Dalam daftar lagu yang pernah top di
inggris, amerika dan juga dunia, bahkan sangat dapat dikatakan telah melegenda,
Bohemian Rhapsody ada di antaranya. Lagu yang konon memakan biaya mahal dalam
pembuatannya, dengan lirik yang hingga saat ini masih terus dipertanyakan makna
beberapa kata-kata nya, dan musik yang memadukan unsur opera, pop, rock hinggu
paduan suara kemudian dikemas menjadi sebuah lagu.
Lagu ini bagian dari album tersukses
Queen sebagai sebuah band yaitu A Night At The Opera, yang kala itu mampu
menggoncang inggris dan amerika, bahkan dunia dengan sedikit melanggar
kebiasaan sebuah lagu yang dapat diterima pasar dengan durasi hanya 3 menit lebih.
Lagu Bohemian Rhapsody berdurasi hampir 6 menit dan menjadikan Queen sebagai
salah satu Band yang melegenda sampai saat ini. Lagu Ini merupakan sebuah maha
karya dari seorang jenius bernama Freddie Mercury, yang kemudian menjadikannya
legenda dan dikenang sampai beberapa generasi setelahnya hingga saat ini dan
mungkin setelah ini. Bahkan ketika nama Freddie Mercury tak dikenal lagi, lagu
Bohemian Rhapsody akan mengantarkan pendengar pada sosok utama yang berperan
besar dibalik terciptanya lagu ini.
Ahirnya kisah perjalanan Queen
diangkat ke layar lebar, dengan judul sama dengan judul salah satu lagunya,
Bohemian Rhapsody, dan telah tayang secara perdana dibioskop-bioskop tanah air.
Mungkin lebih tepatnya ini adalah film biografi Freddie Mercury, karena hampir
keseluruhan ceritanya mengisahkan sosok Freddie Mercury, mulai dari seorang
biasa kemudian tumbuh menjadi bintang besar yang dikenal dunia.
Sosok Freddie Mercury sangat membekas
dalam memory para penggemarnya diseluruh dunia, bahkan oleh para penikmat musik
yang menjunjung tinggi standard dan kualitas tinggi dalam bermusik. Suaranya
yang khas dan aksi panggung yang selalu enerjik dalam setiap pertunjukan,
membuat penampilannya selalu dinanti para penonton. Adalah seorang perform,
begitu Freddie menyebut dirinya. Itu bukan hanya sebuah ungkapan dari bintang
besar sepertinya, tapi sebuah pernyataan yang selalu siap memberikan 100% demi
menghibur dan menyenangkan para penontonnya.
Freddie tak pernah setengah hati
dalam bermusik ataupun dalam tiap penampilannya, semua dilakukan secara total
dan profesional, untuk para penggemar yang selalu mencintainya, untuk
teman-teman yang selalu mendukungnya, untuk kekasih yang selalu dicintainya,
untuk keluarga dan tentu saja untuk kucingnya. Freddie adalah sosok yang
perfeksionis, yang selalu menginginkan hasil terbaik dalam tiap lagu yang
diciptakan Queen. Dia selalu mendorong rekan-rekannya untuk dapat mengeluarkan
seluruh kemampuan demi melahirkan suatu karya yang lebih baik dari sebelumnya.
Ya, Freddie adalah seorang yang
memiliki standar tinggi dalam ber musik, yang juga mampu mengetahui dan merubah
selera pasar mengenai jenis musik yang diinginkan. Bukan hanya itu, dia juga
ikut menaikan standar musik pasar, dari yang baik kemudian memberikan musik
yang lebih baik untuk dinikmati. Apabila melihat nama besarnya, akan sulit
membayangkan bahwa Freddie merupakan seorang gay, atau lelaki penyuka sesama
jenis, keturunan Parsi India, yang berasal dari keluarga penganut Zoroastrian.
Beberapa minggu berlalu sejak
pemutaran perdananya, film itu telah banyak menyita perhatian para penikmat
musik di tanah air. Berbagai apresiasi, juga kritik dalam bentuk tulisan dengan
mudah ditemukan di media sosial Facebook, ada yang mengkritik dengan keras dan
tidak sedikit yang mengapresiasi film tersebut. Semua itu jelas sangat tidak
ada hubungannya dengan saya, siapalah saya ini, Saudara Brian May sang gitaris?
Bukan. Teman john decon sang basist? Juga bukan. Keluarga Roger Taylor si
penggebuk drum mungkin, bukan jugaaa. Atau, pasangan gay om Freddie Mercury
sang vocalis yang disebut jenius itu? Cukup (gebrak meja 5x).
Untuk menonton film Bohemian
Rhapsody, saya harus bersabar dan menunggu, kira-kira sampai film tersebut
dapat di download dan memiliki terjemahan yang baik. Saya tahu bahwa pada
akhirnya kesabaranku akan berbuah manis, karena kreatifitas netizen tak pernah
bohong, dalam membajak film bioskop contohnya. Dan film ini hasilnya. Meski
kualitas videonya masih rendah, tapi memiliki terjemahan yang baik, ahirnya
sayapun dapat menikmati film Bohemian Rhapsody dengan sangat khusyu.
Pada beberapa adegan, saya sering
kali kembali teringat mendiang Freddie Mercury, membayangkan sosoknya yang
hanya kukenal lewat video, foto dan tulisan orang-orang. Dia sedang bernyanyi
dan beraksi diatas panggung dengan suaranya yang khas dan aksi panggungnya yang
begitu enerjik. Tanpa sadar sayapun ikut bernyanyi ketika Kill The Queen
dinyanyikan. Dari sekian banyak lagu Queen, Kill The Queen adalah satu yang
menjadi favoritku. Lagu ini terdengar sangat enak, meskipun ketika pertama kali
mendengarnya saya merasa bingung, karena menurut saya ini lagu yang rumit.
Sayang sekali, dalam film ini tidak
saya dengarkan lagu Spread Your Wings, menurutku suara Freddie Mercury
terdengar sangat Sexy di lagu ini. Terutama pada kalimat "Sammy boy don't
you know who you are" setelah lead gitar.
Roger Taylor dan Brian May dan |
Saya juga sempat mengira bahwa Brian
May berperan sebagai dirinya dalam film ini, karena wajah pemerannya sangat
mirip dengan Brian ketika muda dulu. Sepertinya bukan hanya saya yang merasa
demikian, ada beberapa orang yang telah menonton film ini turut merasakan hal
tersebut. Untuk sosok Freddie Mercury, saya cukup mengenal wajahnya, dan
termasuk penggemarnya.
Bukan persoalan siapa yang
memerankannya, orang-orang boleh saja mengkritik penampilan fisik maupun segala
hal tentang Rami Malek yang memerankan Freddie Mercury dalam film ini. Apakah
dia gagal atau berhasil, menurutku itu sangat subjektif, tergantung
masing-masing orang dalam melihat dan merasakan kembali kehadiran Freddie
Mercury lewat film ini.
Salah satu maksud dari film ini
adalah mengajak penggemar bernostalgia pada sosok Freddie Mercury, karena ini
film biografi. Untuk mengenang kembali tiap peristiwa masa lalu yang didalamnya
melibatkan lagu queen, mungkin hal romantis yang ada kaitannya dengan seorang
perempuan, atau hal lain yang ada hubungannya dengan kawan-kawan, atau bahkan
peristiwa lainnya yang lebih heroik.
Sebut saja lagu Love Of My Live yang
sangat romantis, yang mengingatkanmu pada saat-saat pacaran dulu. Dengan
petikan gitar seadanya, kau mainkan untuk menghibur kekasihmu ketika sedang
galau, tentu saja supaya tidak terjadi pertengkaran yang akan melibatkan blok
barat dan blok timur. Atau lagu It's A Hard Life, yang mengingatkanmu pada
situasi galau, sulit dan kritis sampai hampir sakit karena diputus pacar,
semoga tak terbayangkan olehmu tindakan nekat, dengan memanjat gedung tinggi
Universitas 45 Makassar kemudian
melompat dari lantai 9. Jangan, karena itu akan sangat memalukan bagi anak
teknik kawan.
Atau ada diantara kamu yang pernah
dekat dengan seorang wanita, saking dekatnya tiba-tiba muncul perasaan suka
padanya, kemudian kamu pengen nembak dan menjadikan dia pacar. Tapi dia ahirnya
bilang, kalau kamu itu teman terbaiknya, dan anehnya dia katakan itu sebelum
kau katakan cinta, sayang sekali kamu kena PHP. Jangan dengar lagu You're My
Best Friend kalau begitu, nanti jadi tambah sakit.
Mending dengarkan saja lagu We Are
The Champion. We Are The Champion, My Friend, No Time For Losers, cause we are
the champion of the world, begitu katanya. Kita juaranya kawan, lewati kalimat
berikutnya, karena kita adalah juara dunia. Kita juaranya, juara kawan. Oke, kalau
setelah ini perasaanmu sudah baikan mari kita dengar lagi lagu lainnya, Don't
Stop Me Now, dan mari bersenang-senang. Tak ada yang akan menghentikanku, saya
seorang bintang jatuh, melompati langit, seperti seekor harimau menentang hukum
gravitasi. Tak ada yang akan mengentikanmu.
Lagu terakhir diatas (Don't Stop Me
Now), adalah lagu yang paling membahagiakan didunia sepanjang masa, setidaknya
itu menurut studi ilmuwan di University Of Missouri. Adalah Jacob Jolij yang
mengungkapkannya. Dia telah mengembangkan formula untuk menganalisis 126 lagu
dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Dengan bantuan perusahaan rekaman di
inggris, mereka mengumpulkan lagu yang paling membahagiakan menurut pendengar.
Tiap lagu dianalisis menurut ketukan
per menitnya, tema, dan liriknya. Diberitakan Indy100 tahun 2016 lalu, ilmuwan
mengungkap, lagu yang membahagiakan memiliki ketukan lebih tinggi daripada
lagu-lagu pop biasa. "Bila tempo rata-rata lagu pop biasa sekitar 118
ketukan per menit, lagu-lagu yang membahagiakan punya ketukan 140-150 per
menit," kata Jolij.
Hasil penelitian itu tentu saja
masih dapat dikoreksi, karena selera musik orang bisa berbeda. Ada yang suka
pop, rock, metal, musik klasik, lagu daerah, bahkan untuk yang lebih ekstrim
ada yang suka musik keras yang nyanyinya cuma teriak-teriak seperti orang
kesurupan, seperti sepultura dan kawan-kawannya.
Freddie
adalah seorang pecinta sejati, meskipun mengalami kelainan sexual karena
menyukai sesame jenis, Freddie tetap cinta pada kekasihnya Mary Austin. Ketika
freddie memiliki seorang kekasih gay, Mary telah menikah dan memiliki anak.
Freddie dengan senang hati menjadi bapak baptis dari anaknya, dan hubungan
mereka tetap erat dalam kehidupan nyata. Inilah cinta tanpa nafsu yang
dirasakan Freddie terhadap kekasih sejatinya. Karena perasaan ini sangat dalam,
tak jarang Freddie menuangkannya menjadi sebuah lagu. Satu yang paling terkenal
adalah Love Of My Life, yang merupakan pernyataan Freddie bahwa dirinya akan
selalu mencintai Mary selamanya, meski dalam situasi apapun.
Dalam
film Bohemian Rhapsody, hal tersebut dapat dilihat ketika Freddie melamar Mary
untuk menikahinya dengan memberikannya cincin. Setelah Mary memakai cincin
tersebut, kalimat yang diucapkan Freddie “berjanjilah padaku kau tidak akan
pernah melepaskannya, walau apapun yang terjadi”. Freddie adalah orang yang
sangat romantis yang cuma mencintai seorang wanita, dalam film, ketika dia
menyampaikan kelainannya pada kekasihnya, dan kekasihnya hampir saja melepaskan
cincin itu, Freddie kelihatan panik dan ketakutan akan kehilangan Mary dalam hidupnya.
Dia
hanya ingin Mary selalu berada dalam kehidupannya, walaupun bukan sebagai
pasangan hidup, hanya ingin berada didekatnya dan dapat bertemu dengannya.
Freddie sangat mencintai Mary, hal itu pula yang membuatnya menjauhi paul dan
kembali pada teman-teman juga keluarganya, setelah sekian lama mereka berpisah karena
Freddie tenggelam dalam pergaulan bebas dan seringkali mengadakan pesta-pesta
liar bersama orang yang tidak jelas, setidaknya itu yang diperlihatkan dalam
film. Ketika penyakitnya makin parah dan Freddie hanya terbaring di tempat
tidur, Marylah yang selalu mengurusnya, sampai Freddie memberikannya julukan
“The Old Faihful” atau Yang Paling Setia. Bahkan sampai saat Freddie
menghembuskan nafas terakhirnya, Mary tetap berada disampingnya.
Lesley-Ann Jones penulis biografi
Freddie Mercury, yang pada 2011 lalu merilis buku Bohemian Rhapsody, kerap
mengungkapkan Freddie Mercury kerap merasa tak nyaman dengan popularitasnya. Dia
hanya menginginkan sebuah kenormalan dan tak ingin popularitas merusak
kehidupannya. Jones juga mengatakan bahwa Freddie adalah pria yang sangat sopan
dan menghormati orang lain. Untuk ukuran seorang perform yang memiliki jutaan
penggemar diseluruh dunia, dan seringkali disaksikan puluhan bahkan ratusan
ribu manusia dalam setiap konsernya, agaknya cukup aneh apabila melihat sosok
asli seorang Freddie yang sangat lembut dan cukup pemalu ketika sedang berada
diwaktu santainya.
Hal tersebut sebetulnya dapat
dilihat lewat kanal youtube, bagaimana gestur Freddie ketika sedang
diwawancarai, dia sangat pemalu namun sangat sopan dan menghargai orang lain.
Hal ini sangat berbeda jauh dengan apa yang ditampilkan dalam film. Pada salah
satu momen ketika sedang melakukan jumpa pers, Freddie ditampilkan sebagai
sosok yang arogan dan tak punya etika dalam menjawab pertanyaan seorang
jurnalis perempuan. Mungkin itu bagian dari bagaimana mendramatisir suasana
dalam sebuah film dengan tujuan mendapat ratting yang lebih baik, atau ada
tujuan lain, entahlah, yang pasti saya cukup menikmati film ini.
Puncak
dari film ini menurut saya adalah ketika Queen tampil pada konser Live Aid.
Sebuah konser yang kelak dicatat dunia sebagai konser Rock terbesar sepanjang
masa yang dilaksanakan di Stadion Wembley Inggris, ditayangkan secara live di
150 Negara dan disaksikan kurang lebih sekitar 1,9 miliar penonton diseluruh
dunia.
Freddie,
Brian, Roger dan John keluar dari van mini ketika nama Queen dipanggil. Dengan
penuh gairah Freddie berlari kecil menuju panggung. Hanya menggunakan kaos
singlet, celana jeans, sepatu adidas berwarna putih dan kumis tebal yang
menjadi cirri khasnya dalam beberapa tahun terakhir masih tetap bertahta
diantara hidung dan mulutnya. Potongan rambutnya pendek dan disisir klimis
kearah belakang. Pada era 80an ini adalah sebuah identitas yang sangat lekat
dengan sosok Freddie Mercury. Seisi stadion menjadi meriah ketika sang bintang
muncul keatas panggung sambil meninju udara diiringi kemunculan bintang Queen
lainnya (Brian May, John Decon dan Roger Taylor).
Tak
perlu berlama-lama, Freddie segera menuju piano dan duduk, jemarinya dengan
sangat lembut menyentut tuts piano dan memainkan nada pembuka lagu Bohemian
Rhapsody, dan seketika penonton berubah menjadi semakin histeris. Sejak awal
Bohemian Rhapsody dinyanyikan, penonton juga ikut bernyanyi, lagu ini berhenti
sampai bagian solo gitar yang dimainkan Brian May. Selanjutnya penonton dibuat
bergoyang oleh Queen pada lagu berjudul Radio Gaga dengan tempo yang sedikit
dibuat lebih cepat. Pada lagu ini terdapat momen yang sangat langka, Freddie
sang Vokalis mampu menyihir puluhan ribu penonton yang memadati stadion dan
membuat mereka mengikuti gerakannya, menepuk tangan 2x.
Belum
lagi ketika Freddie melakukan improvisasi dengan teriakan “Eeeoo” sebelum lagu
Hammer To Fall. Seluruh penonton mengikutinya dengan teriakan yang sama, bukan
hanya penonton wembley, tapi penonton di 150 Negara yang menyaksikan penampilan
Queen lewat saluran televisi melakukan teriakan yang sama. Seolah malam itu
menjadi malam penghargaan bagi Queen dan Freddie Mercury secara pribadi. Betapa
tidak, orang yang selalu merasa kesepian dan terpenjara oleh ketenaran, pada
malam itu mendapat ungkapan cinta yang tulus dari puluhan ribu panonton secara
langsung. Itu sungguh luar biasa, sangat-sangat luar biasa.
Akhirnya
konser Live Air dikenang sampai hari ini, salah satunya karena penampilan band
yang sangat fenomenal yaitu Queen dan pertunjukan yang yang sangat menghibur
oleh seorang bintang besar yang memberikan segalanya demi kebahagiaan penonton.
Dialah Freddie Mercury, yang memberikan hidupnya demi kebahagiaan orang lain.
Sayang sekali, saya tak berada di
Kota Daeng ketika pemutaran perdana Film Bohemian Rhapsody akan tayang
dibioskop-bioskop Kota Makassar. Saya akan sangat senang ketika membayangkan
diriku akan sangat antusias untuk pergi ke bioskop dan menyaksikan Film
Tersebut dengan layar besar dan kualitas video yang sangat baik. Tapi
sebelumnya saya harus bertanya pada seorang teman (Prof Alam namanya) untuk
memastikan ada teman lain yang ingin menonton film itu, tentu saja teman yang
juga penikmat musik :
Woi alam, ayo pergi nonton di
bioskop?
Film apa dinonton?
Bagus jee kah?
Bagus jee, Film Bohemian Rhapsody,
film tentang Band dari inggris, Queen. Itu e, yang lagunya we are the champion.
Edd, film apa itu? Kalau lagunya
kusuka jee, panggilmoko orang lain.
Siapa teman-teman yang bisa diajak
di? Bagaimana kalau irfan?
Jammoko panggil dia, kalau filmnya
Iwan Fals pasti mau. Itu ana kalo didepan komputer, saking lagunya iwan fals
jee naputar, tiada lagu lain, mudah-mudahan tidak fals jee suaranya. Nanti
tidurq di bioskop, kayak dulu tidur di studio musik.
Onco iya, agak lebih modern dari
irfan,
Bisa juga, tapi kalau filmnya ebiet
g ade mungkin senang sekali itu.
Barangkali disana ada jawabnya.
kalau saktria? sering jee pergi nonton kalo dia
Sering ji iya, tpi nonton AADC. Tida
suka dia lagu bahasa inggris apalagi band luar negri
Iya di, panggil ancu saja deh.
Bro, itu filmmu ada joget-joget nya
kah? Kalau ada panggilmi ancu, na soget koitu. Soget...soget...tidak mudengar
kah kalo putar musik dirumah, lagunya ; "kau tinggal turun naik, kau
tinggal turun naik, kau tinggal turun naik turun naik trus. Habis itu goyang
tobelomi.
Tiada joget-jogetnya, Queen ini bro,
tidak mutau kah?
Apaa itu, tidak kutauii...
Itumi juga, susanya cari orang,
takala panggil uL saja kalo begitu,
Kalau bisa panggilmi. Namenyanyikan
koitu lagu darah juang, yang ada bukan ke bioskop tapi turun ke jalan.
Waduh...coba carikan yang bisa pale,
Cawang atau rull kah?
Cocok skali itu orang dua kopanggil.
Natemani jee koitu pergi di mall, sampe sana kau pergi di bioskop mereka pergi
liat-liat baju n celana.
Mau pergi belanja atau nonton?
Itumi, mending koajak maskur bro,
bagus kalo itu.
Iyakah, apa bagusnya?
Kalau sama ko maskur, mandi wajib
kodulu sebelum jalan, biar berkah to. Tapi jangan lupa wudhu nah, terus ke
masjid dan shalat, kalau bisa kau yang adzan bro.
Woi, mau pergi nonton atau pergi
haji ini?
Bah, pergi nonton jee bro, tapi
pergi nonton kasidah n tilawatil Qur'an
Kulaporko abang akul nanti. Coba
pikir-pikir dulu siapa yang bisa?
Coba hubungi Pai Kriting,
Iya di, baru saingat.
Senang dia yang begitu, dulu saja
pergi nonton konser nya kotak, sambil lompat-lompat n tangannya bikin simbol
kotak.
Ixixi, Itu konser, ini film.
Ada bola nimalam kah?
Kayaknya ada n Inter Milan main
Susami kalau begitu, tidak mungkin
Pai mau tinggalkan Inter.
Itudia, baru siapa pale? Coba kasi
saran yang bagus-bagus kah?
Santai saja bro, dunia ji ini,
Iya, cocomi dunia ji ini, itu
artinya masih hidup ki bro, hahaha, kalau awam gmn menurutmu?
Kalau awam kecuali lagu jepang dia,
seperti J Rocks, pasti mau kalo itu.
Hmm...susanyami, coba pikir-pikir
lagi, masa tiada yang bisa? Mau ajak
syahrul, tapi kayaknya lagi main point blank di asramanya.
Coba saja, sapatau mau ki, tapi
bawako kerel, kompor, tenda n makanan nah?
Woi, masunu?
Apalagi kalau bukan naik gunung,
Hahaha...nanti diajak ke ramma atau
bulu saraung,
0 comments:
Posting Komentar