Perencanaan
perangkutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan kota.
Rencana kota tanpa mempertimbangkan keadaan dan pola perangkutan yang akan
terjadi sebagai akibat rencana itu sendiri, akan menghasilkan kesemrawutan
lalu-lintas di kemudian hari. Keadaan ini akan membawa akibat berantai cukup
panjang dengan meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran lalu-lintas, menurunnya
sopan santun lalu-lintas, dan lain-lain.
Perencanaan perangkutan itu sendiri dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem angkutan
yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman
dan murah.
Kaitannya perencanaan kota dengan perencanaan
perangkutan, yaitu perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi
perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan atau penyakit kota agar
kota menjadi suatu tempat kehidupan yang membetahkan dan layak. Sedangkan
perencanaan perangkutan mempunyai sasaran mengembangkan sistem perangkutan yang
memungkinkan orang maupun barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman.
Perencanaan Transportasi Perencanaan transportasi
adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana transportasi seperti jalan,
terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem
transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
Permasalahan dalam perencanaan transportasi yaitu
pada sifat tansportasi yang lebih sebagai suatu sistem dengan pola interaksi
yang kompleks, sehingga perencanaan transportasi dapat menjadi suatu kegiatan
yang rumit dan memakan waktu, serta usaha dan sumber daya yang besar. Oleh
karena itu dalam perencanaan transportasi dilakukan pembatasan-pembatasan
terhadap tingkat maupun lingkup analisisnya, sehingga hasil perencanaan
transportasi lebih bersifat indikatif dibandingkan sifat kepastiannya.
Perencanaan transportasi ditujukan untuk mengatasi masalah transportasi yang
sedang terjadi atau kemungkinan terjadi di masa mendatang. Tujuan perencanaan
transportasi adalah untuk mencari penyelesaian masalah transportasi dengan cara
yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada.
Dari sisi waktu analisisnya, perencanaan transportasi
dapat dibedakan menjadi perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang. Perencanaan jangka pendek dan menengah umumnya tidak melibatkan
perencanaan prasarana berskala besar dengan biaya tinggi. Secara lebih rinci,
ketiga jenis perencanaan transportasi tersebut adalah sebagai berikut:
- Perencanaan Jangka Pendek (perencanaan operasional) Cakupan tingkat perencanaan operasional adalah misalnya membuat denah untuk persimpangan, penyeberangan pejalan kaki. Lokasi parkir, penempatan pemberhentian bus, metode pemberian karcis, langkah-langkah keselamatan dan ketertiban lalu lintas.
- Perencanaan Jangka Menengah (perencanaan teknis) Tingkat perencanaan ini berkaitan dengan penataan pola manajemen lalu lintas, pembuatan jalan local, pengendalian parkir, pengorganisasian angkutan umum, kooedinasi pemberlakuan tariff, membuat kawasan pejalan kaki dan sebagainya. Semua iu memunculkan permasalahan yang kompleks, saling berkaitan dan memiliki efek sampingan. Unuk menanganinya dibutuhkan keahlian dari para professional yang terlatih.
- Perencanaan Jangka Panjang (perencanaan strategis) Berhubungan dengan struktur dan kapasitas jaringan jalan utama dan trasnportasi umum, keterkaitan antara transportasi dan guna lahan, keseimbangan antar permintaan dan penawaran, keterkaitan antara tujuan transportasi dengan ekonomi, tujuan lingkungan dan social kesemuanya merupakan masalah yang sulit untuk dimengerti, meskipun untuk para perencana transportasi professional sekalipun.
Segi Perencanaan Perangkutan
Penyediaan ruang gerak bagi alat angkut merupakan
kebutuhan mutlak yang banyak merombak bentuk jaringan ’urat nadi’ kota besar
dunia, dan juga telah melanda Indonesia. Perombakan ini, dan usaha memelihara
prasarana yang sudah ada, menelan anggaran biaya yang tidak sedikit. Perkembangan teknologi angkutan juga mempengaruhi
pola gerak masyarakat. Atau sebaliknya, tuntutan kebutuhan gerak masyarakat
mendorong agak sulit ditentukan, sama sulitnya seperti menentukan pengaruh
timbal-balik antara perangkutan dan tata guna lahan.
Perangkutan dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu :
- Sosial : masyarakat yang membutuhkan, menggunakan, dan mengelola perangkutan, dan juga yang melakukan pergerakan;
- Fisik : prasarana dan sarana perangkutan yang memerlukan ruang bagi pergerakannya. Pengejawatahan kegiatan perangkutan juga berupa kenyataan guna lahan untuk jaringan jalan, yang bahkan meliputi 15-30% luas tanah perkotaan;
- Ekonomi : bagaimana pun masalah ini ternyata tidak dapat dipisahkan.
Lingkup Perencanaan Transportasi
Lingkup perencanaan transportasi meliputi
aspek-aspek yang berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah atau daerah.
Tipe atau lingkup kajian studi perencanaan transportasi yang dibagi dalam 3
kelompok besar, yaitu:
- Studi perencanaan prasarana transportasi Penyiapan master plan pelabuhan, bandar udara ataupun terminal antar moda. Penentuan trase jalan raya atau trase rel kereta. Penyiapan master plan pengembangan jaringan jalan. Penyiapan master plan prasarana transportasi bagi suatu daerah permukiman.
- Studi kebijakan operasional Penyiapan sistem sirkulasi lalu lintas jalan. Strategi pengembangan tingkat pelayanan angkutan umum. Strategi operasional angkutan udara.
- Studi perencanaan transportasi komprehensif studi kebutuhan prasarana dan sarana transportasi dari suatu rencana pengembangan daerah baru (daerah rekreasi, daerah industri ,ataupun daerah komersial). Studi pengembangan sistem trasportasi regional. Studi pengembangan sistem transportasi nasional. Pihak yang Terlibat dalam Perencanaan Transportasi Pihak yang terlibat dalam perencanaan trasnportasi sangat bervariasi, tergantung dari sistem kelembagaan yang berlaku di masing-masing negara. Secara garis besar, dalam suatu sistem perencanaan transportasi, umumnya ada tiga kelompok atau pihak yang terlibat:
- Pihak penyekenggara studi, yaitu orang atau lembaga yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dari suatu studi. Untuk proyek milik swasta, pihak yang dimaksud dapat berupa represetatif dari perusahaan yang menyelenggarakan studi.
- Pihak professional atau pakar, yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan studi pihak yang dimaksud biasanya merupakan lembaga professional. 3. Pihak masyarakat, yaitu terdiri dari sekelompok anggota masyarakat yang dipilih untuk mewakili masyarakat umum dalam proses studi. Pihak penyelenggara dan pihak masyarakat sebagai pihak yang mengawasi atau mengarahkan pelaksanaan studi yang dilaksanakan pihak professional.
Tugas pengawasan atau pengarahan diklasifikasi dalam tiga komite, yaitu:
- Komite eksklusif, terdiri dari representatif dari pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
- Komite pengarah teknis, terdiri dari perwakilan penyelenggara studi ataupun perwakilan dari lembaga-lembaga yang terkait dengannya.
- Komite perwakilan masyarakat, terdiri atas perwakilan dari kelompok-kelompok kepentingan yang ada di masyarakat luas. Proses Perencanaan Perangkutan Tujuan merencanakan perangkutan adalah mencari penyelesaian masalah perangkutan dengan cara yang paling tepat dengan menggunakan sumber daya yang ada. Merencanakan perangkutan sebagai suatu kegiatan profesional dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat hanya jika semua masalah dan penyelesainnya dipandang dengan cara yang setepat-tepatnya, meliputi analisis terinci dari semua faktor yang berkaitan (Black, 1981).
Merencanakan perangkutan pada dasarnya adalah
memperkirakan kebutuhan angkutan di masa depan yang harus dikaitkan dengan
masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Masalah teknis perangkutan pada
umumnya bertolak dari usaha menjamin bahwa sarana yang telah ada didayagunakan
secara optimum dan ditujukan guna merancang dan membangun berbagai sarana baru.
Sarana harus direncanakan untuk memenuhi kebutuhan lalu-lintas yang sudah ada
maupun yang akan ada, diletakkan pada lokasi yang tepat di dalam daerah atau
kota, dan secara ekonomi harus dapat dipertanggungjawabkan. Perangkutan harus
memberikan keuntungan maksimum kepada masyarakat dengan meminimumkan penggunaan
waktu dan biaya. Pada saat yang sama harus diperhitungkan pula peningkatan tuntutan
akan perkembangan kota atau tata guna lahan serta perluasan wilayah perkotaan.
Proses perencanaan perangkutan merupakan paduan berbagai ciri khas hubungan
antarlingkungan kegiatan di dalam kota. Walaupun unsur dalam proses perencanaan
disusun secara logis, hendaklah diingat bahwa prosesnya sendiri tidaklah selalu
berurutan seperti susunan tersebut dibawah.
Tahapan Proses Perencanaan Perangkutan
- Pendataan kondisi yang ada, meliputi tata guna lahan, kependudukan, pemilikan kendaraan, lalu-lintas orang da kendaraan, sarana angkut, kegiatan ekonomi, sumber keuangan, dan bangkitan lalu-lintas.
- kebijaksanaan pemerintah untuk masa yang akan datang, meliputi pengawasan dan kebijaksanaan pemerintah atas perkembangan pertanahan, serta ciri khas jaringan perhubungan yang akan datang.
- perkiraan perkembangan wilayah kota, meliputi taksiran kependudukan, kegiatan ekonomi, pemilihan kendaraan, tata guna lahan, dan jaringan perhubungan di masa yang akan datang.
- perkiraan lalu-lintas di masa yang akan datang, meliputi bangkitan lalu-lintas di masa depan, pilihan moda angkutan atau ragam kendaraan, perpindahan antarzone, pembebanan dari pergerakan antarzone ke dalam jaringan perangkutan, dan evaluasi.
Tahap pertama proses perencanaan perangkutan
adalah mengumpulkan informasi. Pendataan dapat dilakukan bersamaan. Analisis
data yang telah terkumpul dapat memberikan informasi dasar yang sangat
diperlukan untuk mengenali ciri khas pembangkit lalu-lintas. Dari data ini pun
dapat ditaksir pertumbuhan wilayah kota.
Taksiran keadaan bangkitan lalu-lintas di masa
depan dan pengadaan jaringan perangkutan ditentukan berdasarkan data dasar dan
dari hasil perkiraan pola pertumbuhan wilayah kota. Dari perkiraan keadaan
pembangkit lalu-lintas dan usulan jaringan jalan dapat ditentukan pola
lalu-lintas di masa dengan dan diwujudkan dalam sarana tertentu.
Hasil pekerjaan tersebut kemudian dinilai dalam
lingkup tingkat pelayanan yang dikehendaki serta konsekuensi perkembangan
sosial-ekonomi sebagai akibat usulan jaringan perangkutan. Beberapa
penyempurnaan mungkin diperlukan, dan informasi yang diperoleh selama usaha
tersebut patut digunakan untuk memodifikasi hasil yang telah dicapai pada tahap
awal proses perencanaan. Kemudian pola perlalu-lintasan disusun sesuai dengan
jaringan perangkutan yang telah disempurnakan. Proses ini berulang terus sampai
tercapai hasil yang memuaskan.
Tahapan Kegiatan (Kodoatie, RJ. Manajemen dan
Rekayasa Infrastruktur) Komponen utama dalam kegiatan perencanaan transportasi
meliputi tahapan sebagai berikut: Formulasi tujuan, sasaran dan lingkup
perencanaan: merupakan tahap awal dari perencanaan yang temasuk di dalamnya
identifikasi masalah serta pengenalan lokasi perencanaan untuk menentukan
metode perencanaan dan kebutuhan data. Prediksi kondisi masa yang akan datang:
termasuk di dalamnya adalah prdiksi besar pergerakan juga pola interaksi serta
dampaknya. Analisis hasil prediksi kondisi masa yang akan datang: analisis yang
perlu dilakukan tergantung pada tujuan, sasaran dan lingkup perencanaan. Misalnya
dapat berbentuk penentuan kebutuhan prasarana, pola operasi atau manajemen
sarana-prasarana, dampak peningkatan atau penyediaan prasarana terhadap
ekonomi, lingkungan dan sebagainya. Tahapan yang cukup sederhana untuk proses
studi perencanaan transportasi lengkap secara rinci adalah terdiri dari
beberapa langkah dasar sebagai berikut ini: Penyusunan tujuan dan sasaran
perencanaan, yaitu menyajikan suatu pernyataan yang jelas tentang tujuan dan
sasaran rencana dengan beberapa indikasi prioritas. Pengumpulan data lapangan,
yakni melakukan pengumpulan seluruh data yang diperlukan bagi suatu studi
perencanaan transportasi. Identifikasi masalah, yakni mengkaji secara mendalam
permasalahan-permasalahan yang ada dan mungkin di masa mendatang. Penyusunan
alternatif perencanaan, yaitu perumusan alternatif-alternatif perencanaan dalam
usaha mengantisipasi permasalahan yang ada dan yang dimungkinkan akan ada.
Prediksi dampak perencanaan, yaitu melakukan prediksi terhadap
komponen-komponen dampak yang mungkin akan timbul di masa mendatang untuk
masing-masing alternatif perencanaan. Tahap Evaluasi, yaitu tahapan akhir yang
melihat dampak yang dapat diperkirakan pada tahap ini dibanding dengan tujuan
dan sasaran perencanaan yang ditetapkan.
Perencanaan Transportasi Jangka Panjang Kegiatan
perencanaan transportasi yang paling besar pada tahun-tahun terakhir ini ialah
perencanaan transportasi perkotaan, dimana fokus perhatiannya adalah
merencanakan prasarana jalan dan transportasi umum untuk masa depan. Dalam
bidang perencanaan transportasi perkotaan inilah sebagian besar riset dan
pengembangan alat-alat model baru yang telah dilakukan dimana sebagian besar
pengalaman dalam perencanaan transportasi jangka panjang telah dikembangkan.
Perencanaan transportasi memiliki suatu hirarki sama seperti jenis perencanaan
pengambilan keputusan lainnya yang pada satu pihak terikat oleh
pertimbangan-pertimbangan transportasi di dalam konteks perkembangan social dan
ekonomi nasional serta regional dan pihak lain terikat pula oleh desain dan operasi
bagian-bagian tertentu dari system transportasi tersebut.
Aksesibilitas
Aksesibilitas yang tinggi merupakan idaman dari
sebuah sistem transportasi yang ideal. Aksesibilitas yang tinggi adalah
jaringan pelayanan transportasi dapat menjangkau seluas mungkin wilayah
nasional dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Hal
yang paling mendasar dalam penyediaan sistem jaringan jalan untuk skala wilayah
provinsi dan kabupaten atau kota adalah dengan cara menjamin aksesibilitas dan
efisiensi mobilitas kendaraan, orang dan barang dari satu titik-titik strategis
baik wilayah provinsi, kabupaten atu kota, pusat-pusat kegiatan ekonomi kawasan
unggulan atau andalan, dan titik-titik strategis lainnya. Aksesibilitas kota
medan tidak dapat lepas dari sarana dan prasarana yang ada, semakin baik sarana
dan prasarana yang ada maka semakin tinggi pula tingkat aksesibilitas yang akan
dicapai.
Pelayanan transportasi jalan memiliki daya hubung
(aksesibilitas) transportasi yang sangat baik dibandingkan moda transportasi
lainnya. Hal ini dikarenakan daya hubung transportasi jalan dapat menjangkau
sampai di wilayah pedesaan dan pengembangan jaringannya juga dapat menjangkau
wilayah terisolir. Selain itu bila ditinjau sebagai konsep multimoda sistem, transportasi
jalan biasanya berfungsi sebagai penghubung sistem multimoda itu. Kondisi ini
juga terdapat di kota medan yang juga memiliki karakteristik yang hampir sama
dengan wilayah lain terutama yang dominan di transportasi jalannya. Daya hubung
itu juga menghubungkan zona-zona berdasarkan hirarki wilayah yang ada di
wilayah kota medan maupun dalam kesatuan wilayah regional lainnya.
Mobalitas Transportasi
Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke
tempat lain selalu melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan
dihubungkan satu sama lain dengan suatu jaringan (network) dalam ruang.
Jaringan tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari
sistem transportasi. Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu
sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat
lain tidak terwujud secara baik
interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan
fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi
merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting
peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Wilayah dengan
kondisi geografis yang beragam memerlukan keterpaduan antar jenis transportasi
dalam melayani kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi
dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi guna lahan yang mungkin berbeda.
Transportasi digunakan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke
tempat lain sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih meningkat.
Pembangkit Lalu lintas
Proses perencanaan transportasi perkotaan Medan
telah dikembangkan sehingga dapat mencakup semua moda, dikoordinasikan dengan
perencanaan tata guna lahan, dan berkesinambungan sehingga rencana tersebut
dapat diperbaharui apabila terdapat perubahan dalam kondisi-kondisinya.
Perencanaan transportasi perkotaan difokuskan pada rencana-rencana jangka
panjang yang ditujukan terutama pada perbaikan-perbaikan fasilitas tetap yang
besar.
Unsur-unsur yang penting dalam proses perencanaan
perkotaan adalah pengumpulan data mengenai keadaan pada saat ini di daerah yang
bersangkutan dengan system transportasinya, pengembangan model-model dan
metode-metode untuk meramalkan kebutuhan masa depan dari sistem transportasi
itu, pengadaan rencana-rencana alternative dari sekumpulan rencana yang akan
disampaikan kepada pihak-pihak pembuat keputusan yang berwenang. Unsur lain
yang juga penting adalah pemrograman komponen-komponen dari rencana tersebut,
sehingga perubahan-perubahan tertentu dapat dilaksanakan pada saat yang terbaik.
Perencanaan transportasi daerah ditandai dengan
tersedianya banyak pilihan, yaitu pilihan yang tidak hanya tergantung pada
system tranportasi itu sendiri, tetapi juga tergantung pada pola tata guna
lahan dan kebutuhan perjalanan yang berkaitan dengannya. Setiap daerah
cenderung memiliki pola tata guna lahan dan kebutuhan perjalanan yang
tersendiri. Karena itu, bentuk terbaik dari jaringan transportasi di suatu
daerah mungkin sangat berbeda dengan bentuk terbaik di daerah lainnya.
Sebaran Pergerakan
Di negara-negara berkembang dimana setiap daerah
mempunyai pola pergerakan yang berbeda dan cepat berubah, dengan
keterbatasan-dana, waktu dan tenaga, sangat sulit memperoleh pola yang akurat.
Untuk itu diperlukan pengembangan suatu metoda yang memanfaatkan pola yang ada
sehingga dapat menghasilkan pola masa depan yang akurat dengan biaya yang
relatif murah, waktu relatif singkat; dan jumlah surveyor yang sedikit, yang
disebut dengan "metoda tidak konvensional". Metoda ini sangat
diandalkan dalam memecahkan masalah¬-masalah yang membutuhkan respon yang cepat
seperti permasalahan transportasi dalam kota yang mempunyai tingkat urbanisasi
tinggi, pertumbuhan populasi yang tinggi, perbaikan tingkat pendapatan, dan
lain-lain.
Data yang relatif murah dalam segi waktu dan biaya
adalah data arus lalu lintas, yang merupakan perwujudan dan refleksi dari
Matriks-Asal-Tujuan (MAT), menyediakan informasi langsung mengenai jumlah dari
pasangan MAT yang digunakan pada ruas pengamatan. Model Sebaran pegerakan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah gravity opportunity dan gravity.
Model-model ini kemudian dikalibrasi dengan beberapa jenis metoda estimasi,
yaitu metoda estimasi kuadrat terkecil tidak linier, kemungkinan-maksimum,
inferensi-bayesian, dan entropi maksimum. Pendekatan ini diuji dengan
menggunakan data arus lalu lintas kota medan dan hasil survey di lapangan
Pemilihan Moda Transportasi
Persoalan yang dihadapi adalah buruknya pelayanan
atau rendahnya user benefit yang diterima oleh masyarakat dari angkutan umum.
Keadaan ini diperparah oleh tidak adanya bentuk disinsentif yang diberikan
kepada pengguna kendaraan pribadi. Hal ini juga disebabkan kurang kebijaksanaan
dari pemerintah yang lebih memihak angkutan umum dan mampu menurunkan daya
tarik kendaraan pribadi.
Tingkah laku dan peluang (behaviour and
probabilistic) pemilihan moda dari masyarakat pengguna moda (user) transportasi
dari golongan berpendapatan tinggi dan menengah cenderung memilih kendaraan
pribadi dari pada angkutan umum. Karenanya, persoalan inefisiensi pergerakan
harus dijawab dengan mengurangi jumlah kendaraan tanpa merubah jumlah
permintaan pergerakan dengan cara menaikkan kapasitas angkut kendaraan yang
dapat diterima oleh setiap tingkat golongan pendapatan Pada pasar persaingan
sempurna, keseimbangan pada sistem transportasi perkotaan ditentukan oleh
pilihan pengguna atas dasar pertimbangan kinerja kendaraan. Oleh karenanya,
perubahan perilaku dan peluang pengguna dalam pemilihan moda perlu dikaji agar
pilihan masyarakat (consume choice) lebih memilih angkutan umum dibanding
kendaraan pribadi.
KRITIKAN
Masalah transportasi di Indonesia tercinta memang
sangat semerawut. Memang aneh benar, negara sebesar ini memiliki sistem
transpotasi yang dikelola bagaikan "gado-gado". Khususnya dalam bidang
transportasi darat, bila anda hidup di kota-kota besar di Indonesia sudah
barang tentu biasa melihat angkot yang dengan seenaknya berhenti di tengah
jalan dengan mendadak untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Yah aksi
ugal-ugalan bahkan tidak jarang dipertontonkan langsung di depan lampu merah
dan disaksikan oleh beberapa aparat polisi. Tapi apa lacur, sang polisi
terkadang hanya melihat diam, duduk sambil minum kopi di warung. Sungguh
pengalaman yang aneh bin ajaib.
Mengenai masalah transportasi saya ingin mengulas
khusus tentang kota Medan, mengapa?
Sangat disayangkan bahwa dengan laju pertumbuhan
tingkat transportasi yang setiap tahun semakin bertambah, Pemkot Medan atau
Pemda hanya mengeluarkan ijin trayek buat angkot yang jumlahnya sudah sangat
berjubel dan tidak jarang melanggar aturan lalu lintas dan membahayakan
pengemudi lainnya.
Sedangkan niat pemerintah kota (Walikota) ataupun
(Gubernur) yang memiliki kekuasaan tertinggi di Sumut sangat minim untuk
membangun transportasi massal yang murah dan nyaman. Bahkan tindakan pemerintah
mengeluarkan ijin baru angkot ini sudah banyak ditentang oleh pengemudi angkot
sendiri yang merasa dirugikan dengan dikeluarkan ijin-ijin baru.
Bukankah sudah saatnya setiap daerah di Indonesia
memikirkan bagaimana menertibkan transportasi di wilayahnya masing-masing,
jangan biarkan masalah transportasi terutama darat menjadi momok yang
menakutkan dan dapat menghambat Negara ini untuk berkembang
Sumber : usedetroit.blogspot.com/2009/11/proses-perencanaan-transportasi
Sumber : usedetroit.blogspot.com/2009/11/proses-perencanaan-transportasi
1 comments:
terima kasih kanda, blog ini sangat menambah pengetahuan saya. di tunggu postingan* selanjut'y..
Posting Komentar