Rabu, 23 Januari 2013

Hanya Ali - Diangkat dari tulisan Muhsin Labib


Kesederhanaan menjadi istimewa bukan krn orang yg tdk bisa hidup mewah namun karena orang yg bisa menikmati kekuatan, kemewahan dan pemujaan memilih hidup tanpa itu semua. Tanpa Ali, kita tak bisa menemukan arti kesederhaan yg mulia..

Kerendahan hati dan kejelataan menjadi istimewa bukan krn orang yg memang berada dlm lapis terendah dlm struktur masyarakat, namun krn org yg tdk mempetahankan kekuasaan dg keculasan meski mempunyai semua alasan utk mengambil dan mempertahankan kekuasaan dg keberanian dan keunggulan ilmu. Tanpa Ali, pengorbanan hanya sebuah kata tanpa fakta...
 
Keternaniayaan dan derita menjadi istimewa bukan krn orang yg memang tanpa daya, namun karena orang yg memenuhi semua syarat keunggulan, hrs rela menjalani proses hukum alam dg semua deritanya hanya karena dia hrs menjadi contoh keteraniayaan dan oerlawanan. Tanpa Ali, kita tak akan menemukan manisnya "derita"…

Kesendirian dan keterpinggiran menjadi istimewa bukan lantaran orang yang memang tak diperhitungkan atau lemah, namun karena orang yg selalu bisa menenggelamkan setiap orang krn pesona dan wibawa, namun memilih jubah kepapaan dan beralas tanah demi mengkerdilkan ketenaran, pemujaan dan gemerlap dunia. Tanpa Ali, romantika keterpinggiran adalah ketololan pecundang semata...

Kedermawanan dan kepedulian menjadi istimea bukan lantaran orang yang berderma dengan sisa atau setelah memastikan bagiannya tak ikut didermakan , bahkan kadang bila pamrih menjadi balasannya, namun karena orang yang memberikan apa yang diperlukan demi menghentikan raungan lapar dan cekikan dahaganya. Tanpa Ali, kedermawanan mungkin hanyalah fatamorgana…

0 comments: