Sabtu, 08 Desember 2012

AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS TRANSPORTASI




AKSESIBILTAS adalah konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan perkataan lain aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi tataguna lahan berintekasi satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi.

MOBILITAS adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dengan kemampuannya membayar biaya transportasi. Jika aksesibilitas ke suatu tempat tinggi, maka mobilitas orang ke tempat tersebut juga tinggi selama biaya aksesibilitas ke tempat tersebut mampu dipenuhi.

Klasifikasi tingkat aksesibilitas:

Dari tabel diatas menunjukkan suatu tempat dikatakan ”aksesibel” jika sangat dekat dengan tempat lainnya, dan ”tidak aksesibel” jika berjauhan. Konsep ini sangat sederhana dimana hubungan transportasi dinyatakan dalam jarak (km), Saat ini JARAK merupakan suatu variabel yang tidak begitu cocok, karena orang lebih cenderung menggunakan variabel waktu tempuh sebagai ukuran aksesibilitas


Lihat ilustrasi berikut:

Jika jarak sebagai ukuran aksesibilitas, maka AB lebih tinggi aksesibilitasnya dibandingkan AC; sebaliknya

jika ukurannya adalah waktu tempuh, AC > AB (aksesibilitas AC lebih tinggi dari AB).



Aksesibiktas dalam model perkotaan
Model yang banyak dikenal dalam penentuan lokasi tataguna lahan di daerah perkotaan diantaranya adalah MODEL LOWRY. Asumsi dasar model ini adalah lokasi industri utama di daerah perkotaan harus ditentukan terlebih dahulu.
Setelah itu, jumlah keluarga dan lokasinya diperkirakan berdasarkan aksesibilitas lokasi industri tersebut.

Pengukuran Aksesibiltas di daerah perkotaan
Black dan Conroy (1977) membuat ringkasan cara mengukur aksesibilitas di dalam daerah perkotaan. Daerah perkotaan dibagi menjadi N zona dan semua aktifitas terjadi di pusat zona. Aktivitas diberi notasi A. Aksesibiltas suatu zona adalah ukuran intensitas di lokasi tataguna lahan (misal: jumlah lapangan kerja) pada setiap zona di dalam kota tersebut dan kemudahan untuk mencapai zona tersebut melalaui sistem jaringan transportasi. 

* Ukuran grafis aksesibilitas
Dibuat sebaran frekuensi yang menggambarkan jumlah kesempatan yang tersedia dalam jarak, waktu dan biaya tertentu dari zona i.

* Ukuran fisik aksesibilitas
Hansen (1959) ”How Accebility Shapes Land Use”

Ki = aksesibilitas zona i ke zona lainnya (j)
Aj = ukuran aktivitas pada setiap zona j
tij = ukuran waktu atau biaya dari zona asal i ke zona tujuan j.

0 comments: