Senin, 03 Desember 2012

Keahlian Yang dibutuhkan Untuk Menjadi Perencana Wilayah

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai apa saja keahlian yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menjadi perencana wilayah. Dalam proses perencanaan suatu wilayah, dibutuhkan berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak sehingga dapat proses perencanaan tersebut dapat menjadi lebih "sempurna", akan tetapi semua hal tersebut tidak akan dapat dikuasai oleh seseorang. Hal ini membuat seseorang Planner (perencana wilayah) perlu bekerja sama atau paling tidak mendapat arahan dari pihak lain yang lebih menguasai bidang ilmu yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, sehingga proses perencanaan tersebut dapat menjadi lebih baik dibandingkan jika hanya mengandalkan disiplin ilmu yang minim. 


Sedangkan seseorang perencana wilayah yang menguasai seluruh ilmu yang berkaitan dengan perencana wilayah sangat tidak mungkin ada, yang ada malah seseorang yang sangat ahli dalam bidang tertentu sedangkan bidang yang lainnya bisa di bilang "blank" sama sekali. Misalnya ada yang ahli dalam Perencanaan Perumahan dan Permukiman, akan tetapi tidak terlalu mengerti dalam hal Perencanaan Transportasi, begitupun sebaliknya. Walaupun menguasai semuanya, biasanya tidak terlalu "ahli". Keahlian-keahlian yang diperlukan dalam perencanaan wilayah dapat di bagi dalam 2 jenis, yaitu :
  1. Keahlian dalam urusan analisa atau metode dalam merencanakan wilayah; serta
  2. Keahlian dalam sektoral sesuai dengan apa yang direncanakan, misalnya ahli dalam masalah transportasi atau sektor-sektor lainnya misalnya Industri, perdagangan dan jasa dan sebagainya.
Oleh karena hal tersebut, seorang perencana wilayah paling tidak menguasai materi (dalam hal ini menyangkut metode atau teknik analisis) dalam penyusunan perencanaan wilayah serta ditambah keahlian dalam salah satu sektor atau lebih baik lagi lebih dari 1 sektoral. Dari hal tersebut, apabila seorang perencana wilayah yang menguasai salah satu sektor tapi perencanaan yang ada malah sektor yang tidak dikuasai, tenaga ahli tersebut harus mengajak tenaga ahli yang lebih ahli dalam sektor yang dimaksud untuk bekerja sama dalam satu tim. Dari kenyataan tersebut dapat sedikit dipahami kenapa seorang perencana wilayah perlu untuk memiliki pemahaman yang luas, agar semakin sedikit jumlah tenaga ahli lain yang perlu ditambah, yang juga dapat berarti lebih efektif serta efisien dalam proses perencanaan.

Seorang perencana wilayah juga harus menguasai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan perencanaan wilayah, yaitu terbagi dalam 3 jenis seperti Substansi, Metode serta Alat (instrumen). Penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut ini :

1. Substansi
Substansi merupakan hal yang memiliki kaitan dengan materi yang ada, yaitu bagaimanakah tingkah laku manusia dilihat dari sisi spasial, bagaimana caranya manusia dapat melakukan penyesuaian terhadap potensi ruang wilayah yang berbeda satu sama lain, prinsip yang digunakan oleh manusia dalam setiap tindakan yang dilakukannya pada suatu ruang serta apa saja yang manusia cari/kejar dalam kehidupan sehari-harinya. Bagaimanakah manusia dapat menyesuaikan dirinya terhadap wilayah yang memiliki potensi yang berbeda-beda tersebut. Sudut pandang disini adalah manusia selalu berusaha agar tetap efisien maupun efektif dalam upaya memperoleh tingkat kemakmuran yang tinggi. Jarak juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi interaksi antar lokasi. Bidang ilmu yang mengajarkan mengenai beberapa hal tersebut adalah ruang dan perwilayahan, teori lokasi, prinsip ekonomi (ekonomi regional) dan sebagainya.

2. Metode
Metode berkaitan dengan segala urutan atau tata cara yang secara umum selalu dilakukan oleh manusia dalam setiap proses penyusunan rencana agar ruang yang ada dapat dimanfaatkan sebaik mungkin serta untuk meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Metode-metode seperti ini pada umumnya sudah ada dalam bentuk baku atas persetujuan pemerintah atau karena sudah biasa karena banyak orang yang menganggap hal itu benar adanya.

3. Alat
Segala teknik/cara analisa yang digunakan oleh manusia untuk membantu dalam upaya memaksimalkan metode perencanaan yang diaplikasikan di sebut Alat. 

Ketiga hal diatas tidak selamanya terpisah tetapi dapat juga dapat saling tumpang tindih. Contohnya, suatu ilmu dapat dikatakan sebagai Alat apabila digunakan untuk prediksi atau untuk keperluan di masa yang akan datang, akan tetapi dapat dikatakan sebagai suatu substansi apabila digunakan dalam menganalisa kondisi eksisting (saat ini).

Perencana wilayah paling tidak harus menguasai berbagai bidang ilmu di bawah ini :

  1. Dasar ekonomi regional dan ekonomi pembangunan agar dapat lebih mengetahui mengenai segala prinsip dasar manusia dalam upaya memenuhi segala kebutuhannya, khususnya yang berhubungan dengan ruang. Beberapa hal yang perlu untuk dipelajari misalnya : Kebijakan umum pembangunan ekonomi, akun regional, nilai tambah, teori-teori yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi regional seperti Teori Basis Ekonomi, Teori Ekonomi Klasik, Teori Harrod-Domar, Teori NeoKlasik, Analisis input-output regional dan Ekonomi Interregional.
  2. Teori Lokasi, yaitu pemahaman mengenai segala hal yang berkaitan dengan lokasi terutama mengenai bagaimana jarak dapat mempengaruhi tingkah laku manusia. Ilmu yang perlu dipelajari misalnya yang berhubungan dengan kesesuaian lahan, potensi lahan maupun daya dukung lahan.
  3. Teknik analisis yang penting digunakan dalam upaya mencari tahu potensi serta struktur ekonomi suatu wilayah. Misalnya analisis Shif-Share, analisis Location Quotiens (LQ), teknik perhitungan serta proyeksi PDRB. 
  4. Metode-metode yang berkaitan dengan perencanaan wilayah. Biasanya sudah banyak metode perencanaan wilayah yang telah dijadikan suatu pedoman yang baku oleh pemerintah setempat atau dapat menggunakan metode lainnya yang merupakan hasil kreativitas serta inovasi tiap pihak yang dianggap baik dan dapat juga diterima oleh khalayak.
  5. Berbagai macam alat analisis yang berkaitan dengan perencanaan wilayah seperti model gravitasi, proyeksi penduduk, analisis statistik, pembobotan skala prioritas serta berbagai metode penghitungan lainnya.
  6. Tidak kalah penting juga ilmu pengetahuan yang mendukung terutama dalam bidang ekonomi misalnya analisis biaya manfaat, teori investasi publik, evaluasi program serta evaluasi proyek.
  7. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan Kelembagaan dalam suatu daerah, misalnya mengetahui tiap bidang yang diurusi oleh masing-masing lembaga, jenis kegiatan dan lembaga yang menanganinya.
  8. Mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan keuangan daerah
  9. Mengetahui mengenai karakteristik masyarakat setempat
  10. Serta berbagai topik lainnya yang membahas secara khusus segala sesuatu yang berkaitan dengan tata ruang misalnya sebagai berikut :

  • Perencanaan transportasi
  • Perencanaan lingkungan
  • Perencanaan perumahan dan pemukiman
  • Perencanaan Ruang Terbuka Hijau
  • Pengelolaan pertanahan
  • Perencanaan yang berprinsip pembangunan berkelanjutan
  • Perencanaan yang berbasis partisipasi masyarakat atau pemberdayaan masyarakat
  • Peremajaan kota dan sebagainya


Segala bidang ilmu pengetahuan yang telah disebutkan diatas tidak bersifat statis (kaku), akan tetapi bersifat dinamis yang dapat saja berubah dan menyesuaikan dengan waktu maupun dengan kondisi pada wilayah yang direncanakan. Bukan berarti juga segala hal yang telah disebutkan di atas itu harus dapat dipelajari/dikuasai oleh seorang planner karena banyak yang masuk dalam kategori mata kuliah pilihan, sehingga tidak semuanya dapat dipelajari saat masa kuliah. Oleh karena itu, dalam sebuah tim perencana wilayah perlu adanya kerja sama antar beberapa orang yang memiliki keahlian yang berbeda satu sama lain agar dapat saling melengkapi ketika dibutuhkan. Paling tidak sebagian hal yang telah ditulis diatas merupakan Keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi perencana wilayah, tidak perlu menguasai semuanya karena masih bisa kerja sama dengan pihak lain, akan tetapi akan lebih baik dapat menguasai semuanya agar dapat lebih efisien dalam tahap perencanaan.

by Dokter Kota

0 comments: