Selasa, 25 September 2018

Pemain Bintang, Asli bukan Kawe (Pertandingan Futsal L.M.A Cup 2018)


Musik menjadi semakin keras, diikuti suara bas yang menggema sampai kedalam dada, seketika suasana stadion berubah bak diskotik malam yang menghanyutkan semua manusia dalam lantunan music disco, hingga dapat membuat kaki sampai kepala bergoyang-goyang sampai larut malam, bahkan bisa saja menembus pagi. Semua sangat bersemangat, suasana mendadak berubah menjadi riuh penonton yang sedari tadi menunggu dimulainya pertandingan Final Turnamen Futsal yang mempertemukan Smandara 2010 melawan Amboina Camp.

Sudah sejak 3 hari yang lalu kami menonton pertandingan futsal yang berlangsung di Sor Laode Pandu, artinya dalam 4 hari terakhir kami selalu datang menjadi penonton setia dan seringkali datang sebelum pertandingan dimulai. Harusnya kalau ada hadiah untuk penonton terbaik kami mungkin bisa masuk nominasi. Diawal kompetisi suasana berlangsung datar-datar saja, seperti pertandingan yang biasa digelar sebelumnya dimana penonton hanya menikmati dengan ekspresi dan animo yang biasa-biasa saja. Ya, hal itu wajar saja karena penonton setiap pertandingan terutama sepak bola sudah terbiasa menonton pertandingan pemain-pemain elit dengan skill luar biasa di televisi, sedangkan untuk wilayah Raha atau Sulawesi tenggara pada umumnya masih jarang sekali kami penonton menyaksikan seorang atau beberapa orang pemain memiliki skill olah bola yang wah. Untuk sekedar juggling bola dikampung kami sudah lumayan banyak yang dapat melakukan, tapi yang dapat mempraktekan itu dilapangan saat pertandingan seperti belum sering disaksikan oleh kami sebagai penonton. Sensasi kala menonton pemain yang mampu memamerkan skill olah bolanya dilapangan begitu luar biasa dan menjadi sesuatu yang sangat diharapkan oleh setiap penonton sepak bola, hal itu menjadi kenikmatan tersendiri bagi kami para penonton. Ketika ada seorang pemain yang memiliki drible mumpuni dan dapat melewati seorang n beberapa lawan, itu semacam pertunjukan yang memuaskan mata dan perasaan, ini semacam ungkapan hati penonton tapi jangan dibaca menjadi curhat penonton, hahaha.

Setelah 1 hari turnamen digelar dan beberapa pertandingan telah diselesaikan, penonton mulai ramai ketika tiba waktu malam, mungkin saat itu jam menunjukan pukul 9.00 malam. Hal ini sangat tidak biasa untuk pertandingan futsal di kota raha dimana para penonton semakin antusias ketika tiba waktu malam. Sambil menikmati antusias dan semangat penonton sayapun mendengar beberapa suara-suara penonton lain yang sedang berbincang. Ternyata dibalik antusias yang besar itu, mereka mulai penasaran ingin menonton salah satu tim yang pada pertandingan pertama sudah mencuri hati dengan 2 orang pemainnya yang memiliki skill olah bola memukau. Nama pertama Ariansyah yang mengenakan nomor punggung 2 dan temannya yang bernama Rial_Tri dengan nomor punggung 5, mereka berdua merupakan pemain futsal asal Kota Makassar yang sengaja didatangkan untuk memperkuat salah satu tim asal kota raha yang berkompetisi di turnamen futsal L.M.A Cup 2018. Semenjak pertandingan pertama yang mereka lakoni di Kota Raha, mereka berdua telah menarik simpati penonton. Bagaimana tidak, selama ini warga Kab.Muna hanya melihat Sadil Ramdani menggocek bola di televisi dan selain dia belum ada pemain lain yang mampu menghibur penonton dengan gocekan-gocekan indah dan mampu melewati lawan dengan teknik tinggi. Kali ini Ariansyah (2) dan Rial_Tri (5) mampu memperagakan gaya permainan yang atraktif. Dan seisi Sor pun bergemuruh karena aksi mereka.

Mungkin Ariansyah dan Rial_Tri adalah pemain futsal pertama asal Makassar yang bermain di kompetisi futsal Kota Raha dan mungkin juga tidak. Tapi apa yang mereka tunjukan dan mainkan adalah hal besar bagi pemain-pemain futsal di raha. Ariansyah merupakan pemain dengan pengalaman nasional yang dalam beberapa tahun terakhir telah mengikuti banyak pertandingan, bukan hanya di Sulawesi selatan namun kompetisi-kompetisi didaerah lain seperti Kalimantan, jawa, papua dan beberapa daerah lain di pulau sulawesi. Dia juga pernah bermain untuk salah satu tim futsal asal papua, yaitu BlackSteel Manokwari, yang levelnya bukan lagi level nasional. Selain itu ariansyah juga pernah tergabung dalam tim futsal pada gelaran porda yang mewakili Kota Makassar. Rekannya Rial_Tri (5) merupakan pemain yang lebih muda dari Ari, jika ari berumur 25 tahun, maka Tri lebih muda 2 tahun daripadanya atau sekitar 23 tahun. Meski tak seperti ari, Rial_tri juga merupakan pemain yang kaya akan pengalaman dilevel nasional yang pernah mengikuti beberapa kejuaraan di pulau jawa, Kalimantan dan beberapa kali mendapat juara serta beberapa kali pula menjadi Best Player.

Turnamen futsal kali ini diikuti oleh beberapa tim dari luar kota khususnya dari Kota Kendari dan yang lainnya merupakan tim lokal. Namun yang paling ditunggu-tunggu seluruh penonton adalah pertandingan tim Smandara 2010 yang diperkuat Ariansyah #2 dan Rial_Tri #5. Pertandingan pertama mereka menangkan dengan skor sangat mencolok yaitu 9-2, dipertandingan inilah para penonton pertama kali melihat aksi seorang Ariansyah dan juga rekannya Rial_Tri. Beberapa teknik diperagakan oleh mereka secara bergantian, saat menguasai bola kemudian melewati lawan dan mencetak gol, juga ketika menguasai bola, melewati lawan dan member operan. Selain itu juga permainan kombinasi yang mereka peragakan begitu cair, 2 rekan lainnya yang merupakan pemain lokal pun tak mau ketinggalan mencetak gol, memberi operan dan terlibat dalam permainan cantik yang mereka peragakan. Ari dengan posturnya yang agak pendek mempertontonkan ketenangan bermain yang luar biasa, sesekali melewari lawan dan tak jarang pula melakukan kontak fisik. Dengan posturnya yang terbilang kecil, ari tak pernah jatuh ketika beradu fisik dengan pemain lain yang lebih besar dan lebih tinggi darinya kecuali pemain lawan melakukan tindakan cukup keras. Saat mendapatkan bola didepan lawan dia pun tak pernah melakukan tendangann keras namun tendangannya yang tidak keras kerapkali menjadi gold sehingga membuat kiper merasa heran. Pertandingan berikutnya pun mereka jalani dengan baik dan hampir tak ada hambatan dalam menaklukan lawan-lawannya. Meskipun begitu penonton tak merasa bosan karena skill mereka yang diatas rata-rata pemain lokal. Penonton justru sangat terhibur, lagian dengan kemampuannya (terutama ariansyah), mereka tak langsung menyerang dan membobol gawang lawan, melainkan menunjukan permainan yang seolah-seolah mereka merasa kesulitan dan tertekan diawal dan kemudian berhasil membuat gol dengan susah payah. Saya hanya tersenyum dan menggumam dalam hati, mungkin inimi skill pemain nasional yang memiliki pengalaman bertanding lebih banyak, mereka dapat menghibur penonton dengan skil dan olah bola, tapi mereka juga mampu mempermainkan emosi penonton sehingga merasa terhibur pada setiap aksi yang mereka tunjukan.

Pada malam ini kompetisi hampir mencapai puncak, pertandingan memperebutkan tempat ke-3 antara Sabangka melawan Bank Sultra telah usai dan dimenangkan oleh tim futsal Sabangka dengan skor tipis. Tinggalah pertandingan final antara Smandara 2010 melawan Amboina Camp, artinya pertandingan terakhir bagi arid an rial_tri memperlihatkan aksinya. Tibalah saat para pemain dari kedua tim memasuki lapangan dan diiringi musik yang biasa mengiringi kejuaraan-kejuaraan sepak bola sehingga lebih membuat atmosfer pertandingan seolah pertandingan akbar yang telah lama dinanti. Tak kalah hebat setelahnya, ketika sebelum pertandingan dimulai kedua tim menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lantunan music yang keras membahana diikuti suara penonton seisi stadion yang menyanyikan lagu Indonesia Raya lebih menambah suasana malam ini menjadi begitu meriah dan mewah, layaknya pertandingan Final Liga Champion yang berlangsung beberapa bulan lalu yang mempertemukan Real Madrid vs AS Roma. Tak usahlah saya membandingkan dengan pembukaan Asian Games Jakarta-Palembang beberapa saat lalu, pasti dibilang bermuatan politik karena mendukung salah satu pasangan calon presiden. Setela peluit babak pertama dibunyikan, pertandingan dimulai dengan tempo yang biasa saja. Pada awal pertandingan inipun ari dan rial cukup bersusah payah menaklukan tim lawan bahkan sempat kebobolan 1 gol lebih dulu sebelum disamakan oleh ari pada pertengahan babak pertama. Dan lagi-lagi seisi stadion bergemuruh ketika ari berhasil mencetak gol pertamanya di pertandingan final ini. Penonton mendadak berubah menjadi supporter dan mendukung ari juga tri, bahkan ketika mereka dilanggar oleh pemain lokal malah si pemain lokal yang disalahkan. Itulah sepak bola yang dapat menghilangkan sekat suku dan juga etnis. Pemain bagus yang kemudian akan mendapat dukungan meskipun menjadi lawan tim sekampung yang kualitasnya dibawah. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan tim Smandara 2010 dengan skor 6-1 dan gelontoran beberapa gol dari Ariansyah juga beberapa gol dari pemain lokal (Amar) yang juga kapten tim. Setelah penyerahan piala mereka berdua (Ari dan Tri) diganjar dengan Pemain terbaik dan juga Top Skor dan berhak mendapatkan hadiah.

Kehadiran mereka pada kompteisi futsal kali ini adalah berkah bagi pemain-pemain futsal kota raha untuk menyaksikan langsung bagaimana pemain dengan kualitas nasional bermain. Selain itu juga menambah pengalaman pemain-pemain muda daerah dan juga referensi mereka tentang permainan futsal. Melihat Ari dan Tri adalah  melihat contoh bagaimana pemain futsal seharusnya bermain, bagaimana mereka bergerak, bagaimana mereka mengoper dan mencetak bola. Diluar itu yang juga perlu diperhatikan adalah mental dan ketenangan yang mereka perlihatkan selama pertandingan, serta sikap yang mereka tunjukan yang selalu bersahabat tiapkali mereka dilanggar. Ini patut ditiru pemain muda daerah, jangan mengedepankan fisik dan emosi saat ketinggalan ataupun kontak fisik, kami penonton sudah sangat muak melihat pemain dengan skil n teknik rendahan tapi selalu emosi dan berlagak seperti pemain bintang. Untuk sesaat, contohlah Ariansyah juga Rial_Tri, mereka pemain futsal dengan pengalaman dan kepribadian baik dalam pertandingan, karenanya mereka dapat sampai pada level seperti yang sekarang ini, seringkali dikontrak untuk mengikuti pertandingan-pertandingan didaerah lain dan tak jarang mendapat Best Player juga Top Score pertandingan. Jadi jangan takut jadi pemain futsal, bercita-citalah jadi pemain dengan kemampuan nasional supaya ketika gagal kamu masih mampu menjadi bintang dilevel provinsi maupun kabupaten, dan itu Tetap Keren. Jangan jadi pemain yang cepat puas dan merasa diri bintang didaerah padahal belum pernah sekalipun mengikuti pertandingan diluar daerah.

Related Posts:

0 comments: