Pemilihan kepala daerah hanya tinggal menunggu waktu, dan Kabupaten Muna akan turut serta dalam pesta demokrasi yang akan diadakan serentak diseluruh Indonesia. Waktu yang tersisa hanya tinggal setahun dan beberapa bulan saja. Tapi tensinya sudah mulai memanas hingga kedunia maya, dan Facebook merupakan salah satu arena pertempuran para pendukung calon.
.
Digrup-grup facebook orang muna sangat ramai, hampir setiap hari postingan dukungan untuk salah satu calon dikirim. Beragam komentar kemudian muncul sebagai balasan, dan tak jarang ditulis dengan kata kasar disertai kalimat-kalimat sindiran untuk memprovokasi. Mereka saling memprovokasi, dan itu dilakukan dengan akun palsu maupun dengan menggunakan akun asli. Sampai akhirnya perang komentar pun terjadi.
.
Untuk sesaat saya coba merenung, kenapa perilaku kasar dan saling memaki antar sesama putra daerah terjadi. Sedangkan budaya dan ajaran leluhur banyak mengajarkan tata krama, sopan santun dan saling menghargai. Apakah politik sekejam itu?, merubah karakter seseorang yang semula baik dan penuh kelembutan, kemudian menjadi kasar dan suka memaki. Apakah Tiada kebaikan dalam politik?.
.
Ingatan saya tiba-tiba tertuju pada sosok Ruhullah Khomeini, seorang tokoh politik dibalik suksesnya revolusi iran tahun 1979. Dia merupakan tokoh yang menciptakan gelombang revolusi terbesar abad 20, yang mampu melibatkan seluruh lapisan masyarakat kala itu. Dia satu-satunya tokoh agama yang berhasil mendirikan negara, dengan konsep politik yang jauh berbeda dengan kebanyakan tokoh politik barat dimasa lalu.
.
Dalam memaknai politik, Khomeini tidak memandangnya sebagai ilmu kekuasaan atau semacam alat mengeksploitasi orang-orang dengan tujuan supaya mereka tunduk pada penguasa tertentu. Karenanya dia membuat kategori pada politik dan membaginya menjadi 2 bagian, yaitu politik Setan dan politik Kenabian.
.
Setan merupakan sifat buruk yang dapat melekat pada manusia. Sifat ini tidak permanen, kadang muncul dan kadang tidak, tergantung pada situasi. Sifat buruk dapat berupa sifat pemarah, pembenci, suka memprovokasi dan gemar mengeluarkan kata-kata kasar. Pada momen-momen politik, banyak sifat-sifat tersebut tiba-tiba muncul, bahkan pada orang yang semula baik hati tiba-tiba suka mencaci maki.
.
Marah merupakan hal yang manusiawi, tapi ketika kadarnya mulai berlebihan dan mudah terpancing pada hal-hal kecil, mungkin saat itulah sifat setan muncul. Politik setan dapat dimaknai sebuah politik yang mengarahkan masyarakat untuk mudah marah dan suka membenci. Marah dan benci dapat merusak mental, karenanya seseorang akan gampang memutuskan hubungan sosial dengan yang lain. Ketika itu terjadi, tiada beban sosial yang dirasakan saat mengeluarkan kata-kata kasar dan caci maki diruang publik.
.
Politik setan merupakan suatu sikap politik, yang menggunakan cara-cara kotor dan tidak manusiawi untuk memperoleh dukungan. Politik setan ini bisa dilakukan oleh seorang tokoh, dapat juga dilakukan oleh tim sukses beserta para relawan. Politik setan dapat dilihat dari bagaimana para buzzer ataupun tim sukses menjatuhkan lawan politiknya. Segala kebaikan seseorang berusaha disembunyikan, kalau perlu dikaburkan untuk menciptakan citra negatif pada orang tersebut.
.
Politik setan sangat merugikan masyarakat, karena masyarakat akan digiring sedemikian rupa agar memiliki sifat-sifat setan. Masyarakat akan terus diadu domba, supaya kemarahan pada seseorang tak pernah surut, akhirnya segala yang dilakukan orang tersebut akan dipandang sebagai hal negatif. Ketika ada kegagalan dan kesalahan yang dilakukan, seringkali kesalahan itu ditimpakan pada lawan politiknya, seolah lawannya adalah penjahat dan dia merupakan pahlawan.
.
Lawan dari politik setan adalah politik kenabian. Dimana masyarakat dididik untuk meneladani sikap nabi, dan politisi beserta timnya melakukan pendekatan-pendekatan yang selalu mengajak pada kebaikan. Sebagaimana sikap nabi yang selalu menyeru pada kebaikan, tidak menjatuhkan harga diri orang lain dan memiliki akhlak yang mulia, politik jenis ini diterapkan.
.
Politik kenabian memberikan contoh pada masyarakat lewat figur yang diusung. Yang punya kepribadian baik, santun dalam berbicara, ramah pada semua orang dan selalu menebar kebaikan dengan senyum yang tulus.
.
Jalan ini sangat berat, butuh sosok yang memang harus baik dari sononya, bukan sosok yang harus dipoles agar keliatan baik, santun dan berwibawah. Sosok yang memiliki hati yang tulus untuk membangun dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Orang yang mampu menempatkan diri, kapan harus menunduk untuk memberi hormat dan kapan harus bersikap tegas tanpa kompromi.
.
Ah semoga saya tidak bermimpi disiang bolong. Dizaman ini semua butuh uang, kata rakyat kecil dipinggiran sana "kami butuh uang dan janji-janji manis, kami tidak butuh penjelasan dan ceramah bagaimana daerah ini akan dikelola dengan baik. Semua itu urusan politisi, sedangkan kami rakyat kecil cuma ingin makan dan mendapat kehidupan yang layak. Biarkan politisi mengambil uang rakyat, tapi berikan kami juga sedikit untuk dipake makan hari ini sampai esok”.
.
Dari balik gubuk kecil seorang pria tua tiba-tiba muncul. Dia kemudian bertanya "Hei anak muda, berapa usiamu?". Kau masih sangat muda, semoga apa yang kau cita-citakan untuk kebaikan orang banyak, dapat kau pertahankan hingga menjadi orang tua kelak. Tiada yang salah dengan harapanmu yang ingin pada kebaikan. Tapi ingatlah, jalan itu sangat terjal, kelak kau mungkin akan sendiri, terasing dari glamournya kehidupan kota, sedang teman-temanmu berfoya-foya.
.
Seorang kawan pernah bertanya padaku, siapa yang patut disalahkan dengan kondisi masyarakat seperti sekarang ini. Sebelum saya memberi jawaban, dia menjawab lebih dulu. Bukan calon maupun partai peserta pemilu, tapi para tim sukses yang berasal dari golongan terpelajar atau intelektual.
.
Mereka dengan segala cara dan upaya akan menyusun strategi untuk memenangkan seorang calon, meskipun tidak memenuhi kriteria kelayakan. Mereka tau kondisi masyarakat, karena sebelumnya telah mereka pelajari. Karenanya mereka tau bahasa apa yang akan membuat rakyat lebih percaya pada ucapan calonnya daripada calon lain. Merekapun tau barang apa yang ketika diberikan maka rakyat akan merasa itu sangat spesial dan kemudian memilihnya.
.
Saya hanya mengangguk dan takjub dengan yang diucapkannya. Bagiku dia juga seorang politisi, karena selalu terlibat dalam tiap kontestasi politik di daerah. Sedangkan saya, hanya teman yang akan selalu menjadi pendengar setianya. Karena ucapannya itu, saya kembali teringat pada pidato Khomeini pasca pembebasannya dari penjara.
.
Ia menceritakan: Seorang pria, yang tak perlu diungkap namanya, datang kepada saya dan berkata : politik itu kotor, hanya untuk mengejar kekuasaan serta penuh dengan kebohongan dan trik-trik. Jadi, biarkanlah urusan politik itu menjadi urusan kami, (dan Anda tinggal beribadah saja). Saya menjawab : saya tidak mau terlibat dengan politik semacam itu.
.
Sambil membandingkan idenya dengan yang lain, ia menyatakan : Politik yang saya bicarakan adalah keadaan politik kita. Ini berasal dari bentuk sempurna dari politik yang dipraktikkan Nabi Islam dan para Imam kita. Mereka datang untuk membimbing dan memimpin manusia menuju maslahat mereka yang sesungguhnya. Politik dimaksudkan untuk membimbing dan memperhitungkan seluruh kepentingan masyarakat dan manusia. Ini adalah politik para nabi yang orang lain tidak mampu melaksanakannya. (www.icc-jakarta.com)
.
Semoga kita masyarakat muna, dapat meneladani sifat-sifat nabi, yang selalu ramah dan penuh senyum ketika berjumpa dan berkomunikasi dengan yang lain. Masih ada sisi lain yang baik dari politik, semoga kita mampu menemukan dan mempraktekannya.
.
Salam.
0 comments:
Posting Komentar