Pagi itu langit Kota Raha berwarna biru ceria, setelah beberapa hari sebelumnya mendung dari pagi sampai malam. Sepertinya ini pertanda kalau hari itu merupakan hari yang baik untuk memulai sesuatu. Karena dihari baik, tuhan biasanya akan mengabulkan hajat seseorang.
Saat matahari bergerak naik menuju titik tengah antara pagi dan malam, wajah-wajah tegang itu berubah ceria. Akhirnya, Hanura dan PDIP sepakat untuk mengusung pasangan Syarifuddin Udu dan Hasid Pedansa di Pilbup Muna tahun 2020.
Syarifuddin Udu dan Hasid Pedansa merupakan pasangan pertama yang memastikan maju dalam Pilkada Muna 2020. Dukungan full partai besar yang memberikan sepuluh kursi, guna memenuhi persyaratan Parlementary Treshold, berbaris kokoh dibelakangnya. Hanura 5 kursi yang juga ketua DPRD Muna, PDIP 4 kursi serta PPP 1 kursi.
Pengumuman itu muncul disaat yang tepat, ketika para bupati masih disibukkan mencari dukungan partai dan belum menentukan calon pendamping. Syarifuddin Udu telah mengumumkan nama pasangannya. Kemudian memastikan mendapat dukungan full PDIP sebagai partai pemenang dua edisi Pilkada sebelumnya, dan Partai Hanura sebagai pemenang Pileg 2019 lalu.
Dukungan Hanura dan PDIP telah menjadi bola panas sejak awal wacana pilkada Muna bergulir di media sosial. Beberapa kandidat beserta pendukungnya seringkali membuat klaim didepan publik, baik medsos maupun dunia nyata. Sampai akhirnya pernyataan DPC yang mendapat restu dari DPP, coba dilawan dengan menggunakan Surat Tugas.
Politik tanpa klaim sepertinya memang kurang menarik. Klaim pasti menang atau pasti mendapatkan dukungan, sudah sangat masif dilakukan dari elit sampai ke akar rumput. Hal itu sudah berlangsung beberapa bulan, yang makin lama makin membuat panas kuping masyarakat Kota Raha.
Tanda-tanda Syarifuddin Udu akan mendapat dukungan PDIP juga Hanura sejatinya sudah nampak sejak awal tahun 2020 ini. Setidaknya ada beberapa peristiwa yang turut mengkonfirmasi kebenaran hal tersebut.
Masyarakat Muna tentu saja belum melupakan surat yang dilayangkan DPC PDIP Muna ke DPP PDIP, tanggal 6 Februari 2020. Bernomor : 105/IN/DPC-74-/II/2020, Perihal : Dukungan Calon Bupati, surat itu berisi permohonan untuk tidak merekomendasikan salah satu calon sebagai calon bupati yang diusung PDIP dalam Pilbup Muna 2020.
Selain itu pernyataan pembesar PDIP Sultra yang juga merupakan salah satu Pendiri Partai PDI Perjuangan yang jadi salah satu pembicara saat sosialiasi yang dilakukan Pak Syarif di Wakuru. Dengan tegas beliau mengatakan, akan berhadapan dengan PDIP sekiranya partai yang dibesarkannya itu tak sejalan dengannya di Pilkada Muna 2020.
Yang dilakukan Hanura terasa lebih nyelekit. Lewat Ketua Tim Pilkada DPD Hanura Sultra, Muattaqin Siddiq, DPD Hanura telah memastikan akan memberikam dukungan pada Syarifuddin Udu di Pilkada Muna 2020. "Jadi, 90 persen Hanura sudah jadi milik Syarifuddin Udu, 10 persen tinggal tunggu SK,” kata Mutaqqin Siddiq di Kantor DPD Hanura Sultra, Selasa 14 Januari 2020.
Tak ada yang menyangka sebelumnya, kalau Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri betul-betul serius maju di Pilkada Muna. Entah apa alasannya, tapi kenyataan bahwa Pak Dirjen telah mendaftarkan diri di 10 (sepuluh) partai sebagai calon bupati, bukanlah hal yang seharusnya dipandang sebelah mata.
Pak Syarif tak selalu membuat heboh, dia tak membuat gerakan yang berlebihan saat menyelam dan membuat air dipermukaan bergelombang. Dia melaju dengan tenang dan elegan, namun pasti. Dia juga tak meledak-meledak saat berbicara atau menanggapi isu maupun komentar miring tentang dirinya. Semua ditanggapi dengan tenang dan tetap santun.
Karakter itu menunjukan kematangannya sebagai seorang birokrat. Yang sangat berpengalaman tampil didepan umum, dan memberikan jawaban atas tiap permasalahan yang dialami semua kepala daerah se Indonesia.
Sikap yang ditunjukan dua partai besar tersebut sejak beberapa bulan lalu, seolah memberi kode keras bagi lawan politik Syarifuddin Udu. Tak cukup hanya dengan elektabilitas untuk mendapat dukungan, tapi masih ada faktor lain yang membuat parpol lebih yakin, yaitu integritas.
Dan Syarifuddin memiliki atribut itu, yang menggaransi bahwa semua parpol pengusung beserta koalisinya akan mendapat perlakuan lebih baik darinya. Sebagaimana yang sudah ditunjukannya selama lebih dari lima tahun menjabat sebagai Direktur Jenderal di Kemendagri yang mengurusi Keuangan Kabupaten dan Kota se Indonesia.
Pabila diibaratkan seorang petinju, Pak Dirjen adalah petinju berpengalaman yang tau pasti kapan harus melakukan Jab dan kapan saatnya melakukan Uppercut. Atau kapan saat melancarkan pukulan kombinasi. Langkah politik yang dilakukannya selama ini mungkin terlihat hanya bertahan dan sesekali melancarkan Jab ringan. Tapi itu yang harus diwaspadai dari seorang petinju berpengalaman.
Masih ingat ketika Mc Gregor melawan Mayweather?. Saat itu Mc Gregor terlihat begitu dominan dan diprediksi akan mampu mengalahkan Mayweather dengan cepat. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Mayweather terus bertahan dan mengulur waktu, sampai akhirnya meng KO Mcgregor pada ronde ke sepuluh.
Kadangkala kemenangan juga ditentukan oleh kesabaran dan pemilihan timing yang cocok untuk menyerang. Tidak menyerang membabi buta diawal, kemudian kehabisan tenaga ditengah jalan dan kalah.
0 comments:
Posting Komentar