Sabtu, 10 Agustus 2019

Menjawab Perkalian Dengan 2 Tangan

Hari ini saya mendengar kabar duka, guru saya sewaktu SD dulu meninggal dunia. Beliau guru kelas 6, juga ibu dari teman saya. Ada banyak kenangan tentangnya, tapi satu yang masih bisa saya ingat sampai kini. Yaitu cara menyelesaikan perkalian dengan menggunakan 2 tangan. Mulai perkalian 6 sampai 9, semuanya bisa diselesaikan dengan 2 tangan saja, dan berkat beliau saya bisa selesaikan masalah perkalian dengan cepat.

***
Sudah menjadi rutinitas, tiap beberapa hari dalam seminggu kami harus menghafal perkalian untuk bisa masuk dalam kelas. Itu semacam golden ticket, yang ketika berhasil dihafalkan didepan guru, otomatis akan lolos ujian untuk masuk kedalam kelas. Biasanya itu dilakukan setelah apel pagi, atau kami lebih sering menyebutnya dengan upacara. Sungguh sangat menyenangkan ketika mampu melakukannya kala itu.

Saat itu saya murid kelas 6 di SD 3 Raha. Bukan murid unggulan yang selalu masuk dalam ranking 3 besar disetiap penerimaan rapor. Juga bukan murid unggulan yang mampu menghafal peristiwa sejarah, nama hewan dan tumbuhan dalam pelajaran IPA, apalagi sampai menghafal rumus beserta penyelesaiannya dalam pelajaran matematika. Sungguh itu bukan saya.

Saya kurang lebih sama dengan murid kebanyakan, yaitu murid Sekolah Dasar dengan kemampuan rata-rata. Mungkin juga dibawah rata-rata, tapi dibawah dikit. Dan penyakit yang kami derita hampir semuanya sama, yaitu jadi buntu pada mata pelajaran Matematika. Dari semua mata pelajaran, Matematika yang paling kami takuti.

Saya lebih menyukai pelajaran olahraga daripada Matematika, karena sambil berolahraga kami bisa skalian bermain. Untuk menghafal dan menyelesaikan rumus perhitungan didepan kelas, saya tidak pernah lakukan selama SD. Kalaupun ditunjuk untuk maju kedepan dan selesaikan rumus, itu bukan karena saya pandai atau tau, tapi karena guru melihat saya sedang main ketika pelajaran berlangsung.

Saya lupa dikelas berapa pertama mendapatkannya, tapi sampai tamat SD pun saya tidak mampu selesaikan perkalian silang. Ketika ulangan caturwulan atau ulangan kenaikan kelas, saya sangat jarang menyelesaikan soal Matematika. Karenanya nilai Matematikaku kadang mendapat nilai merah, kalaupun tidak merah itu karena kemurahan hati buguru. Dan mungkin hadiah karena saya bukan anak bandel, atau kapatuli dalam bahasa kami.

Saya lebih suka menjawab soal yang perintahnya "jawab menurut pendapatmu", atau "bagaimana pendapatmu tentang". Intinya saya lebih suka soal yang jawabannya mengarahkan untuk mengarang bebas.

Selama sekolah dari SD sampai kuliah, hampir dapat dihitung jari momen-momen ketika saya merasa senang dengan Matematika.

Yang pertama ketika saya mampu menjawab pertanyaan perkalian. Karena malas menghafal, saya lebih mudah menerima dan mengerti cara yang diajarkan guru kelas 6, yaitu menghitung perkalian dengan menggunakan 2 tangan. Cara ini sangat ampuh, membuatku merasa percaya diri dan tidak takut lagi dengan perkalian. Karenanya saya menjadi salah satu orang yang akan masuk kelas dengan wajah ceria karena berhasil melewati ujian.

Caranya sangat mudah. Contoh, kita ingin mencari jawaban dari 7 x 8. Buka tangan kanan dan kirimu, kita mulai dari tangan kiri untuk 7 dan tangan kanan untuk 8. Mulailah berhitung dari tangan kiri, untuk 6 dan 7 tambahkan 2 jari dari tangan kanan kemudian tutup. Trus untuk 8, mulailah berhitung dari tangan kanan, kemudian tambahkan 3 jari pada tangan kiri dan tutup. 

Berarti ada 2 jari tertutup di tangan kanan dan ada 3 jari tertutup ditangan kiri, tambahkan. Tiap jari yang tertutup itu dikalikan 10, berarti 5 jari tertutup dikali 10 = 50. Untuk jari terbuka, ada 2 ditangan kiri dan 3 ditangan kanan, kalikan. 2 x 3 sama dengan 6. Kemudian tambahkan hasil penjumlahan jari tertutup dan jari terbuka, 50 + 6 = 56. Dengan demikian kita telah dapatkan hasil dari 7 x 8, yaitu 56.

Cara yang cukup mudah untuk diajarkan pada anak-anak SD masa kini. Daripada mereka harus menghafal perkalian, akan lebih baik buat mereka menghitung dengan cara-cara unik seperti itu. Seperti yang telah saya ajarkan pada 4 orang kemenakan laki-lakiku, dan mereka sangat senang dengan itu. Apalagi kala kuberitau, "teman-teman sekelasmu termasuk yang juara 1, pasti tidak tau cara itu, jadi kamu harus lebih tau dari yang juara 1".

Terimakasih Bu Guru, Terimakasih Banyak untuk yang telah kau berikan.
(Al Fatihah untuk beliau)

0 comments: