Pariwisata sebagai sebuah industri menekankan pada upaya bagaimana
menarik wisatawan dalam jumlah besar, karena pada tahap ini banyak atau
tidaknya wisatawan/ pengunjung menjadi faktor penting yang menentukan besar dan
kecilnya pemasukan yang didapat. Dengan alasan itu pula maka berkembang sebuah
pemikiran dalam industri pariwisata, yaitu bagaimanapun caranya dalam
penyelenggaraan pariwisata tujuan yang ingin dicapai adalah “Menahan wisatawan agar semakin lama tinggal
dan beraktifitas ditempat wisata ataupun didaerah yang menjadi tujuan wisata”.
Menahan yang dimaksud tentu bukan dalam konotasi negatif, melainkan lebih pada
upaya bagaimana memberikan rasa nyaman dan aman agar supaya wisatawan bersedia
untuk berlama-lama tinggal disuatu daerah atau tempat wisata. Sudah menjadi
karakter manusia apabila merasa nyaman, aman dan dapat berbaur dengan
lingkungan baru sampai pada tahap merasa menjadi bagian dari kelompok
masyarakat serta budaya tertentu, seseorang akan tinggal lebih lama, kalaupun
setelah itu mereka kemudian pergi, maka setidaknya ada kesan yang ditinggalkan
sehingga seorang wisatawan akan memiliki perasaan rindu untuk kembali lagi
ketempat tersebut.
Ada beberapa alasan berwisata yang dapat ditarik dari ungkapan Koen
Meyes mengenai pariwisata yaitu ; Memenuhi rasa ingin tahu dan menghabiskan
waktu senggang atau berlibur. Mengenai upaya ingin memenuhi rasa ingin tahu,
hal ini berkaitan dengan maksud melakukan wisata dengan tujuan untuk memperoleh
ilmu pengetahuan, pada tahap ini dapat dikatakan bahwa wisatawan melakukan
kunjungan wisata untuk melakukan penelitian terhadap sesuatu hal secara
mendalam, dengan demikian kegiatan wisata akan mengarah pada konsep wisata
penelitian. Sedangkan tujuan wisata untuk menghabiskan waktu atau liburan,
merupakan kegiatan berwisata hanya untuk melakukan refreshing atau hanya
sekedar menikmati pemandangan alam, menikmati kuliner, ingin bersilaturahmi,
dan hanya ingin sekedar mengobati rasa penasaran terhadap kondisi masyarakat
maupun ritual-ritual masyarakat daerah lain.
Antara wisata penelitian dan wisata liburan terkadang memiliki objek
yang sama dengan tingkat kunjungan yang berbeda, namun yang membedakan keduanya
adalah hal yang ingin dicapai, apabila wisata penelitian ingin melakukan pengungkapan
terhadap sesuatu maka wisata liburan hanya ingin menikmati sesuatu itu. Selain itu
perbedaan lainnya ada pada tingkat kesadaran dan pengetahuan pelaku wisata,
wisata penelitian dilakukan oleh orang-orang dengan dorongan kesadaran dan pengetahuan
lebih terhadap suatu hal, sedangkan wisata liburan sebagian besar dilakukan
karena dorongan tren yang berkembang dimasyarakat maupun media sosial. Dalam aktifitasnya
wisata penelitian seringkali mengajak pengunjung atau orang lain agar menjaga
dan melindungi situs dan peninggalan sejarah maupun menjaga lingkungan. Meskipun
upaya untuk itu juga terkadang disuarakan oleh wisatawan yang hanya ingin
berlibur, namun perbedaan tingkat kesadaran ikut mempengaruhi tujuan apa
sebenarnya yang diinginkan.
Sampai disini kita telah mengetahui 2 alasan atau motivasi seseorang
melakukan perjalanan wisata, yang mana 2 hal tersebut telah ikut mempengaruhi
dan membentuk konsep-konsep pengembangan pariwisata. Selain 2 jenis itu tentu
saja masih banyak jenis-jenis lain, namun pada tulisan ini saya hanya menarik
kesimpulan berdasarkan defenisi Meyes mengenai Pariwisata. Alasan lain dari
seseorang berwisata juga bisa karena alasan bisnis, misalnya untuk melakukan
pembicaraan bisnis, atau melakukan rapat dan pertemuan dengan suasana yang
berbeda atau bisa juga ingin melakukan transaksi, biar tidak gampang kena OTT,
hahaha. Atau mungkin motiv seksual, hahaha…itu bisa juga kan, misalkan ingin
selingkuh atau hanya sekedar menenangkan suasana hati pacar yang lagi galau,
hahaha.
_Azis Syahban, Makassar 27 September 2017
0 comments:
Posting Komentar