Hentakan apa yang kurasakan ini duhai jiwa yang merindu…???
Kutitipkan kedua mata ini pada
angin, biarlah dia menemani dalam setiap kedip yang mengungkap batasan dalam
setiap tatapku mencari dirimu, sembari mencari sesuatu yang menjadi pemicu
getaran yang tlah bersarang didadaku. Selang beberapa lama, mataku berhenti
pada burung Kecil cantik nan mempesona yang melabuhkan kedua kaki-kaki yang
dilengkapi jemari mungil miliknya kepada ranting rapuh berwarna coklat
kehitam-hitaman.
Wahai burung Kecil,
sesungguhnya diriku hanyut dalam kekaguman karena pesan yang engkau kirimkan
kepadaku lewat angin sebagai media. Berikan padaku kicaumu yang kedua, ketika
itu kuterima semoga gundah yang menyelimutiku saat ini dapat terobati. Wahai
burung Kecil yang kicaunya menggetarkan seluruh angkasa beritahukan kepadaku
perkara yang menghentakan hatiku itu…???
Wahai mahluk yang merindu…???
Sungguh mulia dirimu yang hatinya mampu terhentak karena rindu. Sekiranya bukan
karena diriku adalah diriku maka tiada arti hidupku ketika tak kusaksikan
kerinduan maha tinggi yang menyelimuti dirimu saat ini…???
oooh…burung Kecil, sungguh
cantik dirimu, memang engkaulah yang telah membuat sarang kegundahan dalam
diriku. Sesungguhnya diri ini menunggu kicauan indah kedua yang kalau engkau
bersedia melantunkannya untukku, maka terobatilah gundah yang dari tadi
bersarang pada dirku hingga mampu membuahkan sesak didadaku.
Wahai jiwa yang bersemayam
dalam diri manusiamu, sesungguhnya hatikupun tengah dalam keadaan bersedih,
mengapa yang padamu tertanam seluruh rahasia alam, yang diriku tak mampu
menampung semua itu, tak mampu menembus batasan-batasan yang tercipta karena
kerinduan. Sesungguhnya engkau mampu melihat kekosongan dalam diriku.
Sekiranya memang kicauku yang
mengurung dirimu dalam semesta kegelisahan maka, sesungguhnya aku yang kecil
ini tiada mampu untuk melakukan itu.
Kicauku adalah bunyi, yang hanya
mampu menembus telinga namun takmampu merobek Kerinduan menembus hati.
Sesungguhnya buluku hanyalah susunan beberapa warna yang terbentuk karena
partikel-partikel mungil yang tersusun, hingga tampaklah berjuta-juta susunan
keindahan bila DIA menghendakinya.
Ooooh…..Penghuni alam
semesta….??? Sungguh tiada pernah kubayangkan diriku mampu menahan derita
kerinduan ini manakala sumber kerinduan yang menghentakanku tiada mampu
kutemui…??? Sekiranya itu bukan dirimu namun siapa lagi yang harus kutemui
untuk mengobati luka ini…??? Sekiranya dia berada disuatu tempat yang
terselimuti ruang dan waktu dimanakah dia gerangan yang padanya mampu
kulabuhkan jiwaku sebagai pengobat rindu ini.
Wahai kau sang perajut rindu,
risalah apakah yang hendak kausampaikan padaku hingga membuat hentakan yang
bahkan diriku tiada mampu membedung arus kerinduan yang menyelimuti…??? Sungguh
mulia dirimu wahai burung kecil…sesungguhnya tiada pernah ingin kuhentikan
pencarianku sampai sumber kerinduan yang menghentakanku itu kudapati…???
Dan kemudian kupun mengetahui
bahwa dengan menitipkan mataku pada angin meskipun mampu menjelajahi setiap
sisi dari bumi yang membentang dari timur ke barat, itu tak akan mampu menyibak
tirai penghalang untukku bertemu dengannya…???
Kulanjutkan pencarianku namun
masih hangat dikepalaku akan ketidak mampuan inderaku menggapai hakekat
tertinggi dari semua itu. Dalam hati kubergumam, sekiranya bukan dengan kelima
ideraku ini lalu dengan apalagi harus kucari jawaban atas semua ini. Setelah
sekian menit pikiranku melanglang buana entah kemana, hingga pada akhirnya ia
menghentikan sejenak perjalanannya dan singgah pada suatu kesimpulan, sungguh
hanya dengan mencari dalam mimpi semua kebimbangan ini akan terjawab. Tapi
bagaimana semua itu akan terjadi, sedang diriku yang sekarang berada dalam
dunia yang semu ini. Perlahan-lahan kuberikan kepercayaanku pada mimpi untuk
membawa serta seluruh kesadaranku agar dapat mengarungi setiap makna yang
tersirat dalam dimensinya, mungkinkah mimpi tak mengecewakanku tuk yang kedua
kali…??? Aku telah kecewa dengan inderaku karena kesalahannya yang pertama,
mungkinkah kesalahan serupa kan terulang untuk yang kedua kali…??? Oh…jiwa-jiwa
yang bersemayam dalam diriku……bukankah aku terlalu naif sebagai seorang
musafir…???
Ooooh….diriku
kemanakah....BERSAMBUNG....
_Azis Syahban....
0 comments:
Posting Komentar