Kamis, 27 Desember 2018

Freddie Mercury, Pria Pemalu Yang Memberikan Hidupnya Demi Kebahagiaan Orang Lain



Dalam daftar lagu yang pernah top di inggris, amerika dan juga dunia, bahkan sangat dapat dikatakan telah melegenda, Bohemian Rhapsody ada di antaranya. Lagu yang konon memakan biaya mahal dalam pembuatannya, dengan lirik yang hingga saat ini masih terus dipertanyakan makna beberapa kata-kata nya, dan musik yang memadukan unsur opera, pop, rock hinggu paduan suara kemudian dikemas menjadi sebuah lagu.

Lagu ini bagian dari album tersukses Queen sebagai sebuah band yaitu A Night At The Opera, yang kala itu mampu menggoncang inggris dan amerika, bahkan dunia dengan sedikit melanggar kebiasaan sebuah lagu yang dapat diterima pasar dengan durasi hanya 3 menit lebih. 


Lagu Bohemian Rhapsody berdurasi hampir 6 menit dan menjadikan Queen sebagai salah satu Band yang melegenda sampai saat ini. Lagu Ini merupakan sebuah maha karya dari seorang jenius bernama Freddie Mercury, yang kemudian menjadikannya legenda dan dikenang sampai beberapa generasi setelahnya hingga saat ini dan mungkin setelah ini. Bahkan ketika nama Freddie Mercury tak dikenal lagi, lagu Bohemian Rhapsody akan mengantarkan pendengar pada sosok utama yang berperan besar dibalik terciptanya lagu ini.

Ahirnya kisah perjalanan Queen diangkat ke layar lebar, dengan judul sama dengan judul salah satu lagunya, Bohemian Rhapsody, dan telah tayang secara perdana dibioskop-bioskop tanah air. Mungkin lebih tepatnya ini adalah film biografi Freddie Mercury, karena hampir keseluruhan ceritanya mengisahkan sosok Freddie Mercury, mulai dari seorang biasa kemudian tumbuh menjadi bintang besar yang dikenal dunia.

Sosok Freddie Mercury sangat membekas dalam memory para penggemarnya diseluruh dunia, bahkan oleh para penikmat musik yang menjunjung tinggi standard dan kualitas tinggi dalam bermusik. Suaranya yang khas dan aksi panggung yang selalu enerjik dalam setiap pertunjukan, membuat penampilannya selalu dinanti para penonton. Adalah seorang perform, begitu Freddie menyebut dirinya. Itu bukan hanya sebuah ungkapan dari bintang besar sepertinya, tapi sebuah pernyataan yang selalu siap memberikan 100% demi menghibur dan menyenangkan para penontonnya.

Freddie tak pernah setengah hati dalam bermusik ataupun dalam tiap penampilannya, semua dilakukan secara total dan profesional, untuk para penggemar yang selalu mencintainya, untuk teman-teman yang selalu mendukungnya, untuk kekasih yang selalu dicintainya, untuk keluarga dan tentu saja untuk kucingnya. Freddie adalah sosok yang perfeksionis, yang selalu menginginkan hasil terbaik dalam tiap lagu yang diciptakan Queen. Dia selalu mendorong rekan-rekannya untuk dapat mengeluarkan seluruh kemampuan demi melahirkan suatu karya yang lebih baik dari sebelumnya.

Ya, Freddie adalah seorang yang memiliki standar tinggi dalam ber musik, yang juga mampu mengetahui dan merubah selera pasar mengenai jenis musik yang diinginkan. Bukan hanya itu, dia juga ikut menaikan standar musik pasar, dari yang baik kemudian memberikan musik yang lebih baik untuk dinikmati. Apabila melihat nama besarnya, akan sulit membayangkan bahwa Freddie merupakan seorang gay, atau lelaki penyuka sesama jenis, keturunan Parsi India, yang berasal dari keluarga penganut Zoroastrian.

Beberapa minggu berlalu sejak pemutaran perdananya, film itu telah banyak menyita perhatian para penikmat musik di tanah air. Berbagai apresiasi, juga kritik dalam bentuk tulisan dengan mudah ditemukan di media sosial Facebook, ada yang mengkritik dengan keras dan tidak sedikit yang mengapresiasi film tersebut. Semua itu jelas sangat tidak ada hubungannya dengan saya, siapalah saya ini, Saudara Brian May sang gitaris? Bukan. Teman john decon sang basist? Juga bukan. Keluarga Roger Taylor si penggebuk drum mungkin, bukan jugaaa. Atau, pasangan gay om Freddie Mercury sang vocalis yang disebut jenius itu? Cukup (gebrak meja 5x).

Untuk menonton film Bohemian Rhapsody, saya harus bersabar dan menunggu, kira-kira sampai film tersebut dapat di download dan memiliki terjemahan yang baik. Saya tahu bahwa pada akhirnya kesabaranku akan berbuah manis, karena kreatifitas netizen tak pernah bohong, dalam membajak film bioskop contohnya. Dan film ini hasilnya. Meski kualitas videonya masih rendah, tapi memiliki terjemahan yang baik, ahirnya sayapun dapat menikmati film Bohemian Rhapsody dengan sangat khusyu.

Pada beberapa adegan, saya sering kali kembali teringat mendiang Freddie Mercury, membayangkan sosoknya yang hanya kukenal lewat video, foto dan tulisan orang-orang. Dia sedang bernyanyi dan beraksi diatas panggung dengan suaranya yang khas dan aksi panggungnya yang begitu enerjik. Tanpa sadar sayapun ikut bernyanyi ketika Kill The Queen dinyanyikan. Dari sekian banyak lagu Queen, Kill The Queen adalah satu yang menjadi favoritku. Lagu ini terdengar sangat enak, meskipun ketika pertama kali mendengarnya saya merasa bingung, karena menurut saya ini lagu yang rumit.

Sayang sekali, dalam film ini tidak saya dengarkan lagu Spread Your Wings, menurutku suara Freddie Mercury terdengar sangat Sexy di lagu ini. Terutama pada kalimat "Sammy boy don't you know who you are" setelah lead gitar.

Roger Taylor dan Brian May dan 
Saya juga sempat mengira bahwa Brian May berperan sebagai dirinya dalam film ini, karena wajah pemerannya sangat mirip dengan Brian ketika muda dulu. Sepertinya bukan hanya saya yang merasa demikian, ada beberapa orang yang telah menonton film ini turut merasakan hal tersebut. Untuk sosok Freddie Mercury, saya cukup mengenal wajahnya, dan termasuk penggemarnya.

Bukan persoalan siapa yang memerankannya, orang-orang boleh saja mengkritik penampilan fisik maupun segala hal tentang Rami Malek yang memerankan Freddie Mercury dalam film ini. Apakah dia gagal atau berhasil, menurutku itu sangat subjektif, tergantung masing-masing orang dalam melihat dan merasakan kembali kehadiran Freddie Mercury lewat film ini.

Salah satu maksud dari film ini adalah mengajak penggemar bernostalgia pada sosok Freddie Mercury, karena ini film biografi. Untuk mengenang kembali tiap peristiwa masa lalu yang didalamnya melibatkan lagu queen, mungkin hal romantis yang ada kaitannya dengan seorang perempuan, atau hal lain yang ada hubungannya dengan kawan-kawan, atau bahkan peristiwa lainnya yang lebih heroik.

Sebut saja lagu Love Of My Live yang sangat romantis, yang mengingatkanmu pada saat-saat pacaran dulu. Dengan petikan gitar seadanya, kau mainkan untuk menghibur kekasihmu ketika sedang galau, tentu saja supaya tidak terjadi pertengkaran yang akan melibatkan blok barat dan blok timur. Atau lagu It's A Hard Life, yang mengingatkanmu pada situasi galau, sulit dan kritis sampai hampir sakit karena diputus pacar, semoga tak terbayangkan olehmu tindakan nekat, dengan memanjat gedung tinggi Universitas 45  Makassar kemudian melompat dari lantai 9. Jangan, karena itu akan sangat memalukan bagi anak teknik kawan.

Atau ada diantara kamu yang pernah dekat dengan seorang wanita, saking dekatnya tiba-tiba muncul perasaan suka padanya, kemudian kamu pengen nembak dan menjadikan dia pacar. Tapi dia ahirnya bilang, kalau kamu itu teman terbaiknya, dan anehnya dia katakan itu sebelum kau katakan cinta, sayang sekali kamu kena PHP. Jangan dengar lagu You're My Best Friend kalau begitu, nanti jadi tambah sakit.

Mending dengarkan saja lagu We Are The Champion. We Are The Champion, My Friend, No Time For Losers, cause we are the champion of the world, begitu katanya. Kita juaranya kawan, lewati kalimat berikutnya, karena kita adalah juara dunia. Kita juaranya, juara kawan. Oke, kalau setelah ini perasaanmu sudah baikan mari kita dengar lagi lagu lainnya, Don't Stop Me Now, dan mari bersenang-senang. Tak ada yang akan menghentikanku, saya seorang bintang jatuh, melompati langit, seperti seekor harimau menentang hukum gravitasi. Tak ada yang akan mengentikanmu.

Lagu terakhir diatas (Don't Stop Me Now), adalah lagu yang paling membahagiakan didunia sepanjang masa, setidaknya itu menurut studi ilmuwan di University Of Missouri. Adalah Jacob Jolij yang mengungkapkannya. Dia telah mengembangkan formula untuk menganalisis 126 lagu dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Dengan bantuan perusahaan rekaman di inggris, mereka mengumpulkan lagu yang paling membahagiakan menurut pendengar.

Tiap lagu dianalisis menurut ketukan per menitnya, tema, dan liriknya. Diberitakan Indy100 tahun 2016 lalu, ilmuwan mengungkap, lagu yang membahagiakan memiliki ketukan lebih tinggi daripada lagu-lagu pop biasa. "Bila tempo rata-rata lagu pop biasa sekitar 118 ketukan per menit, lagu-lagu yang membahagiakan punya ketukan 140-150 per menit," kata Jolij.

Hasil penelitian itu tentu saja masih dapat dikoreksi, karena selera musik orang bisa berbeda. Ada yang suka pop, rock, metal, musik klasik, lagu daerah, bahkan untuk yang lebih ekstrim ada yang suka musik keras yang nyanyinya cuma teriak-teriak seperti orang kesurupan, seperti sepultura dan kawan-kawannya.

Freddie adalah seorang pecinta sejati, meskipun mengalami kelainan sexual karena menyukai sesame jenis, Freddie tetap cinta pada kekasihnya Mary Austin. Ketika freddie memiliki seorang kekasih gay, Mary telah menikah dan memiliki anak. Freddie dengan senang hati menjadi bapak baptis dari anaknya, dan hubungan mereka tetap erat dalam kehidupan nyata. Inilah cinta tanpa nafsu yang dirasakan Freddie terhadap kekasih sejatinya. Karena perasaan ini sangat dalam, tak jarang Freddie menuangkannya menjadi sebuah lagu. Satu yang paling terkenal adalah Love Of My Life, yang merupakan pernyataan Freddie bahwa dirinya akan selalu mencintai Mary selamanya, meski dalam situasi apapun.

Dalam film Bohemian Rhapsody, hal tersebut dapat dilihat ketika Freddie melamar Mary untuk menikahinya dengan memberikannya cincin. Setelah Mary memakai cincin tersebut, kalimat yang diucapkan Freddie “berjanjilah padaku kau tidak akan pernah melepaskannya, walau apapun yang terjadi”. Freddie adalah orang yang sangat romantis yang cuma mencintai seorang wanita, dalam film, ketika dia menyampaikan kelainannya pada kekasihnya, dan kekasihnya hampir saja melepaskan cincin itu, Freddie kelihatan panik dan ketakutan akan kehilangan Mary dalam hidupnya.

Dia hanya ingin Mary selalu berada dalam kehidupannya, walaupun bukan sebagai pasangan hidup, hanya ingin berada didekatnya dan dapat bertemu dengannya. Freddie sangat mencintai Mary, hal itu pula yang membuatnya menjauhi paul dan kembali pada teman-teman juga keluarganya, setelah sekian lama mereka berpisah karena Freddie tenggelam dalam pergaulan bebas dan seringkali mengadakan pesta-pesta liar bersama orang yang tidak jelas, setidaknya itu yang diperlihatkan dalam film. Ketika penyakitnya makin parah dan Freddie hanya terbaring di tempat tidur, Marylah yang selalu mengurusnya, sampai Freddie memberikannya julukan “The Old Faihful” atau Yang Paling Setia. Bahkan sampai saat Freddie menghembuskan nafas terakhirnya, Mary tetap berada disampingnya.

Lesley-Ann Jones penulis biografi Freddie Mercury, yang pada 2011 lalu merilis buku Bohemian Rhapsody, kerap mengungkapkan Freddie Mercury kerap merasa tak nyaman dengan popularitasnya. Dia hanya menginginkan sebuah kenormalan dan tak ingin popularitas merusak kehidupannya. Jones juga mengatakan bahwa Freddie adalah pria yang sangat sopan dan menghormati orang lain. Untuk ukuran seorang perform yang memiliki jutaan penggemar diseluruh dunia, dan seringkali disaksikan puluhan bahkan ratusan ribu manusia dalam setiap konsernya, agaknya cukup aneh apabila melihat sosok asli seorang Freddie yang sangat lembut dan cukup pemalu ketika sedang berada diwaktu santainya.

Hal tersebut sebetulnya dapat dilihat lewat kanal youtube, bagaimana gestur Freddie ketika sedang diwawancarai, dia sangat pemalu namun sangat sopan dan menghargai orang lain. Hal ini sangat berbeda jauh dengan apa yang ditampilkan dalam film. Pada salah satu momen ketika sedang melakukan jumpa pers, Freddie ditampilkan sebagai sosok yang arogan dan tak punya etika dalam menjawab pertanyaan seorang jurnalis perempuan. Mungkin itu bagian dari bagaimana mendramatisir suasana dalam sebuah film dengan tujuan mendapat ratting yang lebih baik, atau ada tujuan lain, entahlah, yang pasti saya cukup menikmati film ini.

Puncak dari film ini menurut saya adalah ketika Queen tampil pada konser Live Aid. Sebuah konser yang kelak dicatat dunia sebagai konser Rock terbesar sepanjang masa yang dilaksanakan di Stadion Wembley Inggris, ditayangkan secara live di 150 Negara dan disaksikan kurang lebih sekitar 1,9 miliar penonton diseluruh dunia.

Freddie, Brian, Roger dan John keluar dari van mini ketika nama Queen dipanggil. Dengan penuh gairah Freddie berlari kecil menuju panggung. Hanya menggunakan kaos singlet, celana jeans, sepatu adidas berwarna putih dan kumis tebal yang menjadi cirri khasnya dalam beberapa tahun terakhir masih tetap bertahta diantara hidung dan mulutnya. Potongan rambutnya pendek dan disisir klimis kearah belakang. Pada era 80an ini adalah sebuah identitas yang sangat lekat dengan sosok Freddie Mercury. Seisi stadion menjadi meriah ketika sang bintang muncul keatas panggung sambil meninju udara diiringi kemunculan bintang Queen lainnya (Brian May, John Decon dan Roger Taylor).

Tak perlu berlama-lama, Freddie segera menuju piano dan duduk, jemarinya dengan sangat lembut menyentut tuts piano dan memainkan nada pembuka lagu Bohemian Rhapsody, dan seketika penonton berubah menjadi semakin histeris. Sejak awal Bohemian Rhapsody dinyanyikan, penonton juga ikut bernyanyi, lagu ini berhenti sampai bagian solo gitar yang dimainkan Brian May. Selanjutnya penonton dibuat bergoyang oleh Queen pada lagu berjudul Radio Gaga dengan tempo yang sedikit dibuat lebih cepat. Pada lagu ini terdapat momen yang sangat langka, Freddie sang Vokalis mampu menyihir puluhan ribu penonton yang memadati stadion dan membuat mereka mengikuti gerakannya, menepuk tangan 2x.

Belum lagi ketika Freddie melakukan improvisasi dengan teriakan “Eeeoo” sebelum lagu Hammer To Fall. Seluruh penonton mengikutinya dengan teriakan yang sama, bukan hanya penonton wembley, tapi penonton di 150 Negara yang menyaksikan penampilan Queen lewat saluran televisi melakukan teriakan yang sama. Seolah malam itu menjadi malam penghargaan bagi Queen dan Freddie Mercury secara pribadi. Betapa tidak, orang yang selalu merasa kesepian dan terpenjara oleh ketenaran, pada malam itu mendapat ungkapan cinta yang tulus dari puluhan ribu panonton secara langsung. Itu sungguh luar biasa, sangat-sangat luar biasa.

Akhirnya konser Live Air dikenang sampai hari ini, salah satunya karena penampilan band yang sangat fenomenal yaitu Queen dan pertunjukan yang yang sangat menghibur oleh seorang bintang besar yang memberikan segalanya demi kebahagiaan penonton. Dialah Freddie Mercury, yang memberikan hidupnya demi kebahagiaan orang lain.

Sayang sekali, saya tak berada di Kota Daeng ketika pemutaran perdana Film Bohemian Rhapsody akan tayang dibioskop-bioskop Kota Makassar. Saya akan sangat senang ketika membayangkan diriku akan sangat antusias untuk pergi ke bioskop dan menyaksikan Film Tersebut dengan layar besar dan kualitas video yang sangat baik. Tapi sebelumnya saya harus bertanya pada seorang teman (Prof Alam namanya) untuk memastikan ada teman lain yang ingin menonton film itu, tentu saja teman yang juga penikmat musik :
Woi alam, ayo pergi nonton di bioskop?
Film apa dinonton? Bagus jee kah?
Bagus jee, Film Bohemian Rhapsody, film tentang Band dari inggris, Queen. Itu e, yang lagunya we are the champion.
Edd, film apa itu? Kalau lagunya kusuka jee, panggilmoko orang lain.
Siapa teman-teman yang bisa diajak di? Bagaimana kalau irfan?
Jammoko panggil dia, kalau filmnya Iwan Fals pasti mau. Itu ana kalo didepan komputer, saking lagunya iwan fals jee naputar, tiada lagu lain, mudah-mudahan tidak fals jee suaranya. Nanti tidurq di bioskop, kayak dulu tidur di studio musik.
Onco iya, agak lebih modern dari irfan,
Bisa juga, tapi kalau filmnya ebiet g ade mungkin senang sekali itu.
Barangkali disana ada jawabnya. kalau saktria? sering jee pergi nonton kalo dia
Sering ji iya, tpi nonton AADC. Tida suka dia lagu bahasa inggris apalagi band luar negri
Iya di, panggil ancu saja deh.
Bro, itu filmmu ada joget-joget nya kah? Kalau ada panggilmi ancu, na soget koitu. Soget...soget...tidak mudengar kah kalo putar musik dirumah, lagunya ; "kau tinggal turun naik, kau tinggal turun naik, kau tinggal turun naik turun naik trus. Habis itu goyang tobelomi.
Tiada joget-jogetnya, Queen ini bro, tidak mutau kah?
Apaa itu, tidak kutauii...
Itumi juga, susanya cari orang, takala panggil uL saja kalo begitu,
Kalau bisa panggilmi. Namenyanyikan koitu lagu darah juang, yang ada bukan ke bioskop tapi turun ke jalan.
Waduh...coba carikan yang bisa pale, Cawang atau rull kah?
Cocok skali itu orang dua kopanggil. Natemani jee koitu pergi di mall, sampe sana kau pergi di bioskop mereka pergi liat-liat baju n celana.
Mau pergi belanja atau nonton?
Itumi, mending koajak maskur bro, bagus kalo itu.
Iyakah, apa bagusnya?
Kalau sama ko maskur, mandi wajib kodulu sebelum jalan, biar berkah to. Tapi jangan lupa wudhu nah, terus ke masjid dan shalat, kalau bisa kau yang adzan bro.
Woi, mau pergi nonton atau pergi haji ini?
Bah, pergi nonton jee bro, tapi pergi nonton kasidah n tilawatil Qur'an
Kulaporko abang akul nanti. Coba pikir-pikir dulu siapa yang bisa?
Coba hubungi Pai Kriting,
Iya di, baru saingat.
Senang dia yang begitu, dulu saja pergi nonton konser nya kotak, sambil lompat-lompat n tangannya bikin simbol kotak.
Ixixi, Itu konser, ini film.
Ada bola nimalam kah?
Kayaknya ada n Inter Milan main
Susami kalau begitu, tidak mungkin Pai mau tinggalkan Inter.
Itudia, baru siapa pale? Coba kasi saran yang bagus-bagus kah?
Santai saja bro, dunia ji ini,
Iya, cocomi dunia ji ini, itu artinya masih hidup ki bro, hahaha, kalau awam gmn menurutmu?
Kalau awam kecuali lagu jepang dia, seperti J Rocks, pasti mau kalo itu.
Hmm...susanyami, coba pikir-pikir lagi, masa tiada  yang bisa? Mau ajak syahrul, tapi kayaknya lagi main point blank di asramanya.
Coba saja, sapatau mau ki, tapi bawako kerel, kompor, tenda n makanan nah?
Woi, masunu?
Apalagi kalau bukan naik gunung,
Hahaha...nanti diajak ke ramma atau bulu saraung,

0 comments: