Kelor memiliki sejarah panjang di Tanah Muna. Tanaman ini seringkali dibuat sayur dengan campuran beberapa daun sayur lainnya. Namun, sampai sekarang tidak banyak masyarakat Muna yang tau, kalau kelor ternyata mempunyai nilai jual yang tinggi.
***
Di Muna, tiada yang istimewa dari tanaman kelor. Daunnya berwarna hijau, berbentuk oval seukuran kuku jempol. Pohonnya dapat mencapai 7-11 meter, ketika dibiarkan tumbuh terus menerus. Tanaman ini merupakan bahan pokok dalam membuat sayur bening, atau sayur katembe dalam bahasa muna.
Belum ada cerita maupun kisah, yang mengatakan dengan jelas, mulai kapan orang muna mengkonsumsi daun kelor. Atau bagaimana awal mulanya tanaman kelor bisa sampai ke Muna, lewat apa dan dibawa oleh siapa. Semua masih misteri, tapi manfaatnya sudah dirasakan sejak dulu.
Daun kelor adalah bahan wajib dalam membuat sayur bening. Konon tanaman ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Karenanya, para orang-orang tua di Muna akan selalu merasa kurang apabila makan sayur bening tanpa kelor. Bahkan ada yang merasa tak enak makan, apabila tak ada sayur bening dengan daun kelor sebagai bahan utamanya.
Meskipun disadari memiliki banyak manfaat, sampai saat ini oleh sebagian besar orang muna, kelor dianggap masih belum memiliki nilai jual tinggi. Hanya diperjual belikan sebagai bahan membuat sayur, dengan harga Rp.2000 tiap ikatnya. Yang mana tiap ikat berisikan 5-8 tangkai daun kelor segar yang belum tua.
***
Dalam beberapa tahun terakhir, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT sangat gencar membudidayakan tanaman kelor. Bahkan saat ini, kelor NTT mendapat predikat sebagai daun kelor dengan kualitas terbaik didunia. Dengan predikat itu, membuat daun kelor asal Nusa Tenggara Timur selalu diburu pembeli dari mancanegara. Dan saat ini, NTT kebanjiran pesanan daun kelor kering dalam berbagai bentuk, dan mereka masih kesulitan memenuhi permintaan pasar yang terlalu tinggi.
Pemerintah NTT sangat serius membuat masyarakatnya supaya mengkonsumsi kelor, selain dibudidayakan untuk tujuan ekspor. Revolusi Hijau pun dicanangkan, sebagai program unggulan pengembangan kelor secara besar-besaran oleh pemerintah yang melibatkan masyarakat diseluruh lapisan. Sang Gubernur Viktor Laiskodat sebagai pioner gerakan ini, pada akhir tahun 2018 lalu, menargetkan penanaman 50 juta pohon kelor sampai 5 tahun yang akan datang.
Pengembangan kelor NTT telah menggunakan sistem cluster, yaitu cluster biji dan cluster daun. Cluster daun dikembangkan secara khusus untuk panen daun sesuai kebutuhan industri, sedangkan cluster biji dilakukan dalam rangka panen biji untuk kebutuhan industri, dan panen daun segarnya untuk kebutuhan pangan serta gizi keluarga. Cluster biji dikembangkan dengan sistem Alley Cropping atau tanaman lorong, dengan jarak tanam 10 m x 10 m dan populasi 100 pohon/ha.
Saat ini tanaman kelor menjadi salah satu komoditi unggulan Provinsi NTT, bukan saja bernilai ekonomi tinggi, tapi digunakan untuk mengatasi masalah kekerdilan. Pegembangannya terus dilakukan demi mendapatkan produk kelor yang berkualitas tinggi. Selain itu, dalam upaya memperkenalkan kelor serta manfaatnya pada seluruh masyarakat NTT dan Indonesia, pada Ulang Tahun ke-60, Provinsi NTT menunjuk Band Legendaris SLANK sebagai duta pohon kelor.
***
Bagaimana dengan Muna?. Selama beberapa tahun terakhir, Kabupaten Muna masih berkutat pada persoalan anggaran yang katanya tidak cukup. Pembangunan daerah belum menunjukan sektor mana yang seharusnya menjadi prioritas untuk dikembangkan. Mungkinkah Muna akan mengikuti NTT dan menjadikan kelor sebagai salah satu komoditi unggulan perkebunan?.
Di jawa kelor sangat akrab dengan ritual kematian, yang digunakan untuk memandikan mayat. Sedangkan di Muna kelor sudah sejak lama menjadi makanan pokok pendamping nasi dan ikan. Orang Muna sudah lebih dulu mengkonsumsi daun kelor, jauh sebelum orang jawa mulai menganggap daun kelor dapat digunakan sebagai campuran sayur untuk dimakan. Beberapa orang muna yang pergi melanjutkan pendidikan di Jawa atau yang telah menetap di Jawa, memiliki pengalaman unik tentang kelor.
Banyak orang jawa terheran-heran, karena melihat orang muna memasak sayur menggunakan daun kelor. Ketika melihatpun masih tak percaya, kok bisa makan sayur bening hanya dengan daun kelor dicampur bayam, kacang panjang dan daun kemangi dengan garam secukupnya. Sampai setelah mereka meminum airnya pun masih tak dapat percaya, kenapa daun kelor dengan campuran seadanya dan sedikit garam bisa punya cita rasa enak dan menyegarkan. Itulah kelor, tanaman dengan banyak manfaat yang akan terasa sangat menyegarkan ketika dimasak menjadi sayur bening.
Bukan rahasia lagi bahwa kelor merupakan tumbuhan dengan banyak manfaat dan kandungan gizi serta vitamin didalamnya. Hal ini yang membuatnya sangat dibutuhkan dan kerap digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Selain untuk obat-obatan, olahan daun kelor telah dimanfaatkan untuk aneka bahan makanan. Beberapa produk daun kelor yang mulai dipasarkan dalam negri adalah tepung puding, ice cream, teh kelor, coklat kelor, bakso kelor, kerupuk kelor, dan berbagai cemilan lainnya. Diluar negri daun kelor dimanfaatkan sebagai bahan baku membuat bubur, pasta, roti, minuman smothie, dan aneka makanan lainnya.
Kini harga jual daun kelor mulai naik dan sangat beragam, mulai dari daun kelor yang masih basah, yang sudah kering ataupun yang sudah dihaluskan menjadi bubuk atau serbuk. Penjualannya pun sudah mulai ramai di internet dengan beragam ukuran, jenis dan harga yang telah dikemas.
Potensi ekspor kelor Indonesia sangat menjanjikan di pasar internasional, karena permintaan akan kelor dunia sangat tinggi dalam beberapa tahun terakhir. India merupakan pemasok 80% kebutuhan kelor dunia pada saat ini, akan tetap kualitas kelor asal Indonesia masih lebih baik daripada India. Tentu saja hal ini wajib diperhatikan apabila ingin masuk dan bersaing dalam pasar kelor dunia.
Bagi Kabupaten Muna, yang masih memiliki lahan kosong sangat luas dan tanah yang membuat tanaman kelor sangat mudah tumbuh subur, memiliki peluang besar untuk mendorong sektor perkebunan mengambil peran lebih besar dalam memenuhi permintaan akan kelor yang sangat tinggi. Selain jagung kuning, agaknya tanaman kelor wajib mendapat perhatian sangat besar. Langkah NTT yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam menanam kelor, kiranya dapat dijadikan referensi untuk membuat kebijakan yang lebih baik.
Sudah saatnya muna menjadikan kelor sebagai tanaman khusus, yang wajib dimiliki setiap rumah dalam Kota Raha. Untuk Kesehatan dan Pendidikan, mungkin acara "Sonde Kadada" setiap Jumat atau Sabtu perlu diwajibkan mulai saat ini. Bukan hanya bagi anak sekolah, tapi bagi seluruh masyarakat Kabupaten Muna, dan Pemerintah Daerah beserta seluruh jajarannya harus menjadi contoh untuk itu. Mungkin itu bentuk penghargaan orang muna pada kelor, yang sudah sejak lama melindungi Muna dari gizi buruk dan penyakit keras hanya dari pekarangan rumah.
2 comments:
Kelor tertua di muna ada di kota wakumoro tepatnya bagian timur mata air wakumoro tumbuh di atas goa tempat bekas pemukiman masyarakat tolu rahiano..diperkirakan umur kelor tsb sudah hampir 400tahun.
Wuih...Luar Biasa, ada kisahnya atw cerita lainnya?
Posting Komentar