Beberapa
waktu lalu, di Facebook dan juga grup-grup WhatsApp beredar video seorang wanita
muda yang bertingkah cukup aneh. Entah nyata atau cuma ekting, videonya cukup
viral dan menarik banyak komentar dari para netizen. Di facebook videonya
menjadi perbincangan, tak sedikit yang menertawai namun tak sedikit pula yang
bersimpati.
Saya
sendiri melihat video itu karena diperlihatkan istri, yang menurutnya didapatkan
dari grup WA alumni. Dalam video terdapat 2 orang wanita mengenakan kemeja
putih, dikombinasikan dengan rok hitam dan jilbab hitam. Seorang diantara
mereka seperti orang sedang stress berat, bahkan hampir gila. Seorang lagi
temannya, yang terus memperingatkan temannya itu supaya sadar, sadar dan sadar.
Karena
melihat temannya bertingkah aneh, dan bicaranya yang mulai tidak karuan
layaknya orang kerasukan, maka si teman yang masih sadar itu terlihat agak panik
dan terus berusaha menenangkan temannya tadi. Video itu adalah video 2
perempuan yang baru saja mengikuti seleksi pertama CPNS 2018. Apabila benar,
maka kejadian itu cukup memprihatinkan.
Saya
sebetulnya tidak begitu tau dengan kejadian yang sesungguhnya. Mungkin tress
berat karena tidak lulus, ataukah karena terlalu bahagia sampai kehilangan kesadaran,
atau mungkin juga cuma acting tuk menghilangkan stress akibat tekanan yang
terlalu besar saat mengikuti seleksi CPNS.
Seleksi
CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) telah selesai dilaksanakan sejak akhir tahun
lalu. Dari 2 kali tes yang diselenggarakan, diharapkan seleksi tersebut
berhasil menjaring orang-orang dengan kualitas terbaik menjadi Pegawai Negeri
Sipil.
Tentu
saja ada harapan besar yang kemudian dititipkan dipundak mereka dengan predikat
terbaik dalam sebuah kompetisi. Salah satunya, agar supaya mereka dapat bekerja
dengan baik, jujur, sepenuh hati dan memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.
Yang
guru agar supaya mengajar para murid dengan sebaik-baiknya, karena dari
kesabaran mereka lahir tunas-tunas baru yang dikemudian hari akan menjadi
pohon-pohon besar penopang masa depan bangsa. Yang bertugas dibagian kesehatan,
supaya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Karena
penyakit tak mengenal hari libur, maka para tenaga kesehatan dituntut bekerja
dengan lebih baik lagi, setidaknya yang PNS lebih rajin daripada yang masih
honorer.
Begitupun
dengan yang lainnya. Harapan-harapan itu agaknya tidaklah berlebihan, karena
para CPNS yang dinyatakan lulus di bulan januari 2019, merupakan orang-orang
yang lahir dari sebuah SISTEM SELEKSI
YANG JUJUR DAN TRANSPARAN. Artinya, mereka adalah orang-orang yang tidak
melakukan upaya menyogok untuk mendapatkan jaminan pensiun dihari tua.
Ada
begitu banyak cerita yang lahir dari seleksi CPNS beberapa waktu lalu. Baik
saat pendaftaran, ketika mengikuti tes maupun setelah hasil tes diumumkan. Ada
cerita kurang baik, namun tak sedikit pula cerita menyenangkan atau bahkan
sangat dramatis.
Bagi
sebagian orang, tes CPNS adalah pertarungan hidup mati. Bagaimana tidak, masih
sangat banyak penduduk negeri ini menganggap PNS adalah jaminan hidup tenang di
hari tua. Menjadi PNS adalah menjadi orang yang akan memiliki masa depan cerah,
sedangkan tidak menjadi PNS sama dengan menjadi orang yang suram masa depannya.
Setidaknya,
didaerah-daerah kecil di Negara ini, masih banyak orang berpikiran seperti itu.
Maka tidak mengherankan, ketika pendaftaran CPNS dibuka, jumlah pendaftar akan
membengkak, bahkan dapat mencapai 4 sampai 5 kali lipat dari kuota, mungkin
juga lebih. Dari kondisi tersebut kemudian dapat disimpulkan bahwa PNS
merupakan satu-satunya profesi yang paling diinginkan sebagian besar masyarakat
di Negara ini.
Ada
yang begitu menarik dalam tes CPNS tahun ini dan beberapa tes sebelumnya. Pada
tes kali ini Pemerintah Pusat memiliki peran yang lebih besar dari pemerintah
daerah. Mengenai soal dan tata cara pelaksanaan, serta pemeriksaan, semuanya
diambil alih oleh Pemerintah Pusat, termasuk system CAT yang digunakan para
peserta tes. Sedangkan daerah berperan sebagai pelaksana dan pengawas tes yang
dilakukan di daerah masing-masing.
Para
peserta mengikuti ujian dengan mengisi jawaban pada aplikasi yang dijalankan
melalui computer. Dengan sambungan internet hasilnya terkoneksi dan tersimpan pada
database Pemerintah Pusat. Artinya, ketika data hasil tes para peserta telah
tersimpan di Database Pusat, itu takkan bisa diganggu oleh oknum-oknum tertentu
didaerah, bahkan oleh Bupati sekalipun.
Dalam
pelaksanaannya, kemudian dikuatkan oleh 2 Peraturan Menteri, yaitu Permen PANRB
No.36 Tahun 2018 dan Peraturan Menteri PANRB No.37 Tahun 2018. Yang pertama
mengenai “Kriteria Penetapan Kebutuhan PNS”, kemudian yang kedua mengenai “Nilai
Ambang Batas”. Selama tes berlangsung masih banyak tersebar kabar burung
mengenai kemungkinan ketidak jujuran Pemerintah dalam melaksanakan tes.
Karenanya
beberapa orang mulai mempersiapkan uang dan koneksi untuk mengawal hasilnya. Selain
itu kabar mengenai keterlibatan daerah dalam mempengaruhi nilai juga
dihembuskan oleh beberapa orang di grup-grup WA dan juga facebook. Kabar-kabar
itu terus saja berkembang, dan tersebar dari grup ke grup, juga seringkali jadi
bahan obrolan ditempat umum.
Semuanya
berubah ketika hasil diumumkan, dan seleksi CPNS tahun 2018 lalu pun boleh
dikatakan JUJUR DAN TRANSPARAN.
Orang lain bisa melihat nilainya sendiri, nilai teman dan juga lawannya. Mereka
juga bisa menghitung sendiri nilainya, menghitung nilai temannya dan juga
lawannya.
Sebetulnya,
apabila mereka cukup tenang dan rajin membaca Peraturan Mentri PANRB Nomor 36,
mungkin tidak gampang termakan kabar burung. Karena mekanisme pelaksanaan tes,
tata cara pemberian nilai sampai dengan tata cara penetapan peringkat, telah
diatur didalamnya.
Tentu
saja kita semua patut member apresiasi pada Pemerintah, dari pusat sampai
daerah, dari BKN sampai BKD, karena dalam pelaksanaan tes, dari awal sampai
akhir, telah mengikuti prosedur sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri PANRB.
Akhirnya
hasilnya diumumkan, dan menurut kabar kemungkinan tahun 2019 ini akan kembali diadakan
seleksi CPNS, entah dibulan berapa, semuanya kita kembalikan pada yang
berwenang untuk mengatur. Saat ini kami sudah percaya, setelah melihat
pelaksanaan tes sebelumnya yang Jujur dan Transparan.
Dengan
system serupa, masyarakat dari yang kurang mampu masih bisa merasaka keadilan.
Setidaknya semuanya akan sama dihadapan computer, karena computer selalu adil
memperlakukan penggunanya. Tidak ada anak pejabat, tidak ada anak konglomerat,
tidak ada anak tuan tanah, tidak ada anak penjahat dan tidak ada anak ustad
ataupun anak ulama.
Semuanya
sama, sama-sama peserta seleksi CPNS, bahkan untuk anak presiden sekalipun yang
pernah tidak lulus tes PNS. Kini semua bisa berharap memiliki masa depan cerah
dengan menjadi PNS, tak perlu takut
karena tidak punya uang sogokkan dengan jumlah ratusan juta.
Tidak
perlu takut karena tidak punya orang dalam yang dapat member janji kelulusan
saat pendaftaran dibuka. Tak perlu takut karena tidak punya kenalan atau
keluarga seorang pejabat, karena semua bisa asalkan mau berusaha dan belajar
dengan giat.
Dengan
begitu, para anak dari keluarga tidak mampu yang kemarin dinyatakan lulus PNS
dan kedepannya akan mengikuti tes, kemudian dapat meringankan pekerjaan orang
tuanya, membahagiakan mereka dan membuat mereka bangga.
Begitupun
dengan mereka sebelumnya menunda untuk menikah karena masalah ketidak jelasan
pada masa depan, setelah dinyatakan lulus PNS, semoga bisa segera menikahi si
adek atau yayangnya.
Walaupun
berat diucapkan, setidaknya ucapkanlah Terimakasih walau Cuma dalam hati, pada
Pemerintah yang telah melaksanakan tes dengan Jujur dan Transparan. Karena
tanpa itu, mungkin nasibmu hanya akan ditentukan dari seberapa mampu kau mencari
pinjaman dengan jumlah ratusan juta.
Sebelumnya tentu saja saya harus mengucapkan
selamat buat yang sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, dan akhirnya dinyatakan
lulus dalam seleksi CPNS kemarin. Dan tidak lupa juga saya mengucapkan selamat
pada diri sendiri karena tidak mengikuti tes CPNS hingga kini. Bukannya tidak
mau, hanya saja masih belum kepikiran.
0 comments:
Posting Komentar