Senin, 15 Oktober 2012

GAMBARAN UMUM TENTANG TEORI KOTA


Awal terjadinya permukiman disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah perpindahan penduduk hingga menetap pada suatu wilayah. Kota tumbuh dengan sendirinya selanjutnya manusia mengembangkan untuk kebutuhannya, selain itu ada juga kota yang tumbuh karena direncanakan. Dengan demikian kota dapat diartikan sebagai berikut.


  1. Dalam arti sempit, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan budaya di suatu wilayah.
  2. Dalam arti luas, kota merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik, dan budaya di suatu wilayah dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan wilayah lain.
  3. Kota, adalah tempat tinggal dari beberapa ribu penduduk atau lebih.
  4. Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum.

Dari beberapa definisi diatas mungkin tidak dapat menggambarkan pengertian kota yang paling tepat karena ketika melihat dari fungsional kota itu sendiri terdapat berbagai macam definisi yang diberikan sesuai dengan sudut pandang masing-masing orang yang berargumen berdasarkan bidang dan pengetahuannya, misalnya ketika ditanyakan kepada orang pertanian maka mereka akan menjawab bahwa kota adalah suatu wilayah yang mata pencaharian penduduknya bukan merupakan pertanian tetapi sebagian besar merupakan industry. Ketika kita menanyakan kepada orang hokum maka mereka akan menjawab dari segi hokum yang mengatur tata ruang wilayah, ketika orang politik mendefinisikan kota maka ia akan berbicara tentang bentuk pemerintahan kota yang berbeda dengan pemerintahan desa, dsb.

PENGERTIAN KOTA DARI BEBERAPA BIDANG

1.       Kota Ditinjau Dari Segi Fisik Morfologis
Suatu daerah tertentu dengan karakteristik pemanfaatan lahan non pertanian, pemanfaatan lahan dimana sebagian besar tertutup oleh bangunan baik yang bersifat residensial (secara umum tutupan bangunan/building coverage, lebih besar dari ttutupan vegetasi/vegetation coverage), kepadatan bangunan khususnya perumahan yang tinggi, pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan pemukiman yang kompak (contigous) dan relatif lebih besar dari satuan pemukiman kedesaan di sekitarnya. Sementara itu daerah yang bersangkutan sudah/mulai terjamah fasilitas kota.

Kota secara fisik adalah area-area terbangun di perkotaan yang terletak saling berdekatan, yang meluas dari pusatnya hingga keluar daerah pinggiran kota. Pada kota-kota kecil radius perkembangannya mungkin mencapai setengah mil atau kurang, sedangkan pada kota-kota metropolitan yang luas, perkembangannya bisa mencapai bermil-mil, yang umumnya terdiri dari 30 kota-kota kecil atau lebih. Dalam pandangan kota secara keseluruhan, batas antara kota-kota kecil ini secara yuridis tidak dapat dikenali.

2.       Kota Ditinjau Dari Segi Yuridis Administratif
Kota dapat didefinisikan sebagai suatu daerah tertentu dalam wilayah Negara dimana keberadaannya diatur oleh Undang-Undang (peraturan tertentu), daerah mana dibatasi oleh batas-batas administrative yang jelas yang keberadaannya diatur oleh Undang-Undang/peraturan tertentu dan ditetapkan berstatus sebagai kota dan berpemerintahan tertentu dengan segala hak dan kewajibannya dalam mengatur wilayah kewenangannya.
Menurut Sujarto (1970) kota ditinjau dari fisik morfologis merupakan salah satu nodal point dalam suatu wilayah yang luas dan merupakan konsentrasi penduduk yang padat, bangunan yang didominasi oleh sturktur permanen dan kegiatan-kegiatan fungsionalnya.

3.       Kota Ditinjau Dari Jumlah Penduduk
Daerah tertentu dalam wilayah Negara yang mempunyai aglomerasi jumlah penduduk minimal yang telah ditentukan dan penduduk mana bertempat tinggal pada satuan pemukiman yang kompak.

4.       Kota Ditinjau Dari Segi Sosio-Kultural
Menurut Sujarto (1970), kota merupakan kesatuan masyarakat yang heterogin dan masyarakat kota mempunyai tingkat tuntutan kebutuhan yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan penduduk pedesaan.

Menurut Bintarto (1977) kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogin dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.

5.       Kota Ditinjau dari Segi Ekonomi
Kota dari segi ekonomi dicirikan dengan hidup yang non agraris ; kota fungsi khasnya lebih kultural, industri, perdagangan. Dari itu semua yang nyatanya menonjol adalah yang ekonomi perniagaan. Adanya pasar dengan keramaian perniagaan mencirikan kota.
Kota ditinjau dari segi ekonomi memiliki fungsi untuk menghasilkan penghasilan yang cukup melalui produksi barang dan jasa, untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri. Ekonomi Perkotaan dapat ditinjau dari 3 bagian, yaitu :
  • Ekonomi Pemerintahan, meliputi pelaksanaan pemerintah kota sebagaimana terlihat pada anggaran pendapatan dan belanja departemen-departemen yang melaksanakannya secara regular, distrik sekolah dan distrik-distrik khusus yang ditetapkan untuk tujuan-tujuan tertentu.
  • Ekonomi Swasta yang terdiri atas berbagai macam kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan swasta, mulai dari perusahaan industri dan komersial yang besar hingga kegiatan usaha yang independen atau seorang profesional yang menyediakan bergagai bentuk jasa.
  • Ekonomi Khusus yang terdiri atas bermacam-macam organisasi nirlaba, organisasi yang bekerja secara sukarela, organisasi yang dibebaskan dari pajak, yang kesemuanya bukan diselenggarakan oleh badan-badan pemerintahan, maupun perusahaan-perusahaan yang tujuan utamanya mencari keuntungan.

6.       Kota Ditinjau Dari Segi Sosial
Dari aspek sosial kota merupakan hubungan-hubungan antarpenduduk yang secara sosial disebut impersonal; orang bergaul serba lugas, sepintas lalu. Mereka hidup seperti terkotak-kotak oleh kepentingan yang berbeda-beda dan manusia bebas memilih hubungannya dengan siapa yang diinginkannya. .
7.       Kota Ditinjau dari Segi Lingkungan
Kota Dari aspek lingkungan perhatian terhadap kota dipusatkan pada unsure vegetatif kota, misalnya taman-taman kota, tempat bermain anak-anak, dan tempat terbuka lainnya, pohon-pohon yang ditanam sepanjang tepi jalan, atau pertamanan sepanjang jalan dan jalan bebas hambatan, termasuk pemilihan jenis tanaman penghijau kota yang berfungsi untuk mengurangi tingkat erosi, mengurangi tingkat polusi kota akibat pulusi udara, menahan api dan memberantas serangga.
8.       Kota Ditinjau dari Segi Statistik
Kota merupakan suatu wilayah yang secara statistik besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota.

PERKOTAAN
Perkotaan, adalah area terbangun dengan struktur dan jalan-jalan , sebagai suatu permukiman yang terpusat pada suatu area dengan kepadatan tertentu yang membutuhkan sarana dan pelayanan pendukung yang lebih lengkap dibandingkan dengan yang dibutuhkan di daerah pedesaan.

UKURAN KOTA
Ukuran Kota, pada kota-kota besar bergantung pada tingkat segregasi atau pengelompokkan penduduk yang biasanya berdasarkian ras terutama pada kota-kota besar. (Urban size, spatial segregation and educational outcomes. Ian Gordon and Vassilis Monastiriotis. Department of Geography and Environment London School of Economics. August 2003)
1.     Metropolitan
Metropolitan atau metropolis; merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti ibukota suatu negara; kota yang menjadi pusat kegiatan tertentu baik pemerintahan maupun perekonomian, suatu kota besar yang penting (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Metropolitan merupakan sebuah pusat populasi besar yang terdiri sebuah kota besar dan wilayah bersebelahannya, atau beberapa kota tetangga dan wilayah yang menempel dengan kota tersebut.
Pengertian umum tentang kota metropolitan diindikasikan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Hal tersebut sesungguhnya merupakan simplifikasi dari beberapa variabel yang merupakan faktor-faktor pembentuk kota metropolitan. Istilah metropolitan berasal dari kata “metro” yang mengambil dari sistem “perkereta-apian ringan” (light train system) di wilayah perkotaan. Kebutuhan sistem transportasi perkotaan tersebut adalah akibat dari pertumbuhan kota dimana sistem “commuter”penduduk perkotaan sudah terjadi (dari kota-kota “dormitory” ke kota induknya). “The metropolitan area is created by combining those counties which are integrated in terms of commuting with the central city and the county in which it lies.” (Larry S. Bourne, 1971, hal. 15). Kondisi tersebut terjadi pada kota yang telah mencapai penduduk lebih dari 1 juta jiwa dimana sistem metro/kereta api bawah tanah/subway mulai diperkenalkan untuk melancarkan pergerakan penduduk dalam melakukan kegiatan sehari-hari (bekerja, belanja, dll).

2.     Megalopolitan
Megalopolitan atau megalopolis; merupakan nama yang diberikan kepada sistem kotayang bersifat kompleks, merupakan kota besar dan berpenduduk berjuta-juta yang terdiri atas banyak metropolis (Kamus Tata Ruang, IAP & Cipta Karya, 1997).
Megalopolitan biasanya didefinisikan sebagai sebuah gabungan beberapa wilayah metropolitan dengan total populasi yang melebihi 10 juta jiwa. Beberapa definisi lainnya menetapkan kepadatan penduudk minimum untuk megalopolitan adalah 2.000 jiwa/km2. Megalopolitan bisa jadi merupakan sebuah wilayah metropolitan tunggal atau gabungan dari beberapa wilayah metropolitan yang saling berkaitan satu sama lain. 

PERENCANAAN KOTA
Perencanaan Kota salah satu bagian dari perencanaan tatqa guna lahan yang berhadapan dengan masalah fisik, social, dan pengembangan ekonomi dari wilayah metropolitan, kotamadya, dan wilayah sekitar.

PERENCANAAN GUNA LAHAN
Perencanaan Guna Lahan adalah salah satu istilah dalam kebijakan public di mana mengkombinasikan berbagai macam disiplin ilmu untuk menata dan mengatur penggunaan lahan dengan cara yang efisien.

PERANCANGAN KOTA
1.       Perancangan Kota ( Urban Design )
Perancangan Kota adalah proses dan hasil pengorganisasian dan pengintegrasian seluruh komponen lingkungan (buatan dan alam), sedemikian rupa sehingga akan meningkatkan citra setempat dan perasaan berada di suatu tempat (sense of place), dan kesetaraan fungsional, serta kebanggaan warga dan diinginkannya suatu tempat menjadi tempat tinggal. Hal tersebut dapat diterapkan pada berbagai setting dan kepadatan fisik, mulai dari daerah perkotaan, pinggiran perkotaan, hingga pedesaan. Perancangan ini juga diterapkan mulai dari skala lingkungan pemukiman hingga keseluruhan daerah, dan dapat terpusatkan pada permasalahan kota secara keseluruhan atau komponen khusus, misalnya lingkungan pemukiman, pusat bisnis, sistem ruang terbuka atau karakter jalan utama.

2.       PERENCANAAN TAPAK
Perencanaan Tapak (Site Planning)
Site Planning berkaitan dengan tahap prosese perancangan lansekap. Melibatkan beberapa bagian antara lain penataan guna lahan, akses, sirkulasi, privasi, keamanan, drainase, dll. Dilakukan dengan menyusun elemen-elemen lahan, tanaman, air, bangunan, dll.

MANAJEMEN PERKOTAAN
Manajemen Perkotaan (Urban Management)
Manajemen perkotaan adalah pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tata ruang, lahan, ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa, investasi, prasarana dan sarana perkotaan; serta disebutkan pula bahwa pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah) pengelola perkotaan.

KAJIAN PERKOTAAN
Kajian Perkotaan (Urban Studies)
Kajian Perkotaan adalah salah satu disiplin ilmu dimana mempelajari berbagia aspek dari kota, daerah suburban, dan kawasaan perkotaan lainnya. Berkaitan dengan ekonomi perkotaan, perencanaan kota, arsitektur kota, ekologi kota, system transportasi kota, politik perkotaan, dan hubungan social perkotaan. 

KEBIJAKAN PERKOTAAN (URBAN POLICY)
Istilah Kebijakan perkotaan diguankan untuk pengertian luas terhadap aktivitas, yang berkaitan dengan :
  1. Perkembangan ekonomi, termasuk aktivitas ekonomi lokal, pemasukan wilayah, dan kebijakan tenaga kerja
  2. Perkembangan sosial, termasuk perumahan dan wilayah sekitar, hubungan di dalam dan antara komunitas, inklusi sosial, dan
  3. Isu geografi, yang terpusat pada hubungan spasial kota, perencanaan, transportasi, lingkungan dan infrastruktur perkotaan.
Sumber :
http://www.wikipedia.com
Yunus, Hadi S,. 2005.Manajemen Kota: Perspektif Spasial.Pustaka Pelajar, Yogyakarta
http://www2.rgu.ac.uk/publicpolicy/introduction/housing.htm#Urban%20policy
Branch, Melville C,. 1985. Comprehensive City Planning : Introduction and Explanation. APA Planners Press. Indianapolis.
Daldjoeni. 1987. Geografi Kota dan Desa. Penerbit Alumni. Bandung.
SK Mendagri No. 65 tahun 1995.
Robert F. Dannenbrink. Jr.: The Community Design Element-Blueprint for Local Form and Image,” Orange Country Architect, Oktober/November, 1980.