Musik
menjadi semakin keras, diikuti suara bas yang menggema sampai kedalam dada,
seketika suasana stadion berubah bak diskotik malam yang menghanyutkan semua
manusia dalam lantunan music disco, hingga dapat membuat kaki sampai kepala bergoyang-goyang
sampai larut malam, bahkan bisa saja menembus pagi. Semua sangat bersemangat,
suasana mendadak berubah menjadi riuh penonton yang sedari tadi menunggu
dimulainya pertandingan Final Turnamen Futsal yang mempertemukan Smandara 2010
melawan Amboina Camp.
Sudah
sejak 3 hari yang lalu kami menonton pertandingan futsal yang berlangsung di
Sor Laode Pandu, artinya dalam 4 hari terakhir kami selalu datang menjadi
penonton setia dan seringkali datang sebelum pertandingan dimulai. Harusnya kalau
ada hadiah untuk penonton terbaik kami mungkin bisa masuk nominasi. Diawal kompetisi
suasana berlangsung datar-datar saja, seperti pertandingan yang biasa digelar
sebelumnya dimana penonton hanya menikmati dengan ekspresi dan animo yang
biasa-biasa saja. Ya, hal itu wajar saja karena penonton setiap pertandingan
terutama sepak bola sudah terbiasa menonton pertandingan pemain-pemain elit dengan
skill luar biasa di televisi, sedangkan untuk wilayah Raha atau Sulawesi tenggara
pada umumnya masih jarang sekali kami penonton menyaksikan seorang atau
beberapa orang pemain memiliki skill olah bola yang wah. Untuk sekedar juggling
bola dikampung kami sudah lumayan banyak yang dapat melakukan, tapi yang dapat
mempraktekan itu dilapangan saat pertandingan seperti belum sering disaksikan
oleh kami sebagai penonton. Sensasi kala menonton pemain yang mampu memamerkan
skill olah bolanya dilapangan begitu luar biasa dan menjadi sesuatu yang sangat
diharapkan oleh setiap penonton sepak bola, hal itu menjadi kenikmatan
tersendiri bagi kami para penonton. Ketika ada seorang pemain yang memiliki
drible mumpuni dan dapat melewati seorang n beberapa lawan, itu semacam
pertunjukan yang memuaskan mata dan perasaan, ini semacam ungkapan hati penonton
tapi jangan dibaca menjadi curhat penonton, hahaha.
Setelah
1 hari turnamen digelar dan beberapa pertandingan telah diselesaikan, penonton mulai
ramai ketika tiba waktu malam, mungkin saat itu jam menunjukan pukul 9.00
malam. Hal ini sangat tidak biasa untuk pertandingan futsal di kota raha dimana
para penonton semakin antusias ketika tiba waktu malam. Sambil menikmati
antusias dan semangat penonton sayapun mendengar beberapa suara-suara penonton
lain yang sedang berbincang. Ternyata dibalik antusias yang besar itu, mereka mulai
penasaran ingin menonton salah satu tim yang pada pertandingan pertama sudah
mencuri hati dengan 2 orang pemainnya yang memiliki skill olah bola memukau.
Nama pertama Ariansyah yang mengenakan nomor punggung 2 dan temannya yang
bernama Rial_Tri dengan nomor punggung 5, mereka berdua merupakan pemain futsal
asal Kota Makassar yang sengaja didatangkan untuk memperkuat salah satu tim
asal kota raha yang berkompetisi di turnamen futsal L.M.A Cup 2018. Semenjak pertandingan
pertama yang mereka lakoni di Kota Raha, mereka berdua telah menarik simpati
penonton. Bagaimana tidak, selama ini warga Kab.Muna hanya melihat Sadil
Ramdani menggocek bola di televisi dan selain dia belum ada pemain lain yang
mampu menghibur penonton dengan gocekan-gocekan indah dan mampu melewati lawan
dengan teknik tinggi. Kali ini Ariansyah (2) dan Rial_Tri (5) mampu
memperagakan gaya permainan yang atraktif. Dan seisi Sor pun bergemuruh karena
aksi mereka.
Mungkin
Ariansyah dan Rial_Tri adalah pemain futsal pertama asal Makassar yang bermain
di kompetisi futsal Kota Raha dan mungkin juga tidak. Tapi apa yang mereka
tunjukan dan mainkan adalah hal besar bagi pemain-pemain futsal di raha. Ariansyah
merupakan pemain dengan pengalaman nasional yang dalam beberapa tahun terakhir
telah mengikuti banyak pertandingan, bukan hanya di Sulawesi selatan namun kompetisi-kompetisi
didaerah lain seperti Kalimantan, jawa, papua dan beberapa daerah lain di pulau
sulawesi. Dia juga pernah bermain untuk salah satu tim futsal asal papua, yaitu
BlackSteel Manokwari, yang levelnya bukan lagi level nasional. Selain itu
ariansyah juga pernah tergabung dalam tim futsal pada gelaran porda yang
mewakili Kota Makassar. Rekannya Rial_Tri (5) merupakan pemain yang lebih muda
dari Ari, jika ari berumur 25 tahun, maka Tri lebih muda 2 tahun daripadanya
atau sekitar 23 tahun. Meski tak seperti ari, Rial_tri juga merupakan pemain
yang kaya akan pengalaman dilevel nasional yang pernah mengikuti beberapa
kejuaraan di pulau jawa, Kalimantan dan beberapa kali mendapat juara serta beberapa kali pula menjadi Best Player.
Turnamen
futsal kali ini diikuti oleh beberapa tim dari luar kota khususnya dari Kota
Kendari dan yang lainnya merupakan tim lokal. Namun yang paling ditunggu-tunggu
seluruh penonton adalah pertandingan tim Smandara 2010 yang diperkuat Ariansyah
#2 dan Rial_Tri #5. Pertandingan pertama mereka menangkan dengan skor sangat
mencolok yaitu 9-2, dipertandingan inilah para penonton pertama kali melihat aksi
seorang Ariansyah dan juga rekannya Rial_Tri. Beberapa teknik diperagakan oleh
mereka secara bergantian, saat menguasai bola kemudian melewati lawan dan
mencetak gol, juga ketika menguasai bola, melewati lawan dan member operan. Selain
itu juga permainan kombinasi yang mereka peragakan begitu cair, 2 rekan lainnya
yang merupakan pemain lokal pun tak mau ketinggalan mencetak gol, memberi operan
dan terlibat dalam permainan cantik yang mereka peragakan. Ari dengan posturnya
yang agak pendek mempertontonkan ketenangan bermain yang luar biasa, sesekali
melewari lawan dan tak jarang pula melakukan kontak fisik. Dengan posturnya
yang terbilang kecil, ari tak pernah jatuh ketika beradu fisik dengan pemain
lain yang lebih besar dan lebih tinggi darinya kecuali pemain lawan melakukan
tindakan cukup keras. Saat mendapatkan bola didepan lawan dia pun tak pernah
melakukan tendangann keras namun tendangannya yang tidak keras kerapkali
menjadi gold sehingga membuat kiper merasa heran. Pertandingan berikutnya pun
mereka jalani dengan baik dan hampir tak ada hambatan dalam menaklukan
lawan-lawannya. Meskipun begitu penonton tak merasa bosan karena skill mereka
yang diatas rata-rata pemain lokal. Penonton justru sangat terhibur, lagian
dengan kemampuannya (terutama ariansyah), mereka tak langsung menyerang dan
membobol gawang lawan, melainkan menunjukan permainan yang seolah-seolah mereka
merasa kesulitan dan tertekan diawal dan kemudian berhasil membuat gol dengan
susah payah. Saya hanya tersenyum dan menggumam dalam hati, mungkin inimi skill
pemain nasional yang memiliki pengalaman bertanding lebih banyak, mereka dapat
menghibur penonton dengan skil dan olah bola, tapi mereka juga mampu
mempermainkan emosi penonton sehingga merasa terhibur pada setiap aksi yang
mereka tunjukan.
Pada
malam ini kompetisi hampir mencapai puncak, pertandingan memperebutkan tempat
ke-3 antara Sabangka melawan Bank Sultra telah usai dan dimenangkan oleh tim
futsal Sabangka dengan skor tipis. Tinggalah pertandingan final antara Smandara
2010 melawan Amboina Camp, artinya pertandingan terakhir bagi arid an rial_tri
memperlihatkan aksinya. Tibalah saat para pemain dari kedua tim memasuki
lapangan dan diiringi musik yang biasa mengiringi kejuaraan-kejuaraan sepak
bola sehingga lebih membuat atmosfer pertandingan seolah pertandingan akbar
yang telah lama dinanti. Tak kalah hebat setelahnya, ketika sebelum
pertandingan dimulai kedua tim menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lantunan music yang
keras membahana diikuti suara penonton seisi stadion yang menyanyikan lagu
Indonesia Raya lebih menambah suasana malam ini menjadi begitu meriah dan mewah,
layaknya pertandingan Final Liga Champion yang berlangsung beberapa bulan lalu
yang mempertemukan Real Madrid vs AS Roma. Tak usahlah saya membandingkan
dengan pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang beberapa saat lalu, pasti
dibilang bermuatan politik karena mendukung salah satu pasangan calon presiden.
Setela peluit babak pertama dibunyikan, pertandingan dimulai dengan tempo yang
biasa saja. Pada awal pertandingan inipun ari dan rial cukup bersusah payah
menaklukan tim lawan bahkan sempat kebobolan 1 gol lebih dulu sebelum disamakan
oleh ari pada pertengahan babak pertama. Dan lagi-lagi seisi stadion bergemuruh
ketika ari berhasil mencetak gol pertamanya di pertandingan final ini. Penonton
mendadak berubah menjadi supporter dan mendukung ari juga tri, bahkan ketika
mereka dilanggar oleh pemain lokal malah si pemain lokal yang disalahkan. Itulah
sepak bola yang dapat menghilangkan sekat suku dan juga etnis. Pemain bagus
yang kemudian akan mendapat dukungan meskipun menjadi lawan tim sekampung yang
kualitasnya dibawah. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan tim Smandara 2010
dengan skor 6-1 dan gelontoran beberapa gol dari Ariansyah juga beberapa gol
dari pemain lokal (Amar) yang juga kapten tim. Setelah penyerahan piala mereka
berdua (Ari dan Tri) diganjar dengan Pemain terbaik dan juga Top Skor dan
berhak mendapatkan hadiah.
Kehadiran
mereka pada kompteisi futsal kali ini adalah berkah bagi pemain-pemain futsal
kota raha untuk menyaksikan langsung bagaimana pemain dengan kualitas nasional
bermain. Selain itu juga menambah pengalaman pemain-pemain muda daerah dan juga
referensi mereka tentang permainan futsal. Melihat Ari dan Tri adalah melihat contoh bagaimana pemain futsal
seharusnya bermain, bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka mengoper dan
mencetak bola. Diluar itu yang juga perlu diperhatikan adalah mental dan
ketenangan yang mereka perlihatkan selama pertandingan, serta sikap yang mereka
tunjukan yang selalu bersahabat tiapkali mereka dilanggar. Ini patut ditiru
pemain muda daerah, jangan mengedepankan fisik dan emosi saat ketinggalan
ataupun kontak fisik, kami penonton sudah sangat muak melihat pemain dengan
skil n teknik rendahan tapi selalu emosi dan berlagak seperti pemain bintang. Untuk
sesaat, contohlah Ariansyah juga Rial_Tri, mereka pemain futsal dengan
pengalaman dan kepribadian baik dalam pertandingan, karenanya mereka dapat
sampai pada level seperti yang sekarang ini, seringkali dikontrak untuk
mengikuti pertandingan-pertandingan didaerah lain dan tak jarang mendapat Best
Player juga Top Score pertandingan. Jadi jangan takut jadi pemain futsal,
bercita-citalah jadi pemain dengan kemampuan nasional supaya ketika gagal kamu
masih mampu menjadi bintang dilevel provinsi maupun kabupaten, dan itu Tetap
Keren. Jangan jadi pemain yang cepat puas dan merasa diri bintang didaerah
padahal belum pernah sekalipun mengikuti pertandingan diluar daerah.
0 comments:
Posting Komentar