Kebudayaan
dan peradaban Islam adalah salah satu peradaban kemanusiaan terkaya di
dunia. Budaya yang muncul bersamaan dengan agama Islam, mempunyai sejarah
gemilang meski terjadi pasang-turut sepanjang sejarah. Sejarah peradaban Islam
menunjukkan bahwa kebudayaan dan peradaban berlandaskan pada landasan rasional.
Kebudayaan
dan peradaban besar dan komprehensif adalah misi utama Islam bagi manusia.
Kini, pengenalan kebudayaan dan peradaban Islam menjadi masalah penting bagi
masyarakat, khususnya kalangan pecinta dan pencari ilmu.
Generasi mendatang
ummat Islam harus menyadari tahap kebudayaan dan peradaban yang sudah
dicapai generasi sebelumnya. Kesadaran semacam ini sangat membantu pembentukan
kepribadian generasi mendatang. Penjajahan selama dua abad terakhir berupaya
menghapus efektivitas dan substansi budaya dan peradaban masayarakat di dunia,
khususnya ummat Islam. Bahkan Barat berupaya menjajah peradaban bangsa lain dan
memaksa pihak lain dengan budayanya. Konsep Westernisasi sengaja dibangun Barat
untuk menghapus peradaban lokal dan menanamkan peradaban baru demi kepentingan
sepihak.
Salah
satu tujuan utama Barat adalah mengingkari peradaban Islam dan menduduki
budaya Timur. Untuk itu, Barat berupaya menjadikan semua perkembangan
kebudayaan dan peradaban sebagai bagian miliknya, dan mencegah perkembangan dan
kemajuan ummat Islam.
Dr
Syafi'i Saroustani meyakini bahwa Barat selain berupaya mengejar superior
di bidang teknologi dan ekonomi, juga berupayamenyebarkan peradaban yang
dipaksakan atas negara-negara di dunia. Barat benar-benar berupaya menjadikan
diri sebagai kiblat bagi Timur. Dengan cara ini, kutub di dunia hanya mengarah
pada Barat.
Karena
Barat bersikeras menjajah kebudayaan dan peradaban semua bangsa di dunia, umat
Islam sudah sepatutnya mempertahankan kebudayaan dan peradaban Islam yang juga melebur
dengan nilai-nilai lokal. Samuel Huntington, seorang pemikir asal AS ketika
mengomentari kebudayaan dan peradaban, mengatakan, "Terkait rekonstruki
peradaban, Barat tidak hanya mengarahkan manusia ke arah masyarakat baru, tapi
juga mendorong manusia supaya kebarat-baratan. Mereka yang kebarat-baratan
adalah pihak-pihak yang meninggalkan nilai-nilai tradisional dan tradisi lokal,
yang kemudian menjadikan Barat sebagai pengganti nilai dan tradisi lama."
Kini,
Barat berupaya mencegah perkembangan peradaban Islam dengan cara mengembangkan
hegemoni politiknya melalui penjajahan budaya atas bangsa-bangsa lain.
Setelah Perang Dunia II, Barat berupaya menjadi superior di dunia dan
pengendali semua negara. Akan tetapi hal itu tidak terjadi semudahyang dibayangkan
Barat. Sebab di sana ada bangsa-bangsa yang tetap mempertahankan nila-nilai
lokal dan jati diri bangsa. Barat berupaya menjajah negara-negara Islam dari
sisi budaya. Dengan cara itu, kepentingan politik Barat bisa dapat
dipertahankan di dunia, khususnya di negara-negara Islam yang mempunyai
sumber alam melimpah.
Edward
Burman, seorang penulis dan peneliti asal AS menulis, "Dengan menggunakan
berbagai fasilitas umum seperti media dan lembaga-lembaga sosial seperti Rockefeller,
Carnegie dan Ford, Barat berupaya mengembangkan ilmu dan keyakinan di
negara-negara yang sedang berkembang. Mereka yang mengontrol produksi dan
penyebaran keyakinan dan budaya, berupaya mempengaruhi pemikiran masyarakat
sesuai dengan pandangan masyarakat atas dunia dan hal-hal yang imperis dalam
kehidupan."(IRIB Indonesia)
0 comments:
Posting Komentar