Kegiatan penyediaan
prasarana kota apabila ditinjau dari tahapan perencanaan termasuk ke
dalam tahapan aplikasi rencana. Masalah pokok aplikasi perencanaan
tata ruang kota dalam penyediaan prasarana adalah sebagai berikut :
1. Rencana
tata ruang belum berfungsi secara efektif sebagai dasar pengembangan prasarana
kota. Artinya, banyak kegiatan pembangunan prasarana kota yang tidak mengacu
rencana tata ruang yang ada.
2. Pertambahan
prasarana kota yang dibangun terlalu sedikit sehingga tidak memadai dengan
pertumbuhan kota. Biasanya akibat keterbatasan dana pembangunan, antara
permintaan (supply) dan penawaran (demand) prasarana yang tidak seimbang.
3. Perkembangan
jaringan prasarana terpaksa mengikuti pertumbuhan kota yang terlanjur ada yang
mungkin tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Permasalahan
yang terjadi tersebut di sebabkan oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Koordinasi
antar program dari setiap sektor yang belum berjalan dengan baik;
2. Pemahaman
terhadap rencana tata ruang di kalangan aparat pemerintah dan masyarakat masih
sangat kurang;
3. Dana
yang tersedia masih terbatas atau tidak tepat waktu;
4. Kewenangan
penyediaan prasarana di batasi oleh batas administrasi daerah. Apabila di
daerah perbatasan kabupaten/kota tidak terjadi koordinasi atau kerjasama maka
daerah perbatasan tersebut bermasalah di dalam penyediaan prasarana.
Masalah
lanjutan yang disebabkan oleh buruknya penyediaan prasarana,
khususnya prasarana jalan, adalah terjadinya kondisi transportasi kota yang
jelek. Masalah Transportasi tersebut meliputi :
1.
Kemacetan
lalu lintas;
2.
Kesemrawutan
lalu lintas, campur aduk antara :
a) Transportasi lokal dan transportasi
antar regional;
b) Kendaraan yang memiliki tingkat
kecepatan rendah dengan kendaraan yang dapat melaju cepat;
c) Kendaraan tradisional / tidak
bermesin dengan kendaraan bermesin;
d) Pejalan kaki (pedestrian) dengan PKL
(pedagang kaki lima) di trotoar (perampasan hak pejalan kaki oleh pedagang kaki
lima).
3.
Polusi
udara dari knalpot kendaraan - kendaraan berusia uzur;
4.
Kendaraan
umum (angkutan kota, bus serta kereta api) yang tidak nyaman dan tidak tepat
waktu;
5.
Perencanaan
Transportasi yang tidak dapat mencapai sasaran.
Akibat
itu semua menimbulkan biaya sosial yang tinggi bagi masyarakat sehingga
merupakan pemborosan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Untuk memecahkan
masalah ini diperlukan teknik komprehensif antara sistem transportasi dan
penggunaan lahan. Salah satu tekniknya disebut dengan sebutan Transportation
Demand Management (TDM).
0 comments:
Posting Komentar