Usaha untuk pemecahan permasalahan
tersebut sudah tentu tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dan
saling mempengaruhi. Dalam usaha ini perlu dilakukan analisa dan perkiraan
potensi perkembangannya dimasa yang akan datang dengan melakukan proyeksi.
A. Kependudukan
Metoda yang dapat dipergunakan
memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang antara lain :
1. Bunga Berganda
2. Regresi Linier
3. Cohort Survival Method
(CSM)
4. Polynomial
1.
Bunga Berganda
Teknik ini menganggap perkembangan
jumlah penduduk akan berganda dengan sendirinya. Rumus matematis bunga berganda
adalah :
Pt + n =
Pt (1 + r) n
|
Dimana :
Pt = Jumlah
penduduk daerah yang diselidiki pada tahun dasar t
Pt+n = Jumlah
penduduk daerah yang diselidiki pada tahun t+n
r = Rata-rata
prosentase tambahan jumlah penduduk daerah yang diselidiki berdasarkan
data masa lampau.
2. Regresi
Linier
Proyeksi jumlah penduduk dengan
pendekatan statistik adalah dengan cara regresi linier. Teknik ini merupakan
teknis secara grafis, dengan cara garis ekstrapolasi ditarik dengan
metoda selisih kuadrat minimum. Secara matematis, garis regresi dinyatakan
dengan persamaan :
P = a + bx
|
Dimana :
P =
Jumlah penduduk daerah yang diselidiki
x =
Nilai yang diambil dari variabel bebas
a,b =
Konstanta
Perhitungan konstanta diperoleh
berdasarkan perhitungan :
P = Na + b X (1)
PX = a X + b X2 (2)
Persamaan (1) dan (2) memberi harga
:
P X2 - X XP
a =
N X2 -
( X)2
N XP - X P
b =
N X2 -
( X) 2
Dengan N = Jumlah tahun
data pengamatan.
Untuk kepentingan proyeksi,
rumus regresi linier ditulis :
Pt + n = a + b X t + n
|
3. Cohort Survival Method (CSM)
Teknik perhitungan ini didasarkan
pada selisih antara angka kematian dan angka tetap hidup berbagai kelompok
umur, kelamin, dan lain-lain. Biasanya penduduk dikelompokkan menurut usia.
Untuk mengetahui pertambahan keseluruhan, kelompok umur yang tetap hidup
dijumlahkan. Untuk mengetahui laju pertambahan penduduk masing-masing kelompok
umur, digunakan daftar kematian tiap-tiap kelompok umur, dan juga angka
keseluruhan wanita tiap kelompok umur.
Untuk tiap selang (interval) usia,
pertambahan jumlah penduduk diperhitungan dari :
·
Jumlah
wanita melahirkan pada tiap kelompok usia,
·
Jumlah
tetap hidup dengan menggunakan laju kematian pada tiap kelompok usia.
Keuntungan dari teknik ini adalah
hasil dari perkiraan penduduk berdasarkan kelompok umur, tetapi menuntut
persyaratan kelengkapan data. Usaha pendistribusian penduduk dilakukan untuk
dapat pula mengurangi tekanan di daerah yang sangat padat dengan memperhatikan
kepadatan minimum dan dikaitkan dengan usaha pengembangan/pembagian fasilitas
dan utilitas lingkungan.
B. Analisis Ekonomi
Jenis pendekatan yang dipergunakan
pada analisis ini adalah Metoda Location Quotient (LQ), dengan rumus :
Si/Ni Si/S
LQij = =
S/N Ni/N
|
Dimana :
Si = Jumlah
buruh industri i di daerah yang diselidiki.
S = Jumlah buruh industri seluruhnya didaerah
yang diselidiki.
Ni = Jumlah
buruh industri i di seluruh negara atau daerah yang lebih luas
dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.
N = Jumlah seluruh
buruh diseluruh negara atau daerah yang lebih luas dimana
daerah yang diselidiki jadi bagiannya.
C. Pengembangan
Jaringan Jalan
Pengembangan jalan ini berfungsi
untuk menentukan kemudahan hubungan antar tiap-tiap pusat kegiatan, dimana hal
yang perlu dinilai adalah :
1. Pengukuran Nilai
Volume/Kapasitas (V/K) atau LHR (Lalu-lintas Harian Rata- rata)
2. Penilaian
Kondisi Jalan dan Prioritas Penanganannya
3. Penentuan Fungsi
Jaringan Jalan
4. Pengukuran
Aksesibilitas
Untuk mengetahui kemudahan daya
hubung atau aksesibilitas antara satu lokasi dengan lokasi lainnya, misalnya
antara pusat pelayanan ke pemukiman, dapat digunakan beberapa cara yang mungkin
akan digunakan adalah :
* Nilai
aksesibilitas
FKT
A =
d
|
Dimana :
A = Nilai
aksesibilitas
F = Fungsi
jalan
K = Konstruksi
jalan
T = Kondisi
jalan (baik,sedang,buruk).
D = Jarak
Asumsi yang digunakan dalam metoda
ini adalah :
· relief
topografi dianggap sama,
· selera/faktor
sosial diabaikan,
· hanya ada
satu jalan ke tempat yang dituju.
* Indeks
aksesibilitas
Ej
Ai = b
dij
|
Dimana :
Ei = Ukuran
aktivitas (dapat digunakan antara lain jumlah penduduk usia kerja)
dij = Waktu
tempuh perjalanan antara daerah i dan j
b = Parameter
Perhitungan parameter b, dilakukan
dengan menggunakan grafik regresi linier, diperoleh
berdasarkan perhitungan :
T
k =
P
|
Dimana :
T = Total
individu trip
P = Jumlah
penduduk di seluruh daerah
PiPj
Tij = k
P
|
Dimana :
Tij = Hypothetical
trip volume
PiPj = Jumlah
penduduk di daerah i dan j
P = Jumlah
penduduk seluruh daerah
D. Tinjauan Terhadap Pola Penggunaan Lahan
Pengukuran intensitas
penggunaan lahan dapat mempergunakan metoda penentuan nilai :
1. Location Quotient (LQ)
· Untuk
setiap penggunaan yang mempunyai nilai LQ>1 menunjukkan bahwa intensitas penggunaan tersebut
tinggi,
· Untuk
setiap penggunaan yang mempunyai nilai LQ<1 menunjukkan bahwa intensitas
penggunaan tersebut rendah
2. Dominasi kegiatan
3. Kajian mengenai
kepadatan bangunan (KLB dan KDB saat ini) dan sempadan bangunan, yang
dihubungkan dengan kebutuhan dimasa mendatang.
E. Pola Penyebaran dan Penyediaan
Fasilitas/Utilitas
Tinjauan terhadap penyebaran dan
penyediaan fasilitas perkotaan, dimaksudkan untuk mengetahui :
· kelengkapan
dan tingkat pelayanan setiap fasilitas dan utilitas perkotaan,
· kemerataan
pelayanan fasilitas dan utilitas perkotaan ke seluruh bagian wilayah kota atau
blok peruntukan,
· hasil guna
dan daya guna tiap-tiap jenis fasilitas dan utilitas perkotaan,
· kualitas
pelayanan fasilitas dan utilitas.
Tingkat pelayanan fasilitas umum
adalah kemampuan suatu jenis fasilitas didalam melayani kebutuhan penduduknya.
Dalam hal ini, fasilitas umum yang memiliki tingkat pelayanan 100 % mengandung
arti bahwa fasilitas tersebut, memiliki kemampuan yang sama dengan kebutuhan
penduduknya. Untuk mengetahui kelengkapan fasilitas umum suatu kota dihitung
tingkat pelayanannya dengan rumus :
aij/bj
T.Pij = x
100%
Cis
|
Dimana
:
T.Pij = Tingkat Pelayanan Fasilitas i di kota j
aij = Jumlah
Fasilitas i di kota j
bj = Jumlah
Penduduk di kota j
Cis = Jumlah
Fasilitas i per satuan penduduk Menurut standar kota yang
dipergunakan
F. Analisis Perkiraan Kebutuhan Ruang
Model yang digunakan dalam
menentukan kebutuhan ruang kota ini adalah berdasarkan standar yang berlaku di
Indonesia. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan sistem yang berlaku di
Indonesia.
Beberapa model standar yang dapat
dipergunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang tersebut, antara
lain :
· Pedoman standar
lingkungan pemukiman kota (Puslitbang Pemukiman
Departemen Pekerjaan Umum).
· Pedoman
standar pembangunan perumahan sederhana.
· Peraturan
Bangunan Nasional.
· Undang-undang Nomor
13 tahun 1980 tentang jalan (Departemen Pekerjaaan Umum Republik Indonesia).
· Peraturan
Geometris jalan raya dan jembatan (Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum).
· Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 1985 tentang jalan (Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum).
G. Struktur Tata Ruang
Analisis terhadap struktur tata
ruang kota dilakukan untuk mengetahui pola tingkatan pusat-pusat kegiatan yang
ada di dalam kota. Pengelompokan kegiatan dan fasilitas/utilitas perkotaan pada
lokasi-lokasi tertentu memberikan fungsi tertentu pada lokasi
tersebut, yaitu sebagai pusat-pusat pelayanan bagi
kebutuhan penduduk kota.
Pendekatan yang dilakukan adalah :
· Pengarahan
dalam penempatan sarana sosial-ekonomi.
· Penilaian
keterpusatan fasilitas pelayanan, hal ini bertujuan untuk mewujudkan
pusat-pusat dan sub pusat pusat pelayanan sebagai penopang kegiatan kota pada
bagian-bagian wilayah pelayanannya.
· Pendistribusian
jumlah penduduk.
· Akasesibilitas
antar setiap pusat dan sub pusat pelayanan yang dinilai.
Adapun metodanya adalah :
· Centralitas
· Penentuan
nilai indeks dari setiap faktor dalam penentuan pusat/sub pusat pelayanan
· Sistem
pembobotan
· Skalogram
· Optimal
location dengan sistem median, yang metodanya terdiri dari Algoritma Substitusi
Verteks, Maranzana dan sebagainya.
H. Lahan Potensial dan Pengaturan Daerah Konservasi
Konsep pengaturan daerah konservasi
untuk kelestarian lingkungan dan untuk melindungi daerah-daerah sekitar sungai
dan jalur hijau jalan utama, dilakukan berdasarkan hasil analisis keadaan fisik
dasar (topografi, geologi dan soil, hidrologi, vegetasi, dan sebagainya),
keadaan flora dan fauna dan peningkatan sejarah. Dari analisis ini dapat
dihasilkan daerah yang dapat menampung berbagai kegiatan yang tidak merusak
kelestarian lingkungan. Metoda yang dapat dipergunakan adalah dengan melakukan Analisis
Tumpang Tindih (Super Impose) dari hasil-hasil analisis fisik
dasar untuk memperoleh lahan yang dapat dikembangkan (daya dukung lahan).
I. Analisis
untuk Rencana Kebutuhan Investasi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan Daerah
1. Perhitungan
ICOR
Perhitungan ICOR dilakukan dengan
menggunakan masa tenggang satu tahun. Misalnya investasi yang dilakukan pada
tahun 1993, rata-rata, rata-rata baru dapat menaikan pendapatan (PDRB = produk
domestik regional bruto) pada tahun 1994. Perhitungan ICOR dilakukan dengan
menggunakan rumus :
It
k =
Yt+1
|
Dimana :
k = ICOR
It = Investasi
pada tahun t
Yt+1 = Peningkatan
PDRB pada tahun t+1
2. Perkiraan
PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pendekatan Produk Domestik Regional
Bruto adalah merupakan salah satu alat untuk mengetahui tingkat perkembangan
daerah. Dikaitkan dengan jumlah penduduk, PDRB dapat mencerminkan tingkat
pendapatan perkapita dari daerah bersangkutan akan memberikan gambaran laju
pertumbuhan daerah.
3. Perhitungan
Kebutuhan Investasi
Kebutuhan investasi dihitung dengan
menggunakan rumus :
I = k.g.y
|
Dimana :
I = Jumlah
investasi
k = ICOR
g = Laju
pertmbuhan ekonomi
y = Produk
Domestik Bruto Regional (PDRB)
4. Perkiraan
Pendapatan Asli Daerah
Dalam merencanakan dan memperkirakan
pendapatan asli daerah dilakukan dengan memperhatikan komponen-komponen yang
mempengaruhi pendapatan tersebut, disamping kecenderungan-kecenderungan pada
tahun- tahun yang lalu untuk komponen-komponen penerimaan/pendapatan yang
kira-kira sifatnya sama, pertama-tama akan digunakan rumus regresi :
Yt = a +
bXt
|
Dimana :
Yt = Jumlah
pendapatan pada tahun t
a = Konstanta
b = Koefisien
regresi
Xt = Jumlah pendapatan komponen
obyek pendapatan utama pada tahun t
Sumber : Kutipan
0 comments:
Posting Komentar