang dihadapi perencana
wilayah - kegiatan yang tercakup dalam perencanaan wilayah
bisa dalam ruang lingkup yang luas maupun ruang lingkup yang sempit.
Perencanaan wilayah dapat berupa perencanaan makroregional, yaitu menyangkut
keseluruhan aktivitas pada wilayah tersebut. Akan tetapi, terkadang bisa juga
hanya menyangkut suatu aktivitas tertentu pada suatu lokasi tertentu, misalnya
merencanakan di mana lokasi puskesmas di wilayah yang dimaksud. Perencanaan
yang bersifat makroregional, antara lain berupa pembuatan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) untuk ruang lingkup kabupaten atau kota, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) dalam ruang lingkup provinsi maupun kabupaten/kota.
Mengingat bidang kegiatan yang
tercakup dalam kegiatan perencanaan wilayah begitu luas maka timbul pertanyaan
tentang keahlian apa yang harus dimiliki oleh seorang perencana wilayah.
Sebetulnya tugas perencana wilayah adalah menjawab pertanyaan yang sangat
sederhana, yaitu kegiatan apa yang ingin dikembangkan dan di mana lokasinya
(pendekatan sektoral). Hal ini berarti apabila ada suatu kegiatan yang ingin
dikembangkan, harus dicari lokasi yang paling cocok untuk dikembangkan.
Permasalahan dapat juga dilihat dari sisi lain (pendekatan regional), yaitu
kita mengetahui penggunaan lahan saat ini dan kita melihat kemungkinan masih
adanya lahan yang diubah penggunaannnya agar kemakmuran masyarakat menjadi
meningkat. Permasalahannya adalah kegiatan apa yang paling cocok dikembangkan
pada lahan tersebut. Kegiatan tidak harus berarti kegiatan yang sama sekali
baru tetapi dapat berupa peningkatan kegiatan yang selama ini telah ada di
lahan tersebut. Ternyata jawaban dari pertanyaan tersebut adalah sangat tidak
sederhana, terlebih-lebih apabila kegiatan yang ingin dikembangkan itu berskala
besar atau lahan yang ingin dimanfaatkan ternyata cukup luas. Ada kemungkinan
karena luasnya permasalahan dan rumitnya hal-hal yang terkandung di dalamnya,
si perencana wilayah tidak akan mampu menjawab pertanyaan seorang diri. Dalam
banyak hal, dia terpaksa mengajak teman-teman dari berbagai bidang ilmu yang
lain agar dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan baik.
Apa saja yang bisa menjadi
permasalahan dalam menjawab pertanyaan di atas? Yang sekaligus berarti keahlian
apa saja yang perlu terlibat dalam menangani perencanaan wilayah itu agar dapat
diselesaikan dengan baik. Proses penyelesaiannya pun akan berbeda apabila
proyek itu murni swasta atau proyek yang seluruhnya atau sebagian melibatkan
keuangan pemerintah. Permasalahan yang terkandung dalam perencanaan wilayah
utamanya penentuan kegiatan apa dan di mana lokasinya, dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Permasalahan Mikro
Permasalahan mikro yang dihadapi
perencana wilayah adalah permasalahan yang
berkaitan dengan pembangunan dalam proyek tersebut, yang dapat dilihat menurut
sudut pandang pengelola maupun pemberi izin proyek. Permasalahan mikro proyek
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Permasalahan teknis; antara lain di dalamnya termasuk peraturan pemerintah tentang penggunaan lahan, yaitu bahwa kegiatan seperti itu memang dibenarkan pada lokasi tersebut, kondisi lahan sesuai, bahan/peralatan yang dibutuhkan untuk membangun proyek cukup tersedia, dan adanya tenaga terampil sehingga proyek benar-benar dapat dibangun sesuai dengan rencana.
- Permasalahan Manajerial (pengelolaan); setelah proyek selesai apakah akan dapat dioperasikan sebagaimana yang diharapkan. Artinya tenaga kerja, bahan penolong, bahan baku serta fasilitas pendukung cukup tersedia sehingga tidak menjadi permasalahan dalam pemanfaatan/pengoperasian proyek.
- Permasalahan finansial (keuangan); apakah terdapat dana yang cukup untuk menyelesaikan proyek dan ada dana operasional untuk kelak mengoperasikan proyek. Apakah lokasi itu cukup efisien ditinjau dari pengeluaran biaya, baik semasa pembangunannya maupun setelah pengoperasiannya. Apabila proyek itu ditujukan untuk menghasilkan laba, apakah akan diperoleh laba/pendapatan dari pengoperasian proyek sehingga proyek itu menguntungkan dari sudut pandang bisnis.
- Permasalahan ekonomi; apakah sumber daya yang dikorbankan untuk proyek tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dibanding dengan biaya yang dikorbankan ditinjau dari sudut ekonomi nasional secara keseluruhan. Apakah nilai tunai manfaat lebih besar dari nilai tunai biaya (cost) yang dihitung dengan menggunakan harga bayangan (shadow prices), dan telah memperhatikan faktor eksternal.
- Permasalahan dampak lingkungan ; apakah proyek tersebut tidak akan menciptakan dampak lingkungan yang berlebihan, baik sewaktu pembangunannya ataupun sewaktu pengoperasiannya.
- Sikap sosial masyarakat, apakah masyarakat dapat menerima kehadiran proyek tersebut. Seandainya proyek itu terpaksa menggusur masyarakat yang sebelumnya telah bermukim/ berusaha pada lokasi itu, apakah masalah penggusuran ini akan dapat diselesaikan dengan baik, yaitu dengan cara yang tidak menimbulkan gejolak sosial bagi masyarakat di kemudian hari, apakah partisipasi masyarakat akan diperoleh pada saat dibutuhkan.
- Permasalahan keamanan; apakah kondisi wilayah cukup aman termasuk pada lokasi proyek. Keamanan harus terjamin, baik dalam masa pembangunannya maupun dalam masa pengoperasiannya. Keamanan di sini berarti terhindar dari kondisi perang, kerusuhan antar kelompok masyarakat, pernjarahan, pencurian dan pemerasan (pungutan liar). Faktor keamanan ini sampai batas tertentu mungkin masih bisa ditoleransi, namun biasanya akan menambah biaya, baik untuk pembangunannya demikian juga dalam masa pengoperasiannya.
2. Permasalahan Makro
Permasalahan makro yang dihadapi
oleh perencana wilayah adalah murni permasalahan
pemerintah untuk melihat kaitan proyek dengan program pemerintah secara
keseluruhan (makro). Seandainya proyek itu adalah murni swasta dan ditujukan
untuk kegiatan bisnis, barangkali pemerintah (perencana wilayah) tidak perlu
terlalu pusing dengan permasalahan mikro yang ada, karena biasanya hal itu
sudah dipersiapkan oleh pihak swasta sebagai penggagas proyek. Tugas pemerintah
adalah memeriksa/mengawasi kebenaran dari gagasan terutama yang berkaitan
dengan analisis ekonomi, dampak lingkungan, dan sikap sosial masyarakat.
Berbeda dengan permasalahan mikro, permasalahan makro sebagian besar menjadi
tanggung jawab pemerintah (perencana wilayah). Permasalahan makro dari penggunaan
lahan untuk suatu kegiatan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Kesesuaian Lokasi
Lokasi proyek itu harus disesuaikan
dengan daya dukung dan kesesuaian lahan secara makroregional. Kalau sudah ada
Rencana Penggunaan Lahan maka penentuan lokasi dapat mengacu pada rencana
tersebut. Akan tetapi, seandainya belum ada rencana penggunaan lahan yang
dimaksudkan atau kalaupun ada tidak cukup detail/rinci maka perencana kota
harus mengaitkan lokasi proyek dengan kebijakan penggunaan lahan yang baik atau
mengikuti prinsip-prinsip penggunaan lahan yang baik. Berbagai kebijakan yang
terkait dengan hal ini, misalnya lokasi Perumahan Developer atau industri
selayaknya menghindari penggunaan lahan yang sangat subur untuk pertanian,
lahan dengan kemiringan tertentu atau lahan resapan air tanah. Untuk sektor
pertanian, komoditi yang dikembangkan adalah sesuai dengan jenis tanah atau
kesuburan tanah dan seterusnya.
Strategi Pengembangan Ekonomi
Wilayah
Apabila pemerintah ingin membangun
suatu proyek terutama proyek berskala besar, hal itu harus terkait dengan
strategi pengembangan wilayah untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut. Jadi, perlu dilihat apakah proyek yang diusulkan cukup
strategis dan sinkron dengan rencana umum pengembangan wilayah dan menuju
tercapainya visi wilayah. Misalnya, apakah proyek yang dibangun itu bersifat
basis dan memiliki forward lingkage danbackward lingkage yang
tinggi. Apabila ya, maka proyek itu harus diprioritaskan. Akan tetapi, apabila
proyek itu hanya bersifat pelayanan (non basis) maka perlu dikaji bahwa proyek
itu memang sudah dibutuhkan. Jangan sampai proyek itu justru mematikan
pelayanan proyek sejenis yang telah ada sebelumnya. Apabila hal ini terjadi
maka kita telah memboroskan uang di mana manfaat ekonominya tidak sebanding
dengan biaya yang dikorbankan. Proyek itu memang menciptakan manfaat baru tetapi
mengurangi manfaat dari proyek yang sudah ada sebelumnya. Ada baiknya
disarankan untuk menggunakan dana tersebut kepada kegiatan lain (terutama
kegiatan basis) agar manfaat ekonominya lebih tinggi. Mengarahkannya kepada
kegiatan basis akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah karena pada
saatnya akan mendorong pertumbuhan sektor pelayanan.Dalam pengembangan wilayah
kita sering menghadapi kenyataan bahwa dana yang tersedia terbatas akan tetapi
usulan dari masing-masing sektor cukup banyak. Untuk itu, perlu ditetapkan
skala prioritas baik pada masing-masing sektor maupun antarsektoral, padahal
kriteria seleksi bisa berbeda antara satu sektor dengan sektor yang lainnya.
Seorang perencana wilayah harus memiliki keahlian di dalam menetapkan skala prioritas.
Sistem Transportasi/ Penyediaan
Prasarana
Harus dilihat apakah penetapan
lokasi dapat mengakibatkan sistem transportasi yang tidak efisien. Misalnya, lokasi
perumahan yang jauh dari tempat kerja akan mempercepat terciptanya kepadatan
lalu lintas yang tinggi dan mendorong terciptanya high cost economy.
Lokasi perumahan yang dibuat berseberangan dengan lokasi tempat kerja atau
pasar, padahal jalan yang memisahkannya adalah jalan arteri. Hal itu akan
memacetkan lalu lintas dan meningkatkan terjadinya kecelakaan karena seringnya
terjadi penyeberangan. Jangan terlalu banyak menumpukkan kegiatan pada satu
lokasi di mana angkutan seluruh kegiatan itu akan tumpah pada satu jalan
penghubung (arteri), kecuali kapasitas jalan penghubung tersebut masih idle.
Hal ini akan memacetkan lalu lintas pada jalan penghubung tersebut. Sebarkanlah
kegiatan pada berbagai jalan penghubung atau tambah jalan penghubung baru atau
jalan penghubung yang ada perlu diperlebar. Perhitungkan langkah mana yang
paling efisien.
Sistem Pembiayaan Pembangunan di
Daerah
Setelah memperhatikan sasaran
pengembangan wilayah, pada akhirnya perencana wilayah sampai kepada program
atau proyek yang diperkirakan akan menunjang tercapainya sasaran pengembangan
wilayah. Program atau proyek jelas memerlukan biaya yang seringkali melampaui
kemampuan dana pemerintah yang tersedia. Oleh sebab itu, program atau proyek
perlu diberi skala prioritas. Namun jika belum sampai pada keputusan akhir,
perencana wilayah harus mengetahui tentang sistem pembiayaan pembangunan di
daerah. Hal ini disebabkan jenis proyek yang diusulkan harus disesuaikan dengan
sumber dana yang akan membiayai proyek tersebut.Misalnya sumber dana yang
berasalah dari APBN dan APBD.
itulah masalah-masalah yang sering dihadapi Perencana Wilayah setiap proses perencanaan yang dilakukan.
Referensi dari "Perencanaan
Pembangunan Wilayah"
by Dokter Kota
0 comments:
Posting Komentar