Meskipun suka, saya bukan penggemar film india, apalagi
fans berat SRK yang tiap tahun punya film baru. Memang SRK masih terlihat
tampan dan sangat enerjik, kondisi fisiknya masih sangat prima meski usianya
sudah menginjak 53 tahun. Ketika membuka bajupun dia masih terlihat tampan, seksi
dan macho, otot perutnya layaknya seorang binaraga, maka tak heran dia sangat
digilai kaum hawa.
Melihat SRK saat ini, seperti tiada yang bertambah
tua darinya, wajah, rambut dan bentuk tubuhnya masih seperti Rahul dalam film “Kuch
Kuch Hota Hai” yang tayang perdana
pada tahun 1998 atau sekitar 20 tahun yang lalu.
Waktu telah menunjukan pukul 01.17 subuh, meski
dari beberapa jam yang lalu stay didepan laptop, mataku belum juga menunjukan
tanda-tanda ingin tidur. Terpikir olehku ingin mendownload sebuah film, supaya
bisa nonton bersama istri dirumah sore nanti.
Saya membuka salah satu situs download film gratis
terbesar di Indonesia, konon situs ini dapat menghasilkan 20.000 dolar atau
sama dengan Rp.280 juta per hari. Luar Biasa. Beberapa menit berlalu begitu
saja, saya belum juga menjatuhkan pilihan hendak mendownload film apa.
Film yang bertemakan keluarga sepertinya cocok,
bukan kisah percintaan atau perkelahian seorang lelaki berotot ala film india.
Saya cukup tertarik dengan film india yang satu ini,
judulnya "Pihu". Cover depannya menampilkan seorang balita perempuan cantik
dengan rambut panjang seukuran bahu, ditemani boneka beruang sedang memungut
obat dari lantai. Sedang disampingnya ada tangan seorang perempuan dewasa, terlihat
jelas adanya memar pada bagian lengannya, pertanda dirinya telah mendapat
perlakuan kasar dari seseorang.
Ini film yang sangat bagus juga mengharukan,
setidaknya itu pendapat pribadi saya saat menontonnya. Menurutku ada beberapa
hal yang sangat berkesan dan dapat menjadi catatan penting dari film ini.
Yang pertama, film ini mungkin lebih cocok buat
mereka yang sudah berkeluarga, atau lebih spesifik lagi pasangan yang telah
memiliki anak, atau mungkin juga pasangan yang sebentar lagi akan memiliki anak.
Jika tidak, mungkin saja akan sulit memahami dan menempatkan diri dalam konflik
rumah tangga yang ditampilkan sedang terjadi pada film.
Yang kedua, berbeda dengan film lainnya yang
menampilkan pertengkaran suami istri sebelum terjadi konflik lebih besar. Dari
awal hingga akhir, Film ini hanya menampilkan seorang anak balita perempuan yang
berusaha melakukan aktifitas kesehariannya sendirian mulai dari bangun tidur
sampai sebelum tidur dimalam hari.
Dia adalah korban dari pertengkaran orang dewasa
yang ditinggal sendirian dalam sebuah apartemen mewah berlantai 2. Hampir seluruh
rumah masih berhamburan, sisa dari pesta ulang tahun yang belum sempat
dibershikan. Masih ada sisa makanan dalam sebuah piring dibawah meja, air pada
tempat cuci piring pun masih mengalir belum dimatikan, sedangkan pintu depan
tetap terkunci dari dalam.
Yang ketiga, film ini bukan kisah pertengkaran
ataupun konflik antara suami istri, meskipun itu adalah sesuatu yang melatar belakangi.
Melainkan sebuah gambaran mengenai hal apa yang mungkin saja dilakukan oleh
seorang anak balita apabila ditinggal sendiri dalam sebuah rumah, sedangkan
ibunya tidur dan tak dapat dibangunkan.
Sedangkan ayahnya adalah seorang pekerja kantoran
yang sangat sibuk, jarang dirumah dan selalu ada kerjaan dikeluar kota, hanya
lewat HP ibunya yang diletakan dilemari mereka kemudian dapat berkomunikasi.
Yang keempat, keseluruhan adegan diperlihatkan
pihu seorang anak balita perempuan, terkesan sangat alami, menonton film ini
membuat kita seperti tidak sedang menonton film. Mungkin lebih pantas dikatakan
sedang menyaksikam rekaman cctv yang diletakan disegala penjuru rumah untuk
mengawasi segala gerak-gerik seorang anak balita.
Mohon maaf sebelumnya, itulah mengapa pada bagian
pertama dikatakan baiknya disaksikan oleh pasangan yang telah memiliki anak,
karena menonton film ini akan merasakan perasaan sama seperti orang tua yang
sedang mengawasi anaknya saat ditinggal sendirian dalam rumah.
Kelima, yang cukup menguras perasaan pada film
ini, ketika pihu berusaha membangunkan ibunya namun sang ibu tak juga bangun, saat
dipanggil ibunya tak juga memberikan jawaban apapun.
Sebagai seorang anak balita (bawah lima tahun)
pihu belum mengerti banyak hal, selain itu dia harus melakukan aktifitas
kesehariannya secara mandiri. Setelah bangun tidur dia harus diberikan 1 dot susu
hangat, setelah itu dia akan buang air besar dan kecil dikamar mandi, sehabis
buang air pantatnya harus dibersihkan dari sisa kotoran kemudian mandi dan
mengganti pakaian.
Setelah mandi dia harus sarapan, makanannya pun
harusnya yang lembek dan tidak terlalu keras, karena makanan keras tidak bagus
untuk pencernaan balita yang belum sempurna. Siang hari dia harus makan lagi,
sebelum mengantuk dan kemudian minta untuk ditidurkan, sebelum tidur biasanya
mereka meminta sebotol susu didot untuk diisap sampai tidur.
Tak pernah terbayangkan oleh orang dewasa bahwa
seorang anak balita mampu melakukan semuanya itu sendiri, nyatanya pihu tak
bisa melakukannya, dia cuma tau ibunya lagi berbaring ditempat tidur.
Dalam pikiran seorang anak balita, berbaring
ditempat tidur artinya seseorang sedang tidur, pihu belum mengerti perihal
hidup mati.
Yang keenam, akan terlihat bagaimana jadinya
ketika seorang anak balita ditinggalkan sendirian, keterbatasan pengetahuan membuat
mereka tidak dapat membedakan mana makanan dan yang bukan makanan, mana yang
berbahaya dan tidak berbahaya.
Ketika lapar biasanya mereka akan meminta susu dan
tugas orang dewasa menyiapkannya, apa jadinya ketika deterjen cair olehnya
dianggap sebagai susu dan dengan susah payah dituangkannya kedalam botol dot
untuk kemudian diminum. Untungnya ini hanya sebuah film, sehingga hal seperti
itu tidak perlu terjadi.
Yang ketujuh, meskipun sangat sibuk dan kerapkali
marah-marah pada ibunya, ayahnya adalah sosok yang selalu lembut terhadap pihu.
Memar yg terdapat pada tangan dan wajah ibunya adalah perlakuan buruk dari
seorang lelaki, yang seharusnya bertindak sebagai sosok pelindung serta
bertanggung jawab terhadap keamanan keluarganya.
Apapun alasannya, tindakan kekerasan pada seorang
perempuan apalagi ibu dari anaknya, adalah sebuah hal yang sangat tidak
dibenarkan dan memalukan bagi seorang lelaki. Namun begitu, dia cukup peka
terhadap situasi rumah tangganya, hal itu ditunjukan ketika dia mulai panik
karena merasakan yang tidak beres terjadi pada istrinya.
Dari beberapa kali dia menelepon, HP istrinya
tidak pernah diangkat, malah anaknya pihu yang selalu menjawab dan berulang kali
mengatakan ibu sedang tidur, ketika ditanya dia hanya mengatakan ibu sedang
tidur.
Dalam situasi takut dan panik, si ayah terus
berusaha menenangkan anaknya agar tidak melakukan hal berbahaya, dan terus
berkata bahwa ayah akan segera pulang. Menurutku pada adegan inilah ditunjukan bagaimana
sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang ayah, disaat kondisi buruk dan ada
potensi bahaya, dia dapat memberikan harapan dan ketenangan bagi keluarganya.
Yang kedelapan, banyak orang mengartikan hubungan
ibu dan anak adalah hubungan batin, karenanya insting dan firasat seorang ibu
ketika akan atau telah terjadi hal berbahaya pada anaknya kadangkala benar
adanya.
Selama 9 bulan mengandung dan ibu selalu sabar
menanti saat-saat kelahiran anaknya, dia sendiri sadar kalau itu adalah sebuah
pertaruhan nyawa yang dapat membunuhnya. Namun karena besarnya cinta seorang
ibu persalinanpun tetap dilakukan, demi sang buah hati, yang selama 9 bulan
terus dijaga dan dirindukan.
Atas dasar Cinta, seharusnya tindakan bunuh diri
yang diambil seorang ibu tidak pernah terpikirkan, karena efek yamg ditimbulkan
akan sangat besar bagi si anak, apalagi setelah itu dia dalam kondisi sendirian
didalam rumah.
Memang pada pesan terakhir yang dititipkan di kaca
kamar untuk suaminya, sangat jelas alasan atas tindakannya itu, salah satunya adalah
dia tidak memiliki tempat untuk pulang, karena untuk menikahi suaminya dia rela
bertengkar dengan orang tuanya. Namun bukan berarti bunuh diri adalah solusi
terbaik, seburuk-buruknya orang tua, dia akan selalu memaafkan kesalahan dan
senantiasa membuka pintu lebar-lebar untuk anaknya.
Menurutku, ini merupakan sebuah kasus yang sangat
komplek, disatu pihak perempuan harus menjaga rahasia dan nama baik keluarga,
sedang dipihak lain dia juga tidak tahan atas perlakuan kasar suaminya yang
kerap melakukan kekerasan fisik.
Disatu sisi dia rela meninggalkan ayah dan ibunya,
sedang disisi lain lelaki yang dipilihnya tidak memberikan jaminan kasih sayang
dan perlindungan yang cukup, malah membuat dia menyesali pilihannya.
Sekuat-kuatnya perempuan, mereka juga punya
batasan, mereka adalah mahluk perasa yang sangat gampang terluka, seperti strawberi
mereka harus mendapat perlakuan khusus, namun tidak boleh terus-terusan.
Yang kesembilan, para orang tua hendaknya
menjauhkan segala hal berbahaya dari jangkauan anak-anak. Untuk rumah dua
lantai yang memiliki tanggal, baiknya memasang pengaman supaya anak-anak tidak
terjatuh ketika bermain didekat tangga. Sedangkan untuk pintu yang menuju teras
lantai dua, hendaknya dikunci apabila tidak diperlukan lagi.
Anak balita pada umur 3-5 tahun adalah seorang
yang penasaran, yang sangat gampang tertarik pada suatu hal. Mereka takkan ragu
memanjat sesuatu yang tinggi demi barang yang diinginkan, memegang sesuatu yang
panas merekapun tanpa rasa takut. Mereka baru akan berhenti ketika mengalami
sendiri kejadian buruk yang tidak mengenakan.
***
Pihu berulang kali memanggil ibunya, sedang ibunya
hanya terbaring kaku diatas tempat tidur, berulang kali dia menggoyang ibunya
bahkan sampai tidur diatas perut ibunya, namun si ibu tak juga bangun.
Sampai kesekian kali dia menggoyang tangan ibunya
jatuh dari tempat tidur, seketika sebotol obat tidur jatuh dari tangannya
kemudian berhamburan dilantai. Pihu yang melihatnya jadi tertarik, dia berusaha
mengumpulkan kembali obat ibunya dan menaruhnya kedalam botol, sambil memungut
obat berulang kali pihu berkata obat ibu, ini obat ibu.
Saya tidak akan menceritakannya sampai akhir,
karena menonton sendiri secara langsung akan lebih mudah merasakan dan mengerti
apa yang sebenarnya terjadi dalam film ini.
Saat sedang mengumpulkan obat, bisa saja pihu
memakannya beberapa butir, dia masih seorang anak balita sehingga segala
kemungkinan buruk mungkin saja terjadi. Selain itu, HP ibunya yang seringkali menjadi
perantara untuk berbicara dengan ayahnya mungkin saja akan lowbet, sehingga
ayahnya lebih panik lagi.
Dalam kondisi tersebut apakah ayahnya akan pulang
tepat waktu dan mendapatkan anaknya dalam keadaan hidup?, atau malah sebaliknya,
atau bahkan dalam keadaan kritis.
Atau mungkin juga karena sangat panik akan kondisi
putrinya, sedangkan HP yang dipegangnya tidak dapat dihubungi lagi, ayahnya kemudian
mengalami kecelakaan. Yang lebih dramatis lagi apabila mereka sekeluarga
meninggal dengan membawa kisah pahit dalam cerita rumah tangganya.
Sayapun menjadi sangat galau untuk melanjutkan dan
menonton film ini sampai akhir.
0 comments:
Posting Komentar