Kamis, 27 Desember 2012

Kebudayaan dan Peradaban Islam; Pendahuluan


Kebudayaan dan  peradaban Islam adalah salah satu peradaban kemanusiaan terkaya di dunia. Budaya yang muncul bersamaan dengan agama Islam, mempunyai sejarah gemilang meski terjadi pasang-turut sepanjang sejarah. Sejarah peradaban Islam menunjukkan bahwa kebudayaan dan peradaban berlandaskan pada landasan rasional.

Kebudayaan dan peradaban besar dan komprehensif adalah misi utama Islam bagi manusia. Kini, pengenalan kebudayaan dan peradaban Islam menjadi masalah penting bagi masyarakat, khususnya kalangan pecinta dan pencari ilmu. 


Generasi mendatang ummat Islam harus menyadari  tahap kebudayaan dan peradaban yang sudah dicapai generasi sebelumnya. Kesadaran semacam ini sangat membantu pembentukan kepribadian generasi mendatang. Penjajahan selama dua abad terakhir berupaya menghapus efektivitas dan substansi budaya dan peradaban masayarakat di dunia, khususnya ummat Islam. Bahkan Barat berupaya menjajah peradaban bangsa lain dan memaksa pihak lain dengan budayanya. Konsep Westernisasi sengaja dibangun Barat untuk menghapus peradaban lokal dan menanamkan peradaban baru demi kepentingan sepihak.

Salah satu tujuan utama Barat adalah  mengingkari peradaban Islam dan menduduki budaya Timur. Untuk itu, Barat berupaya menjadikan semua perkembangan kebudayaan dan peradaban sebagai bagian miliknya, dan mencegah perkembangan dan kemajuan ummat Islam.

Dr Syafi'i Saroustani meyakini bahwa  Barat selain berupaya mengejar superior di bidang teknologi dan ekonomi, juga berupayamenyebarkan peradaban yang dipaksakan atas negara-negara di dunia. Barat benar-benar berupaya menjadikan diri sebagai kiblat bagi Timur. Dengan cara ini, kutub di dunia hanya mengarah pada Barat.

Karena Barat bersikeras menjajah kebudayaan dan peradaban semua bangsa di dunia, umat Islam sudah sepatutnya mempertahankan kebudayaan dan peradaban Islam yang juga melebur dengan nilai-nilai lokal. Samuel Huntington, seorang pemikir asal AS ketika mengomentari kebudayaan dan peradaban, mengatakan, "Terkait rekonstruki peradaban, Barat tidak hanya mengarahkan manusia ke arah masyarakat baru, tapi juga mendorong manusia supaya kebarat-baratan. Mereka yang kebarat-baratan adalah pihak-pihak yang meninggalkan nilai-nilai tradisional dan tradisi lokal, yang kemudian menjadikan Barat sebagai pengganti nilai dan tradisi lama."

Kini, Barat berupaya mencegah perkembangan peradaban Islam dengan cara mengembangkan hegemoni politiknya melalui  penjajahan budaya atas bangsa-bangsa lain. Setelah Perang Dunia II, Barat berupaya menjadi superior di dunia dan pengendali semua negara. Akan tetapi hal itu tidak terjadi semudahyang dibayangkan Barat. Sebab di sana ada bangsa-bangsa yang tetap mempertahankan nila-nilai lokal dan jati diri bangsa. Barat berupaya menjajah negara-negara Islam dari sisi budaya. Dengan cara itu, kepentingan politik Barat bisa dapat dipertahankan di  dunia, khususnya di negara-negara Islam yang mempunyai sumber alam melimpah.

Edward Burman, seorang penulis dan peneliti asal AS menulis, "Dengan menggunakan berbagai fasilitas umum seperti media dan lembaga-lembaga sosial seperti Rockefeller, Carnegie dan Ford, Barat berupaya mengembangkan ilmu dan keyakinan di negara-negara yang sedang berkembang. Mereka yang mengontrol produksi dan penyebaran keyakinan dan budaya, berupaya mempengaruhi pemikiran masyarakat sesuai dengan pandangan masyarakat atas dunia dan hal-hal yang imperis dalam kehidupan."(IRIB Indonesia)

0 comments: