Anehnya langit disini, tak begitu gelap meski hampir tengah malam. Saat waktu menunjukan pukul 22.00 malam, dari atas sini langit terlihat masih cukup terang, seperti sebentar lagi akan tiba waktu subuh. Sementara mataku mulai terasa berat, rasanya ingin kutiduri kasur empuk beralas selimut biru didalam sana.
Kuangkat gelas kaca dari atas meja kecil disamping kiriku. Syukurlah masih tersisa sedikit kopi susu yang telah dingin, cukup untuk melapisi mulutku dari rasa rokok yang semakin hambar. Saya tak begitu suka mengisap rokok tanpa meminum kopi, atau minuman lain yang berasa manis, asam maupun asin. Kalau tidak, permen dan segelas air putih juga cukup.
Kubuka ebook kiriman dokter muda beberapa waktu lalu, Judulnya "Milennial Power". Dicover depannya ada foto seorang pesulap yang telah pensiun, yang beberapa tahun lalu mempopulerkan jenis diet baru. Saya sempat mengikuti dietnya, dan belum berhasil sampai saya menyerah karena asam lambungku tiba-tiba kambuh.
Sepertinya ini buku motivasi, yang ditujukan buat para milennial untuk mandiri kemudian sukses. Tapi tanpa melalui jalur sekolah, karena sekolah hanya akan membuatmu menjadi pesuruh. Buku ini juga sebagai upaya promosi Milennialpower.id untuk menjadi sebuah platform masa kini yang membantu para Milennial untuk sukses.
Bagian pertama buku ini menggugat sekolah dan sistem pendidikan, yang cenderung membentuk milennial menjadi pesuruh orang yang lebih berkuasa. Sekolah hanya dirancang untuk membuat kamu (para milennial) menjadi seorang pekerja, karyawan atau buruh kantor.
Kenyataannya tidak semua orang punya motivasi sama dalam bersekolah. Menurut saya buku ini berusaha menggambarkan salah satu tipe orang dengan motivasi itu. Karena tidak semua orang yang bersekolah ingin sukses dan menjadi bos. Meskipun menjadi bos dan memiliki banyak bawahan adalah impian banyak orang.
Ada juga tipikal orang yang belum punya cita-cita ingin menjadi apa saat pertama bersekolah. Setelah dipertengahan atau mendekati akhir sekolah, barulah mereka memikirkan ingin menjadi apa, atau berkarir seperti apa setelah tamat atau lulus.
Kebanyakan dari mereka hanya ingin menikmati kebebasan berkuliah. Punya banyak teman, hidup sendiri dinegri orang dan mengunjungi banyak tempat tanpa ada yang melarang. Periode kuliah merupakan suatu masa dimana kehidupan para anak milennial memasuki dunia baru penuh kebebasan bertindak dan berekspresi.
Sebelum mengkritik sistem pendidikan, buku ini terlebih dahulu memulai dengan pernyataan bahwa dengan bersekolah ataupun kuliah, itu tidak akan menjamin kamu akan sukses nantinya. Mungkin pendapat itu ada benarnya, tapi apakah itu 100% benar mungkin juga tidak.
Mari kita coba belajar dari orang tersukses didunia dan Indonesia saat ini. Pertama saya ingin menyebut nama Jeffrey Preston Bezos, pengusaha terkaya di dunia sepanjang sejarah modern. Ia adalah pendiri, chairman, CEO, presiden dan pemilik saham mayoritas Amazon.com, e-commerce terbesar di dunia saat ini.
Jeff Bezos merupakan lulusan Universitas Princeton, dia pernah menjadi kariawan dan bekerja sebagai analis keuangan untuk D. E. Shaw & Co. sebelum mendirikan Amazon pada tahun 1994.
Bill Gates dan Paul Allen pendiri Microsoft tahun 1975, yang sistem operasinya, Windows, terpasang di mayoritas komputer di dunia. Gates lulus dari Lakeside School tahun 1973. Setelah itu ia mengambil tes SAT dan mendapatkan skor yang sangat tinggi, yaitu 1590 dari 1600. Dengan nilai itu, ia diterima di Harvard College di mana ia bertemu dengan Steve Ballmer yang kelak menggantikan Gates sebagai CEO Microsoft.
Amancio Ortega orang terkaya ke-3 didunia atau yang pertama di eropa. Jika anda seorang penggemar fashion, pasti telinga anda sudah tidak asing lagi dengan merk fashion terkenal ‘Zara’. Merk fashion yang satu ini sangat terkenal di dunia internasional. Sejak usia 13 tahun Ortega putus sekolah karena masalah ekonomi.
Mark Zuckerberg pendiri media sosial terbesar didunia, yaitu Facebook yang didirikan pada tahun 2004 saat ia masih menjadi mahasiswa tingkat dua di Universitas Harvard. Meski tidak pernah lulus kuliah, Mark merupakan orang termuda dalam daftar orang terkaya di dunia saat berusia 33 tahun, sekaligus menjadi pemimpin dan CEO Facebook.
Setelah Mark, saya ingin menyebut seseorang yang oleh presiden RI ditunjuk sebagai penasehat e-Comerse, yaitu Jack Ma, seorang pebisnis berkebangsaan Tionghoa. Dia merupakan pendiri sekaligus Chairman Eksekutif dari Alibaba Group, perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok.
Setelah menamatkan sekolah menengah, dia mendaftar ke Universitas Keguruan Hangzhou, semacam institut keguruan dan ilmu pendidikan. Disini dia belajar menjadi guru sekolah menengah. Selulus dari Universitas, dengan gelar Sarjana di bidang bahasa Inggris, dia ditugaskan mengajar di universitas.
Di Indonesia sendiri ada nama Nadiem Makarim, di tengah-tengah lompat dari satu perusahaan ke perusahaan lain, pada 2010 ia mulai mendirikan startup sendiri yakni Gojek yang kini menjadi PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional. Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris.
Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration. Dengan ijazahnya, Nadiem kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta, sebelum mendirikan Gojek.
Selain Nadiem yang telah diangkat menjadi Mentri Pendidikan RI, ada juga nama Ferry Unardi yang merupakan salah satu pendiri Traveloka.com, yaitu sebuah perusahaan e-commerce yang menyediakan kebutuhan untuk perjalanan seperti tiket pesawat dan hotel.
Ferry merupakan lulusan Computer Science and Engineering di Purdue University dengan gelar Bachelor Science. Setelah menyelesaikan studi strata pertamanya, Ferry sempat bekerja sebagai Software Engineer di Microsoft, Seattle, Amerika Serikat (AS), selama kurang lebih 3 tahun.
Ferry memutuskan untuk keluar dari Microsoft dan melanjutkan kuliah untuk memperoleh gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. Namun, sayangnya ia hanya kuliah selama 1 semester.
Dari semua nama diatas hanya Ortega yang putus sekolah, namun karena alasan kesulitan ekonomi. Sedangkan semua orang sukses diatas yang saat ini masuk dalam daftar terkaya dunia dan Indonesia, memiliki sebuah riwayat yang sama. Yaitu pernah kuliah dan pernah menjadi kariawan sebelum akhirnya sukses dan menjadi pemimpin di perusahaan.
Menjadi sukses tanpa sekolah dan kuliah mungkin saja terjadi, tapi menganggap sekolah dan kuliah menghambat kesuksesan itu juga kurang tepat. Karena dilingkungan kampus tempat kuliah, ada banyak faktor yang akan membuat seseorang sukses. Misalnya berteman dengan anak seorang bos atau pejabat, juga bisa membuka jalan menuju sukses.
Selain itu mengikuti dosen atau senior yang telah sukses, juga bisa membuka jalan untuk sukses. Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang kan didapati dilingkungan kuliah, yang mana itu dapat merubah karakter dan perilaku seseorang dari biasa menjadi luar biasa.
Mungkin saya sependapat dengan buku itu kalau kuliah tidak menjamin kesuksesan, tapi pada orang yang hanya kuliah tanpa bergaul dan mengamati perkembangan. Untuk seseorang yang kuliah dan mengamati setiap perkembangan untuk mencari peluang, dan punya pergaulan luas, sepertinya itu kurang tepat.
2 comments:
Luarbiasa, salah satu ebook yg cukup populer dikalangan milenial dibedah secara sederhana sehingga mudah dipahami dan sangat asyikk untuk dibaca 🤘🏻
Wow...dikomen sama Milennial tampan dan baik hati, juga sangat asyik dan luar biasa.
Posting Komentar