Oleh Mulyadhi Kartanegara
Kata “filsafat Islam”
telah lama kita dengar, tetapi apa itu maknanya, lingkup, dan pandangannya,
sepertinya masih harus kita diskusikan. Oleh karena itu dalam paper ini saya ingin
mendiskusikan beberapa topik penting, yaitu: (1) Apa itu filsafat Islam? (2)
Peran filsafat Islam dalam Dunia Modern, (3) Filsafat Islam di Indonesia, dan
terakhir (4) Menyongsong Masa Depan Filsafat Islam. Dengan ini diharapkan
pemahamanan kita tentang filsafat Islam dari sudut cita dan fakta bisa menjadi
lebih baik dan bermakna.
Apa
itu Filsafat Islam?
Dalam buku saya yang
berjudul Gerbang Kearifan, saya mendiskusikan beberapa pandangan sarjana
tentang istilah filsafat Islam. Ada yang megatakan bahwa Islam tidak pernah dan
bisa memiliki filsafat yang independen. Adapun filsafat yang dikembangkan oleh
para filosof Muslim adalah pada dasarnya filsafat Yunani, bukan filsafat Islam.
Ada lagi yang mengatakan bahwa nama yang tepat untuk itu adalah filsafat
Muslim, karena yang terjadi adalah filsafat Yunani yang kemudian dipelajari dan
dikembangkan oleh para filosof Muslim.
Ada lagi yang mengatakan
bahwa nama yang lebih tepat adalah filsafat Arab, dengan alasan bahwa bahasa
yang digunakan dalam karya-karya filosofis mereka adalah bahasa Arab, sekalipun
para penulisnya banyak berasal dari Persia, dan namanama lainnya seperti
filsafat dalam dunia Islam.
Adapun saya sendiri
cenderung pada sebutan filsafat Islam (Islamic philosophy), dengan setidaknya 3
alasan. Pertama: Ketika filsafat Yunani diperkenalkan ke dunia Islam, Islam telah
mengembangkan sistem teologi yang menekankan keesaan Tuhan dan syari’ah, yang menjadi
pedoman bagi siapapun. Begitu dominannya Pandangan tauhid dan syari’ah ini, sehingga
tidak ada suatu sistem apapun, termasuk filsafat, dapat diterima kecuali sesuai
dengan ajaran pokok Islam tersebut (tawhid) dan pandangan syari’ah yang
bersandar pada ajaran tauhid. Oleh karena itu ketika memperkenalkan filsafat
Yunani ke dunia Islam, para filosof Muslim selalu memperhatikan kecocokannya
dengan pandangan fundamental Islam tersebut, sehingga disadari atau tidak,
telah terjadi “pengislaman” filsafat oleh para filosof Muslim.
Kedua, sebagai pemikir
Islam, para filosof Muslim adealah pemerhati flsafat asing yang kritis. Ketika
dirasa ada kekurangan yang diderita oleh filsafat Yunani, misalanya, maka tanpa
ragu-ragu mereka mengeritiknya secara mendasar. Misalnya, sekalipun Ibn Sina
sering dikelompokkan sebagai filosof Peripatetik, namun ia tak segan-segan
mengertik pandangan Aristoteles, kalau dirasa tidak cocok dan 1menggantikannnya
dengan yang lebih baik. Beberapa tokoh lainnya seperti Suhrawardi, Umar b.
Sahlan al-Sawi dan Ibn Taymiyyah, juga mengeriktik sistem logika Aristotetles.
Sementara al-‘Amiri mengeritik dengan pedas pandangan Empedokles tentang jiwa,
karena dianggap tidak sesuai dengan pandangan Islam. Ketiga, adalah adanya
perkembangan yang unik dalam filsafat islam, akibat dari interaksi antara
Islam, sebagai agama, dan filsafat Yunani. Akibatnya para filosof Muslim telah mengembangkan
beberapa isu filsfat yang tidak pernah dikembangkan oleh para filosof Yunani
sebelumnya, seperti filsafat kenabian, mikraj dsb.
Lingkup
Filsafat Islam
Berbeda dengan lingkup
filsafat modern, filsafat Islam, sebagaimana yang telah dikembangkan para
filosof agungnya, meliputi bidang-bidang yang sangat luas, seperti logika,
fisika, matematika dan metafisika yang berada di puncaknya. Seorang filosof
tidak akan dikatakan filosof, kalau tidak menguasai seluruh cabang-cabang
filosofis yang luas ini. 1 Paper ini disajikan pada acara Ulang tahun
Paramadina yang ke XX, di Jakaarta, pada tanggal 23 November 2006
Ketika Ibn Sina menulis al-Syifa’, yang
dipandang sebagai karya utama filsafatnya, ia tidak hanya menulis tentang
metafisika, tetapi juga tentang logika, matematika dan fisika. Dan ia
menulisnya sedeikian lengkap pada setiap bidang tersebut, sehingga kita
misalnya memiliki beberapa jilid tentang logika, meliputi pengantar, kategori,
analitika priora, analitika posteriora, topika, dialektika, retorika, sopistika
dan poetika. Sedangkan untuk matematika, ia menulis beberapa jilid meliputi,
aritmatika, geometri, astronomi dan musik. Untuk fisika, ia juga menulis
beberapa jilid yang meliputi bidang kosmologi, seperti tentang langit,
meteorologi, kejadian dan khancuran yang menandai semua benda fisik, tentang
batu-batuan (minerologi), tumbuh-tumbuhan (botani), hewan (zoologi), anatomi, farmakologi,
kedokteran dan psikologi. Dan sebagai puncaknya ia menulis tentang metafisika (al-‘ilm
al-ilahi) yang meliputi bidang ketuhanan, malaikat dan akal-akal, dan hubungan
mereka dengan dunia fisik yang dibahas dalam bidang fisika.
Pembicaraan tentang
lingkup filsafat Islam ini perlu dikemukakan, berhubung banyaknya kesalahpahaman
terhadapnya, sehingga filsafat Islam dipahami hanya sejauh ia meliputi bidang-bidang
metafisik. Kebanyakan kita hanya tahu Ibn Sina sebagai filosof, dan hanya mempelajari
doktrin dan metode filsafatnya. Sedangkan Ibn Sina sebagai ahli kedokteran, ahli
fisika, atau dengan kata lain sebagai saintis dan metode-metode ilmiah yang digunakanaanaya
sama sekali luput dari perhatian kita. Jarang sekali, kalau tidak dikatakan tidak
ada, sarjana filsafat Islam di negeri ini yang pernah meneliti teori-teorinya
tentang fisika, psikologi, atau geometri, astronomi dan musiknya. Tidak juga
kedokterannya yang sangat dikenal di dunia Barat berkat karya agungnya al-Qanun
fi al-Thibb. Hal ini terjadi, menurut hemat penulis, karena selama ini filsafat
hanya dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersifat
metafisik, sehingga fisika, matematika, seolah dipandang bukan sebagai disiplin
ilmu-ilmu filsafat.
Pandangan
Filsafat yang Holistik
Satu hal lagi yang perlu
didiskusikan dalam mengenal filsafat Islam ini adalah pandangannya yang
bersifat integral-holistik.Integrasi ini, sebagaimana yang telah saya jelaskan
dalam karya saya yang lain Integrasi Ilmu: Sebuah Rekonstruksi Holistik, terjadi
pada berbagai bidang, khususnya integrasi di bidang sumber ilmu dan klasifikasi
ilmu. Filsafat Islam mengakui, sebagai sumber ilmu, bukan hanya pencerapan
indrawi, tetapi juga persepsi rasional dan pengalaman mistik. Dengan kata lain
menjadikan indera, akal dan hati sebagai sumber-sumber ilmu yang sah. Akibatnya
terjadilah integrasi di bidang klasifikasi ilmu antara metafisika, fisika dan
matematika, dengan berbagai macam divisinya. Demikian juga integrasi terjadi di
bidang metodoogi dan penjelasan ilmiah. Karena itu filsafat Islam tidak hanya
mengakui metode observasi, sebagai metode ilmiah, sebagaimana yang dipahami secara
eksklusif dalam sains modern, tetapi juga metode burhani, untuk meneliti
entitasentitas yang bersifat abstrak, ‘irfani, untuk melakukan persepsi
spiritual dengan menyaksikan (musyahadah) secara langsung entitas-entitas
rohani, yang hanya bisa dianalisa lewat akal, dan terakhir bayani, yaitu
sebuah metode untuk memahami teks-teks suci, seperti al-Qur’an dan Hadits. Oleh
karena itu, filsafat Islam mengakui kebasahan observasi indrawi, nalar
rasional, pengalaman intuitif, dan juga wahyu sebagai sumbersumber yang sah dan
penting bagi ilmu.
Hal ini penting
dikemukakan, mengingat selama ini banyak orang yang setelah menjadi ilmuwan,
lalu menolak filsafat dan tasawuf sebagai tidak bermakna. Atau ada juga yang telah
merasa menjadi filosof, lalu menyangkal keabsahan tasawuf, dengan alasan bahwa tasawuf
bersifat irrasional. Atau ada juga yang telah merasa menjadi Sufi lalu
menganggap tak penting filsafat dan sains. Dalam pandangan filsafat Islam yang
holistik, ketiga bidang tersebut diakui sebagai bidang yang sah, yang tidak
perlu dipertentangkan apa lagi ditolak, karena ketiganya merupakan tiga aspek
dari sebuah kebenaran yang sama. Sangat mungkin bahwa ada seorang yang
sekaligus saintis, filosof dan Sufi, karena sekalipun indera, akal dan hati
bisa dibedakan, tetapi ketiganya terintegrasi dalam sebuah pribadi. Namun, seandainya
kita tidak bisa menjadi sekaligus ketiganya, seyogyanya kita tidak perlu menolak
keabsahan dari masing-masing bidang tersebut, karena dalam filsafat Islam
ketiga unsur tersebut dipandang sama realnya.
0 comments:
Posting Komentar