Awal
terjadinya permukiman disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
perpindahan penduduk hingga menetap pada suatu wilayah. Kota tumbuh dengan
sendirinya selanjutnya manusia mengembangkan untuk kebutuhannya, selain itu ada
juga kota yang tumbuh karena direncanakan. Dengan demikian kota dapat diartikan
sebagai berikut.
- Dalam arti sempit, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya di suatu wilayah.
- Dalam arti luas, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu wilayah dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan wilayah lain.
- Kota, adalah tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih.
- Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.
Dari
beberapa definisi diatas mungkin tidak dapat menggambarkan pengertian kota yang
paling tepat karena ketika melihat dari fungsional kota itu sendiri terdapat
berbagai macam definisi yang diberikan sesuai dengan sudut pandang
masing-masing orang yang berargumen berdasarkan bidang dan pengetahuannya,
misalnya ketika ditanyakan kepada orang pertanian maka mereka akan menjawab
bahwa kota adalah suatu wilayah yang mata pencaharian penduduknya bukan
merupakan pertanian tetapi sebagian besar merupakan industry. Ketika kita
menanyakan kepada orang hokum maka mereka akan menjawab dari segi hokum yang
mengatur tata ruang wilayah, ketika orang politik mendefinisikan kota maka ia
akan berbicara tentang bentuk pemerintahan kota yang berbeda dengan
pemerintahan desa, dsb.
PENGERTIAN KOTA DARI BEBERAPA BIDANG
1. Kota Ditinjau
Dari Segi Fisik Morfologis
Suatu
daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian,
pemanfaatan lahan dimana sebagian besar tertutup oleh bangunan baik yang
bersifat residensial (secara umum tutupan bangunan/building coverage, lebih
besar dari ttutupan vegetasi/vegetation coverage), kepadatan bangunan khususnya
perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan
pemukiman yang kompak (contigous) dan relatif lebih besar dari satuan pemukiman
kedesaan di sekitarnya. Sementara itu daerah yang bersangkutan sudah/mulai
terjamah fasilitas kota.
Kota
secara fisik adalah area-area terbangun di perkotaan yang terletak saling
berdekatan, yang meluas dari pusatnya hingga keluar daerah pinggiran kota. Pada
kota-kota kecil radius perkembangannya mungkin mencapai setengah mil atau
kurang, sedangkan pada kota-kota metropolitan yang luas, perkembangannya bisa
mencapai bermil-mil, yang umumnya terdiri dari 30 kota-kota kecil atau lebih.
Dalam pandangan kota secara keseluruhan, batas antara kota-kota kecil ini
secara yuridis tidak dapat dikenali.
2. Kota
Ditinjau Dari Segi Yuridis Administratif
Kota
dapat didefinisikan sebagai suatu daerah tertentu dalam wilayah Negara dimana
keberadaannya diatur oleh Undang-Undang (peraturan tertentu), daerah mana
dibatasi oleh batas-batas administrative yang jelas yang keberadaannya diatur
oleh Undang-Undang/peraturan tertentu dan ditetapkan berstatus sebagai kota dan
berpemerintahan tertentu dengan segala hak dan kewajibannya dalam mengatur wilayah
kewenangannya.
Menurut
Sujarto (1970) kota ditinjau dari fisik morfologis merupakan salah satu nodal
point dalam suatu wilayah yang luas dan merupakan konsentrasi penduduk
yang padat, bangunan yang didominasi oleh sturktur permanen dan
kegiatan-kegiatan fungsionalnya.
3. Kota
Ditinjau Dari Jumlah Penduduk
Daerah
tertentu dalam wilayah Negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal
yang telah ditentukan dan penduduk mana bertempat tinggal pada satuan pemukiman
yang kompak.
4. Kota
Ditinjau Dari Segi Sosio-Kultural
Menurut
Sujarto (1970), kota merupakan kesatuan masyarakat yang heterogin dan
masyarakat kota mempunyai tingkat tuntutan kebutuhan yang lebih banyak apabila
dibandingkan dengan penduduk pedesaan.
Menurut
Bintarto (1977) kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak
kehidupan yang bersifat heterogin dan materialistis dibandingkan dengan daerah
belakangnya.
5. Kota
Ditinjau dari Segi Ekonomi
Kota
dari segi ekonomi dicirikan dengan hidup yang non agraris ; kota fungsi khasnya
lebih kultural, industri, perdagangan. Dari itu semua yang nyatanya menonjol
adalah yang ekonomi perniagaan. Adanya pasar dengan keramaian perniagaan
mencirikan kota.
Kota
ditinjau dari segi ekonomi memiliki fungsi untuk menghasilkan penghasilan yang
cukup melalui produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya
dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi Perkotaan dapat ditinjau
dari 3 bagian, yaitu :
- Ekonomi Pemerintahan, meliputi pelaksanaan pemerintah kota sebagaimana terlihat pada anggaran pendapatan dan belanja departemen-departemen yang melaksanakannya secara regular, distrik sekolah dan distrik-distrik khusus yang ditetapkan untuk tujuan-tujuan tertentu.
- Ekonomi Swasta yang terdiri atas berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, mulai dari perusahaan industri dan komersial yang besar hingga kegiatan usaha yang independen atau seorang profesional yang menyediakan bergagai bentuk jasa.
- Ekonomi Khusus yang terdiri atas bermacam-macam organisasi nirlaba, organisasi yang bekerja secara sukarela, organisasi yang dibebaskan dari pajak, yang kesemuanya bukan diselenggarakan oleh badan-badan pemerintahan, maupun perusahaan-perusahaan yang tujuan utamanya mencari keuntungan.
6. Kota
Ditinjau Dari Segi Sosial
Dari
aspek sosial kota merupakan hubungan-hubungan antarpenduduk yang secara sosial
disebut impersonal; orang bergaul serba lugas, sepintas lalu. Mereka hidup
seperti terkotak-kotak oleh kepentingan yang berbeda-beda dan manusia bebas
memilih hubungannya dengan siapa yang diinginkannya. .
7. Kota
Ditinjau dari Segi Lingkungan
Kota
Dari aspek lingkungan perhatian terhadap kota dipusatkan pada unsure vegetatif
kota, misalnya taman-taman kota, tempat bermain anak-anak, dan tempat terbuka
lainnya, pohon-pohon yang ditanam sepanjang tepi jalan, atau pertamanan
sepanjang jalan dan jalan bebas hambatan, termasuk pemilihan jenis tanaman
penghijau kota yang berfungsi untuk mengurangi tingkat erosi, mengurangi
tingkat polusi kota akibat pulusi udara, menahan api dan memberantas serangga.
8. Kota Ditinjau
dari Segi Statistik
Kota
merupakan suatu wilayah yang secara statistik besaran atau ukuran jumlah
penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota.
PERKOTAAN
Perkotaan, adalah area terbangun dengan
struktur dan jalan-jalan , sebagai suatu permukiman yang terpusat pada suatu
area dengan kepadatan tertentu yang membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung
yang lebih lengkap dibandingkan dengan yang dibutuhkan di daerah pedesaan.
UKURAN KOTA
Ukuran
Kota, pada kota-kota besar bergantung pada tingkat segregasi atau
pengelompokkan penduduk yang biasanya berdasarkian ras terutama pada kota-kota
besar. (Urban size, spatial segregation and educational outcomes. Ian
Gordon and Vassilis Monastiriotis. Department of Geography and Environment
London School of Economics. August 2003)
1. Metropolitan
Metropolitan atau metropolis;
merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti ibukota
suatu negara; kota yang menjadi pusat kegiatan tertentu baik pemerintahan
maupun perekonomian, suatu kota besar yang penting (Kamus Tata Ruang, IAP &
Cipta Karya, 1997).
Metropolitan
merupakan sebuah pusat populasi besar yang terdiri sebuah kota besar dan
wilayah bersebelahannya, atau beberapa kota tetangga dan wilayah yang menempel
dengan kota tersebut.
Pengertian
umum tentang kota metropolitan diindikasikan dengan jumlah penduduk lebih dari
1 juta jiwa. Hal tersebut sesungguhnya merupakan simplifikasi dari beberapa
variabel yang merupakan faktor-faktor pembentuk kota metropolitan. Istilah
metropolitan berasal dari kata “metro” yang mengambil dari sistem
“perkereta-apian ringan” (light train system) di wilayah perkotaan. Kebutuhan
sistem transportasi perkotaan tersebut adalah akibat dari pertumbuhan kota
dimana sistem “commuter”penduduk perkotaan sudah terjadi (dari
kota-kota “dormitory” ke kota induknya). “The
metropolitan area is created by combining those counties which are integrated
in terms of commuting with the central city and the county in which it lies.” (Larry
S. Bourne, 1971, hal. 15). Kondisi tersebut terjadi pada kota yang telah
mencapai penduduk lebih dari 1 juta jiwa dimana sistem metro/kereta api bawah
tanah/subway mulai diperkenalkan untuk melancarkan pergerakan penduduk
dalam melakukan kegiatan sehari-hari (bekerja, belanja, dll).
2. Megalopolitan
Megalopolitan atau megalopolis;
merupakan nama yang diberikan kepada sistem kotayang bersifat kompleks,
merupakan kota besar dan berpenduduk berjuta-juta yang terdiri atas
banyak metropolis (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Megalopolitan
biasanya didefinisikan sebagai sebuah gabungan beberapa wilayah metropolitan
dengan total populasi yang melebihi 10 juta jiwa. Beberapa definisi lainnya
menetapkan kepadatan penduudk minimum untuk megalopolitan adalah 2.000
jiwa/km2. Megalopolitan bisa jadi merupakan sebuah wilayah metropolitan tunggal
atau gabungan dari beberapa wilayah metropolitan yang saling berkaitan satu
sama lain.
PERENCANAAN KOTA
Perencanaan
Kota salah satu bagian dari perencanaan tatqa guna lahan yang berhadapan
dengan masalah fisik, social, dan pengembangan ekonomi dari wilayah
metropolitan, kotamadya, dan wilayah sekitar.
PERENCANAAN GUNA LAHAN
Perencanaan
Guna Lahan adalah salah satu istilah dalam kebijakan public di mana
mengkombinasikan berbagai macam disiplin ilmu untuk menata dan mengatur
penggunaan lahan dengan cara yang efisien.
PERANCANGAN KOTA
1. Perancangan
Kota ( Urban Design )
Perancangan
Kota adalah proses dan hasil pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh
komponen lingkungan (buatan dan alam), sedemikian rupa sehingga akan
meningkatkan citra setempat dan perasaan berada di suatu tempat (sense of place),
dan kesetaraan fungsional, serta kebanggaan warga dan diinginkannya suatu
tempat menjadi tempat tinggal. Hal tersebut dapat diterapkan pada berbagai
setting dan kepadatan fisik, mulai dari daerah perkotaan, pinggiran perkotaan,
hingga pedesaan. Perancangan ini juga diterapkan mulai dari skala lingkungan
pemukiman hingga keseluruhan daerah, dan dapat terpusatkan pada permasalahan
kota secara keseluruhan atau komponen khusus, misalnya lingkungan pemukiman,
pusat bisnis, sistem ruang terbuka atau karakter jalan utama.
2. PERENCANAAN
TAPAK
Perencanaan
Tapak (Site Planning)
Site
Planning berkaitan dengan tahap prosese perancangan lansekap. Melibatkan
beberapa bagian antara lain penataan guna lahan, akses, sirkulasi, privasi,
keamanan, drainase, dll. Dilakukan dengan menyusun elemen-elemen lahan,
tanaman, air, bangunan, dll.
MANAJEMEN PERKOTAAN
Manajemen
Perkotaan (Urban Management)
Manajemen
perkotaan adalah pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan
bidang-bidang tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan
jasa, investasi, prasarana dan sarana perkotaan; serta disebutkan pula bahwa
pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah) pengelola perkotaan.
KAJIAN PERKOTAAN
Kajian
Perkotaan (Urban Studies)
Kajian
Perkotaan adalah salah satu disiplin ilmu dimana mempelajari berbagia aspek
dari kota, daerah suburban, dan kawasaan perkotaan lainnya. Berkaitan dengan
ekonomi perkotaan, perencanaan kota, arsitektur kota, ekologi kota, system
transportasi kota, politik perkotaan, dan hubungan social perkotaan.
KEBIJAKAN PERKOTAAN (URBAN POLICY)
Istilah
Kebijakan perkotaan diguankan untuk pengertian luas terhadap aktivitas, yang
berkaitan dengan :
- Perkembangan ekonomi, termasuk aktivitas ekonomi lokal, pemasukan wilayah, dan kebijakan tenaga kerja
- Perkembangan sosial, termasuk perumahan dan wilayah sekitar, hubungan di dalam dan antara komunitas, inklusi sosial, dan
- Isu geografi, yang terpusat pada hubungan spasial kota, perencanaan, transportasi, lingkungan dan infrastruktur perkotaan.
http://www.wikipedia.com
Yunus, Hadi S,. 2005.Manajemen Kota: Perspektif Spasial.Pustaka Pelajar, Yogyakarta
http://www2.rgu.ac.uk/publicpolicy/introduction/housing.htm#Urban%20policy
Branch, Melville C,. 1985. Comprehensive City Planning : Introduction and Explanation. APA Planners Press. Indianapolis.
Daldjoeni. 1987. Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni. Bandung.
SK Mendagri No. 65 tahun 1995.
Robert F. Dannenbrink. Jr.: The Community Design Element-Blueprint for Local Form and Image,” Orange Country Architect, Oktober/November, 1980.
1 comments:
mantap bget bro
Posting Komentar