Bila kita berbicara tentang ekonomi ada beberapa hal yang mesti
kita pahami terlebih dahulu. Kita mulai dari adanya kebutuhan akan barang, lalu
ada ketersediaan dari barang tersebut. Selanjutnya kelangkaan dari barang
tersebut yang mengakibatkan adanya nilai ekonomi dari barang yang
ditransaksikan tersebut.
Bila barang tersebut langka di pasaran, dalam hal ini terbatas
produksinya misalnya handphone yang limited edition, maka kebutuhan terhadap
barang
tersebut bisa jadi meningkat. Sama halnya
seperti sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui. Semakin langka sumbernya
maka semakin memiliki nilai ekonomi. Oleh sebab
itu kita mesti bijak dalam hal pengalokasiannya.
Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengatur pengalokasian sumber
daya yang dimiliki oleh kita untuk memperoleh sumber daya lainnya dapat berupa
barang atau jasa sehingga terjadi efisiensi.
Mikro Ekonomi vs Makro Ekonomi
Mikro atau Makro Ekonomi
sebenarnya adalah dua bidang ilmu ekonomi yang mana perbedaan antara keduanya
hanya didasarkan atas dari sudut pandang kita melihat perekonomian tersebut.
Makro Ekonomi melihat keluaran (output)
perekonomian secara nasional dimana terdiri dari beberapa sumber daya dan
bagaimana mengoptimalkan sumber daya tersebut agar keluaran tadi semakin
meningkat. Dan peran pemerintah atau instrumen moneter suatu negara dapat
berperan dalam hal meningkatkan keluaran tersebut melalui kebijakan-kebijakan
ekonomi yang pernah kita dengar misalnya kebijakan moneter, kebijakan fiskal
atau istilah-istilah lainnya seperti tight money policy dsb. Bidang ini sangat
menarik untuk dikaji terutama bila kita ingin menjadi pengamat ekonomi.
Sementara itu Mikroekonomi membahas dari sudut pandang pelaku
ekonomi individual seperti kita atau perusahaan yang merupakan komponen yang
membentuk keseluruhan ekonomi serta interaksi ekonomi yang terjadi yang
membentuk suatu hukum ekonomi. Mikroekonomi juga memperlajari bagaimana
individu atau perusahaan bereaksi terhadap perubahan harga dalam pasar.
Mikro dan makro ekonomi adalah saling terkait dimana hukum ekonomi
yang diharapkan terjadi secara alamiah sesuai teori mikroekonomi bisa
disebabkan oleh suatu kebijakan makroekonomi oleh pemerintah atau lembaga
keuangan pusat. Inilah perbedaan utama antata yang disebut sebagai ekonomi
pasar dengan ekonomi terpimpin. Ekonomi pasar berharap bahwa sesuai hukum pasar
intervensi pemerintah / pengambil kebijakan tidaklah diperlukan dan hanya
kekuatan pasarlah yang berperan. Sementara ekonomi terpimpin adalah dimana
peran pemerintah sangat besar dalam rangka pengalokasian sumberdaya ekonomi
suatu negara yang menghasilkan output ekonomi yang seperti diharapkan. Meskipun
begitu kekuatan pengaruh pemerintah dan kekuatan pasar ada batasannya.
Mikroekonomi
1. Hukum
Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan dan penawaran adalah hukum
dasar dari ilmu ekonomi merupakan basis utama dari terjadinya suatu ekonomi
pasar. Untuk menjelaskannya mari kita lihat contoh sehari-hari.
2. Hukum
Permintaan dan Kurva permintaan
Pernahkah anda membeli sebuah baju di
sebuah pasar atau mal ? Bila anda membeli baju tersebut dengan asumsi bahwa
kualitas sudah terjamin, yang dilihat selanjutnya adalah harga bukan ? Bila
harganya relatif murah maka anda akan mempertimbangkan untuk membeli lebih dari
satu kan ? Dengan kata lain masyarakat pembeli akan membeli lebih banyak baju
bila harganya ada diskon. Sedangkan pembelian akan berkurang bila harganya
naik.
3. Hubungan
antara Permintaan
(D) dan
penawaran (S) serta Equilibrium :
Bila pada suatu saat jumlah permintaan (D)
dengan penawararan bertemu , yakni pada suatu titik perpotongan , maka kondisi
tersebut adalah kondisi ideal dimana jumlah barang yang diproduksi untuk
ditawarkan sama dengan jumlah dari permintaan terhadap barang tersebut. Kondisi
ekonomi ini disebut dalam keadaan equilibrium. Pada titik ini alokasi dari
pemakaian sumberdaya untuk menghasilkan barang adalah optimum effisien karena
seluruh jumlah barang/jasa yang diproduksi pas sekali dengan jumlah permintaan
barang oleh pasar.
Di dalam dunia nyata kondisi seperti ini
dimana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran tidak pernah terjadi dan
hanya bersifat teoritis.
4. Disekuilibrium
Yang dimaksud dengan disekuilibrium adalah keadaan dimana kondisi harga tidak ketemu pada titik ekuilibrium yaitu pada titik P* dan Q*. Ada beberapa jenis kondisi disekuilibrium :
Yang dimaksud dengan disekuilibrium adalah keadaan dimana kondisi harga tidak ketemu pada titik ekuilibrium yaitu pada titik P* dan Q*. Ada beberapa jenis kondisi disekuilibrium :
a.
Kelebihan
Penawaran (Excess Supply)
Yang dimaksud dengan kelebihan penawaran
adalah suatu kondisi dimana penetapan suatu harga (P1) mengakibatkan kuantitas
penawaran (Q2) menjadi lebih besar dari kuantitas permintaan yang sebenarnya
(Q1). Ini mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam hal pengaalokasian sumber
ekonomi karena harga ideal sebenarnya adalah mnuju lebih kecil dari yang
ditetapkan.
Contoh : dari
kelebihan penawaran ini adalah penetapan floor price (harga dasar) oleh
pemerintah misalnya UMR yang bertujuan menjaga penetapan upah pekerja yang
dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum misalnya Rp. 725.000 tetapi bila hukum
permintaan diikuti maka dengan besarnya jumlah tenaga kerja maka kenyataannya
masih banyak angkatan kerja yang bersedia bekerja walaupun dibawah UMR.
b. Kelebihan
Permintaan (Excess Demand)
Yang dimaksud dengan kelebihan permintaan
adalah suatu kondisi dimana dengan penetapan harga seharga P1 mengakibatkan
kuantitas permintaan (Q2) lebih besar dari pada kuantitas penawaran (Q1)
sehingga terjadi pengalokasian sumber ekonomi yang tidak optimum karena
kuantitas yang sebenarnya diminta pasar lebih besar dari yang ditawarkan.
Contoh : dari
kelebihan permintaan ini adalah penetapan ceiling price oleh pemerintah sebagai
suatu kebijakan harga tertinggi misalnya Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk
minyak tanah. Pada saat stok minyak tanah sedang terbatas pada suatu wilayah,
maka harga tertinggi ditetapkan agar rakyat banyak yang pada umumnya berstatus
sosial ekonomi kurang makmur sanggup membeli minyak tersebut, padahal bila
hukum permintaan dituruti dengan permintaan / demand minyak tanah begitu tinggi
, harga bisa melonjak naik melebihi ketentuan pemerintah.
Makro Ekonomi
Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya ilmu Makroekonomi adalah ilmu yang membahas
permasalahan ekonomi dari sudut pandang keseluruhan ekonomi itu sendiri. Ilmu
ini menganalisa perekonomian nasional dan global dan melihat total output yang
terjadi untuk barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi , tingkat inflasi,
pengangguran, neraca pembayaran dan nilai tukar.
Dari sekian banyak aspek makro ekonomi , yang akan dibahas disini adalah yang akan kita gunakan nantinya sebagai teori, indakator atau variabel untuk melakukan analisa atau mengukur kinerja perekonomian. Seorang ekonom yang disebut sebagai seorang ekonom beraliran Keynesian mempercayai bahwa pengaruh kebijakan pemerintah akan sangat berpengaruh dan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.
Beberapa Indikator Makroekonomi yang akan dibahas antara lain :
1. GDP (Gross Domestik Product = PDB / produk
domestik bruto) dan Pertumbuhan ekonomi (r)
Yang dimaksud
dengan GDP adalah total pendapatan suatu negara atau sama dengan total
pendapatan ekonomis seluruh penduduk dalam suatu perekonomian nasional.
Dengan mengetahui GDP ini maka kita dapat mengetahui banyak hal misalnya : kelompok negara manakah suatu negara apakah kaya, berkembang atau miskin.Hal penting lainnya yang bisa kita ketahui adalah perubahan struktur produksi suatu negara yaitu apakah negara tersebut berbasis atau menggantungkan diri dari sektor pertanian lalu berubah menjadi negara industri baru, dan lain sebagainya.
Untuk menghitung GDP ini ada beberapa cara yaitu :
a. Pendekatan
Produksi (Production Approach) , yakni dengan melakukan penjumlahan nilai
tambah kotor (gross value added) dari seluruh sektor produksi.
b. Pendekatan
Pendapatan (Income Approach) , yakni dengan menghitung pendapatan sesuai aliran
barang produksi tersebut
c. Pendekatan
Pengeluaran (Expenditure Approach), yakni dengan menjumlahkan total akhir dari
unit-unit dalam perekonomian.Pendekatan ini sering dipakai dengan rumus yang
terkenalnya sbb :
Y = C + I + G Untuk perekonomian tertutup atau
Y= C + I + G + (X - M) untuk perekonomian terbuka
Dimana : Y = pengeluaran (Expenditure) , C = konsumsi, I =Investasi , G = pengeluaran pemerintah, X = Ekspor, I = Impor
Dalam hal
ini (rumus diatas) total pengeluaran mesti sama dengan total pendapatan
sehingga saling memperngaruhi.
Perbedaan GDP dan GNP
GDP = Total pendapatan yang dihasilkan dalam suatu negara termasuk yang dihasilkan oleh orang asing yang bekerja pada negara tersebut, sementara GNP(Gross National Produk)= Total pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri dan tidak termasuk pendapatan WNA yang ada di dalam negeri.
Untuk
menghitung pertumbuhan ekonomi , maka rumusnya adalah sbb :
dimana : r = pertumbuhan ekonomi tahunan pada tahun t terhadap tahun t-1
Untuk mendapat data lebih akurat digunakan perhitungan rata-rata untuk periode tertentu beberapa tahun. Misalnya dari tahun 2002-2006 maka dihitung dahulu pertumbuhan tiap tahunnya pada tahun 2002,2003,2004,2005 dan 2006. Lalu hasilnya dirata-ratakan dengan dibagi 5 (tahun).
Metode
lainnya selain metoda diatas ada juga misalnya metode end to end, dan metode
regresi tetapi tidak akan kita bahas disini.
2. Inflasi dan
Indeks Harga Konsumen (IHK)
Inflasi
adalah kondisi dimana telah terjadi kenaikan nilai dari barang dan jasa
sehingga menurunkan daya beli dari konsumen. Inflasi ini sangat penting artinya
bagi pelaku atau penetap kebijkan ekonomi karena sering dipakai patokan sebelum
memutuskan suatu hal penting misalnya menaikkan atau menurunkan suku bunga bank
bagi bank sentral, penetapan kenaikan gaji karyawan bagi pengusaha dan lainnya.
Untuk
mengukur tingkat infasi secara nasional yaitu dengan melihat Indeks harga
konsumen. Yang dimaksud dengan Indeks harga konsumen adalah perbandingan harga
barang dan jasa yang sama pada tahun tertentu terhadap tahun dasar.
Rumusnya sbb :
IHK = Harga Xt / Harga Xtd
Dimana Harga Xt = harga produk X pada tahun ini , Harga Xt-1 = harga produk X pada tahun dasar, yg telah ditetapkan sebelumnya
Sementara rumus sederhana untuk menghitung Inflasi adalah :
dimana : IHK adalah Indeks Harga Konsumen pada tahun t dan t-1
Untuk mempelajari inflasi ini ada baiknya kita tengok beberapa jenis inflasi yang ada :
a. Inflasi
akibat kebijakan pemerintah (Policy Induced Inflation), dari namanya kita tahu
bahwa ini adalah akibat kebijakan pemerintah yakni kebijakan ekspansi moneter.
Contohnya bila pemerintah atau bank sentral menurunkan suku bunga bank sentral
dapat berakibat investasi meningkat sehingga uang yang beredar di masyarakat
semakin meningkat dan akhirnya terjadi inflasi. Lawan dari Policy Induced
Inflation adalah Inflasi yang bukan akibat dari kebijakan pemerintah misalnya karena
kondisi alam yang mengakibatkan kelangkaan barang tertentu sehingga uang
beredar luas untuk membeli barang tersebut yang tentu saja dalam kondisi lebih
mahal dari pada biasanya.
b. Cost Plus
Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan kenaikan dari biaya-biaya produksi
sementara efisiensinya belum menyesuaikan. Contohnya kenaikan dari biaya untuk
memproduksi suatu barang karena salah satu faktor produksinya naik.
c. Demand Pull
Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan oleh adanya kenaikan permintaan dari
barang atau sekumpulan barang tertentu.
Jenis inflasi lainnya tidak dibahas disini.
3. Tingkat
Pengangguran (Unemployment Rate) dan Angkatan Kerja
Yang
dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja ditambah orang
yang telah berumur produktif tetapi tidak bekerja. Tingkatan ekonomi suatu
negara dapat dilihat dari tingkat penganggurannya.Dari angka ini dapat
diketahui bagaimana daya serap tenaga kerja suatu ekonomi yang tumbuh. Dan dari
tingkat pengangguran ini kita bisa menilai bagaimana kinerja suatu pemerintah
dalam mengatasi permasalahan ekonominya.
Rumus-rumusnya
adalah sbb :
Tingkat Pengangguran = (jumlah orang yg tidak bekerja / Total Angkatan kerja) x 100%
Tingkat Partisipasi Kerja =
(angkatan kerja / jumlah penduduk dewasa) x 100%
4. Elastisitas
Pernahkah anda mengalami suatu saat dimana
saat terjadi pengumuman di media bahwa suatu produk (MP3Player) mengalami
penurunan harga (diskon) sehingga anda memutuskan untuk segera membeli barang
tersebut.Pada saat yang sama kenaikan harga produk (Beras) tidak membuat anda
menunda untuk membeli barang tersebut karena merupakan kebutuhan pokok.
Yang
dimaksud dengan elastisitas adalah sejauh mana pengaruh dari perubahan harga
terhadap perubahan permintaan atau perubahan penawaran dari suatu barang.
Misalnya bila terjadi suatu kenaikan barang sebesar X maka perubahan kuantitas
permintaan barang tersebut Y, bisa sedikit (kecil) atau banyak.Bila perubahan
kuantitas pemintaan/ penawaran tersebut besar maka disebut elastis, dan
sebaliknya tidak elastis.
Seperti contoh diatas ada suatu produk barang atau jasa yang bilamana terjadi perubahan harga, maka jumlah kuantitas barang/jasa yang dibeli tersebut tidak begitu berubah disebabkan merupakan barang yang tingkat kebutuhannya esensial untuk sehari-hari, nah barang/jasa seperti ini disebut barang yang elastis. Sebaliknya barang/jasa yang bila terjadi suatu kenaikan harga sedikit apalagi kenaikan tajam akan sangat mempengaruhi keinginan konsumen untuk menunda pembelian barang tersebut sehingga kuantitas penjualan barang tersebut turun banyak disebut sebagai barang yang inelastis (tidak elastis).
Rumus dari elastisitas adalah sbb :
Elastisitas = (% Perubahan Kuantitas / %
Perubahan Harga)
Bila elastisitas tersebut lebih besar atau sama dengan 1 maka disebut sebagai elastis bila kurang dari 1 disebut tidak elastis. Secara matetamatis grafik elastisistas digambarkan sebagai sebuah garis dimana bila gradien garisnya lebih besar atau sama dengan 1 maka disebut sebagai elastis dan bila gradiennya kurang disebut inelastis ( tidak elastis)
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
1. Tersedianya
barang substitusi.Artinya bila semakin banyak tersedia barang substitusi
/pengganti maka semakin elastislah permintaan tersebut. Sebaliknya bila substitusi
dari barang tersebut tidak tersedia di pasaran maka elastisitas permintaan
barang tersebut disebut tidak elastis.
2. Daya beli
pendapatan / penghasilan. Bila jumlah barang yang mampu dibeli berkurang karena
adanya kenaikan harga tetapi tidak diimbangi kenaikan penghasilan. Bila hal
tersebut terjadi maka permintaan terhadap barang tersebut bisa dikatakan
elastis.
3. Waktu.
Artinya bila suatu barang yang dibeli tadinya berperiode tertentu
misalnya 1 x sehari ,tetapi karena adanya kenaikan harga yang mengakibatkan
frekwensi pembeliannya berubah menjadi 1 x seminggu maka permintaan barang
tersebut dikatakan elastis.
Elastisitas
Pendapatan dari Permintaan (Income Elasticity of Demand)
Bila terjadi kenaikan pendapatan maka permintaan juga akan naik. Begitu juga bila terjadi penurunan penghasilan maka permintaan akan turun pula.Tingkat kenaikan pendapatan yang mengakibatkan kenaikan dari permintaan ini disebut elastisitas pendapatan dari permintaan.
Rumusnya adalah sbb :
Q . D. y = Elastisitas Pendapatan dari Permintaan
Q = Kuantitas
(Sebelum 1 sesudah 2)
Y =
Pendapatan
Sumber
: KEMOTZ LEE
1 comments:
Jangan Lupa di Komen atau rating bintang...
Posting Komentar