Kesederhanaan menjadi istimewa bukan
krn orang yg tdk bisa hidup mewah namun karena orang yg bisa menikmati
kekuatan, kemewahan dan pemujaan memilih hidup tanpa itu semua. Tanpa Ali,
kita tak bisa menemukan arti kesederhaan yg mulia..
Kerendahan hati dan kejelataan
menjadi istimewa bukan krn orang yg memang berada dlm lapis terendah dlm
struktur masyarakat, namun krn org yg tdk mempetahankan kekuasaan dg keculasan
meski mempunyai semua alasan utk mengambil dan mempertahankan kekuasaan dg
keberanian dan keunggulan ilmu. Tanpa Ali, pengorbanan hanya sebuah kata
tanpa fakta...
Keternaniayaan dan
derita menjadi istimewa bukan krn orang yg memang tanpa daya, namun karena
orang yg memenuhi semua syarat keunggulan, hrs rela menjalani proses hukum alam
dg semua deritanya hanya karena dia hrs menjadi contoh keteraniayaan dan
oerlawanan. Tanpa Ali, kita tak akan menemukan manisnya
"derita"…
Kesendirian dan
keterpinggiran menjadi istimewa bukan lantaran orang yang memang tak
diperhitungkan atau lemah, namun karena orang yg selalu bisa menenggelamkan
setiap orang krn pesona dan wibawa, namun memilih jubah kepapaan dan beralas
tanah demi mengkerdilkan ketenaran, pemujaan dan gemerlap dunia. Tanpa
Ali, romantika keterpinggiran adalah ketololan pecundang semata...
Kedermawanan dan kepedulian menjadi istimea bukan lantaran
orang yang berderma dengan sisa atau setelah memastikan bagiannya tak ikut
didermakan , bahkan kadang bila pamrih menjadi balasannya, namun karena orang
yang memberikan apa yang diperlukan demi menghentikan raungan lapar dan cekikan
dahaganya. Tanpa Ali, kedermawanan mungkin hanyalah fatamorgana…
0 comments:
Posting Komentar