![]() |
Syarifuddin Udu : Dirjen Bina Keuda Kemendagri, Pj Gubernur Jawa Tengah, Ketua DPP Kerukunan Keluarga Sultra dan Calon Bupati Muna |
Sayapun seperti ikut tersedot kedalamnya. Kedalam riuh ramai perbincangan, yang kadang santai tapi lebih sering bergejolak. Diantara beberapa kubu, saya memilih untuk mendukung salah satunya. Itu bukan tanpa alasan, ada beberapa pertimbangan yang buatku sangat yakin pada Pria berkacamata yang bukan dari golongan bangsawan itu.
Pertama, saya merasakan emosi yang sama ketika dirinya selalu menjadi sasaran tembak para buzer didunia maya. Berbagai isu negatif dan sara hampir selalu dialamatkan padanya. Mulai dari golongannya yang bukan bangsawan, tidak akan mendapat dukungan partai, menjegal permohonan utang Pemda Muna, sampai kontribusinya terhadap Kabupaten Muna ketika masih menjabat Dirjen.
Saya sendiri heran, apakah seseorang harus berkontribusi pada daerah untuk bisa maju menjadi calon bupati. Seolah dengan begitu serta terus memainkan isu sara dan negatif tentangnya, adalah cara paling ampuh menjegalnya mendapat dukungan partai untuk berkompetisi di Pilkada Muna. Mereka selalu beranggapan menghancurkan karakter pribadi dan reputasinya akan membuatnya ciut.
Karena itu saya justru bersimpati padanya, dan memutuskan menjadi relawan tak resmi. Sayapun berusaha menyampaikan beberapa hal baik tentangnya, yang jarang diketahui banyak orang Muna saat ini. Memperkenalkan dirinya dengan bahasa yang baik, bukan dengan kampanye negatif yang hanya menjelek-jelekan calon lain. Kadang ada komentar miring yang terkesan nyinyir, tapi saya tak membalasnya dengan cara yang sama.
Saya tau beberapa adab serta budaya Muna. Bertengkar dan menghina pribadi orang lain merupakan perbuatan buruk yang dapat merusak hati. Hati yang selalu menerima bisikan lembut tuhan untuk memilih jalan kebaikan dalam hidup, akan rusak karena terus menyimpan rasa permusuhan didalamnya. Dan hati yang rusak takkan mampu melihat atau menerima kebaikan orang lain apapun bentuknya.
Kedua, dalam memilih kepala daerah saya selalu membuat kriteria, seperti pengalaman atau rekam jejak dalam memimpin sebuah institusi. Hal yang juga harus dilihat adalah prestasi seorang calon ditingkat Daerah maupun tingkat Nasional. Bisa memimpin daerah mungkin adalah sesuatu yang bagus, tapi menjadi Direktur Jenderal Keuangan Daerah di Kemendagri dan berhasil memimpin Provinsi Jawa Tengah adalah sesuatu yang Hebat.
Tentu saja memimpin Provinsi beda dengan memimpin Kabupaten, apalagi salah satu Provinsi terbesar di Indonesia. Tekanan besar dan kemampuan komunikasi politik akan menentukan keberhasilan seorang pejabat Gubernur. Dan Syarifuddin Udu mampu melakukannya, lewat penandatanganan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD TA 2018 bersama Legislatif Jawa Tengah pada 31 Agustus 2018.
Ketiga, kemampuan menyelesaikan masalah pembangunan Muna. Semua calon pasti memiliki visi dan misi untuk membawa Muna kearah yang lebih baik. Hanya saja, visi dan misi yang baik tanpa program prioritas yang terarah takkan mampu diwujudkan. Hal yang jauh lebih penting adalah bagaimana pembiayaannya. Dan ketika berbicara pembiayaan, maka kemampuan mendapatkan uang adalah kuncinya.
Untuk menyelesaikan masalah pembangunan di Muna, tak cukup hanya dengan kata-kata manis dan APBD yang dimiliki saat ini. Kebutuhan akan sumber dana lain diluar APBD, dan program nyata untuk meningkatkan Pendapatan Daerah menjadi hal mutlak yang harus mampu dilakukan. Menyelesaikan masalah Muna berarti mampu mendapatkan dana lain itu, dan Syarifuddin Udu adalah jaminannya.
Dia telah membuktikannya, ketika membantu lima Desa di Kabupaten Muna mendapatkan dana langsung dari pusat. Tanpa melalui Pemerintah Daerah, dan itu tak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
Keempat, saya cukup tertarik dengan sikap yang seringkali ditunjukan sang Pria Berkacamata. Dia tak selalu membuat kehebohan, dia juga tak gampang membuat pernyataan menohok didepan media. Dia selalu menjawab isu negatif dengan diam. Tapi para pejabat tau, kalau dia seorang yang punya track record mumpuni ketika berbicara didepan publik.
Ketika bertemu masyarakat, dia tak menggunakan bahasa tingkat tinggi ala mahasiswa. Bahasanya sebagaimana rakyat biasa dihadapannya. Dia mampu menerjemahkan istilah-istilah rumit keuangan, kedalam bahasa sederhana khas rakyat jelata. Pengalaman hidup pernah menjadi masyarakyat bawah, telah membentuk identitas dirinya untuk bisa dekat dengan pedagang pasar dan masyarakat desa dikampung-kampung.
![]() |
Syarifuddin Udu berada di Meleura, Kec. Lohia Kab. Muna |
Sayangnya narasi seperti itu tak kita dapati dalam visi misi serta program seorang calon Kepala Daerah dalam pemilihan sebelumnya. Karenanya, saya menjadi yakin bahwa pria berkacama itu adalah sosok pemimpin yang saat ini sangat dibutuhkan Kabupaten Muna untuk berubah lebih maju. Seorang sosok yang setelah dua puluh tahun lebih tinggal disekitar Ibukota, dia masih sangat fasih menggunakan bahasa daerah Muna.
Semoga apa yang ia niatkan dengan tulus untuk membangun Muna, memperoleh restu dari tuhan semesta alam. Hingga kelak dengan naiknya ia menjadi Kepala Daerah, menjadi sesuatu yang dapat kita ceritakan pada anak-anak kita kelak.
Sebagai orang tua dan juga calon orang tua, kelak kita akan berpesan pada anak-anak kita. "Nak, belajarlah yang tekun dan bersikap baiklah pada semua. Karena orang Muna pun mampu menjadi seorang Dirjen di Kementrian sana. Kalau kau punya niat untuk membangun daerah, yakinlah bahwa semua orang Muna dapat menjadi Bupati meskipun bukan dari golongan bangsawan Muna. Seperti Pak Syarifuddin Udu"
0 comments:
Posting Komentar