Senin, 11 Maret 2019

Pesta Rakyat - Siapa Tamu dan Apa Hidangannya?


Ruang-ruang publik dalam kota mendadak penuh sesak, banyak poster dan baliho bertebaran dimana-mana, dari yang besar sampai yang kecil, seperti beauty contes mereka saling beradu memberikan senyum terbaik yang dimiliki. Semua itu demi simpati warga, dan sepertinya simpati merupakan suatu hal yang mahal dan sangat berharga untuk saat ini.

Sejak akhir tahun lalu sampai menjelang hari pencoblosan bulan april nanti, hampir tiap simpang jalan dalam kota Raha dipenuhi baliho calon anggota DPR. Setidaknya ada beberapa titik dalam Kota Raha yang boleh dikatakan paling banyak terdapat baliho. Titik-titik itu sangatlah strategis karena menjadi tempat paling sering dilewati orang, atau area yang memiliki arus pergerakan tinggi.

Yang pertama adalah alun-alun Kota Raha, dipagar bagian barat pagar besinya hampir tak terlihat, semuanya dipenuhi spanduk caleg yang ditempel juga baliho.

Yang kedua bundaran tugu jati, jalan menuju pelabuhan ini hampir selalu dipenuhi baliho setiap tiba musim politik. Tak terkecuali saat ini dan beberapa bulan sebelumnya, tak ada spanduk tempel, melainkan baliho dari yang kecil sampai yang besar, memenuhi 2 sisi jalan tugu jati yang menuju ke pelabuhan.

Yang ketiga jalan masuk kawasan SOR Laode Pandu, dan yang terakhir adalah jalan poros yang melewati Stadion Olahraga (Lapangan Bola).

Sebentar lagi hari pencoblosan tiba, pabila dihitung mulai hari ini, sepertinya sisa waktunya masih ada sekitar sebulan lagi. Bulan april adalah bulan pertanda kompetisi akbar ini telah memasuki momen puncak, momen dimana seseorang dapat menjadi pemenang atau menjadi pecundang.

Kelihatannya ini kompetisi yang sangat ketat, saking ketatnya sampai menguras hampir segalanya yang ada pada para pesertanya. Saking ketatnya sampai-sampai mampu merubah karakter dan pribadi seseorang dalam waktu singkat.

Yang sebelumnya sombong, ketika ketemu dijalan cuma memasang muka datar tanpa ekspresi, kini menjadi pribadi yang murah senyum dan selalu menyapa. Padahal kenal saja tidak, keluarga juga bukan, apalagi teman sepermainan. Semoga saja bukan baliho yang merubah mereka menjadi makhluk lain dalam waktu singkat.

Tahun lalu banyak media yang mengabarkan bahwa tahun 2019 merupakan tahun politik, tahun yang katanya merupakan pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia.

Kalau ini pesta besar, tentunya akan sangat menyenangkan, iyakan?, akan sangat merugi setiap orang pabila melewatkan atau tidak merasakan perayaan pesta demokrasi sebesar ini. Yang namanya pesta, sudah pasti ada yang tamu, ada yang menjamu (pembuat pesta) dan tentu saja ada hidangan.

Kalau ini pesta rakyat, berarti dalam hal ini rakyat diposisikan sebagai orang yang dijamu (tamu) atau orang yang disediakan hidangan paling sedap dalam sebuah pesta. Terus siapa yang menjamu atau pembuat pesta?, tentu saja pemerintah, yang memberikan mandat kepada KPU selaku panitia penyelenggara dan diawasi oleh Bawaslu.

Mengenai jamuan atau hidangan, tak perlu lagi ditanyakan, karena hal itu sudah pasti jatuh kepada para kontestan yang sedang berkompetisi, yaitu para orang-orang yang mempersilahkan dirinya untuk dipilih.

Ketika mereka menjadi jamuan, sudah pasti mereka harus menyediakan diri sedemikian rupa agar dapat terlihat sedap dan lezat bagi para tamu. Hidangan yang juara bukan ditentukan hanya dari rasanya, tapi dari bagaimana hidangan tersebut disajikan, bagaimana tampilannya dan yang tak kalah penting, bagaimana dia hadir dalam situasi dan kondisi yang tepat.

Contohnya makanan hangat berkuah, makanan jenis ini sangat cocok hadir atau disantap disaat cuaca dingin, atau ketika musim hujan, mungkin akan lebih sedap pabila ditambah sedikit sambal dan juga jeruk nipis.

Atau makanan dingin, baik yang menggunakan air dingin ataupun campuran es batu. Makanan jenis ini lebih cocok hadir dan disantap disaat cuaca panas, atau ketika sedang berada dibawah terik panas matahari.

Selain itu ada makanan berkuah dan makanan kering yang tak mengenal cuaca, tapi lebih kepada menjawab tuntutan waktu, artinya ketika tak mempunyai banyak waktu, atau ketika sedang dikejar waktu. Makanan ini dikenal sebagai makanan instan, yang terdiri dari mie instan dan juga aneka macam roti.

Makanan instan saat ini telah menjadi populer di Indonesia, hampir tidak ada seorang pun dari masyarakat kota yang tidak mengenal mie ataupun roti. Seiring perkembangan zaman, makanan ini tidak lagi menempati posisi dibutuhkan ketika waktu mepet, tapi lebih dari itu makanan instan telah berkembang menjadi salah satu makanan pokok karena penyajiannya yang terbilang mudah.

Mie kuah merupakan salah satu contohnya, hampir semua orang di Indonesia dapat menyajikan mie kuah. Menyajikannya tidaklah sulit, bahkan bagi orang yang tidak bisa memasak nasi sekalipun, dapat membuat semangkuk mie kuah yang sangat lezat.

Makanan instan atau makanan cepat saji merupakan jenis makanan yang tidak membutuhkan waktu lama untuk disiapkan, tidak juga membutuhkan keahlian memasak tingkat dasar. Sangat jauh berbeda dengan coto makassar yang membutuhkan proses panjang, sebelum dihidangkan disaat hujan dengan taburan bawang goreng dan daun bawang diatasnya.

Juga sangat berbeda dengan es pisang ijo, yang mesti memilih pisang, membuat dadar dan menghaluskan es batu untuk dapat menyajikannya dalam sebuah mangkuk yang diatasnya ditaburi kacang halus dan susu putih.

Setiap makanan memiliki takdirnya sendiri, apakah berakhir dengan disantap dan membuat perut kenyang, ataukan tak dilirik dan diabaikan kemudian basi terus membusuk. Makanan yang baik akan berakhir diperut orang yang menyantap, kemudian dicerna dan menjadi energi bagi manusia.

Sebaliknya, makanan yang tak dilirik atau enggan dimakan, lambat laun akan menjadi basi terus membusuk dan akan berakhir ditempat sampah, kemudian baunya menyebar dan dapat menjadi penyakit.

Semoga dalam pesta demokrasi yang akan datang ini, kita dapat melihat dan menikmati hidangan yang enak nan lezat. Hidangan yang tentu saja dipersiapkan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati, memiliki tekstur yang baik, cita rasa yang lezat dan tentu saja bukan makanan setengah matang yang akan membuat para tamu menjadi sakit perut dan terkena diare.

Kita tak ingin ada makanan yang terbuang sia-sia, karena itu mubazir namanya, semoga semua makanan dapat disantap dan dinikmati oleh para tamu sehingga pestanya berjalan dengan baik dan sukses.

Pesta rakyat, demi rakyat dan untuk rakyat, meskipun kenyataannya tidaklah demikian. Seusai pesta, rakyat tetaplah akan rakyat, sedangkan mereka yang kelak akan dilabeli wakil rakyat berubah status menjadi orang penting di tanah ini. Ya, orang penting karena mereka lebih mementingkan dirinya sendiri ketimbang yang memilihnya.

Pesta rakyat hanya memberi kesenangan sehari, memberi tempat bak raja pada rakyat lalu kemudian dilupakan. Tapi itulah pesta, semeriah apapun acaranya bahkan sampai membuat semua tamu menjadi lupa diri, selalu saja ada akhirnya, ada ujungnya dimana pesta akan usai dan semua kembali menjadi normal.

0 comments: