Sabtu, 06 Juli 2019

Memikirkan Kembali Arah Pembangunan Kabupaten Muna. (Renungan Hari Ulang Tahun Kabupaten Muna ke-60)

Harapan merupakan harta terbesar manusia yang jangan sampai hilang. Meski harta dan kekayaan lain hilang, tapi kehilangan harapan merupakan awal dari kehancuran. Harapan harus selalu dijaga dan dirawat, supaya tumbuh menjadi kekuatan yang dapat menuntun kearah perubahan yang lebih baik. Begitupun harapan melihat daerah menjadi lebih baik, lebih maju dan lebih dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Hingga kini, saya masih percaya pada kalimat sakti witeno wuna wite barakati, atau tanah muna adalah tanah yang diberkati. Itu merupakan sebuah kalimat sukur atas berkah yang melimpah dari tuhan untuk tanah muna. Kalimat yang membuat seluruh masyarakat asli muna bangga atas tanah kelahirannya. Yang membuat masyarakat memiliki harapan besar pada tanah ini, untuk berkembang dan dapat memberikan kehidupan yang layak bagi mereka.

Setelah 60 tahun berdiri, tahun ini Kabupaten Muna kembali merayakan kelahirannya, tentu saja kita semua patut bersukur atas capaian itu. Sudah sejak awal muna menemani Provinsi Sulawesi Tenggara, yang menjadi DOB dengan memisahkan diri dari Provinsi Sulawesi Selatan 55 tahun silam. Diusianya yang terbilang cukup, tentu masih banyak harapan-harapan yang digantungkan pada Pemerintah Kabupaten Muna untuk dapat diwujudkan. 

Melihat geliat pembangunan dalam beberapa tahun terakhir, dapat dikatakan daerah ini sedang berusaha ingin mewujudkan sesuatu. Namun apakah sesuatu itu?, seharusnya dapat terjawab dengan melihat arah perencanaan pengembangan wilayah perkotaan Kabupaten Muna. Disana tergambar dengan jelas, mau diarahkan kemana daerah ini dibangun, dan hal-hal apa saja yang jadi prioritas pembangunan. Sesuatu yang prioritas haruslah merupakan keunggulan yang dimiliki Kab. Muna.

Dimasa lalu, Muna merupakan tanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan, sehingga masyarakat tak pernah merasa kekurangan atas hasil tanah yang cukup melimpah. Muna juga diberkahi dengan bentang alamnya yang berbukit dan memiliki wilayah perairan, sehingga masyarakat dapat menikmati hasil laut juga hutan. Lebih dari itu, Muna memiliki berbagai objek wisata, mulai dari : wisata laut, pantai, danau, wisata alam pegunungan, wisata budaya, kuliner dan wisata sejarah. Nama terakhir yaitu situs prasejarah Goa Liangkobori, yang pada tahun 2018 lalu mendapat penghargaan sebagai situs sejarah terpopuler dari Kementrian Pariwisata.

Untuk sektor pertanian telah datang kabar gembira dalam 2 tahun terakhir. Produksi jagung kuning para petani telah dapat diserap langsung oleh pasar. Sehingga angka ekspor jagung kuning terus mengalami  peningkatan dalam 2 tahun terakhir. Hal ini dimudahkan dengan masuknya pelabuhan Muna kedalam jalur Tol Laut yang dicanangkan Pemerintah Pusat.

Data Badan Pusat Statiatik Kabupaten tahun 2018, menunjukan laju pertumbuhan PDRB Kab. Muna menurut lapangan usaha, sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ada diurutan pertama. Sektor ini mampu memberikan nilai tambah yang terus meningkat pada perekonomian Kab. Muna dalam 5 tahun terakhir. Dibandingkan dengan sektor lainnya, hanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang pertumbuhannya stabil sejak 2014.

Pada 2014, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, menyumbang nilai sebesar 1,34 M, tahun berikutnya 2015 sebesar 1,40 M, tahun berikutnya lagi yaitu 2016 sebesar 1,52 M, dan pada periode terakhir yaitu 2017 menyumbang nilai sebesar 1,657 M. Data-data ini adalah gambaran nyata tentang bagaimana kondisi perekonomian yang sesungguhnya di Kab. Muna. Dengan begitu, lebih mempertegas sektor mana yang harus mendapat perhatian dan diprioritaskan untuk dikembangkan. Karena sektor ini akan lebih memberikan dampak langsung buat masyarakat lapisan bawah, yaitu para petani dan nelayan.


Selain pertanian, kehutanan dan perikanan, geliat wisata muna dalam beberapa tahun terakhir sangat bagus. Hal itu dapat dilihat dari, seringnya Kabupaten Muna muncul di televisi dalam acara My Trip My Adventure, yang mempromosikan wisata Kab. Muna. Selain Meleura, Muna masih memiliki Danau Ubur-ubur, situs sejarah layang-layang tertua didunia yang terdapat di Goa Liangkobori, puluhan gua dan masih banyak lagi.

Agaknya hal itu belum cukup membuat kedua sektor itu lebih diprioritaskan dalam pembangunan, dengan memberikan porsi anggaran cukup besar untuk pengembangannya. Kondisi jalan yang merupakan akses utama menuju kawasan wisata sampai saat ini belum diperbaiki. Banyaknya lubang pada jalan dan kondisi aspal yang bergelombang seringkali dikeluhkan masyarakat kala berwisata. Danau ubur-ubur yang beberapa kali tayang di MTMA, hanya seperti film pendek yang rame saat tayang, setelah itu dilupakan dan kemudian menghilang.

Muna harus memikirkan kembali sektor apa yang lebih prioritas. Yang dapat memberikan nilai ekonomi bagi daerah dan terutama memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Apakah penimbunan atau bahasa kerennya reklamasi untuk membangun kota baru, lebih penting daripada mengembangkan sektor Pertanian dan Pariwisata. Hal itu perlu dikaji lagi, karena kota baru merupakan kawasan dengan jenis aktifitas utama perumahan dan bisnis. Dimana aktifitas ini hanya akan menguntungkan segelintir pejabat dan pengusaha, tapi tidak bagi masyarakat yang selalu berada pada lapisan bawah, yaitu petani dan nelayan.

Selama beberapa tahun terakhir, kabar mengenai kekurangan anggaran terus bergulir, tapi kenyataannya daerah masih mampu melakukan reklamasi di pantai Motewe dengan anggaran puluhan miliar. Saya hanya dapat berandai-andai, kalau saja dana segitu dipakai dengan serius untuk mengembangkan sektor Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Pariwisata. Mungkin bule-bule yang seringkali datang ke Kota Baubau dalam beberapa tahun terakhir akan singgah ke Muna untuk beberapa saat sebelum kembali kenegaranya.

Setelah itu mereka akan menceritakan pengalaman di Muna, dimana mereka disambut dengan silat muna ketika datang. Dipakaikan kain muna hasil tenunan tangan masyarakat muna, dan dibuatkan acara baca-baca tola bala sebagai ritual melindungi mereka dari semua marabahaya saat sedang berwisata di Muna. Usai baca-baca, mereka akan dihidangkan masakan asli muna, yang disajikan dalam 1 talang baca-baca full dengan beragam menu wajib. Kalau dirasa perlu, mungkin bisa diwajibkan bagi mereka untuk memakan telur ayam kampung tanpa digigit. Sebutir utuh langsung dimasukan kemulut dan dimakan sampai habis.

Akan banyak yang diuntungkan dengan semua itu, dan masyarakat dapat terlibat langsung dalam tiap tahapan kegiatan .wisata di Kabupaten Muna. Akhirnya masyarakat senang karena selalu ada tontonan menarik, dan wisatawan nyaman karena disambut dan diperlakukan dengan layak oleh penduduk setempat.

Saya tiba-tiba teringat apa yang dikatakan seorang Diplomat Australia untuk Indonesia, namanya Paul Grigson. 

Grigson mengatakan "saat warga Australia berpikir tentang tujuan liburan manca negara, saya ingin Indonesia berada di atas daftar mereka". "Saya ingin warga Australia untuk menikmati matahari terbit di Gunung Bromo, menikmati sedapnya makanan Padang dan menyaksikan matahari terbenam di Borobudur. Saya ingin semua warga Australia menyaksikan Indonesia yang telah saya temukan selama satu tahun terakhir, Indonesia yang kaya akan kebudayaan, penuh dengan keindahan alam serta keramah-tamahan yang hangat. 

0 comments: