Selasa, 04 Desember 2012

Teori Ekonomi Dasar


Bila kita berbicara tentang ekonomi ada beberapa hal yang mesti kita pahami terlebih dahulu. Kita mulai dari adanya kebutuhan akan barang, lalu ada ketersediaan dari barang tersebut. Selanjutnya kelangkaan dari barang tersebut yang mengakibatkan adanya nilai ekonomi dari barang yang ditransaksikan tersebut.

Bila barang tersebut langka di pasaran, dalam hal ini terbatas produksinya misalnya handphone yang limited edition, maka kebutuhan terhadap barang tersebut bisa jadi meningkat. Sama halnya seperti sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui. Semakin langka sumbernya maka semakin memiliki nilai ekonomi. Oleh sebab itu kita mesti bijak dalam hal pengalokasiannya.


Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengatur pengalokasian sumber daya yang dimiliki oleh kita untuk memperoleh sumber daya lainnya dapat berupa barang atau jasa sehingga terjadi efisiensi.

Mikro
Ekonomi vs Makro Ekonomi
Mikro atau Makro Ekonomi sebenarnya adalah dua bidang ilmu ekonomi yang mana perbedaan antara keduanya hanya didasarkan atas dari sudut pandang kita melihat perekonomian tersebut.
Makro Ekonomi melihat keluaran (output) perekonomian secara nasional dimana terdiri dari beberapa sumber daya dan bagaimana mengoptimalkan sumber daya tersebut agar keluaran tadi semakin meningkat. Dan peran pemerintah atau instrumen moneter suatu negara dapat berperan dalam hal meningkatkan keluaran tersebut melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang pernah kita dengar misalnya kebijakan moneter, kebijakan fiskal atau istilah-istilah lainnya seperti tight money policy dsb. Bidang ini sangat menarik untuk dikaji terutama bila kita ingin menjadi pengamat ekonomi.
Sementara itu Mikroekonomi membahas dari sudut pandang pelaku ekonomi individual seperti kita atau perusahaan yang merupakan komponen yang membentuk keseluruhan ekonomi serta interaksi ekonomi yang terjadi yang membentuk suatu hukum ekonomi. Mikroekonomi juga memperlajari bagaimana individu atau perusahaan bereaksi terhadap perubahan harga dalam pasar.
Mikro dan makro ekonomi adalah saling terkait dimana hukum ekonomi yang diharapkan terjadi secara alamiah sesuai teori mikroekonomi bisa disebabkan oleh suatu kebijakan makroekonomi oleh pemerintah atau lembaga keuangan pusat. Inilah perbedaan utama antata yang disebut sebagai ekonomi pasar dengan ekonomi terpimpin. Ekonomi pasar berharap bahwa sesuai hukum pasar intervensi pemerintah / pengambil kebijakan tidaklah diperlukan dan hanya kekuatan pasarlah yang berperan. Sementara ekonomi terpimpin adalah dimana peran pemerintah sangat besar dalam rangka pengalokasian sumberdaya ekonomi suatu negara yang menghasilkan output ekonomi yang seperti diharapkan. Meskipun begitu kekuatan pengaruh pemerintah dan kekuatan pasar ada batasannya.

Mikroekonomi
1.       Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan dan penawaran adalah hukum dasar dari ilmu ekonomi merupakan basis utama dari terjadinya suatu ekonomi pasar. Untuk menjelaskannya mari kita lihat contoh sehari-hari.
2.       Hukum Permintaan dan Kurva permintaan
Pernahkah anda membeli sebuah baju di sebuah pasar atau mal ? Bila anda membeli baju tersebut dengan asumsi bahwa kualitas sudah terjamin, yang dilihat selanjutnya adalah harga bukan ? Bila harganya relatif murah maka anda akan mempertimbangkan untuk membeli lebih dari satu kan ? Dengan kata lain masyarakat pembeli akan membeli lebih banyak baju bila harganya ada diskon. Sedangkan pembelian akan berkurang bila harganya naik.
3.       Hubungan antara Permintaan (D) dan penawaran (S) serta Equilibrium :
Bila pada suatu saat jumlah permintaan (D) dengan penawararan bertemu , yakni pada suatu titik perpotongan , maka kondisi tersebut adalah kondisi ideal dimana jumlah barang yang diproduksi untuk ditawarkan sama dengan jumlah dari permintaan terhadap barang tersebut. Kondisi ekonomi ini disebut dalam keadaan equilibrium. Pada titik ini alokasi dari pemakaian sumberdaya untuk menghasilkan barang adalah optimum effisien karena seluruh jumlah barang/jasa yang diproduksi pas sekali dengan jumlah permintaan barang oleh pasar.
Di dalam dunia nyata kondisi seperti ini dimana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran tidak pernah terjadi dan hanya bersifat teoritis.
4.       Disekuilibrium
Yang dimaksud dengan disekuilibrium adalah keadaan dimana kondisi harga tidak ketemu pada titik ekuilibrium yaitu pada titik P* dan Q*. Ada beberapa jenis kondisi disekuilibrium :
a.    
      Kelebihan Penawaran (Excess Supply)
Yang dimaksud dengan kelebihan penawaran adalah suatu kondisi dimana penetapan suatu harga (P1) mengakibatkan kuantitas penawaran (Q2) menjadi lebih besar dari kuantitas permintaan yang sebenarnya (Q1). Ini mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam hal pengaalokasian sumber ekonomi karena harga ideal sebenarnya adalah mnuju lebih kecil dari yang ditetapkan.
Contoh : dari kelebihan penawaran ini adalah penetapan floor price (harga dasar) oleh pemerintah misalnya UMR yang bertujuan menjaga penetapan upah pekerja yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum misalnya Rp. 725.000 tetapi bila hukum permintaan diikuti maka dengan besarnya jumlah tenaga kerja maka kenyataannya masih banyak angkatan kerja yang bersedia bekerja walaupun dibawah UMR.

b.    Kelebihan Permintaan (Excess Demand) 
Yang dimaksud dengan kelebihan permintaan adalah suatu kondisi dimana dengan penetapan harga seharga P1 mengakibatkan kuantitas permintaan (Q2) lebih besar dari pada kuantitas penawaran (Q1) sehingga terjadi pengalokasian sumber ekonomi yang tidak optimum karena kuantitas yang sebenarnya diminta pasar lebih besar dari yang ditawarkan.
Contoh : dari kelebihan permintaan ini adalah penetapan ceiling price oleh pemerintah sebagai suatu kebijakan harga tertinggi misalnya Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak tanah. Pada saat stok minyak tanah sedang terbatas pada suatu wilayah, maka harga tertinggi ditetapkan agar rakyat banyak yang pada umumnya berstatus sosial ekonomi kurang makmur sanggup membeli minyak tersebut, padahal bila hukum permintaan dituruti dengan permintaan / demand minyak tanah begitu tinggi , harga bisa melonjak naik melebihi ketentuan pemerintah.

Makro
Ekonomi

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ilmu Makroekonomi adalah ilmu yang membahas permasalahan ekonomi dari sudut pandang keseluruhan ekonomi itu sendiri. Ilmu ini menganalisa perekonomian nasional dan global dan melihat total output yang terjadi untuk barang dan jasa, pertumbuhan ekonomi , tingkat inflasi, pengangguran, neraca pembayaran dan nilai tukar.

Dari sekian banyak aspek makro ekonomi , yang akan dibahas disini adalah yang akan kita gunakan nantinya sebagai teori, indakator atau variabel untuk melakukan analisa atau mengukur kinerja perekonomian. Seorang ekonom yang disebut sebagai seorang ekonom beraliran Keynesian mempercayai bahwa pengaruh kebijakan pemerintah akan sangat berpengaruh dan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara.

Beberapa Indikator Makroekonomi yang akan dibahas antara lain :
1.     GDP (Gross Domestik Product = PDB / produk domestik bruto) dan Pertumbuhan ekonomi (r)
Yang dimaksud dengan GDP adalah total pendapatan suatu negara atau sama dengan total pendapatan ekonomis seluruh penduduk dalam suatu perekonomian nasional.

Dengan mengetahui GDP ini maka kita dapat mengetahui banyak hal misalnya : kelompok negara manakah suatu negara apakah kaya, berkembang atau miskin.Hal penting lainnya yang bisa kita ketahui adalah perubahan struktur produksi suatu negara yaitu apakah negara tersebut berbasis atau menggantungkan diri dari sektor pertanian lalu berubah menjadi negara industri baru, dan lain sebagainya.

Untuk menghitung GDP ini ada beberapa cara yaitu :
a.      Pendekatan Produksi (Production Approach) , yakni dengan melakukan penjumlahan nilai tambah kotor (gross value added) dari seluruh sektor produksi.
b.      Pendekatan Pendapatan (Income Approach) , yakni dengan menghitung pendapatan sesuai aliran barang produksi tersebut
c.      Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach), yakni dengan menjumlahkan total akhir dari unit-unit dalam perekonomian.Pendekatan ini sering dipakai dengan rumus yang terkenalnya sbb :

Y = C + I + G Untuk perekonomian tertutup atau

Y= C + I + G + (X - M) untuk perekonomian terbuka

Dimana : Y = pengeluaran (Expenditure) , C = konsumsi, I
=Investasi , G = pengeluaran pemerintah, X = Ekspor, I = Impor
Dalam hal ini (rumus diatas) total pengeluaran mesti sama dengan total pendapatan sehingga saling memperngaruhi.

Perbedaan GDP dan GNP

GDP = Total pendapatan yang dihasilkan dalam suatu negara termasuk yang dihasilkan oleh orang asing yang bekerja pada negara tersebut, sementara
GNP(Gross National Produk)= Total pendapatan yang dihasilkan oleh warga negara tersebut baik yang ada di dalam negeri maupun diluar negeri dan tidak termasuk pendapatan WNA yang ada di dalam negeri.
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi , maka rumusnya adalah sbb :

dimana : r = pertumbuhan ekonomi tahunan pada tahun t terhadap tahun t-1

Untuk mendapat data lebih akurat digunakan perhitungan rata-rata untuk periode tertentu beberapa tahun. Misalnya dari tahun 2002-2006 maka dihitung dahulu pertumbuhan tiap tahunnya pada tahun 2002,2003,2004,2005 dan 2006. Lalu hasilnya dirata-ratakan dengan dibagi 5 (tahun).

Metode lainnya selain metoda diatas ada juga misalnya metode end to end, dan metode regresi tetapi tidak akan kita bahas disini.

2.        Inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK)
Inflasi adalah kondisi dimana telah terjadi kenaikan nilai dari barang dan jasa sehingga menurunkan daya beli dari konsumen. Inflasi ini sangat penting artinya bagi pelaku atau penetap kebijkan ekonomi karena sering dipakai patokan sebelum memutuskan suatu hal penting misalnya menaikkan atau menurunkan suku bunga bank bagi bank sentral, penetapan kenaikan gaji karyawan bagi pengusaha dan lainnya.
Untuk mengukur tingkat infasi secara nasional yaitu dengan melihat Indeks harga konsumen. Yang dimaksud dengan Indeks harga konsumen adalah perbandingan harga barang dan jasa yang sama pada tahun tertentu terhadap tahun dasar.

Rumusnya sbb :

IHK = Harga Xt / Harga Xtd

Dimana Harga Xt = harga produk X pada tahun ini , Harga Xt-1 = harga produk X pada tahun dasar, yg telah ditetapkan sebelumnya

Sementara rumus sederhana untuk menghitung Inflasi adalah :

dimana
: IHK adalah Indeks Harga Konsumen pada tahun t dan t-1

Untuk mempelajari inflasi ini ada baiknya kita tengok beberapa jenis inflasi yang ada :
a.    Inflasi akibat kebijakan pemerintah (Policy Induced Inflation), dari namanya kita tahu bahwa ini adalah akibat kebijakan pemerintah yakni kebijakan ekspansi moneter. Contohnya bila pemerintah atau bank sentral menurunkan suku bunga bank sentral dapat berakibat investasi meningkat sehingga uang yang beredar di masyarakat semakin meningkat dan akhirnya terjadi inflasi. Lawan dari Policy Induced Inflation adalah Inflasi yang bukan akibat dari kebijakan pemerintah misalnya karena kondisi alam yang mengakibatkan kelangkaan barang tertentu sehingga uang beredar luas untuk membeli barang tersebut yang tentu saja dalam kondisi lebih mahal dari pada biasanya.
b.    Cost Plus Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan kenaikan dari biaya-biaya produksi sementara efisiensinya belum menyesuaikan. Contohnya kenaikan dari biaya untuk memproduksi suatu barang karena salah satu faktor produksinya naik.
c.      Demand Pull Inflation, yaitu inflasi yang diakibatkan oleh adanya kenaikan permintaan dari barang atau sekumpulan barang tertentu.

Jenis inflasi lainnya tidak dibahas disini.

3.        Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate) dan Angkatan Kerja
Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja ditambah orang yang telah berumur produktif tetapi tidak bekerja. Tingkatan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari tingkat penganggurannya.Dari angka ini dapat diketahui bagaimana daya serap tenaga kerja suatu ekonomi yang tumbuh. Dan dari tingkat pengangguran ini kita bisa menilai bagaimana kinerja suatu pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonominya.
Rumus-rumusnya adalah sbb :

Tingkat Pengangguran = (jumlah orang yg tidak bekerja / Total Angkatan kerja) x 100%
Tingkat Partisipasi Kerja = (angkatan kerja / jumlah penduduk dewasa) x 100%

4.        Elastisitas
Pernahkah anda mengalami suatu saat dimana saat terjadi pengumuman di media bahwa suatu produk (MP3Player) mengalami penurunan harga (diskon) sehingga anda memutuskan untuk segera membeli barang tersebut.Pada saat yang sama kenaikan harga produk (Beras) tidak membuat anda menunda untuk membeli barang tersebut karena merupakan kebutuhan pokok.
Yang dimaksud dengan elastisitas adalah sejauh mana pengaruh dari perubahan harga terhadap perubahan permintaan atau perubahan penawaran dari suatu barang. Misalnya bila terjadi suatu kenaikan barang sebesar X maka perubahan kuantitas permintaan barang tersebut Y, bisa sedikit (kecil) atau banyak.Bila perubahan kuantitas pemintaan/ penawaran tersebut besar maka disebut elastis, dan sebaliknya tidak elastis.

Seperti contoh diatas ada suatu produk barang atau jasa yang bilamana terjadi perubahan harga, maka jumlah kuantitas barang/jasa yang dibeli tersebut tidak begitu berubah disebabkan merupakan barang yang tingkat kebutuhannya esensial untuk sehari-hari, nah barang/jasa seperti ini disebut barang yang elastis. Sebaliknya barang/jasa yang bila terjadi suatu kenaikan harga sedikit apalagi kenaikan tajam akan sangat mempengaruhi keinginan konsumen untuk menunda pembelian barang tersebut sehingga kuantitas penjualan barang tersebut turun banyak disebut sebagai barang yang inelastis (tidak elastis).

Rumus dari elastisitas adalah sbb :
Elastisitas = (% Perubahan Kuantitas / % Perubahan Harga)

Bila elastisitas tersebut lebih besar atau sama dengan 1 maka disebut sebagai elastis bila kurang dari 1 disebut tidak elastis. Secara matetamatis grafik elastisistas digambarkan sebagai sebuah garis dimana bila gradien garisnya lebih besar atau sama dengan 1 maka disebut sebagai elastis dan bila gradiennya kurang disebut inelastis ( tidak elastis) 

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
1.      Tersedianya barang substitusi.Artinya bila semakin banyak tersedia barang substitusi /pengganti maka semakin elastislah permintaan tersebut. Sebaliknya bila substitusi dari barang tersebut tidak tersedia di pasaran maka elastisitas permintaan barang tersebut disebut tidak elastis.
2.      Daya beli pendapatan / penghasilan. Bila jumlah barang yang mampu dibeli berkurang karena adanya kenaikan harga tetapi tidak diimbangi kenaikan penghasilan. Bila hal tersebut terjadi maka permintaan terhadap barang tersebut bisa dikatakan elastis.
3.      Waktu.
     Artinya bila suatu barang yang dibeli tadinya berperiode tertentu misalnya 1 x sehari ,tetapi karena adanya kenaikan harga yang mengakibatkan frekwensi pembeliannya berubah menjadi 1 x seminggu maka permintaan barang tersebut dikatakan elastis.
Elastisitas Pendapatan dari Permintaan (Income Elasticity of Demand)

Bila terjadi kenaikan pendapatan maka permintaan juga akan naik. Begitu juga bila terjadi penurunan penghasilan maka permintaan akan turun pula.Tingkat kenaikan pendapatan yang mengakibatkan kenaikan dari permintaan ini disebut elastisitas pendapatan dari permintaan.

Rumusnya adalah sbb :

Q . D. y        
= Elastisitas Pendapatan dari Permintaan
Q                   = Kuantitas (Sebelum 1 sesudah 2)
Y                   = Pendapatan

Sumber : KEMOTZ LEE

1 comments:

Azis Syahban mengatakan...

Jangan Lupa di Komen atau rating bintang...