Kamis, 06 Desember 2012

Berdoa dan Menggosok Genteng


Seorang murid duduk berdoa siang dan malam, berhenti sejenak hanya untuk makan dan beristirahat, lalu dilanjutkan lagi dengan berdoa. Semua sahabat yang melihatnya merasa kagum dan memuji dirinya. 
Sang guru yang mendengar hal ini mendatangi muridnya dan bertanya mengapa si murid berdoa terus tanpa henti. "Saya berdoa terus untuk mencapai surga!" jawab si murid mantap. Sang guru yang mendengar jawaban ini hanya menggangguk-anggukan kepala, dan pergi berlalu. Beberapa saat kemudian sang guru datang kembali dengan membawa sebuah genteng atap dan selembar kertas amplas. 


Sang guru kemudian duduk disebelah guru yang sedang berdoa dan mulai menggosok genteng yang dibawanya dengan amplas. Si murid heran melihat tingkah laku gurunya, lalu bertanya mengapa sang guru mengamplas genteng. Sang guru menjawab dengan tenang, "Saya sedang menggosok genteng sampai menjadi kaca!". Si murid bertanya sambil tertawa, "bagaimana mungkin genteng digosok bisa menjadi kaca?". Sang guru tersenyum balas menjawab, "kalau hanya dengan berdoa bisa masuk ke surga, tentu genteng juga bisa menjadi kaca..."
Tidak salah kita berdoa, karena berdoa bisa menenangkan jiwa. Tapi doa akan menjadi kehilangan makna ketika doa hanya dijadikan satu-satunya sarana untuk menggapai surga. Doa tidak perlu dibanggakan, karena doa adalah rahasia dengan Sang Pencipta. Doa menjadi nyata ketika ia selaras dengan pikiran dan tindakan. Hindari segala kejahatan, praktekkan kebenaran dan kebajikan, kembangkan cinta dan kasih, sucikan hati dan pikiran, maka semua doa yang pernah diucapkan akan menjadi nyata.


Sumber : al-qadrie.blogspot.com

0 comments: