Malam ini kami kedatangan tamu.
Karena jalan didepan rumah belum punya penerangan yang baik, kupikir mereka
hanya singgah sebentar tuk bertanya alamat. Orang ini tak memakai helm, langkah
kakinya kecil, dengan irama yang cukup lambat dia memasuki halaman. Wajahnya
mulai keliatan setelah memasuki area yang diterangi lampu depan. Ternyata teman
ingin mengembalikan fd, yang tempo hari dipakai tuk copy film.
Dia cuma singgah sebentar
kemudian pulang. Sebelumnya kami biasa bertukar film, malam ini dia juga ada
film bagus tuk saya, judulnya "The Foreigner", pemeran utamanya
Jackie Chan. Sayapun membayangkan ini film laga holywood, yang menampilkan
adegan perkelahian kocak ala Jackie.
Saya sering menonton filmnya
saat kecil dulu, dan saya sangat terhibur dengan aksinya yang menampilkan
kungfu dan komedi secara bersamaan. Belakangan saya baru tau, kalau semua
adegan berbahaya dalam film-filmnya, diperankan sendiri oleh Jackie Chan, tanpa
menggunakan stuntman, atau pemeran pengganti.
Kali ini Jackie berperan
sebagai Mr. Quan, orang tua yang sudah berumur. Mukanya mulai keriput,
rambutnya sudah ber uban, dari jalannya dapat dipastikan dia seorang
kakek-kakek. Bersama putri dan seorang temannya, mereka tinggal di London dan
mengelola sebuah rumah makan miliknya.
Cerita dimulai ketika Jackie
menjemput anak perempuannya dikampus, kemudian ke toko untuk membeli gaun. Sementara Jackie berhenti
dan mencari tempat parkir, anaknya turun dan masuk ke toko untuk membeli gaun
yang hanya tersisa 2 lembar. Diluar, Jackie sedang bermasalah karena berebut
tempat parkir, dan seketika bom meledak di Bank OBT Knightsbridge London
disampimg toko gaun.
Sebuah mobil terpental, ledakan
membuat kaca depan pecah berantakan. Jackie terlempar, saat bangkit wajahnya
sudah terkena pecahan kaca. Jackie kehilangan anak perempuannya karena pemboman
oleh kelompok teroris. Tragedi ini menghilangkan keceriaan diwajahnya, dan
menggantinya dengan raut waja muram.
Sebetulnya, saya tak biasa
melihat ekspresi muram dari seorang Jackie Chan. Seorang pahlawan masa kecil,
yang selalu ceria dan melawak meski dalam situasi dikeroyok lawan-lawannya.
Bagian awal film ini menyajikan
aksi terorisme yang dilakukan sebuah kelompok bernama Authentic IRA. Kelompok
ini merupakan sebuah organisasi perlawanan asal Irlandia Utara, dengan IRA
sebagai induknya. Sejak puluhan tahun fakum, mereka kembali muncul dengan
merencanakan beberapa aksi pemboman dibeberapa titik di London.
Rencana terakhir mereka gagal,
yaitu berusaha meledakan bom yang ditanam pada laptop seorang penumpang
pesawat. Alasan utama gerakannya adalah karena badan keuangan Inggris
bersikeras mendukung penjajahan terhadap Irlandia Utara.
Dari kejadian itu, banyak
korban luka-luka dan beberapa lainnya meninggal. Ada juga seorang korban luka
yang masih hidup, yang dengan cepat dievakuasi medis. Ada seorang korban
meninggal, mungkin jaraknya sangat dekat dengan ledakan, sehingga nampak
perutnya sudah hancur. Kamera seorang wartawan menangkap pemandangan sedih dari
dalam gedung, yaitu seorang ayah sedang memeluk mayat putrinya.
Kondisi Mr. Quan menjadi rapuh,
sedih dan marah seolah menjadi satu dan berusaha menghancurkan sisa-sisa
hidupnya. Mau mengeluh pada siapa, mau marah pada siapa, dia tak pernah tau
siapa pelaku pemboman dan kenapa anaknya yang jadi korban. Perasaan itu seperti
mewakili semua sanak keluarga yang kehilangan keluarga karena aksi terorisme
dan bom bunuh diri.
Dalam kesendirian Mr. Quan
hanya merenungi kejadian itu, melihat kembali foto keluarganya ketika mereka
masih bersama. Istrinya meninggal ketika melahirkan anak perempuan terahirnya
dan kedua anaknya sebelumnya juga korban aksi terorisme. Sekarang putri
terahirnya kembali mengalami hal serupa. Rasa ingin menuntut balas makin
menguat, Jackie berusaha keras mencaritau sendiri identitas para pelaku.
Akhirnya dia mendapat petunjuk
penting, bahwa aksi pemboman dilakukan oleh kelompok IRA asal Irlandia Utara.
Lewat tayangan tv dia menonton wawancara Liam Hennessy, wakil utama mentri
Irlandia Utara yang dulu merupakan anggota IRA. Setelah berbicara melalui
sambungan telepon, Mr. Quan tokoh yang diperankan Jackie, tak mendapat jawaban
yang diinginkan yaitu siapa nama pelaku. Diapun pergi ke Irlandia Utara untuk
menemui Liam.
Petualangan Mr. Quan dimulai.
Dia menemui langsung Wakil Mentri di Irlandia Utara dan tak juga mendapat
jawaban siapa nama pelakunya. Mr. Quan
balik melakukan teror pada Wakil Mentri, dan meledakan toilet dilantai bawah
kantornya. Sampai disini saya masih bertanya-tanya, siapa sebetulnya Mr. Quan,
apa profesinya dimasa lalu, bagaimana dia bisa tau cara merakit bom.
Yang buatku semakin penasaran,
Mr. Quan sangat mahir melakukan pengintaian dan penyusupan. Dia terus memburu
targetnya Wakil Mentri Liam Hannessy sampai ke peternakan yang letaknya cukup
jauh diluar kota. Pada beberapa momen, Mr. Quan berhasil menyelinap masuk
kedalam ruang pribadi Liam Hannessy di peternakan dan mengalahkan beberapa anak
buahnya.
Mr. Quan juga memperlihatkan
kemampuannya melakukan perang hutan. Dia bahkan menang ketika berhadapan dengan
salah satu pasukan khusus dan mendapat nama serta ciri-ciri pembunuh anaknya.
Masa lalunya terbongkar ketika Liam Hannessy mengakses data Mr. Quan, yang
dahulu ternyata adalah salah satu anggota pasukan khusus.
Dari sini cerita sudah dapat
ditebak. Tak perlu lanjut menonton kita langsung tau, di akhir cerita Mr. Quan
akan mengalahkan mereka para pembunuh anaknya seorang diri. Cerita ini sudah
sangat sering muncul pada bagian akhir film balas dendam yang tokoh utamanya
mantan militer atau punya kemampuan bela diri tingkat master.
***
Setidaknya ada 3 bagian besar
juga saling terkait yang dapat ditangkap
dalam film ini. Yang pertama tentang Terorisme, yang kedua tentang Balas
Dendam, dan ketiga tentang Politik yang merupakan motif utama segala kejadian
dalam film.
Terorisme
Pelakunya adalah kelompok kecil
yang terdiri dari beberapa orang, juga memiliki koneksi kuat sampai pada para
pembesar di Irlandia Utara. Gerakan ini direncanakan oleh para pembesar itu,
dan kelompok kecil yang beranggotakan beberapa orang di London hanya sebagai
eksukutor lapangan.
Ketika membicarakan pemboman,
pikiran kita langsung tertuju pada beberapa peristiwa serupa yang terjadi di
Indonesia. Seperti Bom JW Marriot 2003, Bom Bali II 2005, Tahun 2016 ada Bom
bunuh diri di Mapolresta Solo. Bom Panci Kampung Melayu 2017, Bom Gereja
Surabaya 2018 dan keesokan harinya, pada 14 Mei 2018, bom meledak di
Mapolrestabes Surabaya. Pelaku membawa serta istri dan tiga anaknya. Dia, istri
dan dua anaknya tewas sedangkan satu anak selamat.
Dari film ini dapat diambil
pelajaran, bahwa aksi terorisme hanya akan merugikan pelaku utama dilapangan.
Sedangkan para penggeraknya yang merupakan pejabat dan orang besar hanya duduk
manis dibelakang layar. Kalaupun gagal, yang ditangkap adalah pelaku lapangan
dan para pembesar akan memutus komunikasi atau bahkan melenyapkan pelaku
lapangan yang tertangkap untuk mencegah keterlibatannya.
Politik
IRA merupakan kelompok
perlawanan yang para anggotanya telah menjadi pembesar saat ini. Bagaimanapun
perjanjian damai dibuat dengan pemerintah Inggris, IRA akan selalu bersikap
keras ketika Inggris melakukan tindakan dukungan atas penjajahan Irlandia
Utara.
Liam Hannessy yang dahulu
merupakan pemimpin IRA, saat ini telah menjadi Wakil Utama Mentri dan kaki
tangan inggris untuk menjaga kepentinganya di Irlandia Utara. Inggris berada
dibelakang naiknya Liam menjadi Wakil Utama Mentri dan akan selalu menyandera
Liam demi me
Ketika kondisi memperhadapkan
antara Inggris vs Irlandia Utara dan IRA sebagai organisasi perlawanan, Liam
akan berpihak pada Inggris. Karena disisi lain Liam juga punya kewajiban
menjaga perjanjian Damai, yang terus mengikat Inggris untuk mentaati perjanjian
yang telah dibuat dan disepakati bersama.
Dari sini ada pesan berharga
yang bisa didapat, bahwa menjadi politikus dan pejabat publik itu sangat berat.
Setidaknya ada 3 hal penting yang harus dijaga, pertama integritas, loyalitas
pada negara dan loyalitas pada pendukung utama.
Selamat Menonton...
0 comments:
Posting Komentar